Pernyataan yang benar tentang partikel zat padat saat dipanaskan adalah

Jawaban:

Pemuaian yang disebabkan oleh peningkatan suhu bisa terjadi pada zat pada, zat cair, dan zat gas. Suhu dapat mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu benda, baik suhu tinggi maupun suhu yang rendah.

Suhu tinggi dapat menyebabkan peristiwa pemuaian pada suatu zat, sedangkan suhu yang rendah akan menyebabkan penyusutan.

Bersumber dari situs Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, pemuaian adalah suatu peristiwa muainya sebuah zat yang disebabkan peningkatan suhu.

Bentuk benda tersebut berubah akibat peningkatan suhu menjadi bertambah panjang, lebar, luas, bahkan volume benda tersebut.

Kebalikan dari pemuaian, suhu yang rendah bisa menyebabkan penyusutan yang berpengaruh pada berkurangnya panjang, lebar, luas, dan volume suatu benda.

Baca Juga: Program magang mahasiswa di Kemendikbud Ristek kembali dibuka, ini ketentuannya

Berikut ini informasi yang dirangkum dari Direktorat SMP Kemendikbud Ristek tentang pemuaian pada zat padat, zat cair, dan zat gas.

Pemuaian pada zat padat

Zat padat seperti besi dan kaca dapat memuai jika terpapar suhu panas. Pemuaian ini terjadi karena partikel-partikel di dalam zat tersebut selalu bergerak.

Saat suatu zat padat menerima energi panas, partikel di dalamnya akan bergerak lebih cepat. Karena pergerakan ini, partikel membutuhkan ruang antar partikel yang lebih besar.

Jarak partikel menjadi semakin besar sehingga menyebabkan pemuaian panjang, luas, dan volume dari suatu benda padat

Pada pemuaian panjang zat padat, nilai lebar dan luas lebih kecil dari nilai panjang benda tersebut. Akibatnya, nilai lebar dan luas dianggap tidak ada.

Contoh pemuaian panjang zat padat adalah kawat kecil atau kabel listrik yang memanjang setelah dipanaskan. Pemuaian jenis ini juga terjadi pda rel kereta api. Karenanya dibuat celah antara rel sebagai ruang untuk pemuaian besi rel.

Pemuaian luas pada zat padat ditunjukkan dengan pertambahan ukuran luas benda yang memiliki panjang dan lebar.

Pada pemuaian ini nilai tebalnya sangat kecil sehingga dianggap tidak ada. Contoh dari pemuaian luas adalah pemasangan kusen kaca jendela.

Kaca jendela akan memuai jika terkena panas sehingga saat dipasang, diberi celah pada kusen agar kaca tidak pecah saat memuai.

Pemuaian volume adalah pemuaian zat padat yang terakhir. Pemuaian ini terjadi pada benda yang memiliki panjang, lebar, dan tebal.

Contoh dari pemuaian volume adalah kaleng minuman. Minuman yang diisikan ke dalam kaleng tidak terisi penuh agar kaleng bisa memuai dan menyusut.

paling berpengaruh di dunia 2021, ini daftarnya

Pemuaian pada zat cair

Berbeda dengan zat padat, pemuaian pada zat cair tidak melibatkan muai panjang dan luas. Hal ini disebabkan karena sifat zat cair yang menyesuaikan bentuk wadahnya.

Pemuaian pada zat cair melibatkan muai ruang atau muai volume. Suhu yang diberikan akan menentukan besar pemuaian volume zat cair.

Karenanya jika zat cair diberikan suhu yang tinggi, maka semakin tinggi juga pemuaian volumenya.

Air raksa atau alkohol yang ada di termometer bisa menjadi contoh pemuaian zat cair. Air raksa akan bereaksi terhadap perubahan suhu dengan memuai atau menyusut sesuai dengan suhu yang diberikan.

Pemuaian pada zat gas

Sama seperti zat cair, zat gas hanya mengalami pemuaian volume saja. Volume gas akan meningkat jika diberikan suhu yang tinggi.

Contoh dari pemuaian zat gas adalah pengisian angin pada ban kendaraan. Saat kita akan mengisi angin ban sepeda motor atau mobil tidak boleh terlalu penuh.

Suhu di mana zat padat mencair disebut titik lebur atau titik leleh, sedangkan suhu ketika zat cair mendidih disebut titik didih.

Hubungan wujud zat dengan titik leleh dan titik didih

Pernyataan yang benar tentang partikel zat padat saat dipanaskan adalah
 

A. Benar, karena partikelnya lebih rapat

B. Benar, karena padatan dengan pengotor atau tidak murni susunan partikelnya akan kurang rapat dibandingkan padatan murni yang penyusunnya seragam karna unsur yang serupa.

C. Salah. karen air laut memiliki kandungan garam yang menyebabkan titik didihnya lebih tinggi dibandingkan air murni

D. Salah, karena zat cair memiliki susunan partikel yang lebih renggang yang menyebabkan lebih cepat mendidih dibandingkan zat padat

E. Benar, karena partikelnya tidak rapat dan bergerak bebas.

Perpindahan kalor secara konduksi merupakan proses perpindahan kalor yang terjadi pada suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel dari zat tersebut. Perpindahan kalor secara konduksi ini umumnya terjadi pada zat padat.

Ketika suatu zat padat dipanaskan, misalnya batang, maka akan menyebabkan atom-atom pada ujung batang tersebut bergetar dengan cepat sehingga suhunya menjadi meningkat karena energi kinetik atomnya yang menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Atom-atom yang ada di dalam batangnya ini memiliki elektron-elektron bebas yang mendukung terjadinya perpindahan kalor pada batang, sehingga dengan adanya dukungan dari elektron-elektron bebas ini, kalor dapat berpindah lebih cepat, sehingga pilihan jawaban elektron bebas memudahkan kalor dapat berpindah lebih lambat (E) kurang tepat. 

Jadi, jawaban yang tepat adalah E.

Halo Sobat SMP! Pernahkah kalian memerhatikan kabel di tiang listrik yang terkadang memanjang hingga menjuntai ke bawah dan terkadang memendek sehingga terlihat mengencang? Kira-kira apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi ya?

Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya pengaruh suhu pada suatu benda. Peristiwa itu dinamakan pemuaian dan penyusutan. Pemuaian diakibatkan karena pengaruh suhu tinggi sedangkan penyusutan dipengaruhi karena suhu rendah.

Pemuaian adalah sebuah peristiwa memuainya sebuah zat karena peningkatan suhu yang terjadi. Benda bisa berubah bentuknya menjadi bertambah panjang, lebar, luas, ataupun berubah volumenya. Sedangkan penyusutan merupakan peristiwa menyusutnya suatu zat karena penurunan suhu. Benda yang menyusut bisa berkurang panjang, lebar, luas, dan volumenya.

Dilihat dari bentuk zatnya, terdapat tiga macam pemuaian. Ketiga macam ini adalah pemuaian zat padat, pemuaian zat cair, dan pemuaian zat gas. Kita akan bahas ketiga jenis pemuaian zat, jadi simak terus artikel ini sampai habis ya Sobat SMP!

Pemuaian zat padat

Partikel-partikel zat padat selalu bergerak [bergetar]. Apabila zat padat menerima energi panas, gerakan partikel semakin cepat sehingga memerlukan ruangan antara partikel yang lebih besar. Jarak antara partikel pun juga semakin membesar yang pada akhirnya membuat zat padat tersebut memuai, bertambah panjang, bertambah luas, dan akhirnya bertambah volumenya. 

Ada bentuk pemuaian zat padat, yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas, dan juga pemuaian volume. Pemuaian panjang terjadi saat suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contohnya adalah kawat kecil dan kabel listrik yang memanjang ketika menerima panas.

Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contohnya adalah pada kusen kaca jendela. Sebenarnya, pemasangan kusen jendela diberikan ruang lebih agar kaca tidak pecah ketika memuai terkena panas.

Pemuaian padat yang terakhir adalah pemuaian volume, yaitu pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal. Contohnya adalah pada kaleng minuman. Minuman di dalamnya tidak diisi penuh kaleng bisa memuai dan menyusut.

Pemuaian zat cair

Baca Juga  Komposisi Zat dalam Pola Makanan Bergizi dan Seimbang

Zat cair memiliki sifat utama yaitu menyesuaikan dengan bentuk wadahnya. Oleh sebab itu pemuaian pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya dikenal sebagai muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair, semakin besar pula muai volumenya. Contoh pemuaian zat cair adalah pada air raksa atau alkohol pada termometer yang memuai dan menyusut karena perubahan suhu.

Pemuaian zat gas

Pernahkah Sobat SMP melihat balon yang tiba-tiba meledak? Hal tersebut terjadi karena ada pemuaian gas di dalam balon akibat adanya peningkatan suhu. Contoh lainnya adalah kita tidak boleh mengisi angin ban kendaraan terlalu penuh. Jika ban mengalami peningkatan suhu, gas dalam ban akan memuai dan menyebabkan ban meletus.

Itulah tadi beberapa pemuaian yang diakibatkan oleh perubahan suhu. Suhu dapat memengaruhi panjang, luas, dan volume dari zat-zat tersebut. Menarik bukan materi ini? Jika Sobat SMP ingin mempelajari materi IPA lainnya, kalian dapat mengunduh modul Pembelajaran Jarak Jauh lainnya di situs Direktorat SMP secara gratis.

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Modul PJJ IPA kelas VII Semester Gasal terbitan Direktorat SMP tahun 2020


KONTAN.CO.ID -  Pemuaian yang disebabkan oleh peningkatan suhu bisa terjadi pada zat pada, zat cair, dan zat gas. Suhu dapat mempengaruhi bentuk dan ukuran suatu benda, baik suhu tinggi maupun suhu yang rendah.  Suhu tinggi dapat menyebabkan peristiwa pemuaian pada suatu zat, sedangkan suhu yang rendah akan menyebabkan penyusutan.  Bersumber dari situs Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, pemuaian adalah suatu peristiwa muainya sebuah zat yang disebabkan peningkatan suhu.  Bentuk benda tersebut berubah akibat peningkatan suhu menjadi bertambah panjang, lebar, luas, bahkan volume benda tersebut.  Kebalikan dari pemuaian, suhu yang rendah bisa menyebabkan penyusutan yang berpengaruh pada berkurangnya panjang, lebar, luas, dan volume suatu benda.  Baca Juga: Program magang mahasiswa di Kemendikbud Ristek kembali dibuka, ini ketentuannya Berikut ini informasi yang dirangkum dari Direktorat SMP Kemendikbud Ristek tentang pemuaian pada zat padat, zat cair, dan zat gas.

Pemuaian pada zat padat

Zat padat seperti besi dan kaca dapat memuai jika terpapar suhu panas. Pemuaian ini terjadi karena partikel-partikel di dalam zat tersebut selalu bergerak.  Saat suatu zat padat menerima energi panas, partikel di dalamnya akan bergerak lebih cepat. Karena pergerakan ini, partikel membutuhkan ruang antar partikel yang lebih besar.  Jarak partikel menjadi semakin besar sehingga menyebabkan pemuaian panjang, luas, dan volume dari suatu benda padat  Pada pemuaian panjang zat padat, nilai lebar dan luas lebih kecil dari nilai panjang benda tersebut. Akibatnya, nilai lebar dan luas dianggap tidak ada.  Contoh pemuaian panjang zat padat adalah kawat kecil atau kabel listrik yang memanjang setelah dipanaskan. Pemuaian jenis ini juga terjadi pda rel kereta api. Karenanya dibuat celah antara rel sebagai ruang untuk pemuaian besi rel. Pemuaian luas pada zat padat ditunjukkan dengan pertambahan ukuran luas benda yang memiliki panjang dan lebar.  Pada pemuaian ini nilai tebalnya sangat kecil sehingga dianggap tidak ada. Contoh dari pemuaian luas adalah pemasangan kusen kaca jendela.  Kaca jendela akan memuai jika terkena panas sehingga saat dipasang, diberi celah pada kusen agar kaca tidak pecah saat memuai. Pemuaian volume adalah pemuaian zat padat yang terakhir. Pemuaian ini terjadi pada benda yang memiliki panjang, lebar, dan tebal.  Contoh dari pemuaian volume adalah kaleng minuman. Minuman yang diisikan ke dalam kaleng tidak terisi penuh agar kaleng bisa memuai dan menyusut. Baca Juga: 3 Tokoh Indonesia masuk 50 muslim paling berpengaruh di dunia 2021, ini daftarnya

Pemuaian pada zat cair

Berbeda dengan zat padat, pemuaian pada zat cair tidak melibatkan muai panjang dan luas. Hal ini disebabkan karena sifat zat cair yang menyesuaikan bentuk wadahnya.  Pemuaian pada zat cair melibatkan muai ruang atau muai volume. Suhu yang diberikan akan menentukan besar pemuaian volume zat cair.  Karenanya jika zat cair diberikan suhu yang tinggi, maka semakin tinggi juga pemuaian volumenya.  Air raksa atau alkohol yang ada di termometer bisa menjadi contoh pemuaian zat cair. Air raksa akan bereaksi terhadap perubahan suhu dengan memuai atau menyusut sesuai dengan suhu yang diberikan.

Pemuaian pada zat gas

Sama seperti zat cair, zat gas hanya mengalami pemuaian volume saja. Volume gas akan meningkat jika diberikan suhu yang tinggi.  Contoh dari pemuaian zat gas adalah pengisian angin pada ban kendaraan. Saat kita akan mengisi angin ban sepeda motor atau mobil tidak boleh terlalu penuh.  Hal ini dilakukan agar saat kita berkendara di siang hari, ban sepeda motor tidak meletus. Suhu yang panas di siang hari membuat gas di dalam ban memuai dan menyebabkan ban meletus.

Selanjutnya: Lowongan di BUMN Bank BRI masih dibuka, lulusan semua jurusan bisa daftar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Artikel Fisika kelas 7 kali ini akan membahas mengenai proses pemuaian yang terjadi pada zat padat. Yuk, simak baik-baik penjelasannya, ya! 

--

Guys, siapa nih yang sering bepergian naik kereta? 

Mungkin banyak di antara kita yang udah nggak asing lagi ya sama gambaran rel kereta api. Tapi, kamu sadar nggak sih, ternyata, sambungan antar tiap rel kereta itu nggak dipasang rapat-rapat, lho! Hmm, kenapa bisa begitu? 

Nah, pemasangan sambungan antar rel kereta yang nggak rapat ini, tentu ada sebabnya. Salah satunya karena rel kereta api akan mengalami pemuaian di siang hari. Makanya nih, sambungan tiap rel dipasang agak renggang, supaya tetap aman walaupun memuai. Lalu, apa sih pemuaian itu?

Oke, sebelum aku kasih tau jawabannya, aku mau tanya dulu nih, kamu masih ingat nggak dengan materi suhu? Kalo udah lupa, coba deh baca-baca lagi di artikel berikut ini.

Baca juga: Kenapa Suhu Terdapat 4 Skala

Suhu merupakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Semakin tinggi suhu suatu benda, maka benda tersebut semakin panas. Sebaliknya, semakin rendah suhu suatu benda, maka benda tersebut semakin dingin. Ternyata, suhu juga dapat mempengaruhi ukuran suatu benda. Perubahan ukuran pada benda terbagi menjadi dua macam, yaitu pemuaian dan penyusutan.

“Huft, lama amat! Jadi, pemuaian itu apa sih sebenarnya?”

Eits, sabar-sabar, ‘dinda jangan marah-marah nanti kamu lekas tua’.  Lah kok jadi nyanyi, sih? HAHAHA...

Jadi, pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda saat benda tersebut mengalami kenaikan suhu akibat dipanaskan. Sementara itu, penyusutan adalah berkurangnya ukuran suatu benda saat benda tersebut mengalami penurunan suhu akibat didinginkan. Pemuaian atau penyusutan terjadi pada setiap benda yang mengalami perubahan suhu, baik untuk zat padat, cair, maupun gas.

Nah, kali ini, kita akan bahas pemuaian yang terjadi pada zat padat. Lho, gimana dengan pemuaian atau penyusutan zat-zat yang lain? Tenang, tunggu aja artikel selanjutnya, yach! WKWK… :P 

Pemuaian pada zat padat terbagi menjadi tiga jenis. Yuk, kita simak penjelasannya satu per satu!

Pemuaian Panjang

Pemuaian panjang merupakan perubahan panjang suatu benda saat benda tersebut mengalami kenaikan suhu akibat dipanaskan. Peristiwa ini terjadi pada zat padat yang ukuran panjangnya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan lebar atau diameternya, seperti paku, kawat, batang besi, dan sebagainya. 

Paku adalah salah satu benda yang dapat mengalami pemuaian panjang. [sumber: bumisaka]

Balik lagi ke persoalan sambungan rel kereta api yang dipasang agak renggang, ya. Jadi, zat-zat yang ada di alam ini memiliki kecenderungan untuk memuai ketika suhunya panas, dan menyusut ketika suhunya dingin. Rel kereta api yang berada di luar ruangan, tentu akan mengalami peristiwa pemuaian ini. 

Pada siang hari, karena suhu udara cenderung panas, batang rel akan mengalami pemuaian [bertambah panjang]. Sementara itu, di malam hari, batang rel akan menyusut [bertambah pendek] kembali karena suhu udara yang dingin. 

Baca juga: Penggolongan Materi Secara Fisika: Padat, Cair, Gas

Nah, pemuaian pada batang rel kereta karena suhu yang panas ini bisa menyebabkan saling mendorong antara dua batang rel, dan membuat rel tersebut jadi melengkung. Tentu, hal tersebut akan sangat berbahaya, ya. Bisa-bisa, kereta akan keluar jalur saat melewatinya. Makanya, sambungan antar rel kereta dipasang agak renggang supaya ketika memuai, kedua batang rel nggak bakal bengkok.

Ilustrasi jika sambungan rel dipasang rapat [Sumber: its aumsum time via YouTube]

Nah, pertambahan panjang suatu zat secara fisis akan:

  1. Berbanding lurus dengan panjang mula-mula.
  2. Berbanding lurus dengan perubahan suhu.
  3. Bergantung dari jenis zat.

Oke, sekarang, biar kamu nggak bingung sama rumus di atas, kita kerjakan contoh soal di bawah ini, yuk!

Contoh soal!

Sebatang baja yang panjangnya 2 m dipanaskan, sehingga suhunya berubah dari 40 °c menjadi 70 °c . Jika diketahui koefisien muai panjangnya adalah 1,1 x 10-5 /°c, berapakah panjang baja itu sekarang?

Pembahasan:

Pertama, kita tulis dulu yang diketahui, nih. 

Diketahui:

Lo = 2 m

T = 70°c - 40 °c = 30°c

α =1,1 x 10-5 /°c

Ditanya : Lt = ...?

Jawab:

L=Lo . α . T

L =[2 m] . [1,1 x 10-5 /°c]. [30 °c]

L = [6,6 x 10-4 m] =0,00066 m

Nah, kita tau nih kalo pertambahan panjang bajanya itu 0,00066 m. Jadi, untuk mencari tau panjang baja setelah dipanaskan, kita jumlahkan aja panjang baja mula-mula dengan pertambahan panjang bajanya. Sehingga,

Lt = Lo + L

Lt = 2 + 0,00066

Lt =2,00066 m

Berarti, panjang baja setelah dipanaskan adalah 2,00066 m, ya.

Pemuaian Luas    

Pemuaian luas merupakan perubahan luas suatu benda saat benda tersebut mengalami kenaikan suhu akibat dipanaskan. Pemuaian luas ini dapat diamati pada benda yang ketebalannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan panjang dan lebarnya. Jadi, pemuaian arah tebalnya juga jauh lebih kecil daripada pemuaian di arah panjang dan lebarnya, sehingga bisa diabaikan. 

Contohnya kaca jendela. Saat suhu udara panas, suhu kaca menjadi naik, sehingga terjadi pemuaian. Kaca mengalami penambahan ukuran yang lebih lebar dari sebelumnya. Akibatnya, kaca terlihat terpasang sangat rapat pada bingkai. 

Pertambahan luas suatu zat bila dipanaskan akan:

  1. Berbanding lurus dengan luas mula-mula.
  2. Berbanding lurus dengan perubahan suhu.
  3. Bergantung dari jenis zat.

Baca juga: Perbedaan Meteoroid, Meteorit, dan Meteor

Coba yuk kita kerjakan contoh soal di bawah ini!

Contoh soal!

Pada suhu 30°c, sebuah pelat besi luasnya 10 m2. Apabila suhunya dinaikkan menjadi 90°c dan diketahui koefisien muai panjangnya adalah 1,2 x 10-5/°c, maka tentukanlah luas pelat besi itu sekarang!

Pembahasan:

Sama seperti contoh soal sebelumnya ya, kita tulis dulu apa aja yang diketahui pada soal.

Diketahui: 

T =90°c-30°c= 60°c

Ao = 10 m2

β =1,2 x 10-5 /°c= α 2= 2,4 x 10-5/°c

Ditanya: At =...?

Jawab:

A = Ao . β . T

A = Ao . [2α]. T

A = 10 m2 .  2,4 x 10-5 /°c .  60°c

A =14,4 x 10-3 m2= 0,0144 m2

Oke, karena yang ditanya itu luas pelat besi setelah mengalami pemuaian, maka kita jumlahkan aja luas pelat besi mula-mula dengan penambahan luas pelat besinya, sehingga:

At = Ao + A

At = 10 + 0,0144

At =10,0144 m2

Jadi, luas pelat besi setelah mengalami pemuaian adalah 10,0144 m2.

Pemuaian Volume

Pemuaian volume adalah perubahan volume suatu benda saat benda tersebut mengalami kenaikan suhu akibat dipanaskan. Pemuaian volume terjadi jika seluruh dimensi benda cukup besar, sehingga pemuaian ke semua arah tidak bisa diabaikan. 

Contohnya, ketika kamu memasak air di dalam panci, tanpa disadari panci mengalami pemuaian, loh! Saat dipanaskan, air dan panci sama-sama menyerap kalor dari api. Nah, panci yang menyerap kalor atau energi panas itu, ukurannya akan bertambah karena mengalami pemuaian. Pemuaian ini menyebabkan panci mengalami penambahan volume. 

Ilustrasi panci mengalami pemuaian akibat dipanaskan.

Pertambahan volume suatu zat yang dipanaskan, secara fisis akan:

  1. Berbanding lurus dengan volume mula-mula zat.
  2. Berbanding lurus dengan perubahan suhu zat.
  3. Bergantung dari jenis bahan.

Langsung aja kita kerjakan contoh soal berikut!

Contoh soal!

Sebuah balok baja berukuran 5 cm x 10 cm x 6 cm. Hitunglah volume akhir balok baja ketika suhunya dinaikkan dari 22 °c ke 42 °c. Diketahui koefisien muai panjang baja 1,1 x 10-5 /°c.

Pembahasan:

Diketahui: 

Vo = 300 cm3 =3 x 102 cm3

T =42 °c-22 °c = 20°c

γ =1,1 x 10-5/°c = α 3= 3 . 1,1 x 10-5 /°c = 3,3 x 10-5 /°c  

Ditanya: Vt =...?

Jawab:

V = Vo . γ . T

V = 3 x 102 cm3 . 3,3 x 10-5/°c . 20°c

V =1,98 x 10-1 cm3

Jadi, untuk mencari volume baja setelah mengalami pemuaian, kita jumlahkan aja volume awal bajanya dengan penambahan volumenya, sehingga:

Vt = Vo + V

Vt = 300 + 0,0198

Vt =300,198 cm3

Didapat volume akhir baja setelah dipanaskan adalah 300,198 cm3.

Baca juga: Yuk, Kenali Perbedaan Unsur, Senyawa, dan Campuran

Nah, sekarang kamu udah tau ya alasan mengapa sambungan pada rel kereta api itu harus sedikit direnggangkan. Yap! Betul, karena benda atau zat bisa mengalami penambahan panjang, luas, maupun volume akibat pemuaian. Pemuaian ini bisa terjadi karena perubahan suhu. Sebenarnya, banyak juga contoh pemuaian pada benda yang tanpa kita sadari terjadi di kehidupan sehari-hari. 

Oke, hari ini kita udah belajar banyak, ya! Kalo gitu, waktunya untuk mantepin pemahaman kamu dengan latihan soal, nih! Kamu bisa loh latihan soal dengan ribuan materi dan pembahasan di Bank Soal ruanguji. Yuk, cobain dan ukur kemampuanmu sekarang juga!

Sumber foto:

Paku. //bumisaka.com/project/paku/ . diakses tanggal 01 oktober 2021

Sumber Gif:

Its aumsum time. //www.youtube.com/watch?v=9JuKqkZVgTU. diakses 30 september 2021

Video yang berhubungan