Penyakit manakah yang termasuk penyakit yang disebabkan oleh protista?

Infeksi parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, misalnya cacing atau kutu. Infeksi parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, gigitan serangga, atau kontak langsung dan tidak langsung dengan penderita infeksi parasit.

Parasit adalah mikroorganisme yang hidup dan menggantungkan hidup dari organisme lain. Sebagian parasit tidak berbahaya, sedangkan sebagian lain dapat hidup dan berkembang di dalam tubuh manusia kemudian menyebabkan infeksi.

Infeksi parasit kadang dapat sembuh dengan sendirinya. Walau demikian, seseorang yang mengalami gejala infeksi parasit disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan infeksi ke orang lain.

Penyebab Infeksi Parasit

Infeksi parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut atau kulit. Di dalam tubuh, parasit akan berkembang dan menginfeksi organ tubuh tertentu.

Terdapat tiga jenis parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia, yaitu:

Protozoa

Protozoa merupakan jenis parasit yang umumnya hanya bisa dilihat melalui mikroskop. Protozoa yang dapat menginfeksi manusia dapat dibagi ke dalam 4 jenis, yaitu:

  • Amoeba, yang menyebabkan penyakit amebiasis
  • Siliofora, yang menjadi penyebab balantidiasis
  • Flagellata, yang mengakibatkan penyakit giardiasis
  • Sporozoa, yang menjadi penyebab kriptosporidiosis, malaria, dan toksoplasmosis

Cacing

Cacing adalah parasit yang umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang. Sama seperti protozoa, cacing dapat hidup di dalam atau di luar tubuh manusia.

Ada tiga jenis cacing yang bisa menjadi parasit di dalam tubuh manusia, yaitu:

  • Acanthocephala atau cacing kepala duri
  • Platyhelminths atau cacing pipih, termasuk di antaranya cacing isap [trematoda] dan cacing pita penyebab taeniasis
  • Nematoda, seperti cacing gelang yang menyebabkan penyakit ascariasis, cacing kremi, dan cacing tambang

Cacing dewasa umumnya hidup di saluran pencernaan, darah, sistem getah bening, atau jaringan di bawah kulit. Namun, cacing tidak dapat memperbanyak diri di dalam tubuh manusia. Selain bentuk cacing dewasa, bentuk larva dari cacing juga dapat menginfeksi berbagai jaringan tubuh.

Ektoparasit

Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup di kulit manusia dan mendapat makanan dengan mengisap darah manusia. Beberapa contoh ektoparasit adalah:

  • Pediculus humanus capitus, yaitu kutu rambut yang menyebabkan kulit kepala terasa gatal
  • Pthirus pubis, yaitu kutu kemaluan yang membuat kulit kemaluan terasa gatal, mengalami iritasi, dan terkadang menimbulkan demam
  • Sarcoptes scabiei, yaitu tungau penyebab penyakit skabies atau kudis

Penularan Infeksi Parasit

Parasit dapat hidup di dalam atau di luar tubuh manusia dan hewan. Mikroorganisme ini bisa ditemukan di tanah, air, tinja, serta benda yang terkontaminasi tinja.

Oleh karena itu, penderita infeksi parasit yang tidak mencuci tangannya dengan bersih setelah buang air besar [BAB] dapat menularkan parasit ke orang lain melalui kontak langsung atau benda apa pun yang disentuhnya.

Infeksi parasit juga dapat terjadi melalui cara lain, seperti:

  • Konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi parasit
  • Kontak dengan hewan yang terinfeksi parasit atau penderita infeksi parasit, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya lewat sisir atau topi
  • Gigitan nyamuk atau serangga lain yang terinfeksi parasit
  • Hubungan seks secara oral [melalui mulut] dan anal [melalui dubur]

Pada kasus yang jarang terjadi, parasit juga dapat menular melalui transfusi darah, transplantasi organ, dan dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.

Faktor Risiko Infeksi Parasit

Infeksi parasit dapat terjadi pada siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit ini lebih tinggi pada orang dengan faktor berikut:

  • Menderita gangguan sistem kekebalan tubuh
  • Hidup di area yang kekurangan pasokan air bersih
  • Memiliki hewan peliharaan yang terinfeksi parasit atau tidak terjaga kebersihannya
  • Berenang di sungai, danau, atau kolam yang kotor
  • Memiliki pekerjaan yang melibatkan kontak dengan tinja, seperti pengasuh bayi atau anak

Gejala Infeksi Parasit

Gejala infeksi parasit tergantung pada jenis parasit yang menyerang dan berkembang di dalam tubuh. Sebagai contoh, trikomoniasis sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, pada beberapa kasus, dapat muncul gejala berupa iritasi, gatal, dan kemerahan di kulit sekitar kelamin, serta keluar cairan yang tidak normal dari kelamin.

Gejala lain yang mungkin muncul akibat infeksi parasit meliputi:

  • Diare
  • Dehidrasi
  • Sakit perut
  • Tinja berminyak
  • Nyeri otot
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala infeksi parasit, agar dilakukan pemeriksaan dan pengobatan secepatnya. Hal tersebut bermaksud untuk mencegah agar infeksi parasit tidak menimbulkan keluhan yang lebih serius dan tidak menular ke orang lain.

Diagnosis Infeksi Parasit

Dalam mendiagnosis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, aktivitas terakhir yang mungkin membuat pasien tertular parasit, dan melakukan pemeriksaan fisik. Supaya hasil diagnosis lebih akurat, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut ini:

  • Pemeriksaan sampel darah, urine, tinja, dan dahak, untuk mendeteksi keberadaan parasit atau antibodi yang terbentuk akibat infeksi
  • Pemindaian dengan Rontgen, CT scan, atau MRI, untuk mendeteksi luka akibat infeksi parasit pada organ dalam
  • Endoskopi atau kolonoskopi, untuk memeriksa kondisi saluran pencernaan
  • Pengambilan sampel jaringan [biopsi] pada usus atau organ lain yang dicurigai terinfeksi parasit, untuk diperiksa di laboratorium

Pengobatan Infeksi Parasit

Pengobatan infeksi parasit tergantung pada jenis parasit yang menyerang tubuh dan tingkat keparahannya. Pada beberapa kasus, infeksi parasit bisa pulih dengan sendirinya. Sementara pada kasus lainnya, infeksi parasit perlu ditangani dengan pemberian obat-obatan antiparasit, seperti:

  • Albendazole
  • Ivermectin
  • Mebendazole
  • Nitazoxanide
  • Thiabendazole

Perlu diketahui, tidak semua infeksi parasit dapat diatasi hanya dengan obat antiparasit. Dalam hal ini, dokter juga akan meresepkan obat antibiotik dan antijamur untuk membantu mengatasi infeksi parasit.

Diare yang timbul akibat infeksi parasit membuat penderitanya lebih rentan mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, dokter biasanya juga menganjurkan pasien untuk banyak minum guna mencegah dehidrasi terjadi.

Komplikasi Infeksi Parasit

Komplikasi yang dapat terjadi akibat infeksi parasit tergantung pada jenis penyakitnya. Pada kasus cacing kremi, komplikasi yang mungkin muncul meliputi peradangan pada vagina [vaginitis], peradangan pada lapisan dalam rahim [endometriosis], dan infeksi saluran kemih.

Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada kriptosporidiosis antara lain malnutrisi, serta peradangan pada kantung empedu, liver, dan pankreas.

Pencegahan Infeksi Parasit

Infeksi parasit dapat terjadi di mana pun. Oleh karena itu, penting sekali melakukan upaya pencegahan guna menurunkan risiko terinfeksi parasit. Hal tersebut bisa dilakukan dengan:

  • Mencuci tangan sampai benar-benar bersih
  • Memasak makanan sampai matang sempurna
  • Mengonsumsi air yang sudah matang atau air dalam kemasan
  • Mencegah jangan sampai menelan air dari sungai, kolam, atau danau saat berenang
  • Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti sisir, handuk, topi, atau pakaian dalam, dengan orang lain

Terakhir diperbarui: 14 Desember 2020

Kali ini, kita akan membahas jenis-jenis protista mirip hewan [protozoa] beserta ciri-ciri yang dimilikinya. Yuk, siapkan buku catatanmu, kita belajar bersama!

--

Masih ingatkah kamu apa itu protista? Tepat! Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, ataupun jamur. Meskipun protista tidak dapat dikategorikan ke dalam kelompok hewan, tumbuhan, atau jamur, tetapi protista memiliki ciri yang mirip dengan ketiga kelompok tersebut. Oleh karena itu, pengklasifikasian protista dibagi menjadi 3 macam, yaitu protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur. Nah, kali ini, kita akan membahas tentang protista mirip hewan dulu ya. So, stay tuned and keep scrolling!

Protista mirip hewan atau disebut juga protozoa merupakan protista yang memiliki sifat sama dengan sifat yang dimiliki hewan, yaitu dapat bergerak dan heterotrof [memakan atau memanfaatkan organisme lain sebaga sumber nutrisi]. Kamu tahu nggak sih, kalau protozoa memperoleh makanannya dari organisme lain dengan cara menelan atau memasukkan makanan tersebut ke dalam sel tubuhnya [intraseluler]. Berikut ini merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh protozoa.

Hmm, banyak juga ya ciri-cirinya. Tapi, jangan malas untuk diingat-ingat ya. Oke, ternyata, protista mirip hewan ini ada macamnya lagi, nih. Terdapat 4 macam protista mirip hewan yang dikelompokkan berdasarkan alat geraknya, di antaranya:

Rhizopoda

Kelompok yang pertama adalah rhizopoda. Rhizopoda adalah protozoa yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia atau kaki semu/akar. Kaki semu tersebut berasal dari sitoplasma yang menjulur. Selain sebagai alat gerak, pseudopodia juga berfungsi sebagai alat untuk memangsa makanan. Beberapa jenis rhizopoda memiliki cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat dan silika. Kelompok organisme ini dapat ditemukan di danau atau kolam. Di bawah ini merupakan ciri-ciri rhizopoda yang menarik untuk kamu ketahui.

Berikut ini merupakan contoh dari kelompok rhizopoda yang umum kamu ketahui. Hayo, ada yang tahu nggak ini gambar apa? Tulis di kolom komentar, ya!

Amoeba sp. [Sumber: en.wikipedia.org] 

Ciliata

Kalau kelompok protista yang satu ini, menggunakan silia atau rambut getar sebagai alat geraknya. Silia terdapat di seluruh permukaan sel dan berfungsi sebagai alat bantu untuk menggerakkan makanan ke sitostoma [mulut pada sel]. Ciliata dapat hidup di perairan air tawar maupun air asin. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari ciliata, di antaranya:

Baca juga: Apa Saja Ciri-Ciri Protista?

Contoh dari kelompok ciliata antara lain adalah Paramecium caudatum, Stentor roeseli, Didinium, Vorticella, dan masih banyak lagi.


Paramecium sp. [Sumber: en.wikipedia.org]

Flagellata

Jika kelompok ciliata bergerak dengan menggunakan silia, maka kelompok flagellata bergerak dengan menggunakan flagel atau bulu cambuk. Flagela itu merupakan tonjolan pada sel yang berbentuk panjang sehingga mirip dengan cambuk. Anggota flagelata ini dapat memiliki hanya satu atau beberapa flagela sekaligus. Flagellata memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Gambar di bawah ini merupakan salah satu contoh kelompok flagellata yang dapat menyebabkan penyakit tidur yang mematikan, yaitu Trypanosoma gambiense.

Trypanosoma gambiense [Sumber: learninsta.com]

Sporozoa [Apicomplexa]

Kalau kelompok protista mirip hewan yang satu ini berbeda dari kelompok yang lain, nih. Sporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Semua jenis sporozoa hidup sebagai parasit di tubuh hewan dan manusia. Sporozoa mengandung organel kompleks yang membantunya dapat menempel pada inangnya. Di bawah ini merupakan ciri-ciri dari sporozoa, antara lain:

Menunjuk pada ciri nomor 3, sporozoa memiliki daur hidup yang kompleks karena pada fase tertentu organisme ini hidup pada suatu inang, namun pada fase berikutnya, organisme ini hidup pada inang yang berbeda. Salah satu contoh sporozoa adalah Plasmodium sp. yang merupakan penyebab penyakit malaria pada manusia.


Plasmodium sp. [Sumber: wikimedia.org] 

Bagaimana nih, menarik ya artikel kali ini? Sekarang pengetahuan kamu tentang protista jadi bertambah deh. Kamu bukan hanya tahu tentang ciri-ciri protista, tapi kamu juga jadi tahu tentang jenis-jenis protista mirip hewan, lho. Nah, bagi kamu yang masih bingung dengan materi ini, kamu bisa gabung di Brain Academy Online. Di sana, kamu bisa belajar dengan STAR Master Teacher dan teman-teman yang ada di seluruh Indonesia. Seru, kan? Ayo, jangan mau ketinggalan, buruan install aplikasi Ruangguru sekarang juga!

Referensi: 

Irnaningtyas. [2016]. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sumber Foto: 

Foto 'Amoeba sp' [daring], Tautan: //en.wikipedia.org/wiki/Amoeba_[genus]

Foto 'Paramecium sp' [daring], Tautan: //en.wikipedia.org/wiki/Paramecium 

Foto 'Trypanosoma gambiense' [daring], Tautan: //www.learninsta.com/ncert-exemplar-solutions-for-class-11-biology-chapter-2/

Foto 'Plasmodium sp' [daring], Tautan: //commons.wikimedia.org/wiki/File:Plasmodium.png

Artikel ini telah diperbarui pada 19 Oktober 2021.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề