Penerimaan yang berasal dari minyak bumi dan gas alam merupakan penerimaan

Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman


Pada dasarnya, penerimaan negara terbagi atas 2 jenis penerimaan, yaitu penerimaan dari pajak dan penerimaan bukan pajak yang disebut penerimaan negara bukan pajak [PNBP].

Menurut UU no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.

UU tersebut juga menyebutkan kelompok PNBP meliputi:

  1. penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah;
  2. penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam;
  3. penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan Negara yang dipisahkan;
  4. penerimaan dari pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah
  5. penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda administrasi;
  6. penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah
  7. penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang tersendiri

Kecuali jenis PNBP yang ditetapkan dengan Undang-undang, jenis PNBP yang tercakup dalam kelompok sebagaimana terurai diatas, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Artinya diluar jenis PNBP terurai diatas, dimungkinkan adanya PNBP lain melalui UU.

Tim Optimalisasi Penerimaan Negara


Share   Tweet

PENJELASAN

ATAS

UNDANG‑UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 3 TAHUN 1998

TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN 1998/1999

UMUM

Pembangunan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yang arah kebijaksanaannya ditetapkan Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam Garis Besar Haluan Negara [GBHN], merupakan rangkaian proses yang berkesinambungan. Arah kebijaksanaan pembangunan tersebut dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun [Repelita], sedangkan pelaksanaan operasional tahunannya dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara [APBN]. Dengan demikian hal‑hal yang dituangkan dalam APBN senantiasa sejalan dengan arah kebijaksanaan GBHN maupun Repelita.

Dalam hubungan itu, sejak dimulainya pembangunan secara berencana pada tahun 1969, pembangunan berbagai sarana dan prasarana serta pembangunan bidang‑bidang lainnya telah dapat mengurangi jumlah penduduk miskin, dan secara bertahap berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam Repelita VI sebagai awal dari periode pembangunan jangka panjang kedua hasil‑hasil pembangunan tersebut terus diperbarui, diperdalam, dan diperluas dengan tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan, yaitu pemeratan pembangunan dan hasil‑hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Adapun pelaksanaannya didasarkan pada nilai luhur dan pengamalan semua sila Pancasila sebagai kesatuan yang utuh.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1998/1999, yang merupakan APBN tahun kelima Repelita VI, merupakan proses kelanjutan, peningkatan, perluasan, dan pembaharuan pembangunan, yang mencerminkan tekad untuk mewujudkan bangsa yangmaju dan mandiri serta makin berkualitas, dengan memberikan prioritas kepada pembangunan ekonomi, dengan keterkaitan antara industri dan pertanian serta bidang pembangunan lainnya sebagaiman yang tertuang dalam Repelita VI. Penyusunan APBN Tahun Anggaran 1998/1999 juga disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, baik internal maupun eksternal, seperti pertumbuhan ekonomi dunia, harga minyak di pada internasional, fluktuasi nilai tukar mata uang dunia, serta perkembangan suku bungan internasional.

APBN Tahun Anggaran 1998/1999 tetap menganut prinsip anggaran berimbang yang dinamis, yang pada dasarnya mengandung arti bahwa jumlah pengeluaran tidak melebihi jumlah penerimaan dan diupayakan dibentuknya tabungan Pemerintah yang semakin meningkat. Prinsip tersebut memungkinkan dibentuknya dana cadangan apabila penerimaan negara melebihi yangdirencanakan, dan dimanfaatkannya dana tersebut pada masa penerimaan kurang dari yang direncanakan atau tidak cukup mendukung program yang telah direncanakan dan atau yang sangat mendesak sehingga terjamin kesinambungan pembiayaan yang diiringi oleh stabilitas ekonomi yang mantap.

Pembentukan tabungan Pemerintah, yang merupakan selisih antara Penerimaan Dalam Negeri dan Pengeluaran Rutin, sangat penting terutama dalamkaitannya dengan pemupukan investasi dari sektor Pemerintah, yang bersama‑sama dengan investasi dari sektor swasta, mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Sedangkan bantuan luar negeri, sepanjang tidak memiliki ikatan politik dan tidak memberatkan perekonomian nasional, masih dapat dipergunakan sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan.

Dalam rangka menegakkan kemandirian pembiayaan pembangunan, sumber penerimaan dalam negeri di luar migas semakin ditingkatkan pencapaiannya melalui peningkatan penerimaan perpajkaan dan penerimaan negara bukan pajak, sekaligus menjaga kemantapan dan kestabilan pendapatan negara. Untuk itu, pelaksanaan Undang‑undang baru di bidang pajak 1994, yang merupakan penyempurnaan atas Undang‑undang di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Bumi dan Bangunan, yang telah diberlakukan sejak 1 Januari 1995 akan semakin diintensifkan. Dalam kaitan ini, telah disahkan Undang‑undang tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang akan mulai berlaku sejak 1 Juli 1998. Selain itu, dalam rangka menghadapi era globalisasi dalam perdagangan internasional di masa‑masa mendatang, di bidang kepabeanan dan cukai juga telah disahkan Undang‑undang tentang Kepabeanan dan Undang‑undang tentang Cukai yang telah diberlakukan sejak tanggal 1 April 1996. Dengan berlakunya kedua undang‑undang ini, maka Indonesia telah melangkah lebih maju di bidang peraturan perundang‑undangan, uaitu dengan meninggalkan aturan warisan kolonial yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan perekonomian nasional. Sejalan dengan itu, dalam rangka penertiban pengelolaan penerimaan negara bukan pajak telah disahkann Undang‑undang tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, yang dilaksanakan secara bertahap sejak tanggal 23 Mei 1997. Sedangkan penerimaan pembangunan yang berasal dari bantuan luar negeri direncanakan untuk membiayai proyek‑proyek pembangunan yang mendapat prioritas tinggi, terutama yang meningkatkan ekspor nonmigas.

Di bidang Belanja Negara, terus diupayakan peningkatan efisiensi dan efektivitas berbagai jenis Pengeluaran Rutin melalui penghematan beberapa pos pengeluaran, namun dengan tetap memperhatikan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Sementara itu, percepatan pembayaran hutang luar negeri akan terus diupayakan yang dananya diperoleh dari hasil penjualan saham Pemerintah dari BUMN dan atau dari Sisa Anggaran Lebih. Di bidang Pengeluaran Pembangunan, kebijaksanaan alokasi anggaran belanja pembangunan diupayakan tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan dan skala prioritas seperti yang tertuang dalam Repelita VI. Guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan pembangunan nasional, serta penciptaan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis, pembangunan daerah yang masih tertinggal, terutama di Kawasan Timur Indonesia, serta pembangunan berbagai sarana dan prasarana ekonomi seperti jalan, jembatan, pelabuhan, pengairan, transportasi, pembangkit tenaga listrik, dan telekomunikasi yang sangat dibutuhkan oleh para investor, tetap memperoleh perhatian yang besar. Dalam rangka mempersempit kesenjangan pembangunan antar daerah dan menurunkan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, alokasi anggaran bagi sektor pembangunan daerah dan transmigrasi semakin ditingkatkan, khususnya penyediaan dana Inpres Daerah Tingkat II dan Inpres Desa Tertinggal, serta Inpres Program Makanan Tambahan Anak Sekolah untuk daerah tertentu dalam batas‑batas kemampuan keuangan negara.

Demi terciptanya iklim investasi yang kondusif bagi perkembangan berbagai jenis usaha swasta di berbagai daerah serta untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional, kebijaksaan deregulasi dan debirokratisasi, baik di sektor riil maupun sektor mnonriil terus dilanjutkan.

Sejalan dengan upaya‑upaya tersebut, maka penertiban keuangan negara, baik pendapatan maupun belanja, perlu terus ditingkatkan termasuk pengawasannya.

Dalam rangka kesinambungan kegiatan pembangunan, Sisa Kredit Anggaran proyek‑proyek yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek pada anggaran pembangunan Tahun Anggaran 1998/1999 dipindahkan kepada Tahun Anggaran 1999/2000, dan menjadi kredit anggaran Tahun Anggaran 1999/2000.

Dengan memperhatikan hal‑hal tersebut di atas, maka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1998/1999 disusun berdasarkan asumsi sebagai berikut:

a.         bahwa keadaan ekonomi global diperkirakan mengalami pertumbuhan yang lebih rendah;

b.         bahwa perekonomian Indonesia diperkirakan mulai mengalami proses pemulihan dari goncangan moneter yang melanda kawasan Asia Tenggara sejak Juli 1997;

c.         bahwa harga minyak bumi di pasaran internasional menunjukkan perkembangan yang baik;

d.         bahwa kesinambungan pembangunan perlu dipertahankan dengan terus meningkatkan pengerahan sumber‑sumber dana di luar minyak bumi dan gas alam, sehingga peranan Penerimaan Dalam Negeri di dalam pembiayaan pembangunan dapat terus ditingkatkan.

e.         bahwa kestabilan moneter dan tersedianya barang‑barang kebutuhan pokok sehari‑hari yang cukup tersebar merata dengan harga yang stabil dan terjangkau oleh rakyat banyak, perlu terus ditingkatkan.

f.          bahwa program pemerataan kesejahteraan terutama dalammenikmati hasil pembangunan bagi masyarakat harus mendapat perhatian yang lebih besar.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Pasal ini memuat rumusan mengenai pengertian umum yang digunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Undang‑undang ini. Dengan adanya pengertian tentang istilah‑istilah tersebut dapat dicegah adanya salah pengertian atau salah penafsiran dalam pasal‑pasal yang bersangkutan, sehingga dapat dicapai kesatuan cara pandang dan kelancaran dalam pelaksanaan. Pengertian ini diperlukan karena bersifat teknis dan baku, khususnya dalampengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal 2

            Ayat [1]

                        Huruf a

                                    Cukup jelas

                        Huruf b

                                    Cukup jelas

            Ayat [2]

                        Cukup jelas

            Ayat [3]

                        Cukup jelas

            Ayat [4]

                        Cukup jelas

Pasal 3

            Ayat [1]

                                                                                                            [dalam rupiah]

Penerimaan perpajakan sebesar                   66.040.000.000.000,00

terdiri dari:

            0110   Pajak Penghasilan [Pph]       25.618.000.000.000,00

            0120   Pajak Pertambahan Nilai

                        Barang dan Jasa dan

                        Pajak Penjualan atas

                        Barang Mewah [PPN dan

                        Ppn BM]                                 27.872.000.000.000,00

            0140   Pajak Bumi dan Bangunan

                        dan Bea Perolehan Hak

                        atas Tanah dan Bangunan

                        [PBB dan BPHTB]                3.411.000.000.000,00

            0210   Bea masuk                              3.562.000.000.000,00

            0220   Cukai                                      4.922.000.000.000,00

            0230   Pungutan [pajak] ekspor          115.000.000.000,00

            0240   Bea meterai                               540.000.000.000,00

            Penerimaan dari sektor minyak bumi

            dan gas alam                                       34.581.700.000.000,00

            terdiri dari :

            0310   Penerimaan minyak bumi     24.060.900.000.000,00

            0320   Penerimaan gas alam 10.520.800.000.000,00

            Penerimaan negara bukan pajak

            sebesar                                               14.344.100.000.000,00

            terdiri dari:

            0410   Pendapatan pendidikan                 94.675.400.000,00

                        0411   Uang pendidikan               93.960.200.000,00

                        0412   Uang ujian masuk,

                                    kenaikan tingkat, dan

                                    akhir pendidikan                    715.200.000,00

            0480   Pendapatan pendidikan

                        swadana                                        503.103.900.000,00

                        0481   Pendapatan pendidikan

                                    swadana                            503.103.900.000,00

            0510   Penjualan hasil produksi,

                        sitaan                                              23.145.300.000,00

                        0511   Penjualan hasil

                                    pertanian, perkebunan        1.221.500.000,00

                        0512   Penjualan hasil

                                    perternakan                        10.479.400.000,00

                        0513   Penjualan hasil

                                    perikanan                                  811.700.000,00

                        0514   Penjualan hasil sitaan            3.000.000.000,00

                        0515   Penjualan obat‑obatan

                                    dan hasil farmasi                       129.000.000,00

                        0516   Penjualan penerbitan,

                                    film, dan hasil cetakan

                                    lainnya                                                  617.900.000,00

                        0517   Penjualan dokumen‑dokumen

                                    pelelangan                                          6.342.100.000,00

                        0519   Penjualan lainnya                                   543.700.000,00

            0520   Penjualan aset tetap                                    14.626.200.000,00

                        0521   Penjualan rumah,

                                    gedung, bangunan, dan

                                    tanah                                                       720.800.000,00

                        0522   Penjualan kendaraan

                                    bermotor                                                166.500.000,00

                        0523   Penjualan sewa beli                         12.500.100.000,00

                        0529   Penjualan aset lainnya

                                    yang berlebih, rusak,

                                    dihapuskan                                          1.238.800.000,00

            0530   Pendapat sewa                                                9.561.700.000,00

                        0531   Sewa rumah dinas,

                                    rumah negeri                                      4.219.600.000,00

                        0532   Sewa gedung, bangunan,

                                    gudang                                                1.827.900.000,00

                        0533   Sewa benda‑benda

                                    bergerak                                             2.837.800.000,00

                        0539   Sewa benda‑benda tak

                                    bergerak lainnya                                   676.400.000,00

            0540   Pendapatan jasa I                                       507.557.500.000,00

                        0541   Pendapatan rumah

                                    sakit dan instansi

                                    kesehatan lainnya                                           8.975.000.000,00

                        0542   Pendapatan tempat

                                    hiburan, taman, museum                                  241.000.000,00

                        0543   Pendapatan surat

                                    keterangan, visa,

                                    paspor dan SIM, STNK,

                                    BPKB                                                         135.800.000.000,00

                        0544   Pendapatan jasa

                                    pertanahan                                                      77.854.000.000,00

                        0545   Pendapatan hak dan

                                    perizinan                                                      236.725.200.000,00

                        0546   Pendapatan sensor,

                                    karantina, pengawasan,

                                    pemeriksaan                                                     7.017.800.000,00

                        0547   Pendapatan jasa

                                    tenaga, jasa pekerjaan                                      4.652.600.000,00

                        0548   Pendapatan jasa kantor

                                    urusan agama                                                    6.000.000.000,00

                        0549   Pendapatan jasa bandar

                                    udara dan pelabuhan                                        30.291.900.000,00

            0550   Pendapatan jasa II                                                    324.982.200.000,00

                        0551   Pendapatan jasa lembaga

                                    keuangan [jasa giro]                                      31.189.500.000,00

                        0552   Pendapatan iuran hasil

                                    hutan, hasil laut,

                                    royalti dan denda                                           170.714.000.000,00

                        0553   Pendapatan iuran

                                    lelang untuk fakir

                                    miskin                                                                         2.500.000.000,00

                        0554   Pendapatan jasa kantor

                                    catatan sipil                                                             11.765.000.000,00

                        0555   Pendapatan biaya

                                    penagihan pajak‑pajak

                                    negara dengan surat

                                    paksa                                                                           1.751.000.000,00

                        0556   Pendapatan uang

                                    pewarganegaraan                                                            250.000.000,00

                        0557   Bea lelang                                                                  32.000.000.000,00

                        0558   Pendapatan biaya

                                    pengurusan piutang

                                    negara dan lelang

                                    negara                                                                         50.000.000.000,00

                        0559   Pendapatan jasa

                                    lainnya                                                                        24.812.700.000,00

                        0560   Pendapatan rutin dari luar

                        negeri                                                                                     19.500.000.000,00

                        0561   Bea visa dan paspor                                                     4.000.000.000,00

                        0562   Bea konsuler                                                                4.000.000.000,00

                        0569   Pendapatan rutin

                                    lainnya dari luar

                                    negeri                                                                         11.500.000.000,00

            0580   Pendapatan penjualan, sewa

                        dan jasa swadana                                                              1.837.896.100.000,00

                        0581   Pendapatan penjualan

                                    swadana                                                          11.393.100.000,00

                        0582   Pendapatan sewa

                                    swadana                                                             1.634.400.000,00

                        0583   Pendapatan jasa

                                    swadana                                                    1.824.868.600.000,00

            0610   Pendapatan kejaksaan dan

                        peradilan                                                                      20.355.000.000,00

                        0611   Legilisasi tanda tangan                                          80.000.000,00

                        0612   Pengesahan surat di

                                    bawah tangan                                                          50.000.000,00

                        0613   Uang meja [leges] dan

                                    upah pada panitera

                                    badan pengadilan                                               2.075.000.000,00

                        0614   Hasil denda, denda

                                    tilang dan sebagainya                                     11.700.000.000,00

                        0615   Ongkos perkara                                                1.250.000,000,00

                        0619   Penerimaan kejaksaan

                                    dan peradilan lainnya                           5.200.000.000,00

            0710   Pendapatan dari

                        investasi                                                              5.425.000.000.000,00

                        0711   Bagian laba dari

                                    BUMN                                                     1.925.000.000.000,00

                        0713   Pelunasan piutang

                                    [penerimaan kembali

                                    pinjaman                                                   3.500.000.000.000,00

            0810   Pendapatan kembali

                        belanja tahun anggaran

                        berjalan                                                                       36.691.900.000,00

                        0811   Penerimaan kembali

                                    belanja pegawai pusat                                      1.227.100.000,00

                        0812   Penerimaan kembali

                                    belanja pegawai

                                    daerah otonom                                                 3.000.000.000,00

                        0813   Penerimaan kembali

                                    belanja pensiun                                                2.000.000.000,00

                        0814   Penerimaan kembali

                                    belanja rutin lainnya                                      30.095.300.000,00

                        0815   Penerimaan kembali

                                    belanja pembangunan

                                    rupiah lainnya                                          369.500.000,00

              0820 Pendapatan kembali belanja

                        tahun anggaran yang lalu                                             2.739.300.000,00

                        0821   Penerimaan kembali

                                    belanja pegawai pusat                                      1.288.600.000,00

                        0824   Penerimaan kembali

                                    belanja rutin lainnya                                           215.500.000,00

                        0825   Penerimaan kembali

                                    belanja pembangunan

                                    rupiah lainnya                                       1.235.200.000,00

            0880   Pendapatan lain‑lain swadana                                     5.000.000.000,00

                        0881   Pendapatan lain‑lain

                                    swadana                                                            5.000.000.000,00

            0890   Pendapatan lain‑lain                                           5.519.265.500.000,00

                        0891   Penerimaan kembali

                                    persekot, uang muka

                                    gaji                                                                              836.400.000,00

                        0892   Penerimaan denda

                                    keterlambatan

                                    penyelesaian

                                    pekerjaan                                                                2.527.300.000,00

                        0893   Penerimaan kembali,

                                    ganti rugi                                                                1.626.400.000,00

                        0894   Penerimaan kembali

                                    berhitungan sisa lebih

                                    subsidi gaji PNS

                                    daerah otonom

                                    berdasarkan SPM nihil

                                    KPKN                                                                 200.000.000.000,00

                        0899   Pendapatan anggaran

                                    lainnya                                                             5.314.275.400.000,00

            Ayat [2]

                        Huruf a

                                    Cukup jelas

                        Huruf b

                                    Cukup jelas

Pasal 4

            Ayat [1]

                        Huruf a

                                    Cukup jelas

                        Huruf b

                                    Cukup jelas

            Ayat [2]

                        Cukup jelas

            Ayat [3]

                        Cukup jelas

              Ayat [4]

                        Cukup jelas

Pasal 5

            Ayat [1]

                        Cukup jelas

            Ayat [2]

                                                                                                                        [dalam rupiah]

            Pengeluaran rutin sebesar                                                     97.829.100.000.000,00

            terdiri dari :

            01        SEKTOR INDUSTRI                                             83.385.209.000,00

                        01.1    Subsektor Industri                                                 83.385.209.000,00

            02        SEKTOR PERTANIAN DAN KEHUTANAN         627.724.191.000,00

                        02.1    Subsektor Pertanian                                            207.325.806.000,00

                        02.2    Subsektor Kehutanan                                          420.398.385.000,00

            03        SEKTOR PENGAIRAN                                                        38.416.795.000,00

                        03.1    Subsektor Pengembangan

                                    Sumber Daya Air                                                       20.107.020.000,00

                        03.2    Subsektor Irigasi                                                       18.309.775.000,00

            04        SEKTOR TENAGA KERJA                                  318.069.481.000,00

                        04.1    Subsektor Tenaga Kerja                                         318.069.481.000,00

            05        SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN

                        USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN

                        KOPERASI                                                                    59.790.615.612.000,00

                        05.1    Subsektor Perdagangan

                                    Dalam Negeri                                                             79.508.368.000,00

                        05.2    Subsektor Perdagangan

                                    Luar Negeri                                                                 60.832.373.000,00

                        05.4    Subsektor Keuangan                                           59.549.309.047.000,00

                        05.5    Subsektor Koperasi dan

                                    Pengusaha Kecil                                                      100.965.824.000,00

            06        SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI

                        DAN GEOFISIKA                                                                 329.700.829.000,00

                        06.1    Subsektor Prasarana Jalan                                           33.304.583.000,00

                        06.2    Subsektor Transportasi

                                    Darat                                                                              28.587.635.000,00

                        06.3    Subsektor Transportasi

                                    Laut                                                                              148.476.497.000,00

                        06.4    Subsektor Transportasi

                                    Udara                                                                             64.155.748.000,00

                        06.5    Subsektor Meteorologi,

                                    Geofisika,Pencarian dan

                                    Penyelamatan [SAR]                                        55.176.366.000,00

            07        SEKTOR PERTAMBANGAN DAN

                        ENERGI                                                                                 318.933.498.000,00

                        07.1    Subsektor Pertambangan                                          313.506.408.000,00

                        07.2    Subsektor Energi                                                           5.427.090.000,00

            08        SEKTOR PARIWISATA, POS DAN

                        TELEKOMUNIKASI                                                            117.207.539.000,00

                        08.1    Subsektor Pariwisata                                       21.511.157.000,00

                        08.2    Subsektor Pos dan

                                    Telekomunikasi                                                           95.696.382.000,00

            09        SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH DAN

                        TRANSMIGRASI                                                            12.485.462.070.000,00

                        09.1    Subsektor Pembangunan

                                    Daerah                                                                  12.403.046.551.000,00

                        09.2    Subsektor Transmigrasi

                                    dan Pemukiman Perambah

                                    Hutan                                                                             82.415.519.000,00

            10        SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN

                        TATA RUANG                                                                        357.912.413.000,00

                        10.1    Subsektor Lingkungan

                                    Hidup                                                                               9.456.675.000,00

                        10.2    Subsektor Tata Ruang                                                 348.455.738.000,00

            11        SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN

                        NASIONAL, KEPERCAYAAN TERHADAP

                        TUHAN YANG MAHA ESA, PEMUDA DAN

                        OLAH RAGA                                                        4.740.026.958.000,00

                        11.1    Subsektor Pendidikan                                        4.253.886.891.000,00

                        11.2    Subsektor Pendidikan

                                    Luar    Sekolah dan

                                    Kedinasan                                                                   370.137.314.000,00

                        11.3    Subsektor Kebudayaan

                                    Nasional dan Kepercayaan

                                    Terhadap Tuhan Yang Maha

                                    Esa                                                                              104.132.579.000,00

                        11.4    Subsektor Pemuda dan Olah

                                    Raga                                                                              11.870.174.000,00

            12        SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA

                        SEJAHTERA                                                              331.654.091.000,00

                        12.1    Subsektor Kependudukan dan

                                    Keluarga Berencana                                                  331.654.091.000,00

            13        SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL,

                        KESEHATAN PERANAN WANITA, ANAK

                        DAN REMAJA                                                                      705.289.102.000,00

                        13.1    Subsektor Kesejahteraan

                                    Sosial                                                                          137.509.102.000,00

                        13.2    Subsektor Kesehatan                                     567.780.000.000,00

            14        SEKTOR PERUMAHAN DAN

                        PERMUKIMAN                                                                      22.813.072.000,00

                        14.1    Subsektor Perumahan dan

                                    Permukiman                                                                 15.847.769.000,00

                        14.2    Subsektor Penataan Kota dan

                                    Bangunan                                                                        6.965.303.000,00

            15        SEKTOR AGAMA                                                           1.303.622.987.000,00

                        15.1    Subsektor Pelayanan

                                    Kehidupan Beragama                                                 200.338.062.000,00

                        15.2    Subsektor Pembinaan

                                    Pendidikan Agama                                                1.103.284.925.000,00

            16        SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN

                 TEKNOLOGI                                                                                 409.502.164.000,00

                        16.2    Subsektor Ilmu Pengetahuan

                                    Terapan dan Dasar                                                     263.877.083.000,00

                        16.3    Subsektor Kelembagaan

                                    Prasarana dan Sarana Ilmu

                        16.5    Subsektor Kedirgantaraan                                             2.570.420.000,00

                        16.6    Subsektor Sistem Informasi

                                    dan Statistik                                                               103.459.120.000,00

            17        SEKTOR HUKUM                                                                755.062.877.000,00

                        17.1    Subsektor Pembinaan Hukum

                                    Nasional                                                                     663.020.419.000,00

                        17.2    Subsektor Pembinaan

                                    Aparatur          Hukum                                                  92.042.458.000,00

            18        SEKTOR APARATUR NEGARA DAN

                        PENGAWASAN                                                               5.227.096.572.000,00

                        18.1    Subsektor Aparatur Negara                                          4.905.510.940.00

                        18.2    Subsektor Pendayagunaan

                                    Sistem dan Pelaksanaan

                                    Pengawasan                                                                321.585.632.000,00

            19        SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN LUAR

                        NEGERI, PENERANGAN, KOMUNIKASI

                        DAN MEDIA MASSA                                                    2.317.439.243.000,00

                        19.1    Subsektor Politik                                                      .105.010.313.000,00

                        19.2    Subsektor Hubungan Luar

                                    Negeri                                                                       1.663.595.842.000,00

                        19.3    Subsektor Penerangan,

                                    Komunikasi dan Media

                                    Massa                                                                548.836.088.000,00

            20        SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN  7.549.165.297.000,00

                        20.2    Subsektor ABRI                                             7.176.318.410.000,00

                        20.3    Subsektor Pendukung                                         372.846.887.000,00

            Ayat [3]

                        Cukup jelas

            Ayat [4]

                                                                                                                        [dalam  rupiah]

Pengeluaran pembangunan sebesar                                      Rp. 49.391.700.000.000,00

yang terdiri dari :

PENJELASAN PASAL 5 AYAT [4] TIDAK DAPAT DISERTAKAN [LIHAT FISIK]

Pasal 6

Keputusan Presiden sebagaimana yangdimaksud dalam Pasal ini ditetapkan pada bulan April 1998.

Pasal 7

Keputusan Presiden sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal ini ditetapkan pada bulan April 1998.

Pasal 8

            Ayat [1]

                        Huruf a

                                    Cukup jelas

                        Huruf b

                                    Cukup jelas

                        Huruf c

                                    Cukup jelas

                        Huruf d

                                    Cukup jelas

                        Huruf e dan f

                                    Masalah perkembangan moneter dan perkreditan serta neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri sebagian besar berada di sektor bukan pemerintah. Oleh sebab itu, penyusunan kebijaksanaan kredit dan devisa dalam bentuk dan arti seperti Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan sukar untuk dilaksanakan, sehingga untuk itu dibuat dalam bentuk prognosa.

      Ayat [2]

                        Cukup jelas

            Ayat [3]

                        Cukup jelas

              Ayat [4]

                        Cukup jelas

Pasal 9

            Ayat [1]

                        Cukup jelas

            Ayat [2]

                        Cukup jelas

Pasal 10

Apabila pada akhir tahun anggaran 1998/1999 terdapat sisa angaran lebih, maka sisa tersebut merupakan tambahan saldo kas negara, yang dapat dipergunakan untuk membiayai anggaran belanja tahun‑tahun anggaran berikutnya.

Pasal 11

            Cukup jelas

Pasal 12

            Ayat [1]

                        Cukup jelas

            Ayat [2]

                        Cukup jelas

Pasal 13

Pasal‑pasal Indische Comptabiliteitswet yangdinyatakan tidak berlaku adalah :

            1.         Pasal 2 Ayat [1] tentang susunan anggaran yangterdiri dari belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal;

            2.         Pasal 2 Ayat [3] tentang kewenangan Gubernur Jenderal menetapkan perincian lebih lanjut pos; dan

            3.         Pasal 72 yang mengatur bahwa pengajuan Perhitungan Anggaran Negara [PAN, kepada Dewan Perwakilan Rakyat paling lambat tiga tahun setelah tahun anggaran yang bersangkutan berakhir.

Pasal 14

            Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3750

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề