Perdana Menteri Pakistan yang hadir pada Konferensi Kolombo di Sri Lanka adalah

Perdana Menteri Pakistan yang hadir pada Konferensi Kolombo di Sri Lanka adalah

Lihat Juga

  • PM. Birma U. Nu, PM. India Nehru, PM. Pakistan M. Ali, PM. Srilangka Sir John Kotelawala, PM. Indonesia Ali Sastroamijoyo
  • P.M. Burma, P.M. Ceylon, P.M. Pakistan dan P.M. India tiba di Kemayoran di disambut P.M. Ali Sastroamidjojo tgl. 28/12/1954
    Terbitan: (1954)
  • Para delegasi konperensi Asia - Afrika, tampak a.l. PM U NU (Birma), PM Pandit Jawaharlal Nehru Dll. tiba di L.U. Kemayoran, Jakarta
    Terbitan: (1970)
  • Wk. Presiden India Dr. Radhakhrisnan tiba di Kemayoran dan disambut oleh Wk. Pres. Drs.Moh. Hatta dan P.M. Ali Sastroamidjojo tgl. 26/9/1956 oleh: Ali Sastroamidjojo

    Terbitan: (1956)

  • PM. India, Pandit Jawaharlal Nehru menyampaikan pidatonya
    Terbitan: (1955)

Wakil Sri Lanka dalam Konferensi Kolombo adalah ….

A. U Nu

B. Ali Jinnah

C. Ali Sastroamidjojo

D. Sir John Kotelawala

E. Pandit Jawaharlal Nehru

Jawaban

Konferensi Kolombo dilaksanakan di Sri Lanka pada 28 April 1954 hingga 2 Mei 1954. Ada lima negara yang hadir dalam konferensi ini seperti Perdana Menteri seperti, Ali Sastroamidjojo, yang merupakan wakil dari Indonesia, Jawaharlal Nehru sebagai perwakilan dari India, U Nu sebagai perwakilan dari Burma atau Myanmar, Muhammad Ali Jinnah sebagai perwakilan dari Pakistan, dan Sir John Kotelawala sebagai perwakilan dari Sri Lanka.

Itulah tadi jawaban dari Wakil Sri Lanka dalam Konferensi Kolombo adalah, semoga membantu.

Kemudian, Buk Guru sangat menyarankan siswa sekalian untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu sebutkan ciri ciri ilmu sosiologi dengan penjelasan jawaban dan pembahasan yang lengkap.

Lihat Foto

History Pak

Konferensi Kolombo 1954 mengarah pada penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, sebagai bukti peran Indonesia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia.

KOMPAS.com - Konferensi Kolombo 1954 terkait dengan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Apa yang kamu ketahui tentang Konferensi Kolombo [Colombo Conference]?

Konferensi Kolombo

Mengutip Sumber Belajar Kemdikbud RI, pada awal 1954, Perdana Menteri Ceylon [Srilanka] Sir John Kotelawala mengundang para Perdana Menteri [PM] dari empat negara lain dengan maksud mengadakan pertemuan informal di negaranya.

Undangan tersebut diterima baik oleh semua pimpinan pemerintah negara yang diundang. Pertemuan yang disebut Konferensi Kolombo itu dilaksanakan pada 28 April-2 Mei 1954.

Adapun lima negara yang menjadi peserta Konferensi Kolombo adalah:

  1. Ceylon [Srilanka] diwakili oleh Sir John Kotelawala sebagai tuan rumah
  2. Burma [Myanmar] diwakili oleh U Nu
  3. India diwakili oleh Jawaharlal Nehru
  4. Pakistan diwakili oleh Mohammed Ali
  5. Indonesia diwakili oleh Ali Sastroamidjojo

Baca juga: Konferensi Asia-Afrika 1955: Sejarah, Peserta, dan Hasilnya

Tujuan Konferensi Kolombo adalah untuk membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama. Mengutip History Pak, kelima negara tersebut menekankan masalah yang berbeda, yaitu:

  • Pakistan menekankan masalah Kashmir yang menjadi konflik dengan India.
  • Ceylon [Srilanka] menekankan bahaya komunisme dan meminta Mutual Corporation tentang hal itu.
  • Burma [Myanmar] menekankan bidang ekonomi.
  • India menekankan pada hubungan harmonis dengan China.
  • Indonesia meminta Konferensi Asia Afrika.

Dalam konferensi ini, negara-negara peserta menyatakan sikap antara lain:

  • menentang senjata nuklir dan alat pemusnah massal apapun
  • menentang penjajahan [kolonialisme]
  • mendukung pembentukan demokrasi
  • menentang campur tangan negara-negara komunis dan antikomunis
  • mendukung perdamaian dan keamanan dunia

Baca juga: Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia

Konferensi Panca Negara di Bogor

Pada Konferensi Kolombo, Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo menyatakan, Indonesia mengajukan usulan untuk mengadakan pertemuan lain yang lebih luas antara negara-negara Asia dan Afrika serta menjelaskan pentingnya pertemuan tersebut.

Usul tersebut akhirnya diterima oleh semua peserta konferensi walau masih dalam suasana keraguan. PM Indonesia pergi ke Kolombo untuk memenuhi undangan PM Ceylon [Srilanka] dengan membawa bahan-bahan hasil perumusan pemerintah Indonesia.

Bahan-bahan tersebut adalah hasil rapat dinas Kepala-kepala Perwakilan Indonesia di negara-negara Asia dan Afrika yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Sunario. Rapat dinas tersebut diadakan di Tugu [Bogor] pada 9-22 Maret 1954.

Akhirnya, dalam pernyataan bersama di akhir Konferensi Kolombo dinyatakan, para Perdana Menteri peserta konferensi membicarakan kehendak untuk mengadakan konferensi negara-negara Asia Afrika. Dan menyetujui usul agar PM Indonesia dapat menjajaki kemungkinan mengadakan konferensi semacam itu.

Baca juga: Latar Belakang Konferensi Asia Afrika 1955

Video yang berhubungan

INILAH, Bandung -Patung lima tokoh penggagas Konferensi Asia Afrika [KAA] 1955 dipasang di dekat Gedung Merdeka Kota Bandung, Kamis.

Pemasangan patung kelima perdana menteri lima negara tersebut ditempatkan berjajar dengan patung Presiden RI pertama Soekarno dan Presiden Afrika Selatan yang tokoh antiapartheid, Nelson Mandela.

Kelima sosok pengagas KAA itu adalah Ali Sastroamijoyo [Indonesia], Sir Jhon Kotelawala [Srilanka], Muhammad Ali [Pakistan], Jawaharlal Nehru [India] dan U Nu [Burma/Myanmar].

Selain itu, juga dipasang patung Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla serta sosok Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan, Wagub Deddy Mizwar, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wakilnya, H Oded M Danial --sebagai representasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung.

Pemasangan patung-patung tersebut dilakukan sekitar pukul 23.00 WIB, yang sekaligus menandai persiapan terakhir penyelenggaraan peringatan ke-60 KAA.

Sebelumnya, Wali Kota Bandung H Ridwan Kamil dan Menteri Komunikasi dan Informasi [Kominfo] Rudiantara melakukan peninjauan dan pengecekan ke beberapa titik pembenahan di kawasan ring satu itu.

Pengecekan dilakukan terhadap seluruh tanaman, monumen Dasa Sila Bandung, tugu Asia Afrika serta beberapa sudut di sekitar kawasan Gedung Merdeka itu.[ito]

Sumber: //www.inilahkoran.com/read/detail/2198701/patung-5-penggagas-kaa-hadir-di-asia-afrika

Konten hoaks terkait teori konspirasi corona beredar di media sosial. Menteri Komunikasi dan Informatika [Kominfo] Johnny G Plate mengaku su Selengkapnya

Proyek pembangunan fiber optik kabel atau Palapa Ring telah selesai 100 persen. Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian Palapa Ring di Selengkapnya

Kementerian Komunikasi dan Informatika [Kominfo] menggelar forum diskusi publik "Bersatu untuk Indonesia Maju" di Jakarta, Sabtu, untuk meme Selengkapnya

Pertemuan Menteri yang menangani teknologi informasi dan komunikasi [TIK] dari 32 negara anggota Asia-Pasific Telecommunity [APT] membahas l Selengkapnya

Dalam dokumen dari ANRI [Arsip Nasional Republik Indonesia], Konferensi Colombo yang dilaksanakan pada 28 April-2 Mei 1954 di Sri Lanka merupakan awal dari suatu ide untuk menciptakan solidaritas yang lebih luas bagi negara Asia Afrika, delegasi yang hadir pada Konferensi Colombo adalah:

1. Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamijoyo

2. Perdana Menteri Sri Lanka Sir John Kotelawala

3. Perdana Menteri India Pandit Jawaharal Nehru

4. Perdana Menteri Pakistan Muhammad Ali Jinnah

5. Perdana Menteri Burma [Sekarang Myanmar] U Nu

Pada waktu pelaksanaan konferensi teresebut, Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamijoyo, mengusulkan untuk menggelar konferensi yang lebih luas lagi cakupannya khususnya bagi negara Asia Afrika.

Selain itu, PM Ali juga mengatakan jika Indonesia bersedia untuk menjadi tuan rumah konferensi tersebut. Usul itu diterima oleh semua delgasi yang hadir.

COLOMBO– Setelah Perang Dunia II Benua Asia dan Afrika mulai menampakan diri untuk lebih berperan aktif dalam percaturan internasional.

Namun, masalah keterbelakangan akibat penjajahan yang berlangsung lama membuat kawasan ini masih tertinggal jauh dari yang lain khususnya Benua Eropa dan Amerika.

Pada era 1950 percaturan politik internasional dihadapkan kepada suatu fase Perang Dingin. Dua negara adidaya Amerika Serikat [AS] dan Uni Soviet [US] berupaya untuk memperluas wilayahnya khususnya di kawasan Asia dan Afrika.

Dalam dokumen dari ANRI [Arsip Nasional Republik Indonesia], Konferensi Colombo yang dilaksanakan pada 28 April-2 Mei 1954 di Sri Lanka merupakan awal dari suatu ide untuk menciptakan solidaritas yang lebih luas bagi negara Asia Afrika, delegasi yang hadir pada Konferensi Colombo adalah:

1. Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamijoyo

2. Perdana Menteri Sri Lanka Sir John Kotelawala

3. Perdana Menteri India Pandit Jawaharal Nehru

4. Perdana Menteri Pakistan Muhammad Ali Jinnah

5. Perdana Menteri Burma [Sekarang Myanmar] U Nu

Pada waktu pelaksanaan konferensi teresebut, Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamijoyo, mengusulkan untuk menggelar konferensi yang lebih luas lagi cakupannya khususnya bagi negara Asia Afrika.

Selain itu, PM Ali juga mengatakan jika Indonesia bersedia untuk menjadi tuan rumah konferensi tersebut. Usul itu diterima oleh semua delgasi yang hadir.

Konferensi Colombo [Konferensi Kolombo] merupakan konferensi yang diadakan di Kolombo, Sri Langka pada tanggal 28 April 1954 yang bertujuan untuk menyamakan visi dan misi bangsa-bangsa baru merdeka di Asia untuk menciptakan perdamaian di dunia pada masa Perang Dingin. Konferensi ini dihadiri oleh delegasi lima negara, yaitu, Indonesia diwakili oleh Ali Sastroamijoyo, Sri Lanka oleh Sir John Kotelawala, India diwakilkan oleh Pandit Jawaharal Nehru, Pakistan  oleh Muhammad Ali Jinnah, Burma oleh U Nu. Salah satu poin penting Konferensi Kolombo bagi Indonesia adalah usulan dari Ali Sastroamijoyo perihal penyelenggarakan Konferensi Asia Afrika dan Indonesia bersedia untuk menjadi tuan rumah penyelenggara konferensi tersebut.

Konferensi Colombo [Konferensi Kolombo] merupakan konferensi yang diadakan di Kolombo, Sri Lanka pada tanggal 28 April 1954. Konferensi ini dihadiri oleh delegasi lima negara yaitu, Indonesia diwakili oleh Ali Sastroamidjojo, Sri Lanka oleh Sir John Kotelawala, India diwakilkan oleh Pandit Jawaharlal Nehru, Pakistan  oleh Muhammad Ali Jinnah, Burma oleh U Nu. Pada Konferensi Kolombo tersebut Ali Sastroamidjojo mengusulkan penyelenggarakan Konferensi Asia Afrika dan Indonesia bersedia untuk menjadi tuan rumah penyelenggara konferensi tersebut.

Lihat Foto

History Pak

Konferensi Kolombo 1954 mengarah pada penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, sebagai bukti peran Indonesia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia.

KOMPAS.com - Konferensi Kolombo 1954 terkait dengan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Apa yang kamu ketahui tentang Konferensi Kolombo [Colombo Conference]?

Konferensi Kolombo

Mengutip Sumber Belajar Kemdikbud RI, pada awal 1954, Perdana Menteri Ceylon [Srilanka] Sir John Kotelawala mengundang para Perdana Menteri [PM] dari empat negara lain dengan maksud mengadakan pertemuan informal di negaranya.

Undangan tersebut diterima baik oleh semua pimpinan pemerintah negara yang diundang. Pertemuan yang disebut Konferensi Kolombo itu dilaksanakan pada 28 April-2 Mei 1954.

Adapun lima negara yang menjadi peserta Konferensi Kolombo adalah:

  1. Ceylon [Srilanka] diwakili oleh Sir John Kotelawala sebagai tuan rumah
  2. Burma [Myanmar] diwakili oleh U Nu
  3. India diwakili oleh Jawaharlal Nehru
  4. Pakistan diwakili oleh Mohammed Ali
  5. Indonesia diwakili oleh Ali Sastroamidjojo

Baca juga: Konferensi Asia-Afrika 1955: Sejarah, Peserta, dan Hasilnya

Tujuan Konferensi Kolombo adalah untuk membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama. Mengutip History Pak, kelima negara tersebut menekankan masalah yang berbeda, yaitu:

  • Pakistan menekankan masalah Kashmir yang menjadi konflik dengan India.
  • Ceylon [Srilanka] menekankan bahaya komunisme dan meminta Mutual Corporation tentang hal itu.
  • Burma [Myanmar] menekankan bidang ekonomi.
  • India menekankan pada hubungan harmonis dengan China.
  • Indonesia meminta Konferensi Asia Afrika.

Dalam konferensi ini, negara-negara peserta menyatakan sikap antara lain:

  • menentang senjata nuklir dan alat pemusnah massal apapun
  • menentang penjajahan [kolonialisme]
  • mendukung pembentukan demokrasi
  • menentang campur tangan negara-negara komunis dan antikomunis
  • mendukung perdamaian dan keamanan dunia

Baca juga: Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia

Konferensi Panca Negara di Bogor

Pada Konferensi Kolombo, Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo menyatakan, Indonesia mengajukan usulan untuk mengadakan pertemuan lain yang lebih luas antara negara-negara Asia dan Afrika serta menjelaskan pentingnya pertemuan tersebut.

Usul tersebut akhirnya diterima oleh semua peserta konferensi walau masih dalam suasana keraguan. PM Indonesia pergi ke Kolombo untuk memenuhi undangan PM Ceylon [Srilanka] dengan membawa bahan-bahan hasil perumusan pemerintah Indonesia.

Bahan-bahan tersebut adalah hasil rapat dinas Kepala-kepala Perwakilan Indonesia di negara-negara Asia dan Afrika yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Sunario. Rapat dinas tersebut diadakan di Tugu [Bogor] pada 9-22 Maret 1954.

Akhirnya, dalam pernyataan bersama di akhir Konferensi Kolombo dinyatakan, para Perdana Menteri peserta konferensi membicarakan kehendak untuk mengadakan konferensi negara-negara Asia Afrika. Dan menyetujui usul agar PM Indonesia dapat menjajaki kemungkinan mengadakan konferensi semacam itu.

Baca juga: Latar Belakang Konferensi Asia Afrika 1955

Video yang berhubungan