Orang yang suka menghardik anak yatim disebut sebagai

Orang yang suka menghardik anak yatim adalah contoh dari?

  1. a. Pencuri agama
  2. b. Pendusta agama
  3. c. Orang kafir
  4. d. Orang munafik
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: B. b. Pendusta agama

Seperti yang telah di lansir dari Encyclopedia Britannica, orang yang suka menghardik anak yatim adalah contoh dari b. pendusta agama.

Untuk lebih mendalami materi soal, sangat dianjurkan untuk melihat dan memahami soal Surat Al-Fill berarti? yang sudah dilengkapi dengan pembahasan dan jawaban.


Semoga ringkasan latihan soal Orang Yang Suka Menghardik Anak Yatim Adalah Contoh Dari? bantu Anda belajar di rumah.

Trending:   Berikut Yang Bukan Merupakan Candi Bercorak Hindu Adalah?

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Arab viewed by 6605 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Arab viewed by 5589 persons

Asked by wiki @ 08/08/2021 in B. Arab viewed by 4651 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Arab viewed by 4359 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Arab viewed by 4316 persons

Asked by wiki @ 08/12/2021 in B. Arab viewed by 4306 persons

Asked by wiki @ 29/08/2021 in B. Arab viewed by 4100 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Arab viewed by 3760 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in B. Arab viewed by 3502 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in B. Arab viewed by 3231 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in B. Arab viewed by 3000 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Arab viewed by 2795 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in B. Arab viewed by 2729 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in B. Arab viewed by 2706 persons

Asked by wiki @ 14/08/2021 in B. Arab viewed by 2673 persons

Anak yatim memiliki kedudukan yang begitu mulia di hadapan Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW. Bahkan di dalam ayat – ayat Al – Qur’an, keberadaan mereka disebutkan hingga 23 kali. Kesemuanya berkaitan dengan anjuran untuk menyantuni anak yatim. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengasihi, memelihara, hingga memerhatikan seluruh kebutuhan mereka.

Sebaliknya, menghardik yatim merupakan sebuah larangan keras. Allah SWT menggambarkan sosok mereka sebagai golongan pendusta Hari Pembalasan yaitu sekelompok orang yang tak memercayai datangnya saat tersebut. Hal ini juga dipertegas melalui firman Allah SWT dalam Al – Qur’an surat Al – Maa’uun ayat 1 – 7 yang berbunyi:

“Tahukah kamu [orang] yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, [yaitu] orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan [menolong dengan] barang berguna.”

Ya, golongan orang – orang tersebut kelak akan diberikan azab yang luar biasa menyakitkannya. Bukan tanpa alasan, pasalnya mereka bahkan tak memiliki sedikit pun kasih sayang pada anak yatim dan juga orang miskin. Hal tersebut dapat terlihat dari sifat mereka yang keras, bakhil, kasar, dan biasanya sangat membenci keberadaan kesayangan Rasulullah tersebut. Semoga kita terhindar dari sifat buruk ini.

Related Articles

Jakarta -

Membantu sesama manusia atau tolong menolong dalam hal kebaikan dan takwa merupakan perbuatan yang mulia. Termasuk di antaranya membantu anak yatim.

Perintah untuk membantu anak yatim termaktub dalam QS. Al Baqarah ayat 220. Allah SWT berfirman sebagai berikut:

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْيَتَٰمَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَٰنُكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ ٱلْمُفْسِدَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ


Artinya: "Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [QS. Al Baqarah: 220].

Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik rumah di kalangan kaum Muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum Muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan buruk." [HR. Ibnu Majah].

Menyantuni anak yatim memiliki keutamaan besar. Di antaranya memiliki kedudukan yang dekat dengan Rasulullah SAW kelak di surga. Bahkan, dikatakan hanya sedekat jari telunjuk dengan jari tengah.

Imam Bukhari dalam kitab sahihnya meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda:

"Aku dan orang yang menanggung anak yatim [kedudukannya] di surga seperti ini", kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya" [HR. Bukhari]

Lantas, bagaimana dengan orang yang tidak mau membantu anak yatim?

Orang yang menghardik anak yatim termasuk golongan para pendusta agama. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Maun ayat 1-3 sebagai berikut:

أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ [1] فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ [2] وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ [3]

Arab-latin: Ara aital ladzii yukadzdzibu bid diin [1], Fadzaalikal ladzii yadu'ul yatiim [2], Walaa yahudldlu 'alaa tho'aamil miskiin [3]

Artinya: "Tahukah kamu [orang] yang mendustakan agama? [1], Itulah orang yang menghardik anak yatim [2] dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin [3]" [QS. Al Ma'un: 1-3].

Menurut tafsir Kemenag, ayat tersebut menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang mendustakan agama. Dalam ayat pertama, Allah SWT mengajukan pertanyakan kepada Nabi Muhammad SAW, "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama?"

Lalu, Allah SWT menjelaskan jawaban dari pertanyaan-Nya lewat ayat-ayat setelahnya. Adapun sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama adalah menolak dan membentak anak yatim yang datang padanya untuk minta belas kasihan demi mencukupi kebutuhan hidup. Penolakan yang dilakukan pendusta agama tersebut merupakan penghinaan dan takabur terhadap anak yatim.

Sifat selanjutnya adalah tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan orang miskin. Kemenag menafsirkan lebih lanjut, apabila tidak mau mengajak orang memberi makan dan membantu orang miskin, berarti ia tidak melakukannya sama sekali. Berdasarkan penjelasan tersebut, apabila seseorang tidak sanggup membantu orang miskin, maka hendaklah ia menganjurkan orang lain agar melakukannya.

Bahkan, dalam sebuah ayat dikatakan bahwa orang yang memakan harta anak yatim secara zalim termasuk penghuni neraka.

"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala [neraka]." [QS. An-Nisa: 10].

[nwy/nwy]

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề