Orang-orang yang pertama masuk islam disebut

Orang-orang yang pertama kali masuk islam disebut Assabiqunal Awwalun, di antara mereka adalah?

  1. Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin Khattab
  2. Abu Bakar Shiddiq dan Usman bin Affan
  3. Siti Khadijah dan Abu Bakar Shiddiq
  4. Siti Khadijah dan Umar bin Khattab
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: C. Siti Khadijah dan Abu Bakar Shiddiq

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, orang-orang yang pertama kali masuk islam disebut assabiqunal awwalun, di antara mereka adalah siti khadijah dan abu bakar shiddiq.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Allah SWT mengisahkan tentang peristiwa hancurnya pasukan bergajah Raja Abrahah dalam Al Qur’an surat? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

KOMPAS.com -Assabiqunal Awwalun adalah golongan orang yang pertama kali memeluk agama Islam atau bisa disebut pemeluk Islam pertama.

Golongan ini masuk Islam pada awal kenabian Nabi Muhammad, atau pada awal abad ke-7.

Assabiqunal Awwalun umumnya berasal dari kalangan kerabat dan sahabat Nabi Muhammad.

Lantas, ada berapa Assabiqunal Awwalun dan siapa saja mereka?

Baca juga: Kisah Nabi Muhammad Sebelum Diangkat Menjadi Rasul

Awal kerasulan Nabi Muhammad

Nabi Muhammad adalah nabi terakhir atau Penutup Para Nabi, yang lahir di lingkungan yang dipenuhi dengan kekerasan serta orang-orang yang menyembah berhala.

Sebelum menjadi rasul, Nabi Muhammad kerap menyendiri ke Gua Hira [sekarang disebut Jabal An Nur] untuk berdoa kepada Tuhan agar menghilangkan kekafiran di dunia.

Suatu malam, saat Nabi Muhammad sedang berdoa di Gua Hira, malaikat Jibril mendatanginya dan menyampaikan wahyu.

Wahyu pertama yang diterima Nabi adalah lima ayat pertama surat Al-Alaq. Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul pada usia 40 tahun, tepatnya pada 6 Agustus 611

Pada tiga tahun pertama, Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam secara rahasia, hanya kepada orang-orang terdekatnya.

Golongan pertama yang meyakini ajaran Nabi Muhammad adalah anggota keluarga, meski tidak semua.

Sahabat nabi yang pertama kali masuk Islam sering kita dengar dengan sebutan Assabiqunal Awwalun.

Sahabat nabi sendiri merupakan orang-orang yang mempunyai kedekatan dengan Rasulullah. Baik mereka yang memang berkerabat ataupun hanya sekadar sahabat.

Diantara banyak orang yang berada di sekeliling Nabi SAW, nyatanya terdapat beberapa sahabat yang awal masuk Islam.

Mereka juga disebut sebagai kalangan Assabiqunal Awwalun karena masuk Islam pertama kali dan dahului orang-orang yang lain.

Lebih tepatnya mereka masuk Islam setelah mengenal nabi dan di masa penyebaran agama Islam pertama di Mekah.

Ketika itu, sahabat nabi jumlahnya tidak banyak bahkan rata-rata berasal dari kalangan miskin serta lemah.

Kendati demikian, bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk mengikuti ajaran dari Nabi Muhammad. Karena seperti yang sudah kita ketahui bahwasanya masuk Islam itu tidak ada syarat tertentu.

baca juga: Sahabat Nabi Mush’ab bin Umair Tinggalkan Kemewahan untuk Islam

Inilah Sahabat Nabi yang Pertama Masuk Islam

Sebagian dari kita ternyata masih banyak yang belum mengetahui kalangan sahabat siapa saja yang masuk Islam pertama kali.

Padahal hal tersebut seharusnya menjadi pengetahuan umum bagi kita. Walaupun begitu, tidak masalah selagi Anda mempunyai niat untuk menuntut ilmu dan mengetahui lebih dalam tentang betapa sempurnanya agama Islam.

Nah, bagi Anda yang belum mengetahui siapa saja sahabat nabi yang pertama masuk Islam, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

baca juga: Sahabat Nabi yang Paling Kaya, Teladan untuk Bisnis Berbayar Surga

Abu Bakar Ash-Shiddiq

Untuk sahabat nabi yang pertama ada Abu Bakar As Siddiq. Selain merupakan sahabat, ia adalah khalifah pertama yang masuk Islam.

Tak hanya itu, Abu Bakar juga merupakan mertua dari Nabi Muhammad SAW. Penyebab adanya gelar As Siddiq adalah Abu Bakar sudah membenarkan kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad.

Mengapa demikian? Karena pada saat Isra Mi’raj Nabi Muhammad, Abu Bakar menemani. Sebagai sosok yang pertama kali masuk Islam, Abu Bakar juga mempunyai peranan yang besar dalam menyebarkan Islam.

Bahkan mengislamkan banyak orang. Hingga akhirnya, Abu Bakar menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam.

baca juga: Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga, Teladan Dalam Kehidupan Kita

Ali Bin Abi Thalib

Jika kita lihat secara silsilah, Ali merupakan sepupu dari Rasulullah SAW. Pernikahan Ali dengan Fatimah putri Nabi Muhammad juga menjadikan Ali sebagai menantu Rasulullah SAW.

Sejak kecil sampai dengan dewasa, Ali juga sudah diasuh oleh Muhammad dan istrinya, yakni Khadijah.

Ali dididik langsung oleh Nabi Muhammad sehingga dia mengenal Islam dan membuat Ali tumbuh menjadi seorang pemuda berani juga cerdas.

Walaupun usianya masih muda, dan jika kita bandingkan dengan sahabat nabi lainnya, keterlibatan Ali pada masa kenabian itu lebih banyak.

Sa’ad Bin Abi Waqqash

Kemudian sahabat nabi yang pertama masuk Islam ada Saad bin Abi Waqqash. Pertama kali masuk Islam, Saad bin Abi Waqqash masih berusia 20 tahun.

Hal inilah yang menyebabkan ia termasuk dalam golongan orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan sahabat nabi.

Ketertarikan Saad dengan agama Islam menyebabkan ia menjadi seorang muslim. Sahabat ini masuk Islam karena ajakan dari Abu Bakar As Siddiq yang terkenal sebagai sosok ramah juga sabar.

Sebelumnya keislaman sahabat nabi ini juga ditentang oleh keluarganya. Karena kekuatan dan keteguhan iman, Saad mengakui cinta kepada Allah dan Rasulullah SAW.

Zaid Bin Haritsah

Selain Ali bin Abi Tholib, Zaid bin Haritsah juga termasuk kalangan sahabat nabi yang masuk Islam pertama kali. Bahkan Zaid sendiri berasal dari hamba sahaya.

Setelah ia bebas, kemudian Rasul angkat menjadi anak. Semasa perjuangan Nabi Muhammad SAW, Zaid adalah sosok yang sangat setia.

Selain setia kepada Nabi SAW, ia juga sangat baik ketika berada di Mekkah maupun setelah hijrah ke Kota Madinah.

Ia juga selalu ikut dalam pertempuran. Hingga pada akhir hayatnya, Zaid tetap menjadi panglima perang dalam pertempuran mu’tah.

Utsman Bin Affan

Tidak hanya itu sahabat nabi yang pertama kali masuk Islam. Siapa yang tidak kenal dengan Utsman bin Affan? Tepat sekali, ia adalah khalifah yang ketiga.

Mendapatkan gelar dzun nurain karena sudah menikahi dua putri Rasulullah SAW. Terkenal sebagai sosok yang kaya raya, tetapi tidak sombong dan gemar bersedekah.

Perlu Anda ketahui, khalifah ketiga ini masuk Islam pada masa pertama kali Islam masuk di Kota Mekah. Masuknya Utsman tersebut menyebabkan suku Bani Umayyah sangat marah.

Sebab suku tersebut menentang ajaran yang Nabi Muhammad SAW sebarkan. Utsman juga termasuk salah satu sahabat nabi yang pertama masuk Islam dengan karakter kepemimpinan baik. [Muhafid/R6/HR-Online]

This post was last modified on Januari 6, 2022 5:02 AM

Pemeluk Islam pertama [bahasa Arab: السَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ, translit. al-sabiqun al-awwalun‎] adalah orang-orang terdahulu yang pertama kali masuk/memeluk Islam. Mereka dari golongan kaum Muhajirin dan Anshar,[1] mereka semua sewaktu masuk Islam berada di kota Mekkah, sekitar tahun 610 Masehi pada abad ke-7.[2] Pada masa penyebaran Islam awal, para sahabat nabi di mana jumlahnya sangat sedikit dan golongan as-sabiqun al-awwalun yang rata-ratanya adalah orang miskin dan lemah.

Akar kalimat as-sabiqun dalam bahasa Arab berakar dari huruf S-B-Q [س-ب-ق Sin-Ba-Qaf], sabaqa [سبق] sebuah kata kerja yang artinya "mendahulukan", "pergi sebelum", "lebih dahulu", "melampaui", juga berarti "sudah" atau "sebelum"; "aksi pendahulu", "bergerak sebelumnya" dan sebagainya, contoh:

...dan [malaikat-malaikat] yang mendahului dengan kencang...[An-Nazi'at, 79:4]

yang artinya melewati atau melampaui. Sabaqa: berpacu [kata kerja]. Sabiq: bertindak.[3]

Kemudian kalimat al-awwalun terdiri dari huruf A-W-L [ء-و-ل Hamzah-Wau-Lam], awwal [أول] sebuah kata yang artinya "pertama" atau "awal", kemudian kata ini diserap kedalam bahasa Indonesia, yang memiliki makna yang sama pula.

Nabi Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan, pertempuran dan penyembahan berhala. Ia sering menyendiri ke Gua Hira', sebuah gua bukit dekat Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur karena bertentangan sikap dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut. Di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.

Pada suatu malam, ketika Nabi Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira', Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, "Saya tidak bisa membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Nabi Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan [menulis, membaca]. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [Al-Alaq 96: 1-5]

Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun. Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama al-mushaf yang juga dinamakan al-Quran [bacaan].

Pendakwahan

Sirriyyah [rahasia]

Selama tiga tahun pertama, Nabi Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya, pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu ishaq dan Al-Waqidi. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya, tetapi tidak semua orang terdekatnya mau menerima dakwah ini. Sebagai contoh Abu Thalib yang tidak meyakini ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Begitu pula dengan salah satu pamannya yang bernama Abu Lahab, bahkan menjadi penentang keras dakwah Muhammad.

Nabi Muhammad menjadi nabi dan berdakwah pada kisaran tahun 610 - 614 Masehi. Setelah adanya wahyu, surat Al-Muddatstsir: 1-7, yang artinya:

Hai orang yang berkemul [berselimut], bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa [menyembah berhala] tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi [dengan maksud] memperoleh [balasan] yang lebih banyak, dan untuk [memenuhi perintah] Rabbmu, bersabarlah. [Al-Mudatsir 74: 1-7]

Dengan turunnya surat Al-Muddatsir ini, mulailah Rasulullah berdakwah. Mula-mula ia melakukannya secara sembunyi-sembunyi di lingkungan keluarga, sahabat, pengasuh dan budaknya. Orang pertama yang menyambut dakwahnya adalah Khadijah, istrinya. Dialah yang pertama kali masuk Islam. Menyusul setelah itu adalah Ali bin Abi Thalib, saudara sepupunya yang kala itu baru berumur 10 tahun, sehingga Ali menjadi lelaki pertama yang masuk Islam.

Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak. Baru kemudian diikuti oleh Zaid bin Haritsah, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya, dan Ummu Aiman, pengasuh Nabi Muhammad sejak ibunya masih hidup. Setelah mereka, lalu masuk yang lainnya. Abu Bakar sendiri kemudian berhasil mengislamkan beberapa orang teman dekatnya, seperti, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, dan Thalhah bin Ubaidillah. Dari dakwah yang masih rahasia ini, belasan orang telah masuk Islam. Sedangkan menurut sejarah Islam, putri Abu Bakar yaitu Aisyah adalah orang ke 21 atau 22 yang masuk Islam.[4]

Terbuka

Dakwah secara sirriyyah ini dilakukan selama kurang lebih 3 tahun dan setelah orang Islam berjumlah 40 orang,[5] maka turunlah ayat

...dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat [Asy-Syu’ara, 26:214]
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan [kepadamu] dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu daripada [kejahatan] orang-orang yang memperolok-olokkan [kamu]. [Al-Hijr ayat 15:94-95]

Nabi Muhammad mulai terbuka menjalankan dakwah secara terang-terangan. Mula-mula ia mengundang kerabat karibnya bangsa Quraisy dalam sebuah jamuan. Pada kesempatan itu ia menyampaikan ajarannya.

Namun ternyata hanya sedikit yang menerimanya. Sebagian menolak dengan halus, sebagian menolak dengan kasar, salah satunya adalah Abu Lahab dan istrinya Ummu Jamil. Mereka sangat membenci ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad.

Sebelum kelahiran Nabi Muhammad, orang-orang Arab Quraisy adalah para penyembah berhala. Mereka suka membunuh anak laki-Iaki dan menanam hidup-hidup anak perempuan. Mereka mudah membunuh sebagian yang lain hanya karena hal-hal yang sepele. Oleh karena itu ketika Muhammad mengajak mereka untuk menyembah Allah yang Esa, meninggalkan kepercayaan mereka, mereka marah besar. Mereka yang semula cinta kepadanya berubah menjadi kebencian dan kemarahan. Sedangkan mereka yang semula membenarkan Muhammad, telah berubah menjadi orang-orang yang mendustakannya.

Madrasah Pertama

Nabi Muhammad mulai merasa perlu mencari sebuah tempat bagi para pemeluk Islam dapat berkumpul bersama. Di tempat itu akan diajarkan kepada mereka tentang prinsip-prinsip Islam, membacakan ayat-ayat Al-Qur'an, menerangkan makna dan kandungannya, menjelaskan hukum-hukumnya dan mengajak mereka untuk melaksanakan dan mempraktikkannya. Pada akhirnya Muhammad memilih sebuah rumah di bukit Shafa milik Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Semua kegiatan itu dilakukan secara rahasia tanpa sepengetahuan siapa pun dari kalangan orang-orang kafir.

Rumah Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam ini merupakan Madrasah pertama sepanjang sejarah Islam,[6] tempat ilmu pengetahuan dan amal saleh diajarkan secara terpadu oleh sang guru pertama, yaitu Nabi Muhammad. Ia sendiri yang mengajar dan mengawasi proses pendidikan disana.

Daftar as-sabiqun al-awwalun

Ibnu Hisyam pernah menulis 40 nama as-sabiqun al-awwalun. Ia menulis Khadijah dalam nomor urut pertama, Asma' di nomor urut 18, dan Aisyah di nomor urut 19. Umar bin Khattab berada jauh di bawah Aisyah.[7]

Yang termasuk as-sabiqun al-awwalun adalah sebagai berikut:

  • Khadijah binti Khuwailid
  • Zaid bin Haritsah
  • Ali bin Abi Thalib
  • Abu Bakar Al-Shiddiq
  • Bilal bin Rabah
  • Ummu Aiman
  • Hamzah bin Abdul Muthalib
  • Abbas bin Abdul Muthalib
  • Abdullah bin Abdul-Asad
  • Ubay bin Ka'ab
  • Abdullah bin Rawahah
  • Abdullah bin Mas'ud
  • Mus'ab bin Umair
  • Mua'dz bin Jabal
  • Aisyah
  • Umar bin Khattab
  • Utsman bin Affan
  • Arwa' binti Kuraiz
  • Zubair bin Awwam bin Khuwailid
  • Abdurrahman bin Auf
  • Sa'ad bin Abi Waqqas
  • Thalhah bin Ubaidillah
  • Abdullah bin Zubair
  • Miqdad bin Aswad
  • Utsman bin Mazh'un
  • Sa'id bin Zaid
  • Abu Ubaidah bin al-Jarrah
  • Waraqah bin Naufal
  • Abu Dzar Al-Ghiffari
  • Umar bin Anbasah
  • Sa’id bin Al-Ash
  • Abu Salamah bin Abdul Asad
  • Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam
  • Yasir bin Amir
  • Ammar bin Yasir
  • Sumayyah binti Khayyat
  • Amir bin Fuhairah
  • Ja'far bin Abi Thalib
  • Khabbab bin 'Art
  • Ubaidah bin Harits
  • Ummu al-Fadl Lubaba
  • Shafiyyah binti Abdul Muthalib
  • Asma' binti Abu Bakar
  • Fatimah bin Khattab
  • Suhayb Ar-Rummi
  • Qudamah bin Mazh'un

Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Al-Shiddiq, Ummu Aiman, dan Bilal bin Rabah, merekalah orang yang pertama kalinya mengucap kalimat dua syahadat, lalu menyebar ke yang lainnya. Kesemuanya berasal dari kabilah Quraisy, kecuali Bilal bin Rabah.

Daftar di atas tersebut, tidaklah sesuai dengan kronologis urutan sejarah aslinya, dikarenakan penyebaran Islam ini awalnya secara rahasia, maka terlalu sulit untuk mencari siapa saja yang terlebih dahulu memeluk Islam, setelah lima besar pemeluk Islam.

Profesi

Pada awalnya golongan ini hanya terdiri dari kaum miskin dan lemah, kemudian setelah menempuh waktu semakin bertambah dan masuk beberapa orang dari lapisan golongan masyarakat, yang terdiri dari pemuka adat, pemimpin suku, panglima perang, ibu rumah tangga, anak-anak, majikan, saudagar, pengusaha, pedagang, petani, peternak binatang, pelayan rumah tangga, orang merdeka, budak.

Para budak banyak yang tertarik dengan prinsip yang diajarkan oleh Islam, yaitu tentang kesetaraan manusia di hadapan Allah, Rasulullah mempersaudarakan sebagian muslim dari golongan aristokrat Quraisy dengan sekelompok muslim lain yang dari golongan budak. Tidak ada perbedaan antara yang kaya dan miskin, kuat maupun lemah, merdeka maupun budak, Arab maupun non-Arab, semua setara. Menurut kacamata Islam, Allah tidak pernah melihat umat-Nya berdasarkan profesi/ pangkat dan jabatan seseorang, yang Allah nilai hanya iman dan taqwa hamba-Nya.

Tugas

As-Sabiqun al-Awwalun yang Salaf, memiliki beberapa tugas penting yang harus diemban mereka. Tugas itu meliputi:

  • Bertauhid [mengesakan Allah],
  • Beriman kepada para malaikat, rasul, kitab-kitab Allah, takdir
  • Menegakkan salat,
  • Menunaikan zakat,
  • Melakukan keadilan,
  • Melakukan amal kebaikan,
  • Meninggalkan kekejian,
  • Meninggalkan kemungkaran,
  • Meninggalkan kezaliman,
  • meninggalkan penyembahan berhala,
  • Berhala harus dihancurkan,
  • Melarang kemusyrikan,
  • Darah tidak ditumpahkan,
  • Tidak ada jiwa yang harus dibunuh kecuali karena kebenaran,
  • Jalan-jalan tetap aman,
  • Tali silaturahmi terus dijalin,
  • Menjunjung tinggi kesetaraan/ kemerdekaan manusia,
  • Mencegah keburukan,
  • Mempertahanan bela agama,
  • Menyebarkan secara diam-diam agama yang dibawa oleh Muhammad.

Menurut kepercayaan Islam, As-Sabiqun al-Awwalun akan mempunyai tempat tinggal yang mulia, Surga Jannatun Na'im.

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama [masuk Islam] di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar [At-Taubah ayat 9:100]

Diperkuat oleh dalam hadits mutawatir yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang tiga masa yang mendapatkan kemulian dan keutamaan muslim dan lain-lainnya, dimana Nabi Muhammad bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya.”[8]

Menurut beberapa hadits yang shahih, agama Islam dikatakan pertama kali muncul dalam keadaan terasing, kemudian akan kembali menjadi asing sebagaimana semula ajaran Islam itu datang. Sementara itu orang di sekelilingnya telah menjadi rusak secara aqidah dan mereka akan memusuhi ajaran Islam itu sendiri.[9][10][11]

  • Ahlul Bait
  • Sahabat Nabi
  • Tabi'in
  • Khalifah
  • Khulafaur Rasyidin
  • Salaf
  • Sunni

  1. ^ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama [masuk Islam] dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. [At-Taubah 9:100]
  2. ^ Nabi Muhammad ﷺ berdakwah yaitu pada tahun 615 Masehi.
  3. ^ "Arti dari Sabiqun disitus web Sabiqun.net" [PDF]. Diarsipkan dari versi asli [PDF] tanggal 2009-12-22. Diakses tanggal 2008-12-12. 
  4. ^ Aisyah masuk Islam.
  5. ^ Sirah An-Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 1/245-262.
  6. ^ Khadijah Ummul Mu'minin Nazharat Fi isyraqi Fajril Islam, Abdul Mun'im Muhammad, hal. 96 dan 155.
  7. ^ Sirah An-Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 1/245-262.
  8. ^ Hadits sahih Imam Bukhari.
  9. ^ Nabi Muhammad ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing [alghuroba']." [Hadits shahih riwayat Muslim].
  10. ^ "Berbahagialah orang-orang yang asing [alghuroba']. [Mereka adalah] orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka." [Hadits shahih riwayat Ahmad].
  11. ^ "Berbahagialah orang-orang yang asing [alghuroba']. Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan [ishlah] ketika manusia rusak." [Hadits shahih riwayat Abu Amr Ad-Dani dan Al-Ajurry].

  • Sirah An-Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 1/245-262.
  • Ibnu Hisyam, Jilid I m/s 65.
  • As-Seerat un-Nabawiyyah, Jilid I, m/s 452, daftar urut yang sama di tulis Ibnu Ishaq.
  • Khadijah Ummul Mu'minin Nazharat Fi isyraqi Fajril Islam, Al Haiah Al Mishriyah Press, karya Abdul Mun'im Muhammad [1994]
  • Kitab-Al-Raudh Al-Aif, karya Ibnu Suhaili.
  • Muhammad The Final Messenger, karya Dr. Majid Ali Khan
  • Hadits keterasingan Islam di kajian Salafy.
  • Kelebihan Qiyamullail pada masa awal kedatangan Islam Diarsipkan 2011-09-15 di Wayback Machine.
  • [Inggris] Asma' Bint Abi Bakr is one of As-Sabiqun al-Awwalun Diarsipkan 2007-10-31 di Wayback Machine.
  • [Inggris] History of Islam

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemeluk_Islam_pertama&oldid=20843538"

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề