Pegangan bet dalam permainan tenis meja disebut dengan istilah

tirto.id - Tenis meja merupakan olahraga yang sudah dimainkan sejak pertengahan kedua abad 19 di Inggris. Permainan ini kerap pula disebut pingpong lantaran memiliki bunyi seperti mengucap "ping" dan "pong" saat bola terkena meja atau pemukul.

Penemu tenis meja tidak diketahui pasti, termasuk siapa yang pertama kali memainkan olahraga ini. Hanya saja, ada sumber menyatakan bahwa pada akhir abad 19, sejumlah perwira di daerah koloni Inggris di Afrika Selatan telah memainkannya saat waktu senggang.

Saat itu, tenis meja dimainkan dengan meja seadanya, jaring dari tali sepatu atau perban yang dikaitkan ke ujung kursi, dan pemukulnya dari kayu menyerupai raket tenis. Adapun bola yang dipakai ialah bola tenis lapangan, dan aturan yang dipakai pun mengadopsi dari olahraga tersebut.

Baca juga: Jenis-jenis Pukulan dalam Permainan Tenis Meja dan Cara Melakukan

Pegangan bet dalam permainan tenis meja disebut dengan istilah

Semula tidak ada kebakuan dalam permainan tenis meja karena kebanyakan orang memainkannya untuk sekadar bersenang-senang. Mengutip buku Tenis Meja (1994) terbitan IKIP Malang, peraturan dalam tenis meja, seperti ketentuan permainan dan busana saat memainkan olahraga ini, mulai dibakukan di Inggris pada awal Abad 20.

Permainan tenis meja kemudian populer di Eropa Tengah pada rentang tahun 1905-1910. Setelah itu, permainan ini diperkenalkan ke Jepang, Cina, hingga Korea.

Pada awal Abad 20, tenis meja modern mulai diatur secara serius. Standar nama yang dulunya kadang disebut pingpong, diubah menjadi table tennis. Bola memakai bahan dari seluloid temuan insinyur Inggris bernama James Gibb. Sejak itu, tenis meja makin tenar dan menjadi bagian dari olahraga profesional. Asosiasi tenis meja di level lokal, nasional, hingga dunia kemudian dibentuk pula.

Tahun 1926, wadah resmi organisasi tenis meja tingkat dunia akhirnya didirikan di Berlin, dengan nama Federasi Tenis Meja Internasional atau International Table Tennis Federation (ITTF).

Baca juga: Sejarah Tenis Meja, Ukuran Lapangan, Perlengkapan, & Peraturan Main

Tenis meja dapat dimainkan dengan menyiapkan 4 perlengkapan utama yaitu bet (raket) pemukul, meja sebagai lapangan, jaring (net), dan bola.

Merujuk buku PJOK Kelas VII (2017) terbitan Kemdikbud, lapangan tenis meja berbentuk persegi panjang dengan ukuran: panjang 2,74 m, lebar 1,525 m, dan tebal 2 cm. Jarak antara meja dengan lantai (tinggi meja) adalah 78 cm.

Lalu, ukuran net tenis meja, yaitu tinggi 16,26 cm dan sedikit lebih panjang dari lebar meja. Net diletakkan tepat di tengah meja sebagai penghalang dan pembatas 2 wilayah permainan.

Sementara itu, terkait bet tenis meja, tidak ada ketentuan berat tapi harus datar dan kaku. Komposisinya minimal 85 persen terbuat dari bahan kayu yang bisa dilapisi bahan perekat berserat seperti fiber karbon tipis. Kedua sisi bet yang dipakai untuk memukul bola mesti ditutup dengan karet berbintik biasa. Karet bintiknya boleh menonjol keluar atau ke dalam.

Teknik Memegang Bet Tenis Meja

Tenis meja dimainkan dengan memukul bola secara bergantian dengan lawan. Bola yang datang dari lawan boleh dipukul setelah sekali menyentuh meja pertahanan. Cara ini agak mirip dengan tenis lapangan. Karena itu, teknik memukul bola, dan juga memegang bet, sangat penting dikuasi oleh pemain tenis meja.

Jadi, saat memukul bola tenis meja pun tidak bisa sembarangan dalam memegang bet. Ada dua teknik pegangan bet dalam tenis meja.

Keduanya adalah pegangan tangkai pena (penholder grip) dan pegangan jabat tangan (shakehand grip). Kedua teknik tersebut dapat bervariasi praktiknya, terutama terkait penempatan jari tangan di pegangan bet, sehingga penerapan oleh satu atlet dengan lainnya tidak selalu sama persis.

Penjelasan tentang cara melakukan 2 teknik memegang bet dalam permainan tenis meja adalah sebagai berikut.

1. Teknik Pegangan Tangkai Pena

Teknik ini sering dipakai oleh para pemain dari Asia karena cocok dengan kondisi fisiknya. Pemakai teknik tangkai pena yaitu tipe penyerang dan rata-rata punya postur tubuh relatif pendek. Hal ini mendukung gerakan kaki yang lincah.

Kelebihan teknik ini yaitu memiliki waktu lebih cepat untuk memukul bola. Sebab, bet hanya dipakai pada satu permukaan saja. Kekurangannya, jika dipakai untuk pukulan backspin memiliki kekuatan lebih lemah ketimbang teknik shakehand grip.

Cara memegang bet di teknik ini menyerupai saat tangan memegang pena sewaktu menulis. Tangkai bet dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk. Tiga jari lainnya menyesuaikan dengan jenis pukulan yang akan diterapkan dan berguna dalam memberi tekanan atau mengubah sudut bet sesuai keinginan.

2. Teknik Pegangan Jabat Tangan

Teknik pegangan jabat tangan untuk memegang bet tenis meja merupakan gaya pemain Eropa. Teknik ini cocok untuk pemain dengan tipe bertahan, atau kombinasi bertahan dan menyerang. Pegangan tersebut memungkinkan pemain memiliki variasi pukulan lebih banyak untuk forehand dan backhand.

Meskipun begitu, teknik pegangan jabat tangan ada keterbatasan pada gerak. Penyebabnya, gerakan pergelangan tangan memiliki sudut gerak lebih sempit.

Cara melakukan teknik Pegangan Jabat Tangan yaitu bet dipegang menyerupai orang berjabat tangan. Ibu jari ada di muka bet dan jari telunjuk di belakangnya sebagai penahan. Ketiga jari lainnya mencengkeram tangkai bet.

Baca juga artikel terkait TENIS MEJA atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/add)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Dua teknik memegang bet tenis meja bisa dilakukan dengan gaya bervariasi.