Potret diri topeng-topeng kehidupan karya affandi



Salah satu seniman asal indonesia yang menganut aliran ekspresionisme adalah Affandi Koesoema.

Affandi merupakan seorang pelukis ekspresionis yang terkenal melalui teknik khas menumpahkaan cat dari tube-nya langsung pada kanvas, kemudian menyapukannya sebagian cat dengan jari-jarinya. Affandi menyebut dirinya sendiri sebagai “Pelukis Kerbau” yang tak mau baca teori. Namun dalam perjalanan karirnya ia tetap mampu memahami dan menggeluti bidang seni rupa. Ia lebih senang mempelajari sesuatu dengan cara langsung terjun ke lapangan.

Affandi terkenal karena karya figuratifnya, terutama pada tahun 1960-an. Ia senang bermain dengan tema pertunjukan wayang topeng dan peran stereotip dari karakter bertopeng. Presentasi subjek topeng dapat meperlihatkan kepribadian tertentu dengan disposisi yang apik dari potret dirinya sendiri. Penekanan estetikanya melalui sapuan cat yang dinamis dan khas [menumpahkan cat langsung dari tube] diiringi dengan pilihan palet warna yang kelam semakin menjadi identitasnya.

Affandi lahir di Cirebon, Hindia Belanda pada tahun 1907, putra dari R. Koesoema yang berprofesi sebagai mantri ukur di pabrik gula Ciledug. Affandi lahir pada saat Indonesia masih dibawah kekuasaan Belanda sehingga sulit bagi keturunan biasa pribumi untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi. Sehingga Affandi hanya menyelesaikan pendidikannya hingga AMS [Algemene Middelbare School] setara dengan SMA.


Karya Affandi yang ditinggalkan sangatlah banyak. Affandi adalah seniman yang sangat produktif dan telah menghasilkan lebih dari 2000 lukisan semasa hidupnya. Ia dikategorikan menganut aliran ekspresionisme oleh banyak kritikus. Meskipun begitu, awal karirnya dimulai dengan lukisan yang mencirikan aliran realisme yang masih sedikit dipengaruhi oleh romantisisme.


Salah satu lukisan yang paling terkenal karya affandi adalah lukisan ‘Potret Diri dan Topeng-Topeng Kehidupan”

Lukisan “Potret Diri dan Topeng-Topeng Kehidupan” ini dilukiskan oleh Affandi pada tahun 1961 yang digambarkan dangan seorang pria yang disekelilingnya ada beberapa sosok wajah-wajah atau topeng-topeng menyeramkan.

Di dalam lukisan ini digambarkan secara ekspresif , dengan sosok pria yang merupakan potret dirinya sendiri yang bertelanjang dada, memiliki perawakan rambut gimbal, gondrong, berjanggut dan berkumis lebat. Pewarnaan rambut gimbal tersebut dilukiskan dengan perpaduan warna hitam, coklat, dan putih.  Jenggot dan kumisnya digambarkan dengan warna yang sama dengan rambutnya. Wajah pria tersebut digambarkan dengan perpaduan warna coklat muda yang ditumpuk dengan warna merah, hitam, putih, dan hijau.

matanya digambarkan terpejam dengan kerutan di dahinya. Selain sosok pria yang menjadi pusat dari lukisan, disamping kiri kanannya terdapat lukisan wajah yang digambarkan dengan sangat menyeramkan yang melingkupi bagian background dan di lukiskan  dengan warna-warna seperti warna merah, bercampur hitam, warna putih bercampur warna hitam dan hijau, warna coklat bercampur hitam dan putih, juga ada yang dilukiskan dengan warna merah abstrak.

Karya lukisan Affandi yang berjudul “Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan” merupakan salah satu karya istimewa diantara karya lainnya. Dalam lukisan ini terdapat falsafah hidup yang dalam dimana setiap manusia yang ada di dunia ini adalan mahluk yang paling sempurna yang di ciptakan oleh tuhan di bandingkan mahluk-mahluk lainnya. Dimana kesempurnaan manusia itu pasti ada kelemaham terbesar yang saling berkesinambungan. Kelemahan iru adalah hawa nafsu yang terkadang cenderung menyesatkan karena digoda oleh bisikan-bisikan setan yang ingkar kepada tuhan. Hawa nafsu ini membuat manusia seringkali melupakan janjinya kepada tuhan dan malah berbuat sesuatu yang di benci oleh tuhan.

Perwujudan dari bisikan-bisikan setan itu dilukiskan dengan sesosok topeng-topeng yang mengelilingi seorang pria. Topeng itu sendiri cenderung bukan wajah asli dari manusia itu sendiri. Dia adalah perwujudan dari bisikan-bisikan jahat yang menutup hati dari kebenaran, sehinggan membentuk karakter dalam tingkah laku dalam kehidupan nyata, kecuali jika mereka adalah manusia-manusia yang kuat imannya dan selalu mendapat pentunjuk dari tuhan yang bisa mengendalikan hawa nafsu denagn baik dan menghindari bibisak-bisikan jahat dari setan. Dan mereka yang tergoda menjadikan hawa nafsu sebagai hal yang menuju kesempurnaan.


Berikut adalah video penjelasan singkat.


Sekian dan Terimakasih.

INI HANYA LATIHAN


Judul : "Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan"

Tahun : 1961

Ukuran : 110 cm x 135 cm

Media : Oil on Canvas

Lukisan di atas merupakan karya Affandi yang berjudul "Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan" yang dibuat pada tahun 1961 dengan media Oil on Canvas. Seniman yang bernama lengkap Affandi Koesoma ini merupakan maestro seni lukis di Indonesia yang lahir pada tahun 1907 di Cirebon. Ayahnya, R. Koesoma bekerja sebagai mantri ukur pabrik gula memberikan peruntungan sendiri bagi Affandi untuk mengenyam berbagai tingkat bangku pendidikan [dalam sistem Kolonial Belanda] mulai dari Hollandsch-Inlandsche School [HIS], Meer Uitgebreid Lager Onderwijs [MULO] dan Algemeene Middelbare School [AMS]. 

Dalam lukisan ini Affandi melukiskan seorang pria dengan beberapa sosok wajah di sisi-sisinya. Dalam lukisan ini digambarkan secara ekspresif sosok pria ini bertelanjang dada dan memiliki ciri-ciri perawakan berambut gimbal, gondrong, berjanggut dan berkumis lebat. rambut gimbal tersebut digambarkan dengan perpaduan warna hitam, coklat dan putih begitu pula dengan jenggot dan kumisnya. wajah pria tersebut digambar dengan warna coklat yang ditumpuk dengan warna-warna lain seperti merah, putih, hitam dan hijau. Matanya terlihat memejam dengan kerutan-kerutan pada dahi dan wajahnya. selain sosok pria yang menjadi subjek matternya, disamping kiri, kanan dan atasnya terdapat lukisan topeng atau wajah yang melingkupi bagian background. 
Pada sisi kirinya terdapat lukisan wajah atau topeng berwarna merah darah dengan rambut-rambut gimbal tak beraturan berwarna hitam. Wajah tersebut digambarkan juga dengan gading yang panjang, lidah yang menjulur keluar serta mata hitam bundar dengan kelopaknya yang berwarna kuning melotot lebar. sosok topeng ini terlihat seperti buta cakil pada pewayangan Jawa. Kemudian di atasnya terdapat sosok wajah yang digambarkan tidak terlalu sempurna dengan mata hitam bundar, alis yang terangkat tinggi, lubang hidung yang lebar dan bibir merah yang tebal. Rambutnya digambar secara abstrak dan melingkupi backgroud di belakangnya. Adapun pada sisi kanan juga terdapat lukisan wajah yang digambarkan berupa garis-garis berwarna hitam, hijau, hitam dan biru. Matanya melotot dan pupilnya berwarna hitam kehijauan, lubang hidungnya lebar, mulutnya terbuka lebar serta terdapat rambut-rambut gimbal yang melingkupi wajahnya. Selain itu di atasnya juga terdapat lukisan wajah lain yang digambarkan secara abstrak berwarna merah.

Lukisan ini apabila dilihat ia menggunakan dominasi warna-warna komplementer atau warna-warna yang saling berlawanan seperti terdapat warna-warna merah dan hijau, dan beberapa kombinasi warna yang kompleks karena mencampurkan warna apa saja, Lukisan tersebut lebih di dominasi warna-warna gelap yang banyak digunakan pada warna rambut dan background. Selain warna yang mendominasi juga dalam lukisan tersebut mengandung unsur-unsur garis organis dan tidak beraturan yang membentuk objek secara nyata. Sentuhan warna dasar yang cenderung lebih terang memberikan kesan lukisan lebih hidup disertai garis-garis ekspresif yang menjadi penyeimbangnya, serta warna merah sebagai penguat objek lukis. Adapun lukisan ini merupakan lukisan dengan aliran ekspresionisme yaitu aliran seni lukis yang mengutamakan kebebasan dalam bentuk dan warna untuk mencurahkan emosi atau perasaan. 

Lukisan yang berjudul "Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan" ini dipamerkan di Galeri Museum Affandi yang berlokasi di Jalan Laksda Adi Sucipto No.167, Depok, Sleman, Yogyakarta. Sesuai dengan judulnya lukisan ini memiliki falsafah kehidupan yang sanagt dalam. Dimana manusia digambarkan sebagai sosok manusia yang memiliki pemikiran dan pilihan dalam menentukan tindak-tanduknya. Di dalam pilihan tersebut terdapat hasrat untuk mengikuti jalan kebenaran atau keburukan. Sering pula manusia dilingkupi oleh hawa nafsu dan bisikan-bisikan yang menjerumuskannya pada pilihan yang salah. Dan bisikan-bisikan itu digambarkan oleh seorang Affandi dalam lukisannya seperti sosok-sosok topeng berwajah buruk dan menakutkan, menyerupai peran antagonis pada pertokohan wayang Jawa. Pria tersebut dengan dramatisnya berdiri diantara sosok-sosok topeng yang seakan membisikinya agar tergoda dan menentukan pilihan yang salah dalam dirinya. Dari lukisan tersebut dapat diambil kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk yang gambang sekali terpengaruh oleh pikiran-pikiran buruk dan hanya manusia yang memiliki jiwa yang teguh saja yang dapat mengenyahkan bisik-bisikan buruk yang datang. [Srh, 25/12]

Page 2

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề