Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Periode praaksara merupakan periode sejarah dimana peradaban manusia saat itu tidak mengenal bahasa tertulis. Kehidupan pada zaman praaksara memiliki periode yang cukup panjang yang dibagi menjadi beberapa periode berdasarkan jenis peninggalannya. Menurut geologi atau  ilmu yang meninjau tentang bebatuan, periode praaksara dibagi menjadi 4. Apa sajakah itu? Simak sampai selesai ya :

1. Zaman Arkeozoikum

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

gambar: https://sumbersejarah1.blogspot.com/

Arkeozoikum/Arkaekum/Arkean merupakan masa awal pembentukan bumi, sekitar 2.500 juta tahun yang lalu. Permukaan bumi masih jauh dari stabil sehingga tidak ada kehidupan pada masa ini. Udara di bumi sangat panas sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan yang kompleks.

Bumi sendiri yang pada saat itu dalam kondisi muda, dengan gas yang mencekik serta sinar yang menyengat, badai yang mengamuk, gunung berapi serta gempa yang dibahas dalam buku Sejarah Singkat Dunia: Kehidupan di Bumi.

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Organisme pertama yang ditemukan yaitu berasal dari spesies Cyanobacteria/Sianobakteri. Bakteri jenis ini menggunakan metana, amonia, dan sulfat untuk berfotosintesis menghasilkan oksigen. Penumpukan oksigen oleh bakteri ini memakan waktu yang sangat lama sebelum nantinya diperlukan untuk keberlangsungan hidup organisme selanjutnya.

Zaman Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu) dan Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu) dikenal dengan sebutan zaman prakambrium.

Masa Prakambrium lebih tua dari masa Kambrium dimana lapisan-lapisannya terdapat di bawah lapisan yang mengandung fosil. Penampakan batuan prakambrium sangat jarang dijumpai di permukaan bumi, hanya di beberapa daerah dan terbatas pada tempat tertentu.

Diperkirakan batuan Prakambrium muncul di permukaan bumi karena adanya batuan itu semenjak kejadian tidak pernah tertutupnya oleh sedimen muda yang ada dan sudah habis terkikis oleh erosi. Umumnya daerah itu adalah bagian pusat benua.

Karena bentuknya agak melingkar dan permukaannya sedikit cembung maka inti Prakambrium disebut perisai benua. Pada bagian pusat yang memiliki bentuk perisai, lapisan Prakambrium tertutup oleh lapisan yang lebih muda, semakin jauh dari bagian pusat maka semakin tebal.

Lapisan prakambrium terdiri atas batuan-batuan berhablur baik yang berasal dari pembekuan magma cair maupun dari peleburan dan penghabluran kembali sedimen-sedimen dan batu lainnya yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dan fisis pada sedimen dan batuan beku.

Sering kali batuan Prakambrium sulit dicermati untuk mengetahui proses manakah di antara ketiga proses tersebut yang sesungguhnya sudah membentuk batuan, dan di antaranya bisa didapatkan bentuk-bentuk peralihan. Oleh sebab itu, lapisan seperti sedimen-sedimen tidak banyak diketahui. Apabila terdapat lapisan maka seringkali hal ini disebabkan juga oleh perubahan-perubahan fisik dan kimiawi tertentu pada tekanan yang tinggi. Hubungan dalam ruang dari batuan sangat rumit untuk diuraikan.

Pada masa Prakambrium dapat diketahui bahwa di beberapa daerah terdapat iklim yang sangat dingin, sedangkan pada saat lain, iklimnya panas dan lembab, tetapi sulit untuk menentukan iklim dari lapisan-lapisan sedimen yang ada.

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada waktu itu permukaan bumi yang ada di atas muka laut merupakan gurun, yang tidak disebabkan karena kekurangan air yang besar (sahara), tetapi karena pada waktu itu belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat. Faktor lain adalah adanya oksigen bebas dalam atmosfer yang jauh lebih sedikit dari sekarang.

Setelah dilakukan penelitian terhadap sisa-sisa batuan, pada masa Prakambrium tidak ditemukan bentuk-bentuk hidup dengan tekstur dan bentuk yang jelas. Tekstur adalah istilah yang dipakai untuk bentuk-bentuk dan arah di dalam batuan seperti tekstur butir.
Struktur adalah istilah yang dominan digunakan untuk bentuk-bentuk yang terbangun oleh kumpulan bantuan kubah. Di samping itu juga didapati jejak rayap cacing atau binatang serupa. Pada masa Prakambrium tidak ditemukan jasad yang dapat membuat rangka yang keras sehingga pemfosilan tidak mungkin terjadi.

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

sumber gambar: Ensiklopedia Encarta

Paleozoikum artinya zaman bumi purba, berlangsung sekitar 541 – 252 juta tahun yang lalu. Paleozoikum berasal dari Bahasa Yunani yang berarti palaio (tua) dan zolon (hewan) atau kehidupan purba. Masa awal ketika permukaan bumi sudah memiliki hidrosfer (lapisan air) dan atmosfer (lapisan udara).

Pada masa ini mulai ada tanda-tanda kehidupan. Zaman ini ditandai dengan kemunculan kehidupan yang berasal dari air. Ditandai dengan munculnya organisme bersel tunggal yang kemudian berkembang menjadi organisme multiseluler. Organisme invertebrata mulai muncul pada zaman ini. Contohnya adalah ubur-ubur, koral, cacing, dan beberapa hewan laut lainnya. Beberapa tumbuhan paku juga sudah mulai bermunculan di zaman ini.

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai
Pada akhir masa Paleozoikum terjadi kepunahan massal yakni peristiwa Kepunahan Perm-Trias. Peristiwa ini begitu dahsyat hingga membutuhkan 30 juta tahun hingga masa Mesozoikum untuk memulihkan kehidupan di bumi. Zaman Paleozoikum dibagi menjadi 6 periode, diantaranya:

1. Periode Kambrium (120 juta tahun)

Periode kira-kira mulai 600 juta tahun yang lalu.  Pada periode ini para ilmuwan menemukan fosil-fosil yang melimpah dimana hal ini tidak pernah dijumpai pada periode lebih tua (Prakambrium). Hal ini disebut dengan Ledakan Kambrium, dimana jumlah makhluk hidup yang berevolusi terbanyak dalam sejarah bumi dalam satu periode. Pada masa ini ganggang mulai berkembang dan sebagian besar wilayah air menjadi daerah kekuasaan hewan arthropoda lapis baja, seperti trilobita. Diketahui pada zaman ini iklim bumi cenderung hangat.

Endapan yang terbentuk pada masa Kambrium banyak ditemukan fosil sehingga banyak yang diketahui tentang keadaan kehidupan masa itu. Masa Kambrium ini ditandai adanya endapan-endapan yang menagandung jasad-jasad fosil yang telah mencapai tingkat perkembangan yang tinggi, bila dibandingkan dengan yang dijumpai pada masa Prakambrium. Semua masih hidup terbatas oleh air. Oleh karena itu, sisa-sisa peninggalannya hanya berupa jasad-jasad air. Contoh Archaecyatha dan hewan Trilobite Olenellus.

1) Archaeocyatha

Peranannya seperti binatang karang. Archaecyatha ini banyak membentuk endapan-endapan gamping yang tebal. Pembentukannya seperti yang dibuat oleh fauna karang sekarang ini di laut-laut daerah tropika. Gamping yang mengandung Archaecyatha telah banyak ditemukan di California, Siberia, Spanyol, Australia, dan beberapa negara lain-lain.

2) Binatang

Yang menjadi fosil penunjuk yang terpeting yang pada zaman Kambrium adalah trilobite yaitu sejenis udang yang berkualitas keras. Batu-batuan pada zaman Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit, sedimen pasir, dan berlempung yang memiliki banyak fosil.
Pada masa ini tidak terdapat batas iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping memerlukan air yang hangat. Jadi, pada saat iklim sedang atau panas, masa kambrium ditaksir lamanya 70 juta tahun.

Pendapat yang menyebabkan hewan-hewan yang dapat memfosil semakin banyak dan ditemukan sebagian besar di daerah tertentu, seperti Kanada Barat sebagai berikut:

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

  • Pada masa Kambrium, batu-batuan terkena pengaruh metamorfosa lebih kecil sehingga lapisan-lapisan batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang lebih muda. Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan barang pecah belah.
  • Setelah Prakambrium beberapa kelompok binatang lebih banyak mempunyai kerangka maka kemungkinan untuk memfosil lebih besar.

3 Macam Zaman Kambrium

Dengan menggunakan fosil maka dapat diketahui tiga macam zaman Kambrium, antara lain:

Fauna kambrium bawah

Fauna ini masih bersifat kosmopolit yaitu hewan-hewan masih terdapat di mana-mana (trilobite olenellus).

 Fauna kambrium tengah

Masa ini sudah terbagi menjadi daerah fauna pasifik dan atlantik. Daerah atlantik sebagai fosil binatang paradoxides.

Fauna kambrium atas

Pada masa fauna kambrium atas daerah fauna pasifik bercirikan diclocephalus dan terus menembus Eropa-Tiongkok-Tibet hingga Spanyol. Daerah fauna atlantik bercirikan olenus.

2. Periode Ordovisium (45 juta tahun)

Periode ini dimulai 480 juta tahun yang lalu. Pada periode ini fosil ikan tanpa rahang ditemukan. Fosil ini merupakan hewan vertebrata (bertulang belakang) tertua. Fosil yang ditemukan berupa rugosa atau trakoral, landak laut (echinoidea), bintang laut (asteroid), dan lili laut (crinoid). Pada akhir masa ini, bumi mengalami masa Glasiasi (pembekuan). Iklim yang mendingin ini mengarahkan bumi kepada kepunahan Ordovisium-Silur dimana 60% invertebrata laut dan 25% famili punah.

Pelajari lebih jelas mengenai berbagai kehidupan makhluk hidup di bumi melalui buku Ensiklopedia Geografi karya Retno Hastuti yang bisa kamu dapatkan di Gramedia.

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

3. Periode Silur (30 juta tahun)

 Periode ini dimulai 435 juta tahun lalu. Pada periode ini terlihat mulai adanya peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan mulai tumbuh di daratan. Terutama tumbuhan paku (Pteridofita). Tumbuhan yang paling menonjol pada masa ini adalah tumbuhan vaskular (Cooksonia). Binatang eurypterid (kalajengking air) yang bisa menghirup udara secara langsung juga ditemukan pada masa ini.

Graptolit adalah ciri fosil penunjuk pada masa Silur dan merupakan kumpulan atau kalori hewan kecil yang disebut Rabdosoma.

Sedimen pasir gamping mayoritas diendapkan pada daerah yang terangkat di dekatnya. Banyak hewan karang berkembang biak dengan baik sehingga jasadnya meninggalkan lapisan batu gamping yang tebal.

Di Indonesia, zaman Silur merupakan zaman tertua yang diketahui. Fosil Silur berupa koral bulat bernama Halisites yang telah ditemukan pada suatu sungai di Papua. Air hujan di Niagara juga terjadi endapan-endapan Silur. Adanya sisa evaporit menunjukkan adanya iklim yang kering dan mungkin terdapat suasana gurun.

4. Periode Devon (60 juta tahun)

Periode ini dikenal juga dengan nama “Zaman Ikan”, dimulai 405 juta tahun yang lalu. Perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat terjadi pada masa ini, contohnya ikan lapis baja Dunkleosteus dan ikan lobus-bersirip yang berkembang menjadi tetrapoda pertama. Hewan-hewan amfibi pada periode ini mulai berkembang. Di darat, terjadi Ledakan Devonian, dimana pohon berevolusi dan juga biji-bijian. Pada menjelang akhir masa ini, 70% spesies punah, dikenal sebagai peristiwa Kepunahan Devon Akhir.

Zaman ini bercirikan munculnya tumbuhan darat dan hewan bertulang punggung. Di laut dijumpai perkembangan luas kelompok hewan yang tidak bertulang punggung seperti amonit. Devon juga terbagi menjadi tiga macam yaitu devon bawah, devon tengah dan devon atas.

Pada zaman Devon ditemukan lapisan-lapisan endapan daratan yang luas. Banyak di antaranya diendapkan dalam danau dan sungai. Dalam lapisan banyak ditemukan fosil ikan. Pada zaman ini juga keadaan iklim sangat panas dan di daerah tropika banyak hujan disertai tumbuhan berkembang yang mengakibatkan terjadinya tanah merah yang bersifat laten.

Di beberapa tempat ditemukan bekas yang menunjukkan adanya gletser-gletser besar. Bekas ini ditemukan di Afrika Selatan, Amerika, dan Grondalia. Di Indonesia, zaman Devon hanya dapat ditunjukkan di beberapa tempat saja yaitu adanya heliolithes dan tetracoralla. Clathrodyctyon daerah sungai Telen di Kalimantan adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang terbukti memiliki bauan Devon.

5. Periode Karbon (70 juta tahun)

Periode ini dimulai 345 juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai oleh menyatunya benua-benua membentuk masa daratan yang disebut pangea. Ganggang tumbuh melimpah dan tumbuhan lumut muncul untuk pertama kalinya pada masa ini. Hewan reptil mulai berevolusi dan bumi dipenuhi hutan-hutan berawa. Pohon-pohon itu menciptakan banyak karbon untuk bahan pembuatan batubara yang digunakan saat ini.

Zaman ini ditandai dengan adanya sejumlah karbon bebas di berbagai belahan dunia. Karbon atau arang ini sangat berpengaruh terhadap cuaca. Pada masa Karbon terjadi pembentukan pegunungan, hal inilah yang menyebabkan zaman Karbon dapat dikenal dengan nyata. Terjadinya batu bara sangat erat kaitannya dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan.

Adanya karbon menunjukkan iklim sedang yang agak panas, adanya sedimen klasik yang berwarna merah menandakan iklim kering (arid). Adanya flora dengan daun yang cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan.

Perkembangan reptilia, amfibia yang muncul pada zaman Devon mengalami perkembangan pesat, demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini adalah pemakan bangkai. Pada tempat di mana karbon atau arang diendapkan sebagai lapisan dasar laut, di sana dijumpai karbon dalam jumlah yang besar. Perkembangan tumbuhan seperti paku, pakis, kawat, lebih nyata dibandingkan dengan binatang bertulang punggung.

6. Periode Perm (50 juta tahun)

Periode ini dimulai 275 juta tahun yang lalu. Daratan raksasa Pangaea dengan satu samudra besar yang disebut Panthalassa sudah terbentuk. Pada masa ini terjadi perubahan iklim yang sangat keras di permukaan bumi. Daratan Pangaea sangat kering dengan hampir tidak adanya danau dan sungai. Makhluk seperti Dimetrodon dan Edaphosaurus menguasai benua ini. Akhir periode ini ditandai dengan kepunahan ketiga yang terjadi dalam sejarah bumi, disebut dengan Kepunahan Perm-Trias. 95% makhluk hidup punah pada masa ini karena kekeringan hebat, kekurangan oksigen, hujan asam dan aktivitas vulkanik yang sangat aktif.

Ciri-ciri perm adalah letak lapisan yang di skor dan di atas karbon mengandung batu bara dan juga penyimpangan fauna laut dari dua karbon fosil pada zaman paleozoikum akhir. Di Indonesia, peninggalan perm ditemukan di Timor pada lembah sungai Noil, besi di Miaffo Timor Barat Daya berupa lapisan lava-lava bantal.

Di Sumatra berupa gamping dan koral disertai dengan batuan dari gunung berapi. Lapisan perm mengandung minyak, kalium, lempung keramik, besi, dan batu bara. Pada umumnya dalam sejarah bumi ditemukan kaidah-kaidah sebagai berikut:

  1. Apabila perbedaan tinggi topografi tidak seberapa dan terdapat genangan laut yang luas maka akan terdapat iklim yang panas dan merata di bagian bumi.
  2. Apabila perbedaan tinggi topografi besar, yaitu selama sesudah ada pengangkatan pegunungan yang meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim dalam beberapa daerah, yaitu iklim kutub, sedang, kering, gersang, dan iklim hujan tropis.

3. Zaman Mesozoikum

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

sumber: cerdika.com

Masa ketika permukaan bumi sudah mulai stabil. Munculnya dinosaurus pada masa ini menyebabkan masa ini disebut dengan “Zaman Reptil” atau “Zaman Dinosaurus”. Mesozoikum berarti “kehidupan tengah”, diambil dari bahasa Yunani meso yang berarti “antara” dan Zoon yang berarti “hewan” atau makhluk hidup”. Era ini terbagi dalam 3 periode yang masing-masingnya memiliki masa awal, tengah, dan akhir.

1. Periode Trias (45 juta tahun)

Periode ini mulai pada 225 juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai oleh munculnya dinosaurus dan reptilian raksasa untuk pertama kalinya. Periode ini pun menjadi masa transisi dari peristiwa Kepunahan Perm-Trias yang gersang menuju periode Jura yang subur. Trias Awal masih didominasi dengan gurun. Superbenua Pangaea belum terpecah menjadikan iklim pada masa ini masih cenderung panas. Beberapa makhluk seperti Lystrosaurus, Labyrinthodont, dan Euparkeria berhasil bertahan hidup.

Trias Tengah merupakan masa awal pecahnya Pangaea dan awal mula terbentuk Laut Tethys. Ekosistem telah pulih dari kehancurannya. Fitoplankton, karang dan terutama reptil tumbuh semakin besar. Sementara di daratan, hutan pinus mulai berkembang, bersama dengan serangga nyamuk dan lalat. Buaya kuno mulai berevolusi pada masa ini.

Pada masa Trias Akhir, perubahan lempeng tektonik mulai terjadi menyebabkan aktivitas gunung berapi semakin meningkat. Hal ini menjadikan kadar karbon dioksida di bumi semaikin tinggi yang menyebabkan 80% makhluk hidup punah. Kepunahan ini dikenal dengan peristiwa Kepunahan Trias-Jura.

2. Periode Jura (50 juta tahun)

Periode ini berlangsung kira-kira 200 – 145 juta tahun yang lalu. Pada periode ini bumi cenderung memiliki iklim lembab. Periode Jura Awal berlangsung kira-kira 200 – 175 juta tahun yang lalu. Iklim sudah berubah menjadi iklim tropis. Di daratan, dinosaurus jenis reptil menjadi spesies dominan. Sedangkan di lautan, ichthyosaurus, plesiosaurus, dan ammonoidea menjadi spesies dominan. Mamalia sudah mulai muncul pada masa ini walaupun tubuhnya masih berukuran kecil.

Jura Tengah adalah masa puncak kehidupan reptil. Reptil berukuran besar banyak ditemukan pada masa ini. Reptil Diplodocus dan Brachiosaurus berkembang. Di daratan tumbuhan konifer tumbuh subur hingga membentuk hutan-hutan konifer. Pada masa Jura Akhir, Pangaea terpecah menjadi benua Laurasia (ke Utara) dan Gondwana (ke Selatan). Masa ini menampilkan kepunahan besar-besaran jenis sauropoda dan Ichthyosaurus. Peristiwa kepunahan ini disebut Kepunahan Jura-Kreta.

3. Periode Kreta atau Zaman Kapur (65 juta tahun)

Periode Kreta/Cretaceous merupakan periode terpanjang di zaman Mesozoikum. Periode ini terbagi menjadi 2, yaitu Kreta Awal dan Kreta Akhir. Kreta Awal, berlangsung kira-kira 145 – 100 juta tahun yang lalu. Pada periode ini dinosaurus berkembang pesat dan menyebar ke seluruh dunia.

Kreta Akhir, berlangsung kira-kira 100 – 65 juta tahun yang lalu. Iklim pada masa ini cenderung dingin dan ekstrim dengan hanya menyisakan bagian khatulistiwa yang memiliki iklim tropis. Walaupun begitu masih ada spesies baru yang muncul pada periode ini seperti, Tyrannosaurus, Ankylosaurus, Triceratops dan Hadrosauria yang mendominasi rantai makanan. Di lautan, mosasaurus menguasai lautan. Pada akhir masa ini terjadi kepunahan tercepat. Kepunahan ini hanya terjadi dalam rentang waktu 2,5 hingga kurang dari 1 juta tahun. Peristiwa kepunahan ini dikenal dengan Kepunahan Kreta-Tertier, menjadi peristiwa kepunahan terpopuler karena berbarengan dengan punahnya dinosaurus. Namun, muncul kehidupan lain di bumi yaitu dari spesies mamalia dan burung.

Ketiga zaman tersebut disebut tingkat kehidupan pertengahan. Suasana iklim pada waktu itu adalah panas dan basah. Hal ini diketahui dari adanya pertumbuhan dan perkembangan flora dan fauna yang ada pada saat itu. Pada zaman ini mulai berkembang tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, binatang melata, amfibi, dan ikan. Kehidupan flora dan fauna penyebarannya terbatas.

Dapatkan buku Why? Fossil – Fosil yang berisikan informasi mengenai dinosaurus yang merupakan reptil raksasa yang sudah ada di bumi ribuan tahun sebelum adanya manusia, bagaimana mereka berevolusi, serta kondisi alam ada saat itu.

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

4. Zaman Neozoikum

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

sumber: goingtotehran.com

Zaman setelah kepunahan dinosaurus ketika permukaan bumi didominasi mamalia dan burung. Berawal dari 60 juta tahun yang lalu sampai sekarang. Zaman ini dibagi 2, yaitu: zaman tersier (zaman ketiga) dan zaman kuarter (zaman keempat).

1. Periode Tersier

Pada zaman Tersier, reptil raksasa mulai berkurang, berganti dengan jenis-jenis binatang mamalia. Zaman ini terbagi menjadi: Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada zaman Paleosen hewan primata mulai bermunculan. Primata ini bertubuh lebih besar dari gorila dan disebut dengan Gigantrofi.

Zaman tersier terbagi menjadi

  1. zaman eosen,
  2. oligosen, dan
  3. pliosen.

a. Kala Paleosen (10 juta tahun)

Kala ini dimulai 65 juta tahun yang lalu. Menjadi masa transisi dari kepunahan di zaman sebelumnya menuju zaman baru. Daratan mulai membentuk seperti daratan yang sekarang. Di lautan hiu mulai menguasai setelah reptil raksasa punah. Zaman baru ditandai dengan melimpahnya tumbuhan berbunga serta lazimnya binatang tak bertulang belakang, ikan, amfibi, dan mamalia kecil.

b. Kala Eosen (15 juta tahun)

Kala ini dimulai 55 juta tahun yang lalu. Ditandai dengan mulai berkembangnya buah, biji-bijian, dan rerumputan. Rantai makanan tertinggi dikuasai oleh burung Paracrax.

Zaman eosen sekitar 35,5 juta tahun – 56,7 juta yang lalu, daerah Afrika menabrak daerah Eropa dan daerah India masih bergerak menuju daerah Asia mengangkat pegunungan Alpen serta pegunungan Himalaya. Tekanan antara benua membentuk cekungan samudra yang melebar serta menyebabkan permukaan air laut merendah.

c. Kala Oligosen (14 juta tahun)

Kala ini mulai 40 juta tahun yang lalu. Ditandai dengan munculnya kera primitif dan berkembangnya berbagai binatang pengerat. Melimpahnya jenis rerumputan mendorong beberapa spesies hewan berevolusi. Tubuh mamalia mulai membesar.

Zaman oligosen terjadi sekitar 35,5 juta-24 juta tahun yang lalu dan zaman pliosen terjadi sekitar 5 juta-1,8 juta tahun yang lalu, dimana sejumlah tumbuhan habis karena cuaca yang semakin dingin.
Pada zaman tersier tumbuh-tumbuhan berkembang biak dan meluas ke seluruh wilayah kontinen, demikian juga mulai timbul dan berkembang tumbuhan berbunga. Hewan menyusui dan burung-burung mulai meluas pada zaman tersier. Keadaan iklim tidak begitu berbeda dengan zaman sekunder. Pada zaman tersier pula batu bara muda mulai terbentuk.

d. Kala Moisen (12 juta tahun)

Kala ini mulai pada 26 juta tahun yang lalu. Ditandai dengan kemunculan kera di daratan Asia dan Eropa. 95% tanaman berbiji berevolusi pada masa ini.

e. Kala Pliosen (12,5 juta tahun)

Kala ini dimulai pada 14 juta tahun yang lalu. Ditandai dengan kehidupan laut yang mirip dengan yang ada sekarang dan kemunculan manusia purba pada akhir Kala Pliosen ini.

2. Periode Kuarter

Sementara itu, pada zaman Kuarter, mulai muncul tanda-tanda adanya kehidupan manusia purba. Zaman Kuarter berlangsung sekitar 2 juta tahun yang lalu. Zaman kuarter terbagi 2 masa, yakni masa Pleistosen yang merupakan awal kehidupan manusia dan seringkali disebut dengan zaman es. Masa selanjutnya yaitu masa Holosen yang merupakan awal kemunculan Homo sapiens yang diyakini sebagai awal dari manusia modern.

Terdapat total sembilan peradaban besar manusia dari masa sebelum Masehi hingga modern yang secara detil dijelaskan pada buku Sejarah Terlengkap Peradaban Dunia oleh Rizem Aizid dibawah ini.

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Zaman kwartir terdiri atas zaman pleistosen atau dikenal dengan zaman diluvium dan zaman hollosen atau alluvium. Zaman Pleistosen sekitar 1,8 juta hingga 0,01 juta tahun yang lalu di mana dikenal sebagai zaman es karena pada zaman ini terjadi beberapa kali glasisasi. Pada zaman ini sebagian besar daerah Eropa, Amerika Utara, Asia Utara ditutupi oleh es.

Begitu pula pegunungan Alpen, Himalaya, dan Carpathia. Kemudian di anatara empat zaman es, terdapat zaman intra glasial yang ditandai dengan iklim bumi yang lebih hangat. Zaman diluvium dan aluvium ini kurang lebih berumur tiga juta tahun yang lalu di mana pada zaman kwartir telah muncul manusia purba pertama (homo erectus yang zaman dahulu disebut Pithecanthropus erectus). Flora dan fauna yang hidup masa itu sangat mirip dengan yang hidup di zaman sekarang.

Pada masa Holosen, manusia modern mulai muncul dengan peradaban barunya. Ilmu pengetahun manusia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Masa atau zaman holosen inilah yang mengawali sejarah perkembangan manusia modern hingga saat ini.

a. Kala Pleistosen

Disebut juga dengan zaman Dilluvium atau zaman es. Dimulai pada 1,75 juta tahun yang lalu. Pada masa ini muncul manusia purba, Mammoth, badak berbulu, harimau taring pedang, dan hewan lainnya. Namun dengan iklim yang lama kelamaan mendingin kehidupan pun kembali musnah. Terjadi perubahan iklim yang drastis pada daerah kutub, sehingga laut-laut dangkal menjadi kering.

b. Kala Holosen

Disebut juga dengan zaman Alluvium atau zaman banjir. Daratan kering mulai menjadi lautan kembali karena es mencair. Zaman ini menjadi awal munculnya nenek moyang manusia modern jenis Homo Sapiens.

Hingga saat ini, terdapat pula makhluk hidup yang dikenal sebagai fosil hidup yang menjadi petunjuk penting dalam memahami makhluk purba serta meneliti proses evolusi dari makhluk tersebut. Temukan penjelasannya pada buku Why? Living Fossil – Fosil Hidup.

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Kategori Ilmu Ekonomi

Buku Ekonomi Buku Soekarno Buku Sosiologi Buku Geografi Buku Ideologi Pancasila

Buku Sejarah Indonesia

Materi Terkait

Pengertian Sejarah Daftar Pahlawan Revolusi Daftar Pahlawan Nasional Indonesia Organisasi Pergerakan Nasional Sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI Sejarah Teks Proklamasi Sejarah Pertempuran Surabaya Sejarah Sumpah Pemuda Tujuan PPKI dibentuk Hasil Sidang PPKI Pertama

Proses Penyusunan Teks Proklamasi

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Pada masa arkaekum keadaan bumi masih labil dan masih menyerupai