Pergantian siang dan malam adalah salah satu contoh dari

tirto.id - Acara pergantian malam tahun baru melalui stasiun televisi, perayaan di Jayapura lebih awal dari yang merayakan di Denpasar maupun di Jakarta.

Masing-masing selisih satu jam. Ini menunjukkan wilayah Indonesia terbagi menjadi tiga daerah waktu.

Inilah bukti bahwa bumi selalu bergerak. Pergantian musim dan perbedaan waktu tiap daerah merupakan contoh akibat yang ditimbulkan oleh gerakan bumi. Gerakan bumi ini ada yang disebut rotasi dan ada pula revolusi.

Pengertian Rotasi Bumi

Rotasi Bumi adalah perputaran bumi pada sumbunya. Arah rotasi bumi adalah dari barat ke timur.

Untuk melakukan satu kali rotasi bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit 4 detik. Waktu untuk satu kali rotasi disebut kala rotasi, yang secara umum disebut dengan istilah satu hari.

Demikian juga dengan kebiasaan kita, menyebut waktu satu hari adalah 24 jam. Ini merupakan pembulatan dari waktu rotasi bumi.

Setiap hari kita melihat matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat. Matahari nampak terbit dari arah timur, mencapai titik terang tertinggi di tengah-tengah pada siang hari, dan tenggelam di arah barat.

Setelah matahari tenggelam, berlanjutlah malam hari yang gelap tanpa ada sinar matahari.

Pernahkah Anda naik kereta api, bus, ataupun kendaraan lainnya? Ketika Anda naik kendaraan, cobalah amati pohon atau tiang listrik yang ada di depan Anda.

Maka Anda akan melihat seolah-olah pohon atau tiang listrik itu berlari menuju arah Anda.

Sebenarnya tidaklah demikian. Matahari tidak terbit dari timur dan berkelana ke arah barat.

Pohon-pohon dan tiang listrik juga tidak bergerak menuju arah Anda. Yang terjadi sebenarnya adalah pohon dan tiang listrik itu tetap berada pada tempatnya, tetapi Anda yang bergerak maju dan melalui mereka.

Demikian juga yang terjadi pada matahari, ia tidak bergerak. Hal ini terjadi karena kita bergerak mengikuti rotasi bumi yang berputar dari barat ke timur, sedangkan matahari diam.

Pada kenyataannya, bukan Matahari yang bergerak melainkan bumi yang berotasi di barat ke timur. Itulah sebabnya kita dapat melihat gerak semu harian matahari.

Terjadinya Siang dan Malam

Salah satu akibat dari rotasi bumi adalah terjadinya siang dan malam. Bagian bumi yang menerima sinar matahari dinamakan siang dan bagian bumi yang tidak menerima sinar, disebut malam.

Siang dan malam bergantian di setiap tempat, seperti halnya pergantian waktu atau jam.

Letak matahari yang seolah-olah berubah ini menyebabkan adanya pagi, siang, sore dan malam. Demikian juga dengan panas sinar matahari yang kita rasakan pada pagi, siang dan sore berbeda-beda.

Hal ini bukan karena jumlah sinar matahari yang sampai ke bumi berubah-ubah, tetapi karena arah sinar itu yang berubah-ubah. Sehingga luas permukaan yang terkena sinar matahari berbeda-beda pula.

Pada pagi dan sore hari, sinar matahari datangnya miring, sehingga daerah yang terkena sinar matahari cukup luas. Oleh karena itu pada pagi dan sore hari mataharai terasa hangat.

Pada siang hari, sinar matahari datangnya tegak lurus, sehingga daerah yang terkena sinar matahari pada siang hari terasa lebih panas.

Perbedaan Waktu di Berbagai Daerah

Perbedaan waktu antara satu tempat dengan tempat lain berdasarkan garis bujur tempat tersebut dan ini adalah akibat dari rotasi bumi.

Sekali rotasi bumi lamanya 24 jam, setiap tempat di permukaan bumi telah berputar sebesar 360° bujur.

Dengan demikian, setiap 15° atau kelipatannya disebut bujur standar. Waktu bujur standar disebut waktu lokal, yang masing-masing berselisih 1 jam dengan waktu lokal berikutnya.

Oleh karena itu, di permukaan bumi terdapat 24 waktu lokal. Penetapan waktu dimulai dari garis bujur 0 derajat, yaitu di kota Greenwich di London, Inggris.

Garis bujur di sebelah timurnya (selanjutnya disebut bujur timur) waktunya lebih awal atau ditambahkan 1 jam setiap kelipatan 15°.

Sedangkan garis bujur yang ada di sebelah baratnya (selanjutnya disebut bujur barat) waktunya lebih lambat atau dikurangi 1 jam setiap kelipatan 15°.

Contohnya, kota Jakarta berada pada bujur standar 105° (Jakarta masuk dalam WIB), maka selisih waktu antara Jakarta dengan batas waktu internasional adalah 7 jam lebih awal, artinya ketika di Jakarta sudah jam 7 pagi, di London masih jam 0 tengah malam.

Perbedaan Lamanya Waktu Siang dan Malam

Perbedaan lamanya waktu siang dan malam merupakan hasil dari rovolusi bumi.

Revolusi bumi adalah peristiwa bergeraknya bumi mengelilingi matahari. Waktu yang diperlukan bumi untuk satu kali revolusi disebut kala revolusi. Kala revolusi bumi adalah 365¼ hari atau selanjutnya disebut 1 tahun.

Dalam waktu satu tahun tersebut bumi bergerak mengelilingi matahari sambil melakukan rotasi. Sehingga posisi bumi berubah dalam lintasannya. Lintasan revolusi bumi berbentuk elips, matahari terletak pada salah satu titik fokusnya.

Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika yang besar nya 23½°, menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.

Gejala alam itu misalnya pada 23 September sampai dengan 22 Desember panjang siang di belahan bumi Utara lebih pendek bila dibandingkan panjang siang di belahan bumi Selatan.

Sehingga bagi umat muslim yang menjalankan puasa di daerah lintang tinggi, sering mengalami puasa lebih lama karena matahari beredar lebih dari 12 jam.

Baca juga:

  • Benarkah Perlambatan Rotasi Bumi Bikin Gempa Lebih Sering Terjadi?
  • Gempa Besar Diprediksi Melonjak di 2018 karena Rotasi Bumi Melambat
  • Apa Dampak Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi?

Baca juga artikel terkait ROTASI BUMI atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa
(tirto.id - ulf/ylk)


Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yulaika Ramadhani

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Allah menciptakan siang dan malam secara teratur dan sistematis.

http://www.trekearth.com

Hikmah Mengapa Allah Tetapkan Pergantian Siang dan Malam.

Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bumi diciptakan Allah SWTsebagai tempat yang layak untuk dijadikan tempat tinggal bagi manusia dan makhluk lainnya. Dengan kebesaran-Nya, Allah menciptakan bumi yang berotasi dan berputar setiap waktu yang menyebabkan silih gantinya siang dan malam. Bumi juga memutari matahari dengan rentangan dan jarak tertentu sehingga terciptalah musim-musim dalam kehidupan manusia. Dalam banyak ayat-Nya, Allah telah memaparkan adanya pergantian dan pengaturan malam dan siang. Dengan regulasi itulah, kondisi kehidupan manusia pun berjalan silih berganti. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat dalam Alquran."Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kami mencari karunia Allah). Sesunnguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mendengar." (Yunus:67)."Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas." (al-Isran':12).Lantas, apa hikmah dari pergantian waktu antara malam dan siang tersebut?

Mengutip dari buku berjudul Kehidupan dalam Pandangan Al-Qur'an oleh Ahzami Samiun Jazuli, Ibnu Katsir dalam tafsirannya akan ayat yang berbunyi 'silih bergantinya malam dan siang' dalam surah Al-Imran ayat 97, mengemukakan yang dimaksud adalah ada regulasi antara keduanya, saling melengkapi satu sama lainnya dalam jangka panjang dan pendek regulasinya. Terkadang waktu siang lebih panjang daripada malam dan sebaliknya.

Selanjutnya, Sayyid Quhb dalam tafsirannya mengatakan, Allah menciptakan siang dan malam secara teratur dan sistematis. Jika tidak, maka kehidupan manusia akan kacau-balau.

Sementara dalam kitab al-Ilm Yad'au Lil limaan, dipaparkan bumi ini berputar pada porosnya sekali dalam 24 jam dengan kecepatan 1.000 mil per jamnya. Seandainya bumi hanya mampu berputar pada porosnya dengan kecepatan 100 mil per jam, maka siang dan malam akan lebih dari 24 jam atau lebih lama 10 kali lipat. Pada saat itulah, sinar matahari akan mampu membakar permukaan bumi karena siang yang terlalu panjang. Sedangkan di malam hari, keadaan akan membekukan kehidupan di muka bumi.

Dengan adanya regulasi siang dan malam itulah, akan diketahui bilangan tahun dan perhitungannya. Seperti yang dikemukakan oleh penulis kitab al-Asaas dalam tafsirannya, bahwa dengan pengaturan siang dan malam, maka akan bisa diketahui waktu dan musim, bilangan hari, bulan dan tahun.

Baca Juga

Sebab di waktu malam, Allah menetapkan untuk waktu beristirahat dari aktivitas sehari-hari. Sedangkan di waktu siang, Allah tetapkan untuk manusia menjalani berbagai aktivitas dan memenuhi kebutuhannya. Jika tidak ada regulasi demikian, manusia bisa bekerja tanpa batas. Demikianlah Allah menunjukkan hikmah dengan adanya pengaturan siang dan malam.

  • pengaturan siang dan malam
  • allah swt
  • pergantian waktu