Pengantin baru tahan berapa lama saat penetrasi

Liputan6.com, Brisbane - Dengan begitu merebaknya tayangan dewasa tentang hubungan intim pria dan wanita, tidak sedikit pasangan yang merasa hubungan intim mereka terlalu sebentar. Yang kurang disadari, tayangan demikian biasanya melibatkan proses edit berkali-kali.

Jadi, sebenarnya berapakah waktu yang normal untuk lamanya hubungan intim. Suatu penelitian memberikan jawaban yang meluas, mulai dari 33 detik hingga 44 menit.

Dikutip dari Daily Mail pada Selasa (5/4/2016), penelitian oleh Dr. Brendan Zietsch dari Queensland University of Technology (QUT) menelaah semua penelitian terkini dan menemukan angka seperti tersebut di atas. Tapi, rata-rata hubungan intim hanya berlangsung 5,4 menit.

Seorang ilmuwan tentunya mengajukan pertanyaan awam tersebut dengan bahasa yang lebih berat, yaitu “berapakah waktu bertahan rata-rata hingga ejakulasi dalam alat kelamin wanita?”

Masalahnya, mengukur waktu rata-rata bukanlah hal yang mudah karena dua persoalan.

Pertama, biasanya orang melebih-lebihkan perkiraan waktunya karena secara sosial terasa lebih hebat kalau mengaku hubungan seksual mereka berlangsung semalaman.

Masalah ke dua, orang tidak selalu tahu berapa lamanya mereka melakukannya karena urusan ini tidak biasanya melibatkan pemantauan waktu. Pemantauan tanpa bantuan tentu sulit kalau hubungan dimulai secara spontan.

Kajian Ilmiah

Penelitian terbaik yang tersedia untuk mengira-ngira waktu rata-rata hingga ejakulasi melibatkan 500 pasangan dari seluruh dunia. Mereka diminta menghitung waktu menggunakan stopwatch selagi melakukan hubungan intim selama masa 4 minggu.

Agak janggal juga, karena peserta harus menekan tombol ‘mulai’ sewaktu alat kelamin pria memasuki wanita dan kelabakan menekan tombol ‘selesai’ sewaktu terjadi ejakulasi.

Dapat dibayangkan betapa hal ini mengganggu mood dan ditengarai tidak alamiah. Tapi, itulah yang terbaik yang bisa dilakukan.

Hasilnya? Yang paling mengagetkan adalah fakta bahwa bentang waktunya sangat beragam, mulai dari 33 detik hingga 44 menit. Perbedaannya sekitar 80 kali lipat. Rata-rata hanya berlangsung 5,4 menit. Sekali lagi, hanya angka rata-rata.

Ada hasil sampingan penelitian ini yang tidak kalah mencengangkan. Ternyata pemakaian kondom tidak mempengaruhi masa waktunya. Demikian juga keadaan bersunat ataupun tidak bersunat.

Temuan sampingan ini merombak pandangan selama ini mengenai hubungan antara kepekaan ujung kelamin pria dengan lamanya ‘bertahan’ dalam hubungan intim.

Juga, asal negara pasangan tidak terlalu berpengaruh, kecuali Turki yang rata-rata melakukannya dalam 3,7 menit. Jauh di bawah rata-rata pasangan di Belanda, Spanyol, Inggris, dan AS.

Kejutan temuan lain adalah bahwa semakin tua pasangannya, semakin singkat hubungan intimnya. Ini berlawanan dengan apa yang diduga selama ini.

Kenapa Hubungan Intim Berlama-lama?

Peneliti evolusioner selayaknya mempertanyakan, “Mengapa bahkan perlu berlama-lama?” Hubungan intim semata-mata bertujuan menaruh sperma di dalam alat kelamin wanita.

Lalu mengapa harus bersusah payah dengan segala gaya? Daripada mendesak-desak batang kelamin pria sebanyak ratusan kali hingga ejakulasi, mengapa tidak memasukannya sekali saja ke dalam alat kelamin wanita dan langsung ejakulasi?

Sebelum menjawab soal ‘kenikmatan’, ingatlah bahwa evolusi tidak bicara sekedar soal itu. Secara umum, evolusi ‘merancang’ agar sesuatu dapat dinikmati jika hal itu membantu leluhur-leluhur kita mewariskan gen kepada generasi berikutnya.

Sebagai contoh, walaupun kita gemar makan, kita tidak mengunyah makanan kita selama 5 menit hanya supaya kenikmatannya lebih lama. Hal ini malah tidak efisien, dan kita malah memandangnya jorok.

Alasan mengapa kita bisa melakukannya begitu lama merupakan pertanyaan yang agak sulit tanpa jawaban yang terang benderang. Tapi mungkin ada petunjuk dari bentuk alat kelamin pria.

Penelitian tahun 2003 menggunakan alat kelamin palsu wanita, alat kelamin palsu pria, dan sirup jagung sebagai sperma palsu. Ternyata, guratan di sekitar kepala kelamin pria sebenarnya menyedot sirup yang telah ada sebelumnya di kelamin wanita.

Dapat diduga, inilah mungkin yang menjadi gunanya sodokan berulang oleh pria, yaitu untuk mengganti cairan mani pria lain sebelum mencapai ejakulasi guna memastikan benihnya sendirilah yang memiliki kesempatan lebih baik untuk menjadi yang pertama mencapai sel telur.

Secara tidak sengaja, hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa pria bisa mengalami nyeri kalau terus melakukan sodokan setelah ejakulasi, karena hal tersebut dapat membawa risiko ia menyedot keluar cairan maninya sendiri.

Pengantin baru tahan berapa lama saat penetrasi
Pengantin baru tahan berapa lama saat penetrasi

Di akhir pekan atau ketika berbulan madu, Anda dan pasangan tentu ingin memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk berduaan. Maka, Anda mungkin akan berhubungan seks lebih dari sekali dalam waktu semalam. Beberapa pasangan bahkan bisa sampai lima kali berhubungan seks dalam semalam. Namun, adakah batasan yang sehat berapa kali pasangan boleh melakukan seks dalam satu malam? Apa yang mungkin terjadi kalau pasangan terlalu banyak berhubungan seks dalam semalam? Simak langsung jawabannya berikut ini.

Menurut para ahli, tidak ada patokan angka untuk memastikan berapa kali berhubungan seks dalam semalam yang masih aman dan normal.

Pasalnya, setiap orang memiliki ketahanan tubuh, kondisi kesehatan, dan gairah seksual yang berbeda-beda.

Jadi selama Anda dan pasangan merasa baik-baik saja dengan frekuensi penetrasi (penis masuk ke vagina) dalam semalam, sah-sah saja kalau Anda ingin bercinta berkali-kali dalam satu sesi panas.

Namun, kalau sudah muncul keluhan seperti kelelahan, penis loyo, sulit ejakulasi, vagina terasa sakit, atau gairah menghilang, sebaiknya jangan terlalu memaksakan diri.

Beristirahatlah supaya vitalitas Anda berdua bisa kembali esok hari atau beberapa hari setelahnya.

Mungkinkah sperma berkurang dan vagina jadi kebas?

Bercinta berkali-kali dalam semalam tidak akan membuat sel sperma dalam air mani berkurang sehingga Anda jadi tidak subur. Mitos bahwa sering bercinta membuat pria jadi tidak subur itu tidak benar.

Pasalnya, tubuh pria yang sehat akan terus memproduksi sel ini sehingga Anda tak perlu khawatir akan kehabisan sperma sewaktu-waktu.

Sedangkan beberapa wanita mengeluh vagina dan klitoris jadi kebas setelah berkali-kali bercinta, apalagi tanpa jeda waktu yang cukup.

Ini karena saat melakukan penetrasi, penis akan menimbulkan gesekan dan tekanan yang intens pada area intim wanita. Jika dilakukan secara berlebihan, vagina dan klitoris bisa lelah juga.

Akan tetapi, jangan takut Anda tidak akan bisa merasakan kenikmatan bercinta lagi. Rasa kebas ini biasanya hanya bersifat sementara.

Setelah beristirahat sejenak, vagina dan klitoris bisa pulih dan kembali peka terhadap rangsangan.

Risiko yang mungkin terjadi kalau terlalu banyak berhubungan seks dalam semalam

Ya, Anda dan pasangan memang boleh berkali-kali menikmati seks dalam semalam. Namun, hati-hati kalau Anda melakukannya secara berlebihan.

Hal-hal berikut mungkin saja terjadi:

  • Dinding vagina mungkin luka karena gesekan penis tanpa henti. Terlebih jika saat penetrasi, vagina belum cukup terlubrikasi atau basah.
  • Pria membutuhkan waktu lebih lama untuk ereksi atau ejakulasi. Ini karena penis membutuhkan waktu untuk “bangkit” kembali setelah seks, tak seperti wanita yang bisa mencapai orgasme berkali-kali dalam satu sesi.
  • Dehidrasi karena tubuh mengeluarkan terlalu banyak cairan lewat keringat.
  • Risiko infeksi saluran kencing (ISK) meningkat, terutama bagi wanita. Apalagi bila Anda tidak langsung buang air kecil setelah penetrasi.

Normalkah kalau terlalu banyak berhubungan seks dalam semalam?

Menurut seorang ahli psikologi klinis dan kesehatan seksual Barry McCarthy, wajar saja jika pasangan baru bisa bercinta sampai berkali-kali dalam satu malam.

Ini karena Anda masih berada dalam fase bulan madu. Akan tetapi, perhatikan kalau Anda jadi begitu terobsesi dengan seks, sampai-sampai Anda melalaikan pekerjaan atau tanggung jawab sehari-hari.

Terlalu banyak berhubungan seks dalam satu sesi juga bisa menandakan bahwa Anda kurang puas dengan kualitas seks Anda, sehingga harus sampai berulang kali bercinta.

Bila ini yang Anda alami, sebaiknya jangan fokus pada angkanya, melainkan pada komunikasi yang terbuka dengan pasangan.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber