Pembangkit listrik tenaga surya akan mengubah energi menjadi energi listrik

Tren PLTS di Indonesia

Punya manfaat positif, tren penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia justru masih terhitung lambat. Lain halnya di sektor komersil yang berkembang semakin cepat, penggunaan PLTS atap di fasilitas umum dan industri besar justru kurang berkembang. Berdasarkan data hasil survei pasar IESR bulan Juli sampai Agustus 2018 di wilayah Jabodetabek menunjukkan, ada sekitar 13% potensi pasar atau setara 166.000 – 184.000 rumah tangga yang berminat menggunakan energi surya di rumahnya. Di tahun 2019 dan 2020, IESR melakukan survei pasar lanjutan di pulau Jawa dan Bali, hasilnya terdapat potensi pasar 19% untuk Surabaya, 9,6% Jawa Tengah dan 23,3% Bali. Survei ini menunjukkan minat tinggi masyarakat dalam penggunaan PLTS atap. Kendati begitu, ketika melihat kembali faktor-faktor ekonomi layaknya besaran penghematan, biaya instalasi, dan waktu pengembalian modal, masyarakat harus berpikir dua kali terhadap penggunaan PLTS tersebut. Mayoritas dari mereka ingin menghemat separuh dari tagihan listrik mereka saat ini, dengan periode balik modal di bawah 7 tahun. Masyarakat merasa biaya instalasinya memerlukan biaya tidak sedikit. Indonesia masuk kategori terendah di Asia Pasifik dalam hal pemanfaatan energi surya.

Belajar dari Tren Sebelumnya

Diperlukan beberapa upaya dan kebijakan dari pemerintah agar tren penggunaan PLTS terus diminati. Pemerintah mulai memberlakukan tarif ekspor-impor listrik pelanggan PLTS dan PLN sebesar 100%, yang sebelumnya hanya 65%. Perubahan tarif ini dapat menurunkan periode balik modal 1-2 tahun menjadi di bawah 8 tahun. Pemerintah juga perlu menyediakan skema pembiayaan yang menarik seperti cicilan berbunga rendah, insentif keuangan, ataupun perpajakan. Insentif ini dapat menjadi contoh untuk merangsang minat warga terhadap pengunaan PLTS tersebut. Selain kebijakan-kebijakan tersebut, pemerintah diharapkan gencar melaksanakan sosialisasi dan penyebaran informasi terkait penyediaan produk PLTS tersebut. Harapannya, akses masyarakat terhadap penggunaan energi surya ini merata ke seluruh kota.

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga surya (panel surya). Sumber: iStock.com

Matahari merupakan salah satu sumber energi cahaya terbesar di dunia. Sebagai bola gas yang besar dan panas, tentunya matahari menghasilkan cahaya atau sinarnya sendiri.

Sinar dari cahaya matahari sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya, energi panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.

Selain itu, energi cahaya yang dihasilkan tentunya memiliki sejumlah manfaat bagi makhluk hidup di muka bumi ini. Sebagai sebuah energi, tentunya energi cahaya matahari mengalami perubahan.

Untuk mengetahui perubahan energi surya (panas dan sinar matahari) yang bisa bermanfaat untuk makhluk hidup, simak penjelasannya berikut ini.

Menurut Drs. Kandi, M.A., dan Drs. Yamin Winduono, M.Pd dalam bukunya yang berjudul Energi dan Perubahannya, matahari merupakan salah satu materi yang menghasilkan energi, yaitu energi surya.

Energi surya adalah sejumlah energi yang dihasilkan oleh matahari, seperti energi panas serta energi cahaya. Energi surya tentunya dapat mengalami perubahan sesuai dengan sifat energi itu sendiri.

Salah satu sifat dari energi adalah kekal atau tidak bisa dimusnahkan dan hanya akan mengalami perubahan. Berikut beberapa perubahan energi surya yang bisa dimanfaatkan makhluk hidup.

Energi surya yang dihasilkan oleh matahari memiliki banyak manfaat untuk makhluk hidup. Sumber: Pexels.com

Pembantu Proses Fotosintesis

Energi surya, khususnya energi cahaya yang dihasilkan oleh matahari memiliki peran penting dalam proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan.

Fotosintesis adalah proses bio-kimia yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan yang memiliki zat hijau dau atau klorofil. Proses ini memerlukan sinar matahari.

Pada proses fotosintesis, terjadi perubahan energi cahaya yang dihasilkan oleh matahari menjadi energi kimia ketika diserap oleh tumbuhan.

Vitamin D adalah senyawa organik kimia yang berfungsi untuk membantu proses pembentukan tulang pada manusia. Vitamin ini membutuhkan sinar matahari.

Di dalam kulit manusia terdapat zat sejenis kolesterol yang memiliki fungsi untuk menghasilkan vitamin D. Ketika senyawa tersebut terpapar atau terkena radiasi UV-B yang dihasilkan oleh cahaya matahari, ia akan menjadi vitamin D.

Proses ini terjadi akibat adanya perubahan energi cahaya menjadi energi kimia.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Perubahan energi yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga surya adalah energi surya (matahari) menjadi energi listrik. Sumber: iStock.com

Energi surya atau energi matahari merupakan salah satu sumber energi alternatif yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut.

Energi surya berupa sinar dan panas yang dihasilkan oleh matahari bisa dimanfaatkan manusia sebagai pembangkit listrik tenaga surya.

Pembangkit listrik tenaga surya menggunakan panel surya untuk menyerap panas dan sinar dari matahari. Panel tersebut terdiri dari sel-sel surya yang berfungsi sebagai semikonduktor.

Perubahan energi yang terjadi pada pembangkit listrik tenaga surya adalah energi surya (matahari) menjadi energi listrik. Proses perubahan tersebut terjadi pada sel surya yang mengubah energi yang diterima dari matahari menjadi energi listrik.

Apabila pemanfaatan energi surya untuk membangkitkan energi listrik dilakukan secara maksimal, total energi yang memancar dari seluruh permukaan matahari akan sama dengan 3,8 x 1026 watt.