Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen akan terus bertahan

Menentukan Nilai-nilai dalam Cerpen "Sandal Jepit Merah" Karya S.Rais--

Selain dapat dijadikan sebagai salah satu media hiburan, kegiatan membaca cerpen pun dapat memberikan pelajaran berharga bagi kita. Hal tersebut dapat kita petik melalui nilai-nilai yang disampaikan oleh pengarang. Dalam sebuah karya sastra, pengarang seringkali mengekspresikan berbagai fenomena kehidupan. Melalui karya sastra, pengarang dapat mengemukakan pandangan-pandangannya tentang suatu hal dan menyampaikan berbagai nilai kehidupan, seperti nilai moral, nilai budaya, dan nilai sosial.

Berikut nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen "Sandal Jepit Merah" Karya S.Rais:

1. Nilai Moral Dalam cerpen tersebut dikisahkan tentang seorang perempuan tua yang memiliki masa lalu yang sangat menyedihkan. Awalnya, perempuan itu hidup bahagia. Akan tetapi, setelah kematian anak semata wayangnya, hidupnya berubah menjadi sebuah kesedihan yang berkepanjangan. Akan tetapi, perempuan itu tidak pernah putus asa. Dia terus berjuang untuk mempertahankan hidupnya. Bahkan, perempuan tersebut tetap tegar dengan pendiriannya saat dirinya hampir terjerumus ke dalam lembah hitam. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.

"Berkali-kali majikannya, seorang bandar narkoba, menawarinya untuk bekerja sebagai pengedar barang haram tersebut sekaligus sebagai wanita tuna susila. Tetapi, ia bersikeras walau sebagai pembantu gajinya sangat kecil. Ia tidak tertarik sedikit pun pada penghasilan yang lumayan besar seperti yang didapat oleh perempuan-perempuan cantik yang sering berkumpul di rumah majikannya itu.
Lama-lama ia tidak tahan juga, apalagi setelah sang majikan memaksanya untuk mengikuti keinginannya, yaitu menjadikannya seorang wanita tunasusila. Ia bertahan pada pendiriannya dan pergi meninggalkan istana penuh dosa itu."

Dari kutipan tersebut, ada sebuah nilai moral yang hendak disampaikan oleh pengarang. Pengarang hendak mengemukakan bahwa meskipun kita didera kesulitan hidup, kita tidak boleh terjebak oleh nafsu dunia. Kita harus berpegang teguh pada pendirian kita dan pada ajaran agama. 2. Nilai Budaya Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang bertolak dari perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Nilai budaya tersebut dapat mencakup berbagai masalah, di antaranya kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan bersikap. Dalam cerpen "Sandal Jepit Merah" tersebut, masyarakat yang digambarkan adalah sekelompok orang yang tinggal di kawasan pinggiran kota. Mereka tergolong ke dalam strata sosial menengah ke bawah. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini.

"Dengan berbekal keterampilan di bidang bangunan, Mamat mampu membiayai hidupnya dan menyewa sepetak kamar di pinggiran kota. Kebahagiaannya makin lengkap setelah dari rahimnya lahir seorang anak sehat walaupun saat itu usianya baru enam belas."

3. Nilai Sosial Dalam cerpen tersebut terdapat beberapa nilai sosial yang dikemukakan oleh pengarang. Di antaranya adalah mengenai sulitnya menjalani kehidupan sebagai seseorang yang miskin. Hal tersebut dapat diamati dalam kutipan berikut.

"Baginya tak ada jalan lain. Hidup tanpa ijazah pendidikan formal bagai mendaki gunung tanpa kaki."

Dalam cerpen ini, juga ditampilkan gambaran sosial kehidupan perkotaan yang suram. Dalam cerpen tersebut diceritakan mengenai kehidupan tokoh utama yang menyambung hidup di tengah-tengah kezaliman. Ia terpaksa menjadi seorang pembantu rumah tangga di sebuah tempat jual beli narkoba dan tempat lokalisasi wanita tunasusila. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.

"Bertahun-tahun, ia hidup dalam dunia hitam yang dikutukinya dalam hati. Baginya tak ada jalan lain. Hidup tanpa ijazah pendidikan formal bagai mendaki gunung tanpa kaki. Mungkin keajaiban Tuhan pulalah yang telah menghantarkannya pada pekerjaannya saat ini. Berkali-kali majikannya, seorang bandar narkoba, menawarinya untuk bekerja sebagai pengedar barang haram tersebut sekaligus sebagai wanita tunasusila."

Pertanyaan

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 4-6.

    Aku sama sekali tak tahu bagaimana awal kesengsaraan yang kini membelenggunya, membuat dia tidak berada dalam tubuhnya sendiri, sebagaimana dia yang kukenal sejak lebih setengah abad lalu. Dia seorang wartawan olahraga koran sore yang terpandang. Yang katanya sering mengintipku dari gerbang Tjandra Naja, dekat Jakarta kota, saat aku pulang sekolah naik sepeda. Laki-Laki peranakan yang hatinya sungguh Lapang. Dan aku merasa tersanjung, juga bingung, ketika dalam surat pertama yang dia selipkan ke dalam tasku, memujiku.

    Sekarang, di tempat tidur ini, dari seorang manusia, kini dia tinggal menjalani sisa hidup hanya sebagai seonggok daging tak berjiwa. Hampa. Aku tak tahu apa yang menjadi pencetus penyakitnya ini. Yang membuat matanya terkadang garang. Teramat garang. Memerah. Seperti hendak pecah. Kalau sudah begini, dia menghindar dari tatapanku bagaimanapun manisnya aku tersenyum, dan melemparkan pandang ke luar jendela. Yang tetap bertahan adalah pernyataan kasih sayangnya sejak dulu. 

Cerpen "Tanah Air" karya Martin Aleida

Nilai moral yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah ... 

  1. Menjalin hubungan baik dengan orang lain tidak hanya didasari asas timbal balik ataupun keuntungan, tetapi juga keterikatan batin. 

  2. Kita akan sulit untuk mengabaikan orang yang sudah lama dikenal dan dekat dengan kita, terlebih melihatnya dalam keadaan yang sulit. 

  3. Mengasihani orang lain justru akan membuatnya merasa tidak nyaman dan semakin menderita karena dianggap menyusahkan. 

  4. Teman yang baik akan selalu ada untuk mendampingi dan melayani temannya yang sedang dalam kesusahan. 

  5. Kesulitan yang dialami teman dapat kita ringankan dengan memberikan bantuan, baik moral maupun materiel. 

13.11.17

INIRUMAHPINTAR -  Jelaskan dan sebutkan 6 nilai-nilai kehidupan dalam cerpen? Sebagai karya fiksi, isi dari sebuah cerpen memang bukan suatu laporan kejadian nyata. Namun, tema cerita cerpen sebenarnya benar-benar ada di sekitar kita. Misalnya, cerita tentang persahabatan, kritik sosial, percintaan, atau kej4h4tan. Di dalam cerpen, selalu ada sesuatu yang dapat kita petik dan kita teladani. Hal itulah yang disebut nilai yang kita dapatkan setelah membaca karya sastra. Nilai-nilai sebuah cerpen sesungguhnya merupakan bentuk realisasi dari fungsi cerpen sebagai media pendidikan bagi pembaca. Jadi, selain untuk tujuan hiburan, cerpen juga bertujuan untuk mengajari pembaca akan nilai-nilai kehidupan. Agar nilai-nilai kehidupan dalam diri pengarang dapat sampai ke hati masyarakat luas, maka pengarang menciptakan cerpen. Dengan kata lain, cerpen adalah wadah pengarang untuk menyampaikan isi hati dan nilai-nilai kebaikan yang dimilikinya kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, untuk memahami nilai-nilai kehidupan tersebut, pembaca perlu membaca, mengetahui dan mendalami isi cerita dalam cerpen secara keseluruhan. Nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam sebuah cerpen dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis:

6 Nilai-Nilai Kehidupan dalam CERPEN dan Contohnya

yaitu nilai-nilai yang didasarkan atas hukum-hukum dalam ajaran agama dan kitab suci. Dalam hal ini, ukuran benar/salah atau halal/haram disandarkan pada aturan atau kaidah agama. Misalnya, wanita wajib berjilbab, tidak boleh pacaran sebelum menikah, dsb. Yaitu nilai-nilai didasarkan pada pendidikan moral atau budi pekerti masyarakat. Sebuah cerpen yang baik akan mengandung nilai-nilai moral yang bermanfaat untuk kehidupan pembacanya. Misalnya, mencium tangan ketika berjabat tangan dengan orang yang lebih tua, dsb. Yaitu nilai-nilai yang didasarkan pada adat istiadat yang dianut pada masyarakat sosial setempat, yakni tentang ukuran baik/buruk atau pantas/tidak pantasnya sesuatu dilakukan. Misalnya, tidak lazimnya wanita keluar malam, atau berdua-duaan dengan lawan jenis bukan mahram. Yaitu berkaitan dengan permasalahan politik atau pemerintahan. Nilai-nilai politik umumnya muncul sebagai kritik membangun atau koreksi terhadap jalannya pemerintahan dan upaya penyampaian aspirasi rakyat. Misalnya, unjuk rasa atau aksi damai, dialog, dan berembuk dengan pemerintah. Yaitu berkaitan dengan kebiasaan masyarakat dalam suatu lingkungan yang telah mengakar dan turun-temurun. Misalnya gotong royong, ronda, musyawarah, pesta panen, dsb. Yaitu berkaitan dengan ukuran keindahan tentang sesuatu dalam cerpen. Jadi, setiap unsur dinilai dari indah atau tidaknya. Misalnya, penggunaan diksi [pilihan kata] dalam menggambarkan objek tertentu. Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen dikemukakan oleh pengarang dengan beragam cara, misalnya melalui deskripsi langsung, melalui sikap tokoh, atau melalui dialog tokoh. Secara umum, nilai-nilai kehidupan dapat pula disampaikan secara tersurat dan tersirat. Yang dimaksud dengan tersura yaitu pengarang menyampaikan secara langsung nilai-nilai tersebut dalam dialog atau deskripsi narasi. Yang dimaksud dengan tersirat yaitu pengarang menyamapaikan nilai-nilai tersebut secara tidak langsung melalui karakteristik tokoh, atau pesan tak tersurat lainnya.

#Dalam cerpen "Pengemis Misterius", nilai-nilai atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang yaitu tentang perlunya sikap tolong-menolong antar sesama manusia. Dalam cerpen tersebut, dikisahkan tentang seorang tukang sol sepatu yang baik hati dan ringan tangan membantu seorang pengemis tua yang cacat. Selain itu, terselip pesan bahwa orang muda dan kuat tidak seharusnya menjadi pengemis, lebih baik mencari pekerjaan dan berusaha memperbaiki hidup dengan berdagang atau berniaga. 

#Nilai yang terkandung dalam cerpen "Peri Biru Bagi Ila", yaitu:

  1. Tidak boleh berprasangka buruk kepada orang lain sebelum mengenal orang lain dengan baik.
  2. Bersikap ramah dan selalu menyenangkan orang lain akan kembali kepada kebaikan pada diri sendiri.
  3. Perlunya keberanian untuk minta maaf jika benar-benar melakukan kesalahan. 

***

Demikianlah pembahasan lengkap tentang 6 Nilai-Nilai Kehidupan dalam CERPEN dan Contohnya. Semoga bermanfaat!

Related Posts :

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề