Pengalaman anak kecanduan gadget

Cerita Orang Tua yang Khawatir Anaknya Kecanduan Gadget

Sejak pandemi anaknya menjadi kecanduan pakai gadget padahal bukan untuk belajar.

Pengalaman anak kecanduan gadget
Republika TV/Surya Dinata
Mendampingi anak saat bermain dengan gadget (ilustrasi).
Rep: Eva Rianti Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir satu tahun telah menimbulkan sejumlah dampak, termasuk bagi dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang biasanya dilakukan di sekolah beralih melalui online dengan memanfaatkan teknologi, yakni gadget rupanya menyebabkan sebagian besar anak-anak mengalami kecanduan bermain gadget.

Baca Juga
  • Kesalahan Berbahaya Saat akan Menjual Gadget Second
  • 10 Cara Efektif Jual Properti Daring dan Luring
  • Festival Dalang Cilik Solo 2021 Digelar Via Daring


Subur (42 tahun), salah satu warga yang tinggal di Kelurahan Panunggangan, Kota Tangerang menyampaikan rasa khawatir terhadap dua anaknya yang sejak pandemi menjadi kecanduan menggunakan handphone. Kami sebagai orang tua khawatir tentunya dengan anak-anak yang kecanduan gadget, ujar Subur saat ditemui Republika.co.id, Rabu (17/2).

Alih-alih diberikan handphone untuk belajar online, Subur mengatakan, anaknya yang duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) kini sudah mengenal sejumlah aplikasi kekinian yang telah memakan waktu belajarnya. Anaknya yang berusia 8 tahun dan duduk di kelas 2 Sekolah Dasar (SD) juga suka bermain video gim.

Pada main Tiktok. Saya enggak ngerti malah, mereka yang lebih ngerti di handphone itu ada macam-macam aplikasi, tutur Subur sambil menunjukkan contoh salah satu video anaknya tengah berjoget dengan background musik a la Tiktok.

Berdasarkan pengamatannya terhadap kedua anaknya, waktu untuk belajar online sangat minim. Sementara waktu untuk hal lainnya lewat handphone jauh lebih banyak. Fokus belajarnya mungkin sekitar 10 persen saja, selebihnya begitu (bermain aplikasi, Red). Bisa sampai delapan jam sehari, bahkan lebih, terangnya.

Subur mengaku dia seringkali mengomeli anak-anaknya jika sudah melewati batas. Dia khawatir kondisi kesehatan kedua anaknya terganggu dengan terus-terusan bermain gadget. Saya suka negur, suka pusing kepala anak saya, termasuk yang kecil. Sampai malam jam 23.00 WIB anak saya masih main handphone, saya ambil, saya marah, besok enggak boleh masih handphone, sampai nangis. Kalau begini, merusak mata, saya bilang. Ini bukan belajar, ujarnya seraya menirukan caranya menegur sang anak.


Dia menambahkan, padahal biasanya anak-anaknya sebelum kecanduan gadget tidur selepas isya, atau sekitar jam 19.30 WIB. Untuk memberi gertakan kepada kedua anaknya, biasanya Subur tidak membelikan pulsa internet. Namun dia mengatakan, anak-anaknya tetap saja bermain handphone. Yakni dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang tidak membutuhkan internet. Ya jadi sama saja bohong, pusing saya, kata dia.

Subur juga mengakui kondisi anak-anaknya menjadi seperti itu karena dampak dari situasi pandemi Covid-19 yang membuat mereka tidak memiliki kegiatan seperti sebelum pandemi. Selain tidak lagi berkegiatan belajar di sekolah, anak-anaknya juga tidak lagi mengikuti kegiatan pengajian seperti yang biasa dilakukan sebelum pandemi. Namun, dia berusaha untuk menyajikan kegiatan alternatif bagi anak-anaknya, meski terbilang sulit.

Makanya kami koordinasi guru-guru di sini sampai mengajukan ada kegiatan belajar mengajar di balai. Kita manfaatin kegiatan-kegiatanonlinedengan tetap pakai SOP protokol kesehatan buat anak-anak, ada guru di situ, terus anak-anak di-rollingkegiatannya per kelas, setiap hari ada, tuturnya.

Hingga kini, Subur terus berusaha untuk mengalihkan anak-anaknya dari kecanduan gadget ke hal-hal yang lebih produktif lainnya. Di samping itu, dia juga berusaha mengecek handphone milik anaknya untuk melakukan filter terhadap aplikasi-aplikasi yang tidak sesuai dengan usianya atau yang berpotensi mengganggu kegiatan belajarnya.



  • anak pakai gadget
  • belajar daring
  • dampak pandemi covid 19
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Subscribe to Notifications