Pertimbangan dalam membuat perencanaan instalasi penerangan adalah

Dalam dunia proyek konstruksi, Anda pasti mengenal istilah instalasi listrik bangunan, bukan? Hal ini merupakan kompenen yang sangat penting dalam penentuan hasil proyek bangunan yang dikerjakan. Jika instalasi listrik dikerjakan dengan cara baik, maka bangunan yang dibangun pun hasilnya akan baik dan akan sesuai dengan apa yang direncakan sebelumnya.  Adanya hal ini juga merupakan salah satu bagian yang berhubungan dengan tugas perencanaan pada bidang konstruksi.

Apa yang Dimaksud Instalasi Listrik Bangunan Itu?

Pertimbangan dalam membuat perencanaan instalasi penerangan adalah

Instalasi listrik adalah suatu perlengkapan yang digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber listrik ke peralatan- peralatan yang membutuhkan tenaga listrik. Jadi, instalasi listrik itu snediri memang penting dilakukan, terupata untuk konstruksi bangunan yang sudah direncanakan sebelumnya.

Sumber listrik yang yang bisa diberikan untuk pemasangan listrik pada suatu bangunan konstruksi itu sendiridapat berasal dari genset, dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau apapun  yang bisa menghasilkan tenaga listrik lainnya. Misalnya seperti misalnya batere, solar cell dan sebagainya.

Sementara itu, peralatan yang membutuhkan tenaga listrik pun seperti yang Anda tahu. itu pun  sangat banyak. Hal itu dapat dimulai dari peralatan di rumah tangga, di kantor, di industri, di kendaraan dan lain sebagainya.

Ragam beban beban listrik itu sendiri secara sifatnya hanya dibagi menjadi 3 macam, di antaranya:

  • Beban Resistif (misalnya seterika, solder, lampu pijar,  dan sebagainya).
  • Beban Induktif (misalnya kipas angin, mesin bor, lampu TL dan sebagainya).
  • Beban Kapasitif (misalnya Kapasitor).

Rancangan Instalasi Listrik Bangunan

Pertimbangan dalam membuat perencanaan instalasi penerangan adalah

Dalam merancang atau menggambar instalasi listrik pada bangunan itu sendiri dibutuhkan penerangan dan tenaga. Selain itu, hal ini juga perlu diperhatikan melalui analisa data perhitungan teknis mengenai susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus hubung singkat dan daya hubung singkat pada proses pemasangannya.

Di sisi lainnya, masih perlu juga untuk melengkapi daftar kebutuhan bahan instalasi beserta uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara pemasangan peralatan atau bahan. Cara  pengujiannya pun perlu dibarengi dengan rencana waktu pelaksanaan, rencana anggaran biaya, bserta lama waktu pengerjaan yang dibutuhkan.

Dalam pembangunan berbagai jenis gedung gedung baik untuk rumah tinggal, kantor, sekolahan yang dilengkapi sarana pendukung listrik perlu dilakukan. Hal ini dilakukan supaya bangunan  agar dapat berfungsi dan dihuni dengan baik. Selain itu dapat memberikan kenyamanan dan dapat memenuhi keselamatan.

Instalansi listrik bangunan ini dalam perancangannya memerlukan perencanaan lewat gambar instalasi listrik yang cermat dengan mengacu pada aturan-aturan yang ditetapkan dalam dunia teknik listrik.

Perlengkapan Instalasi Listri pada Bangunan

Pertimbangan dalam membuat perencanaan instalasi penerangan adalah

Adapun perlengkapan dari instalasi listrik yang harus dipenuhi dalam pemasangannya. Misalnya panel hubung bagi (PHB), alat-alat ukur, pengaman jaringan, pentanahan, sakelar dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa perlengkapan yang mesti dipenuhi dalam pemasangan atau instalasi listrik untuk sebuah bangunan:

1. APP (Alat Pembatas dan Pengukur)

APP singkatan dari alat pembatas dan penguku. Perlengkapan instalasi listirk ini memilikifungsi untuk membatasi besarnya arus yang akan mengalir ke konsumen sehingga daya terpasang yang telah ditentukan tidak bisa terlewati. Jika daya terpasang ini terlewati, maka pemutus akan secara otomatis memutuskan arus listrik pada bangunan. Selain itu alat ini juga  diperlengkapi dengan alat-alat ukur untuk mengukur besaran-besaran listrik. Misalnya seperti tegangan listrik, arus, faktor kerja, energi listrik dan sebagainya disesuaikan dengan kebutuhannya.

2. Sistem TM (Sistem Tegangan Menengah)

Sistem tegangan menengah itu sendiri terdiri dari hantaran masuk, cubicle dan hantaran keluar. Hantaran yang digunakan merupakan kabel tegangan menengah dan biasanya dengan kabel XLPE atau N2XSBY. Sementara cubicle terdiri dari tiga bagian yaitu  cadangan, incoming dan cubicle outgoing. Pengaman arus listriknya terdiri dari sekering dan LBS (Load Break Switch).

3. Sistem TR (Sistem Tegangan Rendah)

Sistem tegangan rendah ini sendiri meliputi berbagai perlengkapan listrik tegangan rendah, baik itu untuk pembagian tenaga listrik, penyaluran, pengamanan maupun pengendaliannya. Pembagian tenaga listrik dilakukan dalam panel listrik.

Di dalam panel listrik untuk kebutuhan daya yang besar atau yang disebut Main Distribution Panel. Biasanya, busbar atau rel ini dibagi menjadi dua segmen yang saling berhubungan dengan saklar pemisah. Yang satu mendapat saluran masuk dari APP, dan satunya lagi dari sumber listrik sendiri (bisa dari genset).

Dari kedua busbar didistribusikan ke beban secara langsung atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati akibat gangguan ataupun karena pemeliharaan. Maka suplai ke beban tidak akan terganggu dengan adanya sumber listrik sendiri, yaitu genset dapat digunakan sebagai cadangan.

Untuk hantaran utamanya dapat menggunakan kabel feeder dan biasanya menggunakan NYFGBY. Semenatar itu, untuk hantaran cabang biasanya digunakan NYM.

Dengan demikian, perlengkapan instalasi yang disebutkan tadi itu diharapkan dapat  mempermudah dalam:

  • Penentuan serta pembagian energi listrik yang merata dan tepat bagi bangunan.
  • Membarikan pengamanan instalasi dan pemakaian listrik untuk bangunan.
  • Melakukan pemeriksaan, perbaikan, atau pemeliharaan pada listrik untuk bangunan.

4. PBH

PHB yang dipasang perlu diperhatikan agar dapat melakukan fungsi-fungsinya di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Supaya mudah dilayani dan aman penggunaannya.
  • Dipasang pada tempat yang mudah dicapai.
  • Jika dipasnag di depan pane, maka ruanganya harus bebas.
  • Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab supaya penggunaannya aman.

5. Panel Distribusi Listrik

Dalam pemasangan instalasi panel ditribusi listrik, maka di bawah ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan supaya dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan PUIL, di antaranya:

  • Semua penghantar listrik atau kabel harus disusun secara  rapi.
  • Semua komponen harus dipasang rapi.
  • Semua bagian yang bertegangan harus terlindung.
  • Semua komponen harus terpasang dengan kuat supaya memberi keamanan.
  • Apabila tejadi gangguan tidak akan meluas.
  • Mudah diperluas atau juga dikembangkan jika diperlukan.
  • Mempunyai keandalan yang tinggi

Cara Membuat Gambar Instalansi Listrik Gedung

Pertimbangan dalam membuat perencanaan instalasi penerangan adalah

Berikut ini adalah beberapa petunjuk yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk perancangan instalansi listrik untuk bangunan atau gedung:

  • Gambarlah denah bangunan yang akan dipasangkan listrik.
  • Perkirakan penggunaan tiap-tiap ruangan dalam gambar yang akan dipasangi listrik. Misalnya pada ruangan duduk, dapur, kamar, ruang tamu, dan seterusnya.
  • Tentukanlah letak perlengkapan hubung pembagian listrik. Perlengkapan hubung bagi (PHB) harus dipasang di tempat yang mudah dicapai dari jalan masuk gedung atau bangunan.
  • Gambarlah penempatan titik-titik lampu dan sakelar-sakelarnya serta hubungan antara sakelar dengan lampu yang dilayaninya. Sakelar untuk penerangan umum biasanya selalu ditempatkan di dekat pintu sehingga kalau pintunya dibuka sakelarnya dapat langsung dan mudah untuk dijangkau.
  • Gambarlah penempatan kotak-kotak kontak dindingnya. Secara umum, kotak kontak dinding sebaiknya dipasang tidak jauh dari sudut-sudut ruangan. Kotak kontak dinding yang dipasang di tengah-tengah dinding, besar kemungkinannya akan tertutup atau terhalang oleh suatu perabot sehingga kurang berfungsi.

https://www.youtube.com/watch?v=uiPyA4kRvRM