Islam memberikan ketentuan dari ibadah yang telah diwajibkan. Dan agar ibadah yang dikerjakan diterima, maka hal yang mendesak adalah mengetahui ketentuan dari ibadah yang dikerjakan.
1. Memuji kepada Allah di kedua khutbah Rukun khutbah pertama ini disyaratkan menggunakan kata “hamdun” dan lafadh-lafadh yang satu akar kata dengannya, misalkan “alhamdu”, “ahmadu”, “nahmadu”. Demikian pula dalam kata “Allah” tertentu menggunakan lafadh jalalah, tidak cukup memakai asma Allah yang lain. Contoh pelafalan yang benar misalkan: “alhamdu lillâh”, “nahmadu lillâh”, “lillahi al-hamdu”, “ana hamidu Allâha”, “Allâha ahmadu”. Contoh pelafalan yang salah misalkan: “asy-syukru lillâhi” (karena tidak memakai akar kata “hamdun”), “alhamdu lir-rahmân (karena tidak menggunakan lafadh jalalah “Allah”). Syekh Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan:
2. Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad Pembacaannya harus dilakukan di kedua khutbah. Dalam pelaksanaannya harus menggunakan kata “al-shalatu” dan lafadh yang satu akar kata dengannya. Sementara untuk asma Nabi Muhammad, tidak tertentu menggunakan nama “Muhammad”, seperti “al-Rasul”, “Ahmad”, “al-Nabi”, “al-Basyir”, “al-Nadzir” dan lain-lain.
3. Berwasiat dengan Ketakwaan Hal tersebut juga disampaikan di kedua khutbah. Dan rukun khutbah ketiga ini tidak memiliki ketentuan redaksi yang paten. Prinsipnya adalah setiap pesan kebaikan yang mengajak ketaatan atau menjauhi kemaksiatan. Seperti “Athi’ullaha, taatlah kalian kepada Allah”, “ittaqullaha, bertakwalah kalian kepada Allah”, “inzajiru ‘anil makshiat, jauhilah makshiat”.
4. Membaca Ayat Suci Al-Qur’an Hal ini juga dilakukan di salah satu dua khutbah. Standarnya adalah ayat Al-Qur'an yang dapat memberikan pemahaman makna yang dimaksud secara sempurna. Baik berkaitan dengan janji-janji, ancaman, mauizhah, cerita dan lain sebagainya. Seperti contoh:
5. Berdoa untuk Kaum Mukmin Hal ini dilakukan di khutbah terakhir, dan mendoakan kaum mukminin dalam khutbah Jumat disyaratkan isi kandungannya mengarah kepada nuansa akhirat. Seperti “allahumma ajirnâ minannâr, ya Allah semoga engkau menyelematkan kami dari neraka”, “allâhumma ighfir lil muslimîn wal muslimât, ya Allah ampunilah kaum muslimin dan muslimat”.
Artikel diambil dari: Rukun-Rukun Khutbah dan Penjelasannya Demikian penjelasan seputar rukun khutbah Jumat, dengan harapan menjadi perhatian semua kalangan demi sahnya ibadah yang dikerjakan. Utamanya para khatib harus memperhatikan ini karena kebanyakan takmir masjid dan jamaah kurang memiliki pengetahuan masalah rukun khutbah. Jangan sampai akibat kelalaian khatib, ibadah shalat Jumat menjadi tidak sah. |