Pementasan fragmen membutuhkan pengucapan yang baik dan jelas maka diperlukan latihan

Merancang pementasan teater merupakan pekerjaan banyak orang karena teater dikenal sebagai seni kolektif. Seni kolektif maksudnya adalah karya seni yang akan melibatkan pelaku-pelaku yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan.

Hal itu sangatlah wajar, karena seni teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuh sebagai unsur utama. Seni teater disebut juga seni pertunjukan yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam sebuah cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Sehingga pada pelaksanaannya seni teater selalu membutuhkan banyak orang.

Merancang pementasan teater juga berarti melakukan pekerjaan proyek atau pekerjaan yang terdiri dari banyak komponen yang harus dilakukan agar tujuan proyek tercapai. Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 196) dalam merancang pementasan teater terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan, yakni:

  1. Membentuk panitia
  2. Membuat rancangan pentas
  3. Melakukan latihan

Berikut adalah penjelasan dan pemaparan dari masing-masing tahapan atau aspek merancang pementasan teater.

1. Membentuk Panitia

Pementasan teater melibatkan banyak orang dalam perancangan serta pelaksanannya. Oleh karena itu, agar perancangan dan pengerjaan pementasan lebih terarah, perlu dibentuk kepanitiaan yang akan bertanggung jawab pada bidang kerjanya masing-masing.

Dalam membentuk kepanitiaan, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah menyatukan hati dan kesadaran semua yang terlibat untuk tujuan yaitu membuat pementasan yang baik, berhasil, dan sukses. Pementasan harus terlaksana sebagai sebuah pertunjukan yang memberikan pembelajaran berharga bagi semua pendukung dan penonton. Dengan demikian, kepanitiaan dapat bekerja dengan baik sehingga berhasil mendatangkan banyak penonton yang bisa menghargai pementasan kita.

Kesuksesan yang dari suatu pementasan teater akan memberikan memotivasi bagi kita untuk mementaskan kembali pertunjukan yang baru dengan lebih baik lagi. Jika panitia sudah terbentuk tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya, setiap unit akan mampu bekerja dengan lebih mudah dalam melakukan pekerjaan dengan lebih baik pula.

Panitia merupakan organisasi yang bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan pementasan teater. Setiap anggota panitia harus mengetahui orang yang diberikan laporan jika ada permasalahan di lapangan, yakni ketua panitia. Hal ini agar dapat dipastikan bahwa progress pengerjaan berjalan dengan lancar. Hal ini berkaitan dengan evaluasi dan untuk memastikan panitia saling membantu apabila ada unit yang mengalami kendala.

Oleh karena itu, suatu panitia harus memiliki ketua panitia. Ketua panitia merupakan manajer di dalam organisasi pementasan. Ketua bertanggung jawab terhadap keberhasilan pementasan. Anggota panitia memiliki kewajiban untuk saling membantu dengan unit lain sehingga beban kerja terbagi rata. Setelah panitia sudah terbentuk, langkah selanjutnya adalah membagi tugas masing-masing anggota panitia.

2. Membuat Rancangan Pentas

Pembuatan rancangan pentas harus menyesuaikan dengan kebutuhan dari naskah yang sedang digarap. Misalnya, jika naskah menceritakan lingkungan di hutan, maka rancangan setting atau latar belakang panggung dapat berupa gambar hutan lengkap dengan pohon-pohon yang dibuat tiga dimensi (berupa pohon buatan).

Perlengkapan properti atau peralatan yang mendukung suasana di atas pentas perlu dibuat seperti batu-batu, ranting, rumah kayu. Setting dan properti sebaiknya dibuat dengan kreativitas dan memanfaatkan bahan-bahan bekas. Bahanbahan bekas dapat dibentuk menjadi benda yang mempunyai nilai keindahan.

Pengetahuan tentang tata teknik pentas diperlukan untuk mengenal dan mengetahui cara kerja yang baik dalam merancang pementasan. Pengenalan istilah tempat pementasan untuk teater dan beberapa jenis arena pentas bisa memberikan gambaran untuk lebih kreatif dalam merancang pementasan.

Panggung yang dimaksud bukan hanya berupa panggung teater yang sudah resmi dibangun dalam gedung pertunjukan. Kita juga dapat memanfaatkan ruangan kecil, ruang kelas, aula sekolah, bahkan lapangan di mana pun dapat dijadikan panggung tempat pertunjukan teater. Kreativitas dan pemahaman mengenai tata pentas bisa terwujud dengan memanfaatkan beragam medan panggung.

Berikut ini beberapa contoh panggung dan tempat pementasan yang dapat digunakan sebagai sumber inspirasi.

Pementasan fragmen membutuhkan pengucapan yang baik dan jelas maka diperlukan latihan

3. Melakukan Latihan

Proses latihan sangat diperlukan dalam merancang pementasan teater. Tidak ada keberhasilan tanpa usaha dan kerja keras. Latihan teater biasanya dipimpin oleh pelatih teater atau koordinator latihan. Bentuk latihan yang mengarah pada pementasan biasanya dilakukan langsung oleh sutradara yang ditunjuk untuk menangani pementasan.

Latihan yang baik diawali dengan latihan rutin berupa pemanasan, olah tubuh yang berguna mempersiapkan kebugaran pemain, dan olah suara yang berguna untuk kesiapan suara pemain. Jika kita melakukan latihan teratur dan mencukupi dalam setiap minggunya, pementasan yang baik bisa terwujud.

Latihan pantomim dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Berlatih pantomime akan memperuncing kemahiran tubuh dan ekspresi kita karena tidak menggunakan dialog. Artinya, kita dituntut untuk dapat berakting dan mengomunikasikan sesuatu tanpa berbicara sekalipun. Adapun cara melakukan latihan pantomim adalah sebagai berikut.

Latihan Pantomim

Lakukanlah gerakan keseharian orang-orang sesuai tema tanpa menggunakan suara (berpantomim) di bawah ini.

  1. Orang-orang yang bergegas mengejar angkutan bis.
  2. Aktivitas penjual dan pembeli di pasar.
  3. Suasana para binatang di hutan.
  4. Menjelajah ruang angkasa dengan pesawat.

Pelaksanaan Pementasan Fragmen (Teater)

Seseorang yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan pementasan fragmen adalah sutradara. Sutradara adalah nahkoda dari suatu pementasan teater. Oleh karena itu, fragmen yang merupakan salah satu bagian dari suatu adegan teater memerlukan arahan yang memahami bagaimana teater ini akan dipentaskan.

Pada pelaksanaannya, lama waktu pementasan fragmen akan lebih singkat dari lakon lengkap. Namun, setiap fragmen sangatlah menentukan kesuksesan suatu lakon yang berarti sangat menentukan kesuksesan suatu pementasan teater pula.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar pementasan teater atau mementaskan fragmen berhasil dan berjalan sebagaimana mestinya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mementaskan pementasan/fragmen adalah sebagai berikut.

  1. Tata rias
  2. Tata busana
  3. Tata suara
  4. Tata panggung
  5. Tata lampu

Kemampuan dalam tata rias, tata busana, tata lampu, dan tata panggung, merupakan keterampilan yang harus dikuasai dalam pementasan teater. Hal ini karena aspek-aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Lagi-lagi, pementasan teater adalah seni kolektif yang setiap pelaksananya saling membutuhkan satu sama lain.

Selain itu pelaksanaan pementasan Fragmen dapat terlaksana dengan baik atau tidak tergantung dari kerja sama tim. Kemampuan dalam manajemen pertunjukan merupakan salah satu kunci keberhasilan. Manajemen pertunjukan dapat berhasil jika semua anggota tim bahu-membahu bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Referensi

  1. Tim Kemdikbud. (2017). Seni Budaya VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Seni Budaya | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan tahap-tahap dalam proses perancangan pementasan fragmen dalam mata pelajaran seni budaya kelas VII revisi terbaru. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang tahap-tahap dalam proses perancangan pementasan fragmen dalam mata pelajaran seni budaya.

Pementasan fragmen membutuhkan pengucapan yang baik dan jelas maka diperlukan latihan

Gambar: freepik.com

Ada empat tahap proses perancangan dalam pementasan fragmen, yaitu sebagai berikut.

  • Perencanaan
  • Pelatihan
  • Pemanggungan
  • Pemberitaan dan Publikasi

A.  Perencanaan

Tujuan perencanaan teater adalah tercapainya tujuan pergelaran dengan menghindari tingkat kesalahan atau hambatan dalam proses berteater. Perencanaan nonartistik yaitu perencanaan di luar karya seni di dalam manajemen seni pertunjukan atau pergelaran dipimpin oleh seorang manajer yang disebut dengan manajer produksi atau pimpinan produksi.

Adapun keputusan-keputusan di dalam perencanaan artistik teater dilakukan oleh manajer artistik atau sutradara. Perencanaan nonartistik di dalam pergelaran teater, meliputi pengolahan di bidang personal pergelaran, administrasi, keuangan, publikasi, dokumentasi, pemasaran, kemitraan, dan laporan.

Langkah-langkah perencanaan nonartistik dijelaskan sebagai berikut.

1. Pertemuan Sekolah dan Komite

Sekolah Pertemuan ini sebagai tahapan awal dalam perencanaan antara pihak sekolah dan komite sekolah.

2. Pembentukan Panitia Inti

Pembentukan panitia inti terdiri dari pimpinan produksi dan sutradara. Untuk jabatan pimpinan produksi dapat dipilih dari guru atau orang tua siswa. Akan tetapi, jabatan sutradara harus dipilih dari guru bidang seni atau pelatih di luar sekolah.

3. Penentuan Lakon Teater

Penentuan lakon menjadi tanggung jawab sutradara atau koreografer dan diputuskan secara bersama dengan mempertimbangkan kesesuaian tema dengan kemampuan dan usia anak serta sasaran penonton, serta memiliki alasan positif bagi kemajuan bersama.

4. Penyusunan Kepanitian

Susunan kepanitian dalam pergelaran teater adalah sebagai berikut.

  • Pemimpin produksi
  • Pemimpin artistik
  • Manajer panggung
  • Asisten manajer panggung
  • Penata lampu
  • Penata musik dan tata suara
  • Penata gerak

5. Tugas dan Tanggung Jawab Panitia

a. Pelindung

Pelindung bertugas melindungi atau mengayomi seluruh kegiatan pergelaran, baik secara kedinasan maupun pribadi, terutama berkaitan dengan kepentingan pembuatan surat rekomendasi dan izin kegiatan.

b. Penasihat

Penasihat bertugas memberi masukan-masukan tentang hal-hal positif dan negatif, terutam dalam hal proses produksi dan proses penciptaan teater di lapangan, baik teknis maupun nonteknis.

c. Penanggung Jawab

Penanggung jawab bertugas menanggungjawabi seluruh kegiatan pergelaran, baik secara teknis maupun nonteknis di lapangan, terutama berkaitan dengan kepentingan pemberdayaan organisasi.

d. Pembimbing

Pembimbing bertugas membimbing dan membantu kegiatan pergelaran, baik teknis maupun nonteknis di lapangan, terutama berkaitan dengan motivasi dan mendorong siswa.

e. Pimpinan Produksi

Pimpinan produksi bertugas antara lain sebagai berikut. Merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan, dan melakukan kontrol atau pengawasan terhadap kegiatan yang tengah dan akan dilaksanakan guna tercapainya suatu tujuan pergelaran teater secara efektif dan efisien. Menegur dan memberi saran serta peringatan kepada panitia apabila terjadi kekeliruan atau indisipliner kerja. Berwenang untuk mengadakan evaluasi kerja terhadap masing-masing bidang/seksi dalam kepanitiaan.

f. Sekretaris

Sekretaris bertugas sebagai berikut Melakukan pencatatan, inventarisasi, pendataan, dan penataan kegiatan administratif organisasi, dalam pelaksanaannya dibantu oleh bidang kesekretariatan. Membantu dan melaporkan seluruh program kegiatan masing-masing bidang kepada seluruh panitia pergelaran. Mengajukan kebutuhan peralatan administrasi guna kebutuhan sarana pendukung pelaksanaan kegiatan organisasi.

g. Bendahara

Bendaharan bertugas sebagai berikut. Memegang kekuasaan keuangan dalam sebuah organisasi atas pesetujuan pimpinan produksi. Merencanakan dan melaksanakan pencarian sumber-sumber pendanaan guna memperlancar kegiatan pergelaran. Melakukan pencatatan dan pendataan tentang pendapatan dan pengeluaran keuangan panitia, serta melaporkannya kepada panita.

h. Bidang-Bidang

Bidang-bidang yang dibentuk dalam kepanitaan pergelaran sebagai berikut.

  • Bidang Acara : Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh rangkaian acara pergelaran teater.
  • Bidang Kesekretariatan : Bertugas merencanakan, menyusun, dan melaksanakan seluruh kegiatan administrasi pergelaran teater.
  • Bidang Dana Usaha : Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan penghimpunan dana dan barang atau produk acara pergelaran teater.
  • Bidang Publikasi : Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan publikasi berupa informasi pergelaran teater.
  • Bidang Dokumentasi : Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan dokumentasi seluruh kegiatan pergelaran teater.
  • Bidang Perlengkapan : Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan perlengkapan yang dibutuhkan bagi kelancaran sebuah pergelaran.
  • Bidang Transportasi : Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan transportasi bagi artis dan pendukung pergelaran serta pengangkutan barang.
  • Bidang Kesejahteraan : Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan kesejahteraan pendukung pergelaran, meliputi konsumsi dan P3K.
  • Bidang Umum : Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan di bidang umum sebagai tenaga cadangan yang harus siap membantu bidang lain yang membutuhkan, terutama sebagai tenaga pelaksana di lapangan.
  • Bidang Keamanan : Bertugas merencanakan, menyusun dan melaksanakan seluruh kegiatan kemanan penonton, jiwa, dan barang pendukung selama proses latihan dan pergelaran berlangsung.

B.  Pelatihan

Seni teater berhubungan erat dengan seni peran. Tubuh merupakan sumber peran yang tidak terbatas. Misalnya, dengan wajah, dapat mengekspresikan kesedihan; dengan mulut, kamu bisa berteriak; dan dengan tangan, bisa menari. Agar segala tuntutan dari sutradara ataupun naskah dapat diperankan, seorang pemain teater mutlak harus menguasai teknik latihan peran. Adapun teknik latihan peran antara lain sebagai berikut.

1. Teknik Olah Tubuh

Setiap orang memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda. Ada tubuh yang bentuknya tipis, kekar, persegi, dan sebagainya. Ada yang beranggapan bahwa orang yang bertubuh ramping lebih lentur daripada orang yang bertubuh gemuk. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bisa saja orang yang bertubuh gemuk lebih lentur daripada orang yang bertubuh ramping. Nah, bagi pelaku teater, tubuh harus diolah atau dilatih agar tidak kaku saat berperan di atas panggung. Sebelum melakukan latihan, sebaiknya perhatikan denyut nadi terlebih dahulu untuk mengetahui kerja jantung dalam memompakan darah ke seluruh tubuh.

Kamu dapat menghitung denyut nadi yang ada di leher atau di pergelangan tangan dalam. Penghitungan denyut nadi yang ada di pergelangan tangan lebih dianjurkan untuk menghasilkan perhitungan yang tepat. Cara menghitung denyut nadi yang ada di pergelangan tangan yaitu dengan meletakkan jari tengah di atas pergelangan tangan dalam dengan ibu jari atau jari jempol. Penghitungan dilakukan selama enam detik dan hasilnya dikalikan sepuluh, atau penghitungan dilakukan selama sepuluh detik dan hasilnya dikalikan enam. Perhitungan denyut nadi ini disebut dengan perhitungan denyut nadi sesuai umur peserta latihan.

Adapun denyut nadi maksimal yang dapat dicapai dapat diketahui dengan mengurangi angka 220 dengan jumlah umur. Apabila denyut nadi kurang dari 100 denyut per menit, sebaiknya melakukan jalan cepat atau loncat-loncat selama lima menit sampai mencapai denyut nadi 100 denyut per menit yang merupakan batas terendah denyut nadi yang aman untuk melakukan latihan. Setelah mencapai denyut nadi latihan, latihan olah tubuh siap dilaksanakan dengan latihan pemanasan.

Pola-pola latihan yang bisa pelajari dari pola yang telah ada. Misalnya, pola olahraga atau bisa kamu buat sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan.

a. Latihan Olahraga Fisik

Latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan dan kelenturan serta daya tahan tubuh dan koordinasi gerak tubuh. Latihan ini bisa dimulai dari bagian wajah, yaitu menggerakan bagian wajah. Hal ini berguna untuk melatih mimik wajah. Kemudian, latihlah gerakan tangan supaya luwes. Latihannya bisa seperti latihan menari. Selanjutnya, teruskan latihan ke arah tubuh dan bagian kaki. Setelah semuanya dilatih dengan baik, koordinasikan semua gerakan dalam satu rangkaian gerakan menggunakan iringan musik (seperti menari). Teruslah berlatih agar suatu saat tubuh kamu akan lebih baik. Tentunya latihan tersebut harus ditunjang dengan penguasaan gerakan yang baik.

b. Latihan Rangkaian

Gerakan Setelah latihan umum dikuasai, langkah selanjutnya adalah latihan gerakan yang ditentukan sesuai permintaan. Jenis latihan ini lebih spesifik. Contohnya latihan gerakan lemah gemulai, posisi tubuh ketika terkejut atau mengekspresikan kebahagiaan, posisi tubuh jika sedang marah, dan sebagainya.

2. Olah Suara (Vokal)

Suara adalah unsur yang sangat penting dalam berteater. Suara/vokal yang baik akan mampu mengekspresikan karakter tokoh yang dimainkan. Jenis suara tiap orang berbeda-beda, tetapi di dalam teater dituntut untuk bisa menirukan suara sesuai tokoh yang diperankan.

Berolah suara tidak hanya terbatas pada jenis karakter tertentu. Misalnya, suara berat, ringan, halus, mendesah, berteriak, melenguh, menangis, dan membentak saja. Akan tetapi, berolah suara dalam teater lebih kompleks lagi. Seorang pemain juga dituntut untuk bisa menirukan dialek (logat bicara), harus benar dan tepat dalam membaca teks, harus bisa menyanyi, dan harus pandai mengolah suarasuara alam.

Semua kemampuan vokal itu memerlukan latihan yang keras dan disiplin yang tinggi karena akan bermanfaat ketika bermain teater kelak. Pengucapan kata dengan baik dan benar sesuai konteks sehingga setiap huruf, kata, dan kalimat yang diucapkan dapat didengar dan dimengerti dengan jelas oleh penonton. Hal ini akan memberi nilai tambah pada keberhasilan pementasan teater. Sebagaimana latihan olah tubuh, latihan olah suara pun memerlukan pemanasan terlebih dahulu. Fungsi pemanasan ini yaitu mengendorkan otot-otot organ produksi suara.

Latihan pemanasan olah suara diawali dengan senam wajah, senam lidah, dan senam rahang. Pedoman latihan olah suara yaitu sebagai berikut.

  • Konsentrasi dan sadar pada pekerjaan. Kesadaran ini akan memicu kepada ingatanmu.
  • Santai dan lakukan pengulangan-pengulangan dalam latihan ini karena otototot organ tubuh bukan suatu hal yang mekanis, melainkan lebih bersifat ritmis.
  • Hindari ketegangan dan lakukan segala sesuatu dengan wajar secara alami.
  • Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, jangan lakukan latihan secara terburu-buru. Beri kesempatan otot-otot dan persendian untuk menyesuaikan perintahmu.
  • Lakukan semua latihan ini secara bertahap, mulai dari tempo lambat sampai dengan tempo cepat.

3. Olah Pikir

Seorang pemain teater memiliki kecerdasan tersendiri. Ia harus mampu memerankan suatu peran yang kontradiktif dengan dirinya. Contohnya, peran orang gila. Dengan peran tersebut, pemain harus menunjukkan bahwa ia tidak normal, cara bertingkah laku orang gila, bertutur kata sekenanya, gerakan tubuh sedang berdiri, duduk, mimik wajah sedih, bingung, dan marah.

Peran suatu tokoh itu membutuhkan sebuah pendalaman jiwa, yaitu konsentrasi. Konsentrasi dapat dikuasai dengan cara memusatkan seluruh pikiran dan perasaan pada peran tersebut. Untuk mengetahui tingkah laku dan peran yang dimainkan, kamu dapat mengamati orang aslinya.

Kesuksesan dalam memerankan tokoh tertentu dapat terwujud jika daya imajinasi kamu terlatih. Konsentrasi dan daya imajinasi dalam berteater sangat diperlukan untuk membawa penonton pada alur cerita yang diinginkan. Dengan begitu, penonton akan mengerti dan memahami pertunjukan sehingga pementasan teater akan berkenan di hati mereka.

C. Pemanggungan

Tata panggung adalah salah satu bidang seni teater yang disebut latar belakang pada saat malakukan adegan permainan yang akan diwujudkan oleh tata letak panggung dalam pertunjukan. Tata panggung juga harus disesuaikan dengan persyaratan sejarah, dalam artistik sutradara dan yang di mana pertunjukan akan berlangsung jika seorang manajer panggung sebelum melakukan pengaturan panggung.

Tata letak akan digunakan, dalam elemen komposisi yang harus diperhitungkan, dan akan mendapatkan fungsi pada saat melakukan letak juga harus didiskusikan terlebih dahulu. Dalam hal ini juga terdapat sebuah perabotan dan peralatan sangat penting untuk pembuatan set panggung yang berbentuk lukisan dekorasi atau bentuk bangunan yang tertutup secara vertikal.

Pokok Dasar dalam adalah sebuah penampilan visual dari lingkungan sekitar untuk melakukan dan merancang panggung yang harus memperhatikan aspek ruang gerak.

Berikut beberapa hal dalam pokok pada tata panggung yang harus merencanakan set seperti adalah.

  • Dapat menciptakan ruang dalam permainan
  • Dapat memberikan suasana permainan
  • Dapat memberikan tampilan dengan menarik
  • Dapat dilihat dan dipahami bagi peserta
  • Desain yang sederhana
  • Bermanfaat sebagai aktor atau pemain
  • Dapat membuat suasana pada elemen yang terkandung dalam tampilan visual.

Selain itu juga seorang desainer panggung memiliki satu tujuan dalam bentuk praktis dan organik.

  • Lokal, yaitu penataan panggung yang dapat memberi ruang bagi aktor.
  • Ekspresif, yaitu pengaturan panggung yang dapat memperkuat gerakan dengan penjelasan dalam suasana dengan tindakan.
  • Menarik, yaitu penataan panggung yang harus menawarkan tampilan yang menarik.
  • Sederhana, yaitu penataan panggung yang harus sederhana yang terdiri dari satu meja dan dua kursi.
  • Berguna, yaitu pengaturan panggung yang harus dirancang sedemikian rupa dan bermanfaat sedemikian rupanya.
  • Praktis, yaitu pengaturan panggung yang harus dirancang secara efisien dan dapat memenuhi persyaratan teknis.

Dari apa yang sudah kamisampaikan di atas maka kami juga akan memberikan beberapa jenis rancangan dalan dalam tata panggung diantaranya adalah sebgai berikut.

1. Panggung Prosenium Atau Pigura

Prosenium atau Pigura adalah panggung konvensional dengan Proseniumraum yang digunakan untuk menyaksikan pertunjukan yang dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang prosenium. Tahap Prosenium dapat dibuat untuk membatasi area bermain dengan penonton sehingga penonton lebih fokus pada pertunjukan dan pertunjukan harus lebih jelas dan menarik perhatian penonton.

2. Panggung Portable

Panggung portabel adalah salah satu panggung tanpa layar yang dapat dibuat di dalam atau di luar gedung dengan menggunakan platform podium dan platform, sebagai tempat bagi penonton yang biasanya menggunakan kursi lipat.

3. Panggung Arena

Panggung arena adalah salah satu bentuk panggung yang paling sederhana dan dibandingkan dengan bentuk panggung lainnya dan dapat dilakukan di dalam atau di luar gedung. Dan akan terdapat sehingga kursi di barisan belakang dapat melihat dengan baik tanpa terhalang oleh wajah denga layar di akhir acara atau putaran yang dapat digunakan dalam bentuk blackout.

4. Panggung

Terbuka Panggung terbuka adalah salah satu tata panggung yang dapat digunakan untuk membuat penampilan luar dan dapat berlangsung di beranda rumah.

D. Pemberitaan (Publikasi)

Pemberitaan, publikasi, dan promosi menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam  menjaring penonton. Untuk itu, dibutuhkan tim kerja produksi pemberitaan yang kompak dan tepat. Tugas tim kerja produksi adalah memilih media promosi dan menentukan golongan penonton yang diharapkan akan menghadiri pementasan fragmen.

Pada saat sutradara melakukan keputusan untuk menyutradarai panggung, ia harus memutuskan jenis naskah yang akan dipentaskan, apakah tragedi, komedi, atau tragikomedi. Ketika sutradara sudah merasa yakin terhadap jenis naskah yang sudah dipilih dan gaya yang ingin dipakai untuk menggambarkan plot, karakter, tema, kualitas dialog, dan suasana, ia mulai merencanakan desainnya dalam bentuk desain panggung.

Penyusunan rencana desain panggung merupakan proses transformasi struktur naskah menjadi struktur panggung. Dari sinilah sutradara harus mencipta, mengatur, dan menyatukan gerakan atau movement komposisi visual, irama, tempo, dan tata suara. Proses pelatihan aktor pun mulai dirancang untuk merencanakan desain panggung tersebut.