Pabrik sabut kelapa di Jawa Tengah

idkuu, Pangandaran - Masa sulit pandemi covid-19 saat ini yang dikeluhkan sebagian besar dunia usaha Tanah Air, rupanya tidak berlaku bagi Yohan Wijaya [37], warga Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Lewat Koperasi Produsen Mitra Kelapa [KPMK], Yohan bersama 71 pegawainya, justru tengah kelimpungan melayani pesanan pelanggan. Dia sukses besar mengolah limbah sabut kelapa, yang diubahnya menjadi dua produk unggulan yakni cocofeat, biasa digunakan sebagai media tanam tanaman organik.

BACA JUGA: FOTO: Antisipasi Gelombang Ketiga, PPKM Level 3 Bakal Diberlakukan di Seluruh Indonesia Saat Nataru
BACA JUGA: Lonjakan COVID-19 dan Protes Lockdown Soroti Para Penolak Vaksin di Eropa
BACA JUGA: 21 November 2021: Kasus Aktif Turun 28, Positif COVID-19 Tambah 314 Kasus

Baca Juga

  • Bantu Bangkitkan Perekonomian Saat Covid-19, Kadin dan Asensi Bentuk Gerakan Ini
  • Sri Mulyani Sebut Pandemi Covid-19 jadi Momentum Perbaikan Ekonomi Nasional
  • Warganet Bekasi Buka Warung Makan Gratis di Tengah Pandemi

Serta cocofiber, produk olahan serat tapas kelapa, yang digunakan industri otomotif part seperti bahan bantalan jok mobil, belt lading, peredam, pengganti kom, hingga pembuatan matras, tali, kasur, sofa, di beberapa perusahaan Tiongkok dan Jepang.

"Kecuali Februari hingga Mei saat China lockdown total, sekarang malah kami kelabakan akibat banyaknya permintaan," ujar Yohan, di pabriknya Kampung Sidahurip, Desa Cinta Karya, Kecamatan Parigi, Pangandaran, Rabu [11/11/2020] petang.

Menurutnya, usaha pengolahan limbah sabut kelapa banyak memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama saat pandemiCovid-19 saat ini.

"Kendala utama kami itu adalah cuaca, sebab berhubungan dengan pengeringan," ujar dia.

Selain itu, pengolahan limbah serabut kelapa praktis banyak menggunakan otot, tanpa melibatkan bahan kimia, serta alih teknologi canggih lainnya. "Asal alatnya mendukung dalam pemisahan sabut dan serbuk, di mana pun bisa dijalankan," kata dia.

Tak mengherankan, sejak pertama kali buka pada 2016 lalu, dalam waktu 3-4 tahun, koperasi ini berhasil menembus pasar ekspor hingga Tiongkok dan Jepang, dengan permintaan yang terus meningkat.

"Alhamdulillah dengan adanya bantuan BI [Bank Indonesia] kami bisa merambah ke pasar negara lain, seperti Korea Selatan, Belgia, Jerman, ada juga dari Israel untuk media tanam," kata dia merinci.

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề