Pada tahun 1594 siapakah yang mencoba berlayar untuk mencari dunia Timur atau tanah Hindia melalui daerah kutub utara?

Willem Barentsz [lahir 1550 [?] di Terschelling, Kepulauan Frisia Barat, Belanda; meninggal 20 Juni 1597 di Novaya Zemlya, Rusia] ialah navigator dan penjelajah Belanda ke utara jauh.

Willem Barentsz

Pada 1594 ia meninggalkan Amsterdam dengan 2 kapal untuk mencari celah timur laut di utara Siberia menuju Asia Timur. Ia mencapai pesisir barat Novaya Zemlya, dan mengikutinya ke utara, akhirnya terpaksa kembali saat mendekati ujung utara.

Pada tahun berikutnya, ia memimpin ekspedisi lain 7 kapal, yang menuju selat antara pesisir Siberia dan Kepulauan Vaygach, tetapi ia terlambat menemukan perairan terbuka. Perjalanan ketiganya juga gagal dan mengakibatkan kematiannya. Saat itu ia memimpin 2 kapal, yang dikapteni oleh Jan Rijp dan Jacob van Heemskerk. Pada perjalanan keluar mereka melihat Kepulauan Beruang dan Svalbard [juga dikenal sebagai Spitsbergen], setiap kedua kapal itu terpisah. Kapal Barentsz, dikapteni oleh Heemskerk, terperangkap es setelah mengelilingi utara Novaya Zemlya, dan para kru terpaksa menghabiskan musim dingin di Novaya Zemlya, menghancurkan bangunan bagian atas kapal dan menggunakan kayunya untuk membangun pondok. Karena kapal itu tak bisa dibebaskan dari es awal 1597, rombongan Barentsz meninggalkannya dengan 2 perahu terbuka pada 13 Juni, dan sebagian besar kru pergi, diambil oleh kapal Jan Rijp di Semenanjung Kola dekat Murmansk.

Namun, Barentsz sendiri meninggal pada 20 Juni.

Kematian Willem Barentsz, oleh Christiaan Julius Lodewyck Portman

Kisah musim dingin yang mengerikan yang dihabiskan di Novaya Zemlya diterbitkan sebagai buku harian Gerrit de Veer, tukang kayu kapal, yang merupakan orang pertama yang mengamati anomali atmosfer yang dikenal sebagai efek Novaya Zemlya.

Pada 1871, rumah di mana Barentsz dan krunya menghabiskan musim dingin ditemukan tak terganggu, dengan banyak relik, yang dipelihara di Den Haag; dan pada 1875, bagian perjalanan aslinya ditemukan.

Laut Barents dan Kawasan Barents dinamai menurut namanya.

  • Barents and "Saved House" relics

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Willem_Barentsz&oldid=19227266"

BerandaSejarah Indonesia 11Sejarah Kedatangan Bangsa Belanda Ke Indonesia | Sejarah Indonesia

Petualangan, Pelayaran, dan Penjelajahan Samudra Bangsa Belanda Menuju Kepulauan Nusantara. Portugis sudah memasuki wilayah Kepulauan Nusantara tahun 1511, kemudian sampai ke Maluku tahun 1521. Begitu juga Spanyol memasuki Maluku pada tahun 1521. Tetapi Belanda datang ke wilayah Nusantara baru pada tahun 1596. Mengapa Belanda sangat terlambat datang ke Indonesia bila dibandingkan dengan Portugis dan Spanyol? Perlu diketahui bahwa pada abad ke-15 Belanda masih menjadi vasal Spanyol. Berbagai gerakan terus dilakukan Belanda untuk melepaskan diri dari Spanyol yang kemudian dikenal Revolusi 80 tahun. Revolusi ini dimulai tahun 1566. Di tengah-tengah revolusi, kegiatan perdagangan orangorang Belanda di Eropa terutama di pusat perdagangan di Lisabon, terus berkembang dan masih berjalan normal. Belanda juga tidak menemui kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon. Tetapi pada saat Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, maka Belanda dilarang lagi berdagang di Lisabon. Dengan demikian, Belanda menemui kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah. Belanda harus berusaha untuk mendapatkan rempah-rempah seperti yang telah dilakukan Portugis dan Spanyol. Orangorang Belanda mulai mencari jalan untuk pergi ke dunia Timur atau Tanah Hindia. Pada tahun 1594 Willem Barents mencoba berlayar untuk mencari dunia Timur atau Tanah Hindia melalui daerah kutub utara. Karena keyakinannya bahwa bumi bulat maka sekalipun dari utara atau barat akan sampai pula di timur. Ternyata Barents tidak begitu mengenal medan. Ia gagal melanjutkan penjelajahannya karena kapalnya terjepit es mengingat air di kutub utara sedang membeku. Barents terhenti di sebuah pulau yang disebut Novaya Zemlya. Ia berusaha kembali ke negerinya, tetapi ia meninggal di perjalanan. Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Pieter de Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriam melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596 Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de Houtman diterima baik oleh rakyat Banten. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu strategis dan adanya hasil tanaman rempahrempah di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli perdagangan di Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku kasar, orang-orang Belanda memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat diterima oleh rakyat dan penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat mulai membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda itu. Cornelis de Houtman dan armadanya segera meninggalkan Banten dan akhirnya kembali ke Belanda. Ekspedisi penjelajahan berikutnya segera dipersiapkan untuk kembali menuju Kepulauan Nusantara. Rombongan kali ini dipimpin antara lain oleh Jacob van Heemskerck. Tahun 1598 van Heemskerck dengan armadanya sampai di Nusantara dan juga mendarat di Banten. Heemskerck dan anggotanya bersikap hati-hati dan lebih bersahabat. Rakyat Banten pun kembali menerima kedatangan orang-orang Belanda. Belanda mulai melakukan aktivitas perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai berlayar ke timur dan singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran dilanjutkan ke timur menuju Maluku. Di bawah pimpinan Jacob van Neck mereka sampai di Maluku pada tahun 1599. Kedatangan orang-orang Belanda ini juga diterima baik oleh rakyat Maluku. Kebetulan waktu itu Maluku sedang konflik dengan orangorang Portugis. Oleh karena itu, kedatangan Belanda ini diterima dengan baik dan diberi kebebasan untuk berdagang. Pelayaran dan perdagangan orang-orang Belanda di Maluku ini mendapatkan keuntungan yang berlipat. Dengan demikian semakin banyak kapal-kapal dagang yang berlayar menuju Maluku. Uraian tersebut menunjukkan bahwa rakyat wilayah Nusantara/Indonesia senantiasa mau bersahabat dan berdagang dengan siapa saja atas dasar persamaan. Tetapi kalau para pedagang asing itu ingin memaksakan kehendak dan melakukan monopoli perdagangan di wilayah Nusantara tentu harus ditolak karena tidak sesuai dengan martabat rakyat Indonesia yang ingin berdaulat dalam hidup dan kehidupan termasuk dalam kegiatan perdagangan.

Merdeka.com - Belanda adalah salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia selama 350 tahun. Belanda bisa sampai di Indonesia melalui pelayaran samudera. Lalu, apa latar belakang Belanda datang ke Indonesia?

Mendengar kabar berita tentang keberhasilan orang Spanyol dan Portugis menemukan daerah penghasil rempah-rempah baru, para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan. Di tahun 1594 Barents mencoba berlayar untuk mencari wilayah baru di Timur atau Tanah Hindia melalui jalur daerah kutub utara. Karena keyakinan bahwa bumi itu bulat, maka sekalipun dari utara atau barat akan sampai pula di timur.

Namun sayang, ternyata Barents tidak begitu mengenal medan. Ia gagal melanjutkan penjelajahannya karena kapalnya terjepit es di kutub utara. Barents berhenti di sebuah pulau yang bernama Novaya Zemlya. Ia berusaha kembali ke negerinya, tetapi ia meninggal di perjalanan.

Di tahun 1595, pelaut Belanda yang lain yaitu Cornelius de Houtman dan Piter de Keyser memulai pelayaran mencari wilayah baru. Kedua pelaut ini bersama rombongannya dengan empat kapal, 249 awak kapal, dan 64 pucuk meriam melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra.

Cornelius de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596 Cornelius de Houtman beserta rombongannya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara dan mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de Houtman diterima baik oleh rakyat. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Namun, karena niat monopoli dagangnya, Sultan Banten mengusir Cornelius.

Walaupun niat awal Belanda hanya untuk berdagang, keserakahannya membuat Belanda menjadi semakin jahat. Bagaimana pendapatmu tentang kedatangan Belanda ini dan dampaknya?

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề