Pembaruan yang dilakukan Allah setelah peristiwa air bah dimulai dengan keputusan Allah untuk

Janji Keselamatan dan Berkat di Bumi lewat Keturunan Abraham

Setelah Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, Tuhan berfirman kepada Ular katanya: Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dengan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya, keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya”. [Kejadian 3:15]

Dalam Kitab Musa adalah merupakan satu pokok perjanjian Allah tentang keselamatan kepada Manusia dengan memberikan kutuk kepada Ular. Dalam perkembangannya [populasi] manusia mulai bertambah banyak jumlahnya di bumi, bagi mereka lahir anak-anak perempuan, dan laki-laki. Anak laki-laki melihat bahwa anak-anak perempuan cantik-cantik rupanya, kemudian mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka”.[Kejadian 6 :1-2]

Manusia keturunan Adam telah berkembang di bumi ini, tidak saja berkembang karena populasinya saja, tetapi juga kejahatannya. Allah menjadi sangat kecewa terhadap perkembangan kejahatan manusia di bumi, lalu Allah memanggil Nuh yang menjadi pilihanNya dengan tujuan untuk memperbaharui ras manusia dan kemudian Ia menghukum manusia melalui air bah. Sesudah selesai peristiwa penghukuman manusia dengan air bah itu, Nuh dan keluarganya diselamatkan dengan sebuah perahu [Bahtera] dan pada waktu yang ditentukanNya, manusia mendarat di bumi.

Ada beberapa poin Janji Allah kepada Manusia setelah Air bah, yaitu antara lain:

A. Janji Allah kepada Nuh:

Kejadian 9:8-17 yang berbunyi: : “Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia: “Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjianKu dengan kamu dan dengan keturunanmu, dan dengan segala makluk hidup yang bersama-sama dengan kamu burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi. Maka Kuadakan perjanjianKu dengan kamu bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi. ”Dan Allah berfirman: “Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun termurun, untuk selama-lamanya: BusurKu Kutaruh diawan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi”. Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka aku akan mengingat perjanjianKu yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup. Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjianKu yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup. Berfirmanlah Allah kepada Nuh: ”Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makluk yang ada di bumi”.

Inilah Perjanjian Allah yang Pertama kepada Nuh.

Kesimpulannya, Allah tidak lagi melakukan pembinasaan manusia secara global di bumi dengan air bah. Dari firman Allah di atas, kita melihat ada tiga isi perjanjian Tuhan kepada Nuh yaitu:

1. Perjanjian, datangnya dari Allah sendiri.

2. Isinya tidak akan memusnahkan bumi dengan air bah;

3. Tanda Perjanjian adalah Busur [Pelangi]

B. Janji Allah kepada Abraham;

Setelah terjadi peistiwa penghukuman manusia dengan air bah, keturunan Nuh [Sem,Zafet dan Ham] semakin banyak dimuka bumi, tetapi manusia bukan semakin baik melainkan semakin jahat, padahal Allah sudah mencoba untuk melakukan pembaharuan dengan membinasakan orang-orang yang tidak takut akan Tuhan. Kita melihat dalam Kejadian 11:4 berkata: Manusia itu berhimpun membangun sebuah menara dan mereka membangun dengan satu tujuan untuk meninggikan nama mereka, yang berkata: ”Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.

Allah murka kepada manusia karena sudah semakin bejad: “Lalu turunlah Allah untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, dan Ia berfirman:

Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak dapat terlaksana. Baiklah kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing, Demikianlah mereka diserakkan Tuhan dari situ ke seluruh bumi, dan mereka brehenti mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena disitulah dikacaubalaukan Tuhan bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan Tuhan ke seluruh bumi”.

Sesudah peristiwa itu, Allah mengambil inisiatip kembali yaitu dengan memilih satu keluarga yaitu Keluarga Abraham, dan didalam panggilannnya, Allah kembali memberikan satu perjanjian dan janji ini juga bersifat sama dengan janji yang diberikan kepada Nuh yaitu janji datang dari Allah sendiri. Hal ini dapat kita lihat dalam Kejadian 12:1-3 yang berbunyi: “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: ”Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar dan memberkati engkau serta membuat namamu mashur dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.

Dari segi aspek manusia dalam Kejadian 15:6 yang berbunyi: Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” karena Abraham percaya kepada janji Allah.

Dalam Kitab Perjanjian Baru yang tertulis dalam Roma 4:1-12: dikatakan “Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? sebab jika Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak dihadapan Allah. Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? ”Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan”, dan “Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran”. Kalau ada orang yang bekerja upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya, Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya dan yang ditutup dosanya, berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya. Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? sebab telah kami katakan bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran. Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan?. Sebelum atau sesudah ia di sunat, bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya. Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya sebelum ia bersunat. Demikian ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran duperhitungkan kepada mereka dan juga bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia belum bersunat”. Pembenaran itu bukan dari usaha dan perbuatan manusia, tetapi iman kepada janji Allah kepada Yesus Kristus. Inilah Perjanjian-perjanjian Allah yang utama kepada Manusia yaitu :

1. Perjanjian Allah kepada Nuh;

2. Perjanjian Allah kepada Abraham;

3. Perjanjian Allah kepada Musa atau Perjanjian Sinai.

Selain dari pada perjanjian di atas, memang masih ada perjanjian perjanjian Allah sesudah Kitab Taurat Musa, yaitu Perjanjian kepada Raja Daud, Kitab Para Nabi dan Perjanjian Baru.

Isi perjanjian Allah dengan Abraham sebagaimana pada ayat di atas yaitu ada 4 [empat] perjanjian yaitu:

1. Pertjanjian Pertama adalah Berkat Individu yaitu Tuhan akan memberkati Abraham dan membuat namanya mashur dan membuat dia juga menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Janji Individu ini termasuk berkat jasmaninya,

2. Perjanjian Kedua, Tuhan berjanji akan memberkati Abraham dengan berkat menjadi bangsa, tetapi dia diberkati menjadi sebuah bangsa yang besar yaitu bangsa Israel,

3. Perjanjian yang Ketiga, dia akan menjadi berkembang menjadi bangsa besar tetapi melalui Abraham bangsa-bangsa akan mendapat berkat. Ini berbicara tentang garis benih keselamatan yang merupakan garis keturunan Abraham yaitu Ishak-Yakub-Yehuda-Daud-Yesus Kristus.

4. Perjanjian keempat, Tuhan menjanjikan kepada Abraham mengenai suatu negeri sebagaimana dalam Kejadian 12:7 yang berkata: “Ketika itu Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dan berfirman, Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu, tanah perjanjian yang sekarang ini yaitu yang didiami oleh bangsa Israel”.

Dalam isi Perjanjianan-perjanjian Allah tersebut di atas, juga ada kewajiban yang harus ditaati oleh Abraham yaitu:

1. Abraham harus mentaati panggilan Tuhan dan janji ini hanya bisa digenapi jika Abraham mentaati panggilan Tuhan;

2. Abraham Diteguhkan dengan suatu tanda yang berkaitan dengan Sunat. Perjanjian ini ditulis dalam Kejadian 17:7-10 yang berbunyi : “Aku akan membuat perjanjian antara Aku dengan engkau serta keturunanmu turun temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kau diami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka. Dari pihakmu engkau harus memegang perjanjianKu, engkau dan keturunanmu turun temurun. Inilah perjanjianKu, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki diantara kamu harus di sunat.

Khusus janji-janji Allah tentang berkat-berkat bagi bangsa-bangsa di dunia, kita melihat dalam Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia 3:15-17 yang berbunyi: ”Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun. Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan “kepada keturunan-keturunannya seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang saja: ”dan kepada keturunanmu” yaitu Kristus. Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit baru empatratus tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya”.

Firman Tuhan ini mengajarkan kepada kita bahwa oleh Abraham bangsa itu akan diberkati dalam berkat keselamatan yaitu berkat yang didalamnya oleh keturunanmu. Ditegaskan disini adalah perbedaan antara keturunannya dengan keturunan-keturunannya seolah-olah yang dimaksud adalah banyak orang, padahal hanya kepada satu orang saja yaitu Keturunannya yaitu Kristus. Jadi kalimat “keturunannya” menunjukkan kepada bentuk tunggal [Keturunannya] bukan jamak [Keturunan-keturunannya].

Firman Allah dalam Galatia 4:21-26 berbunyi: “Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup dibawah Hukum Taurat? Bukankah ada tertulis bahwa, Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka?. Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. Ini adalah suatu kiasan, sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah;

yang satu berasal dari gunung Sinai ditanah Arab-dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita”. [SARAH] Bersambung ............

Page 2

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề