Perbedaan peta topografi chorografi dan dunia

Peta merupakan sebuah gambaran mengenai suatu wilayah yang dituliskan dalam suatu bidang datar. Gambaran sebuah wilayah ini tidak seperti satelit, namun hanya digambarkan mengenai bentuk wilayah dengan warna tertentu, ketenrangan tertentu dan juga skala peta tertentu. komponen- komponen peta ini membentuk suatu perpaduan sehingga menghasilkan informasi yang mudah dipahami oleh pembaca.

Peta ada bermacam- macam. Jenis- jenis peta ini dibuat berdasarkan kategori tertentu, ada peta tematik dan peta umum. Dan salah satu jenis peta yang ada adalah peta Chorografi. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai peta Chorografi ini.

Video liên quan

Peta hakikatnya adalah gambaran rupa bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta adalah gambaran dari atas (top down view) mengenai suatu wilayah yang mana kenampakan aslinya digantikan dengan simbol dan warna-warna tertentu.

Peta, atau map berasal dari bahasa latin yaitu mappa mundi. Kata ini dapat dipenggal menjadi dua yaitu mappa yang berarti lembaran kain dan mundi mundi yang berarti dunia. Oleh karena itu, istilah map menjadi sinonim dengan gambaran permukaan dunia pada suatu permukaan.

Peta umumnya bersifat statis, dan digambarkan pada permukaan datar seperti kertas atau batu agar dapat disimpan lama. Baru-baru ini, muncul peta yang bersifat digital dan interaktif, sehingga dapat diolah langsung oleh pengguna. Peta seperti ini disimpan dalam bentuk data raster dan vektor, serta dapat dipindahkan dengan mudah melalui media penyimpanan digital.

Peta secara formal sudah digunakan dari zaman dahulu, mulai dari manusia nomaden yang memanfaatkan peta untuk menjelaskan lokasi berburu makanan hingga bangsa Romawi yang memanfaatkan peta untuk menjelaskan jalur perdagangan serta kota-kota pentingnya.

Peta secara umum menggambarkan jarak, posisi, ukuran, dan distribusi dari obyek yang berada di muka bumi. Namun, tidak semua yang ada di peta sama dengan yang ada di permukaan bumi dikarenakan adanya distorsi. Distorsi ini tercipta ketika bumi yang berbentuk ellipsoid dipaksakan menjadi bidang datar melalui sistem proyeksi.

Peta juga memiliki sistem koordinat yang bertujuan untuk memudahkan pembaca peta menentukan lokasinya. Tanpa adanya koordinat, akan sangat sulit bagi pembaca untuk mencocokkan lokasi di peta dengan lokasi aslinya.

Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta ini tidak mencoba untuk menyampaikan suatu informasi tertentu secara spesifik.

Peta umum biasanya memiliki tingkat detail informasi yang tidak terlalu tinggi namun menyampaikan berbagai jenis informasi. Contoh dari peta umum adalah peta topografi dan peta korografi.

Peta Topografi

Peta topografi atau lebih sering disebut peta topo adalah peta yang menggambarkan ketinggian serta beda ketinggian dari permukaan bumi. Perbedaan ketinggian ini digambarkan dengan menggunakan garis kontur yang memiliki interval kontur tertentu. Peta topografi sering digunakan oleh pendaki gunung, petualang, dan geografer dalam melakukan navigasi.

Peta Chorografi

Peta chorografi adalah peta umum yang memuat berbagai macam informasi dalam satu peta. Peta korografi umumnya berupa peta wilayah tertentu yang mendeskripsikan kenampakan-kenampakan wilayah tersebut. Contoh peta korografi adalah peta indonesia yang umumnya terpampang pada kelas-kelas geografi ataupun ruang guru.

Di Indonesia, peta rupa bumi Indonesia (RBI) yang dilansir oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) memuat kedua jenis peta diatas. Peta RBI memuat informasi topografis yang menggambarkan ketinggian dan juga korografis yang menggambarkan relief permukaan bumi serta penggunaan lahannya.

Peta Tematik

Peta tematik adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi disertai dengan informasi khusus. Peta tematik biasanya menyampaikan suatu informasi secara spesifik dan mendalam. Contoh dari peta tematik adalah

Peta kependudukan adalah peta yang menggambarkan distribusi kepadatan penduduk pada suatu wilayah tertentu. Peta ini umumnya berasal dari peta dasar (basemap) yang di overlay dengan informasi demografis mengenai kepadatan penduduk.

Selain itu, peta kependudukan juga kerap menggambarkan arus migrasi, serta struktur dan karakteristik penduduk. Informasi ini sangat penting bagi ahli demografi dan perencana dalam menentukan kebijakan kependudukan pada suatu wilayah. Terutama jika daerah tersebut sedang mengalami fenomena demografi tertentu.

Peta potensi bencana adalah peta yang menggambarkan distribusi lokasi rawan bencana pada suatu wilayah tertentu. Peta ini umumnya berasal dari hasil overlay beberapa peta tematik lainnya seperti peta lokasi sumber bencana, peta jenis tanah, peta curah hujan, dan peta kelerengan.

Peta potensi bencana yang sering kita lihat adalah peta gempa bumi, gunung meletus, longsor, banjir, serta tsunami pantai.

Peta meteorologi bertujuan untuk menggambarkan kenampakan meteorologis pada suatu wilayah, contoh dari peta ini adalah peta hujan, peta perawanan, dan peta angin, dan juga peta temperature serta kelembaban.

Peta meteorologi umumnya tidak memerlukan informasi mengenai kontur atau topografis karena yang dibahas adalah cuaca yang ada di langit. Namun, sebagian peta meteorologi menggunakan topografi untuk menjelaskan fenomena zona bayangan hujan dan pergeseran gerak awan.

Peta ekonomi bertujuan untuk menggambarkan kenampakan ekonomi pada suatu wilayah, contoh dari peta ini adalah peta pendapatan rata-rata per kapita, peta produktivitas masyarakat, peta lokasi industri, dan peta perdagangan.

Sumber : Dwi Sulistyo (16309823)

Disini akan dibahas mengenai peta secara umum,dimana peta umum itu sendiri dibagi menjadi 2 yaitu :

  • 1. Peta topografi
  • 2. Peta chorografi

Apa sih peta chorografi? Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil yakni antara 1: 250.000 sampai 1 : 1.000.000 atau bahkan lebih. Perbedaan chorografi dengan topografi terletak pada penggunaan garis-garis kontur, karena peta topografi itu lebih kepada penggambaran bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi, skala yang digunakan sendiri lebih kepada skala besar.

Kembali kepada peta chorografi, dalam peta ini penggambaran permukaan bumi lebih luas lagi cakupannya, seperti propinsi,Negara, benua. Di dalam peta chorografi penggambaran mengenai apa-apa yang ada dalam satu wilayah bisa tergambarkan dengan symbol, misal jalur-jalur transportasi, batas wilayah, danau, gunung, dan lain-lain. Contoh peta chorografi yang mudah kita dapati dan temui adalah pada atlas, karena atlas itu merupakan kumpulan peta chorografi dengan tatanan warna. Sudah jelas bahwasannya skala yang digunakan pada peta chorografi adalah skala kecil, dan penggambaran kenampakan yang ada di suatu wilayah juga terlihat jelas disini meskipun hanya dengan menggunakan symbol.

Setelah membahas mengenai peta umum yaitu peta topografi dan peta chorografi selanjutnya kita akan membahas mengenai peta khusus atau peta tematik. Peta khusus atau tematik merupakan peta yang dibuat untuk menampilkan fenomena khusus mauoun kondisi social-budaya agar nantinya bisa dibandingkan. Jadi, peta tematik adalah peta yang menggambarkan mengenai kenampakan-kenampakan kejadian geosfer tertentu,misal gempa, curah hujan, dan fenomena-fenomena lainnya. Contoh peta khusus/tertentu: peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan atau pelayaran), peta geologi, peta sejarah,peta industri, dan peta pariwisata.

Setelah mengetahui mengenai peta umum dan peta khusus yang memiliki perbedaan pada tujuan pembuatannya itu dimana peta umum dibuat adalah untuk menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi, sedangkan peta khusus dibuat berdasarkan fenomena khusus yang terjadi di suatu wilayahatau keseluruhan permukaan bumi. Kemudian setelah ini kita akan membahas mengenai jenis peta berdasarkan skala, karena peta dan skala adalah 2 hal yang tak dapat terpisah karena satu sama lain memiliki keterkaitan. Setiap peta memiliki ukuran(skala) yang berbeda sesuai dengan tujuan pembuatannya. Skala itu sendiri adalah perbandingan antara jarak pada diatas peta dengan jarak yang sebenarnya dengan permukaan bumi. Berdasarkan skala peta dapat dibag menjadi empat, yaitu :

  1. Peta kadaster/peta teknik, peta ini memiliki skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5000. biasanya peta kadaster ini dibuat untuk menggambarkan peta tanah, peta desa oleh karenanya peta ini banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri.
  2. Peta skala besar merupakan peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. peta jenis ini biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang tidak terlalu luas, cakupan wilayah yang digambar adalah wilayah kecamatan atau kelurahan.
  3. peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1:500.000. Peta jenis ini biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang lebih luas dibanding peta berskala besar. Biasanya peta ini digunakan untuk menggambar peta suatu provinsi.
  4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta ini digunakan untuk menggambarkan wilayah yang lebih luas lagi, biasanya adalah peta Negara, benua, bahkan dunia,

Dari uraian diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa semakin besar angka pembandingnya maka peta itu semakin kecil dan wilayah cakupan yang digambar adalah semakin luas begitu pula sebaliknya. Jadi, jika akan membuat peta maka harus disesuaikan dengan maksud tujuan peta dibuat, skala yang dipakai, sehingganya nanti kita dapat menggolongkan peta yang kita buat sesuai dengan isi atau skala, karena nantinya akan mempermudah orang atau lembaga yang mempergunakan peta kita sebagai pedoman dan pengetahuan.

Daftar pustaka

1. elcom.umy.ac.id/elschool/.../file.../PENGETAHUAN%20PETA.pdf

2. http://nurikageo202.blogspot.com/2009/11/peta.html

3.http://organisasi.org/pengertian_peta_jenis_macam_bentuk_warna_dan_syarat_membuat_peta_atlas_atau_globe_bola_bumi_bahas_pelajaran_geografi

4. http://geospasial.bnpb.go.id/category/peta-tematik/

5. http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/14/pengetahuan-peta/


Page 2