Penyebab gangguan pada organ peredaran darah manusia yang harus dijauhi

Tahukah kamu bahwa organ peredaran adalah alat yang berfungsi untuk mengedarkan semua nutrisi, oksigen, bahkan dalam proses metabolisme ke seluruh tubuh manusia?

Sistem peredaran darah akan berjalan secara optimal apabila memiliki organ peredaran darah yang lengkap dan tanpa cacat.

Tidak hanya berfungsi untuk mengedarkan nutrisi dan oksigen, organ peredaran darah pada manusia juga berguna untuk mengeluarkan sisa metabolisme, yakni karbon dioksida, melalui paru-paru, menyalurkan hormon ke seluruh tubuh, menjaga suhu tubuh, melawan penyakit, mendukung proses pemulihan luka, hingga mempertahankan setiap kinerja dari berbagai sistem organ dalam tubuh.

Sebab itu, sangat penting bagi kamu untuk memahami sistem organ peredaran darah pada manusia.

Nah, kali iniPopmama.com telah merangkum apa saja organ peredaran darah pada manusia beserta fungsinya. Disimak ya!

1. Jantung

Penyebab gangguan pada organ peredaran darah manusia yang harus dijauhi
Freepik/kjpargeter

Salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia adalah jantung. Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dengan cara berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian. Oleh sebab itu, jantung bisa berdenyut, mengembang, dan mengempis.

Jantung terletak di bagian tengah rongga dada, di bagian belakang sisi sebelah kiri tulang dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Berat jantung sekitar 200-425 gram, sedangkan ukurannya biasanya sedikit lebih besar dari kepalan tangan pemiliknya.

Terdapat empat bagian pada jantung, yaitu serambi kanan, serambi kiri, bilik kanan, dan bilik kiri. Si antara serambi dan bilik ada sebuah pintu penghubung yang disebut katup jantung. Katup jantung tersebut akan terbuka dan tertutup sesuai kecepatan denyut jantung untuk mencegah bercampurnya darah yang mengandung oksigen dan darah yang yang mengandung karbon dioksida.

Sementara lapisan yang terdapat pada jantung, yakni lapisan dalam (perikardium viseral) dan lapisan luar (perikardium parietal). Lapisan-lapisan tersebut memiliki cairan pelumas yang berguna untuk mengurangi gesekan saat jantung memompa darah. Pada dinding jantung, ada tiga lapisan, antara lain epikardia, miokardia, dan endokardia.

2. Pembuluh darah

Penyebab gangguan pada organ peredaran darah manusia yang harus dijauhi
Freepik/kjpargeter

Saluran tempat mengalirnya darah dari jantung ke seluruh tubuh dan dari seluruh tubuh ke jantung disebut pembuluh darah.

Pembuluh darah terdiri dari dua jenis berdasarkan aliran darahnya, yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena). Kedua jenis pembuluh tersebut memiliki fungsi masing-masing, antara lain:

  • Pembuluh nadi (arteri) berfungsi untuk mengalirkan darah yang mengandung oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.
  • Pembuluh balik (vena ) berperan membawa darah yang kaya akan karbon dioksida dari seluruh tubuh kembali ke jantung.

Selain pembuluh nadi dan pembuluh balik, ada pula ujung cabang pembuluh terkecil, yakni pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler ini sangat halus, berdinding tipis, dan berpori. Perannya adalah sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Apabila semua pembuluh darah manusia digabungkan atau dihubungkan menjadi satu, panjang pembuluh darah bisa mencapai sekitar 160.000 km.

  1. 5 Dampak Umum Stres pada Fisik Anak, Jangan Dibiarkan Ya!
  2. 7 Pelajaran Keuangan untuk Anak Sebelum Sekolah Menengah
  3. Beri Tahu Anak, 7 Cara Merawat Kawat Gigi dengan Tepat

3. Darah

Penyebab gangguan pada organ peredaran darah manusia yang harus dijauhi
Freepik/mego-studio

Darah berperan penting bagi manusia karena berfungsi mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.

Darah dalam tubuh manusia mengalir melalui organ-organ peredaran darah manusia ke seluruh tubuh.

Darah memiliki warna merah dengan tekstur yang lengket dan sedikit kental. Umumnya, rata-rata tubuh manusia mengandung sekitar 4-5 liter darah.

Darah terdiri dari plasma darah, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Fungsi darah dalam tubuh manusia antara lain:

  1. Melakukan proses pembekuan darah
  2. Menyalurkan nutrisi ke seluruh tubuh
  3. Adanya zat antibodi yang berfungsi melawan bakteri dan penyakit
  4. Mengalirkan oksigen, hormon, dan berbagai komponen penting bagi kesehatan tubuh manusia
  5. Membawa keluar zat beracun dan sisa metabolisme, karbon dioksida, dari tubuh manusia

4. Paru-paru

Penyebab gangguan pada organ peredaran darah manusia yang harus dijauhi
Freepik/kjpargeter

Paru-paru berperan penting sebagai penyuplai oksigen ke seluruh tubuh.

Darah yang mengandung karbon dioksida akan dibawa ke bagian organ paru-paru, kemudian dipompa paru-paru. Setelah itu, gas karbon dioksidanya akan tergantikan oleh gas oksigen melalui proses pernapasan.

Ada ribuan tabung bercabang pada paru-paru. Semakin ke ujung, tabung tersebut akan semakin mengecil dengan disertai kantong udara (alveoli). Kantong udara masing-masing memiliki jaringan halus kapiler yang menjadi tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

5. Gangguan pada organ peredaran darah

Penyebab gangguan pada organ peredaran darah manusia yang harus dijauhi
Freepik/katemangostar

Kerusakan pada organ peredaran darah sebabkan oleh aliran darah yang terganggu, baik kelainan genetik atau penyakit tertentu.

Berikut ini telah Popmama.com rangkum gangguan atau penyakit yang dapat terjadi pada organ peredaran darah manusia.

  1. Gagal jantung
  2. Henti jantung
  3. Penyakit jantung bawaan
  4. Hipertensi
  5. Penyumbatan pembuluh darah arteri
  6. Aritmia
  7. Aneurisma aorta
  8. Kelainan otot jantung atau lemah jantung
  9. Syok
  10. Emboli dan trombosis vena dalam

Itu dia organ peredaran darah pada manusia. Setiap organ peredaran darah harus dalam kondisi baik agar dapat bekerja secara optimal. Untuk itu, ada baiknya untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dengan pola hidup sehat dan rutin berolahraga.

Baca juga:

  • Fungsi Organ Pencernaan dalam Tubuh, Materi Kelas 5 SD Tema 3
  • Organ Vital Tubuh, Kenali Bagian Jantung dan Fungsi-Fungsinya
  • Si Kecil Harus Tahu, 5 Fakta Unik Tentang Organ Tubuh

Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal.[1] Sistem peredaran darah berfungsi mengangkut makanan dan zat sisa hasil metabolisme.[2] Sistem peredaran darah manusia terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah.[3] Sistem peredaran darah dapat mengalami gangguan (penyakit) dan kelainan bawaan (faktor genetika).[3] Gangguan atau kelainan peredaran darah manusia dapat dikelompokkan menjadi kelainan pada darah dan kelainan pada pembuluh darah.[3]

Berbagai masalah yang terjadi pada Pembuluh Darah disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.[4] Sistem peredaran darah terdiri atas jaringan dari organ, darah, dan pembuluh darah.[4] Organ dan pembuluh darah bertanggung jawab untuk mengalirkan darah yang berisi, nutrisi, oksigen, hormon dan gas-gas lain menuju sel.[5]

Kolesterol dan Pola Makan

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan oleh tubuh (organ hati) dan 20% dihasilkan dari luar tubuh berupa zat makanan.[4] Kolesterol yang berasal dari zat makanan dapat meningkatan kadar kolesterol dalam darah.[4] Tetapi jika konsumsi seimbang dengan kebutuhan, maka tubuh akan tetap sehat.[4] Kolesterol tidak larut dalam darah.[4] Untuk itu, agar dapat dikirim ke seluruh tubuh, kolesterol dikemas bersama protein menjadi partikel lipoprotein.[4] Kolesterol terbagi menjadi dua jenis, yaitu Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein.[4]

Banyaknya kolesterol atau kadar lemak ditentukan oleh makanan yang dikonsumsi.[4] Semakin banyak konsumsi makanan berlemak, maka akan semakin besar kadar kolesterol.[4] Contoh makanan dengan kadar lemak yang menghasilkan kolesterol tinggi adalah gorengan, minyak kelapa atau kelapa sawit, avokad, durian, daging berlemak, jeroan, kacang tanah, dan sejenisnya.[4]

Kolesterol disebabkan oleh makanan cepat saji yang rendah serat dan tinggi lemak.[4] Selain itu, Kolesterol juga disebabkan oleh faktor keturunan.[4]

Kolesterol total tersusun dari trigliserida, LDL kolesterol, dan HDL kolesterol.[4]

  • Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap usus setelah mengalami hidrolisis (terurainya garam dalam air yang menghasilkan garam atau basa).[4] Trigliserida merupakan lemak darah yang cenderung naik seiring dengan konsumsi alkohol, peningkatan berat badan, makanan tinggi gula atau lemak, serta gaya hidup.[4] Trigliserida tinggi dapat menyebabkan gangguan tekanan darah dan risiko diabetes.[4]
  • LDL kolesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan rendah dikenal sebagai kolesterol jahat karena kolesterol LDL melekat pada dinding arteri dan bisa menyebabkan terjadinya penutupan arteri serta menyebabkan peyempitan dan penyumbatan aliran darah.[4] Akibatnya, jantung kesulitan untuk memompa darah dan akhirnya berlanjut ke gejala serangan jantung.[4] Bila penyumbatan itu terjadi di otak, maka akan menyebabkan stroke.[4]
  • HDL kolesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan tinggi dikenal sebagai kolesterol baik karena membawa kembali kolesterol buruk ke organ hati untuk pemrosesan lebih lanjut.[4]

Rokok

 

rokok

Bahaya rokok bukan saja berdampak pada perokok aktif, namun juga pada perokok pasif.[6] Perokok aktif adalah orang yang merokok, sedangkan perokok pasif adalah orang yang terkena imbas secara langsung dari kegiatan merokok.[6] Saat merokok, segala zat beracun yang ada dalam rokok akan mengalir dalam darah dan juga menyebabkan terkontaminasinya zat-zat penting dalam darah.[4] Dan akan terjadi penggumpalan dalam pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar dan tersumbat.[4] Rokok terbuat dari tembakau (Nicotiana Tobaccum L.).[4] Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia berbahaya.[7] Zat kimia yang dikeluarkan terdiri dari komponen gas (85%) dan partikel.[7]

Komponen penyusun rokok dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu:[4]

Komponen gas

Komponen gas dapat melewati filter ataupun hasil dari pembakaran tidak sempurna. Seperti CO2, CO, oksida nitrogen, amonia, gas N-nitrosamine, sianogen, peroksida, oksidan senyawa belerang, aldehid, dan keton.[4]

Komponen Padat

Komponen padat adalah bagian dari hasil saringan yang tertinggal pada filter rokok, sebagian besar terdiri dari unsur nikotin dan tar.[4] Selain itu, komponen-komponen lain yang terdapat dalam rokok adalah sebagi berikut:[4]

  • Fenol (bahan pembersih lantai)
  • Aseton (bahan pembersih cat kuku)
  • Arsen (bahan racun tikus)
  • Merkuri (penyebab penyakit minamata)
  • Hidrogen Sianida
  • Formalin (bahan pengawet mayat)[4]

Di antara zat-zat kimia tersebut, yang paling berbahaya dan menimbulkan berbagai penyakit akibat merokok adalah:[4]

- Tar

Tar mengandung bahan kimia beracun perusak sel paru dan penyebab kanker.[4] Tar berupa hidrokarbon yang lengket pada paru-paru.[7]

- Nikotin

Nikotin merupakan jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah (disfungsi endotelial) serta dapat menyebabkan ketergantungan.[4]

- Karbon Monoksida (Co)

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan sel darah merah mengangkut oksigen.[4] Selain dihasilkan dari pembakaran rokok, gas ini juga dihasilkan oleh asap dari mesin-mesin pabrik, dan asap kendaraaan.[4] CO adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah dan membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.[7] Jika ada asap rokok, maka kadar oksigen dalam darah akan berkurang karena terdesak oleh gas CO, hingga berakibat sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen.[4] Darah pun hanya akan mengangkut gas CO dan bukan oksigen.[4] Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan kinerjanya, yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme.[4] Bila proses spasme berlangsung lama dan terus-menerus, maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya aterosklerosis (penyempitan).[4]

Bahaya rokok bagi pembuluh darah:

  • Merokok dapat menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri.[4]
  • Merokok dapat mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis.[4]
  • Merokok menimbulkan kecenderungan pembekuan darah, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer, arteri koroner, dan stroke.[4]
  • Merokok dapat mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL).[4]

Aterosklerosis disebabkan oleh tumpukan lemak di bagian bawah lapisan dinding arteri.[4] Aterosklerosis bisa terjadi di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya, dan lengan serta tungkai.[4] Jika aterosklerosis terjadi di arteri yang menuju otak (arteri karotid), maka bisa menyebabkan stroke.[4] Jika arterosklerosis terjadi dalam arteri yang menuju jantung (arteri koroner), maka bisa menyebabkan serangan jantung.[4] Aterosklerosis bermula saat sel darah putih (leukosit) pindah dari aliran darah ke dinding arteri dan berubah menjadi sel-sel penumpuk lemak.[4] Penumpukan ini menyebabkan penebalan di lapisan arteri.[4]

Serangan Jantung

Serangan jantung terjadi saat rusaknya otot jantung (myocardium) akibat kurangnya pasokan darah karena penyumbatan dan terganggunya aliran darah secara mendadak.[4] Serangan jantung adalah puncak dari kerusakan yang berlangsung lama, yang menimbulkan kejutan emosional, kekacauan fisiologis, dan kelelahan mental.[4] Serangan jantung pertama kali digambarkan pada tahun 1912 sebagai rasa sakit di bagian dada yang terjadi terus-menerus hingga setengah jam, dan kemudian menjalar ke tangan kiri dan rahang.[4] Akibatnya, muncul perasaan takut yang begitu besar dan kesulitan bernapas.[4]

Gejala-gejala serangan jantung:

  • Kelelahan atau kepenatan

Jantung tidak efektif memompa aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, sehingga menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah.[4]

  • Palpitasi (jantung berdebar-debar)
  • Pusing dan pingsan

Disebabkan oleh penurunan aliran darah karena denyut jantung yang abnormal atau karena ketidakmampuan jantung memompa dengan baik.[4]

Tumor Jantung

Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal, bisa berupa kanker ganas ataupun nonkanker (benigna, jinak).[4] Tumor di jantung dibagi menjadi dua kelompok:

Tumor Primer

Tumor primer berasal dari dalam jantung dan bisa terjadi pada bagian mana pun dari jaringan jantung.[4]

Tumor Sekunder

Tumor sekunder berasal dari bagian tubuh lain (biasanya paru-paru, payudara, dan kulit) yang menyebar ke jantung.[4]

Sebagian besar tumor jantung berbentuk miksoma.[8] Miksoma adalah tumor jinak, dimana bentuknya seperti agar-agar dan tidak teratur.[8] 75% dari miksoma berada di atrium kiri (bilik jantung yang menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru).[8]

Gejala miksoma:

  • Penurunan berat badan
  • Demam
  • Pilek
  • Nyeri pada jari-jari tangan dan kaki karena cuaca dingin
  • Jumlah trombosit darah rendah.[8]

Stroke

Stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.[9] Gangguan peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah.[9] Hal ini menyebabkan kekurangan pasokan oksigen ke otak.[9] Gangguan fungsi otak ini yang menyebabkan gejala stroke.[9]

Jenis-jenis Stroke

Stroke Sumbatan (Stroke Iskemik)

Stroke sumbatan terjadi saat pembuluh darah ke otak tersumbat.[9] Stroke sumbatan terbagi dua, yaitu sumbatan akibat thrombus dan sumbatan akibat emboli.[9] Thrombus terjadi di dinding pembuluh darah sebagai bagian dari proses pengerasan dinding pembuluh darah (atherosklerosis).[9] Emboli adalah gumpalan darah yang berasal dari organ lain (misalnya gumpalan darah dari jantung).[9]

Stroke Perdarahan

Stroke perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Stroke Perdarahan Intraserebal

Stroke Perdarahan Intraserebal (pada jaringan otak) terbagi menjadi dua, yaitu perdarahan intraserebal primer yang disebabkan oleh hipertensi dan perdarahan intraserebal sekunder yang disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, penggunaan obat pengencer darah, penyakit hati, dan leukemia.[9]

  • Stroke Perdarahan Subarachnoid (di bawah jaringan pembungkus otak).[9]

Faktor Risiko Stroke

1. Faktor Risiko Stroke yang Tidak Dapat Diubah

Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya.[9] Orang dengan riwayat keluarga stroke mudah terkena penyakit stroke.[9]

2. Faktor Risiko Stroke yang Dapat Diubah

Faktor risiko stroke yang dapat diubah adalah hipertensi, diabetes, obesitas.[9]

Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi.[4] Seseorang mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.[9] Hipertensi merupakan faktor risiko stroke, dan serangan jantung.[9]

Diabetes Melitus

Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat.[9] Peningkatan kadar gula berhubungan lurus dengan risiko stroke (semakin tinggi kadar gula dalam darah, semakin mudah terkena stroke).[9]

Obesitas

Berkas:Obesitas.jpg

obesitas

Obesitas adalah berat badan berlebih memiliki risiko yang tinggi.[9] Penelitian menghubungkan kegemukan (terutama kegemukan sentral) dengan peningkatan risiko stroke (Olsen, 2003).[9] Kegemukan sentral didefenisikan sebagai lingkar pinggang 120 cm atau lebih pada laki-laki dan 88 cm atau lebih pada perempuan.[9]

Anemia adalah penyakit akibat kekurangan hemoglobin dalam darah.[3] Penyebab anemia adalah kurangnya kandungan hemoglobin dalam eritrosit, kurangnya eritrosit dalam darah, dan atau kurangnya volume darah dari volume normal.[3] Anemia dapat terjadi pada tubuh seseorang yang terluka dan mengeluarkan banyak darah, misalnya akibat kecelakaan.[3] Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12, anemia ini disebut anemia pernisiosa.[3]

Thalasemia

Thalasemia adalah kondisi kelainan genetika dimana tubuh tidak mampu memproduksikan globin (protein pembentuk hemoglobin).[3] Jika penderita thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih singkat dan lebih mudah rusak.[3]

Thalasemia dibedakan menjadi 3 tingkatan:

Thalasemia Mayor

Penderita penyakit ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa transfusi darah.[3] Ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan tulang, berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol, penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos.[3] Gejala lain yang tampak adalah lemah, pucat, berat badan kurang, perut membuncit, dan pertumbuhan fisik tidak sesuai umur.[3]

Thalasemia Intermedia

Thalasemia Intermedia gejalanya lebih ringan.[3] Namun gejala seperti thalasemia mayor baru tampak pada masa dewasa.[3]

Thalasemia Minor

Thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya ditandai dengan anemia ringan.[3]

Leukemia (Kanker Darah)

Leukemia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan oleh bertambahnya sel darah putih yang tak terkendali.[10] Disamping itu, sel darah putih akan memakan sel darah merah (eritrosit) sehingga penderita mengalami anemia berat.[3] Gejala leukemia yaitu: demam, kedinginan, badan lemah dan sakit kepala, sering mengalami infeksi, penurunan berat badan, nyeri tulang dan sendi, berkeringat terutama di malam hari.[10]

Hemofilia

Berkas:Hemofilia.jpg

penyakit hemofilia

Hemofilia adalah penyakit darah yang sulit membeku.[3] Luka sedikit saja darah dapat mengucur terus, sehingga penderita mengalami kurang darah, bahkan bisa menyebabkan kematian.[3] Penyakit ini bersifat menurun, diwariskan orang tua kepada anaknya.[3] Kaum laki-laki besar kemungkinan mendapat warisan penyakit ini, karena gen hemofilia cenderung menampakkan pengaruhnya pada laki-laki.[3] Hemofilia bersifat mematikan sehingga kaum perempuan akan mati sebelum dewasa jika menderita penyakit ini.[3]

  1. ^ Praktis Belajar Biologi, untuk Kelas XI, SMA dan MA Program Ilmu Pengetahuan Alam, Visiindo
  2. ^ "Sistem Peredaran Darah" (PDF). Kemdiknas. Diakses tanggal 11 April 2014.22.10.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u "Sistem Peredaran Darah Pada Manusia". Kemdikbud. Diakses tanggal 11 April 2014.22.30.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf Mencermati Gangguan pada Darah dan Pembuluh Darah, hal 57, DIVA Press, Juli 2010 Kesalahan pengutipan: Tanda tidak sah; nama "A J Ramadhan" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  5. ^ "Gangguan Kelainan Sistem Peredaran Darah". SMA Kita. Diakses tanggal 4 April 2014.23.50.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
  6. ^ a b "Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Tubuh". Hidup Sehat. Diakses tanggal 2 April 2014.17.48.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
  7. ^ a b c d Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Riz’ma, 2009
  8. ^ a b c d "Tumor Jantung". Dokter Sehat. Diakses tanggal 10 April 2014.15.05.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
  9. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t awas STROKE! Pengertian, gejala, tindakan, perawatan, & pencegahan. CV.Andi Offset, 2010
  10. ^ a b "Kelainan pada Sistem Peredaran Darah Manusia". Hikmat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-13. Diakses tanggal 11 April 2014.23.15.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gangguan_pada_sistem_peredaran_darah_manusia&oldid=19585741"