Proses pembentukan muka bumi yang bersifat merusak adalah

Bentuk muka bumi terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut disebabkan oleh tenaga pembentuk muka bumi yang disebut juga tenaga geologi. Terdapat dua macam tenaga pembentuk muka bumi yakni tenaga endogen dan tenaga eksogen.

Endogen berasal dari kata endos yang artinya dalam, dan genos yang berarti asal. Sehingga yang dimaksud dengan tenaga endogen adalah tenaga atau kekuatan yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

1. Tektonisme

Tektonisme adalah peristiwa yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi. Tenaga pembentuknya disebut tenaga tektonik yang terdiri dari 2 jenis yakni gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.

Merupakan gerak yang yang relatif lambat dan meliputi daerah yang luas sehingga menyebabkan naik- turunnya daratan. Contoh dari gerak epirogenetik adalah turunnya pulau- pulau Indonesia bagian timur seperti Kepulauan Maluku.

Adalah gerak yang menyebabkan terjadinya gunung, tanah retak dan pergeseran lapisan bumi. Gerak orogenetik relatif lebih cepat dari pada gerak epirogenetik. Gerak ini juga menyebabkan tekanan secara vertikal dan horizontal di kulit bumi sehingga menyebabkan dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit bumi. Dislokasi tersebut mengakibatkan lipatan bumi yang membentuk relief- relief muka bumi berupa pegunungan.

Contohnya, pembentukan Pegunungan Mediterania yang dimulai dari Pegunungan Atlas, Alpen, Balkan, Asia Muka, Himalaya, Hindia Belakang, Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara sampai Maluku. Selain mengakibatkan lipatan bumi, tekanan horizontal dan vertikal juga menimbulkan patahan atau retakan kulit bumi, yakni berupa tanah turun (graben), tanah naik (horst), dan tanah bungkuk (fleksur). (baca : Jenis Jenis Patahan)

2. Vulkasnisme,

Vulkanisme merupakan peristiwa yang berhubungan dengan gunung berapi yakni berupa naiknya magma dari dalam perut bumi. Di dalam lapisan bumi yang disebut litosfer, magma menempati dapur magma (batholit). Magma dapat berbentuk gas, padat dan cair. Aktivitas magma dalam batholit disebabkan tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. (baca : Proses Terjadinya Magma) .

Selain batholit, gunung berapi terdiri dari beberapa bagian yaitu diaterma (gang / pipa kawah), lubang kepundan atau kawah, dan sumber kawah. Gunung berapi juga mempunyai beberapa jenis, diantaranya adalah gunung api tameng atau perisai, gunung api kaldera, gunung api maar dan gunung api strato. Beberapa contoh gunung api di Indonesia yakni Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Agung dan Gunung Ijen. (baca : Penyebab Gunung Meletus)

3. Seisme (Gempa Bumi)

Seisme atau gempa bumi adalah getaran permukaan bumi yang disebabkan oleh kekuatan- kekuatan dari dalam bumi dan merambat sampai ke permukaan bumi. Menurut sebab terjadinya, gempa dikelompokkan menjadi 3 macam yakni gempa guguran, gempa vulkais dan gempa tektonik.

  • Gempa guguran disebut juga gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi karena runtuhnya tanah yang biasanya terjadi di daerah tambang yang berbentuk terowongan dan tanah kapur.
  • Gempa vulkanis adalah gempa yang terjadi karena meletusnya gunung api. (baca : Ciri Ciri Gunung Api Akan Meletus)
  • Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh gerak orogenetik dan terjadi di daerah pegunungan lipatan muda yaitu daerah rangkaian Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik. Indonesia merupakan negara yang terletak di antara Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik sehingga banyak terjadi gempa bumi di berbagai daerah di Indonesia. Gempa jenis tektonik termasuk gempa dengan bahaya yang sangat besar karena dapat menyebabkan retakan dan pergeseran tanah. Untuk itu, masyarakat perlu mengetahui cara melakukan mitigasi gempa bumi untuk mengurangi dampak akibat gempa bumi.

Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar yakni berupa tenaga angin, air, sinar matahari dan tenaga dari makhluk hidup. (baca :  Akibat Tenaga Eksogen)

Tenaga endogen diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :

1. Pelapukan

Pelapukan merupakan proses hancurnya batuan dari bongkahan besar menjadi bagian yang lebih kecil yang disebabkan oleh keadaan cuaca. Pelapukan batuan ini akan mengakibatkan terbentuknya tanah. Jenis jenis pelapukan diataranya yakni pelapukan mekanik (fisis), pelapukan kimia dan pelapukan biologis (organik).

  • Pelapukan mekanik yakni melapuknya batuan tanpa disertai perubahan struktur kimia. Penyebab dari pelapukan ini diantaranya adalah pengaruh sinar matahari, pengaruh suhu, daya erosi dan gelombang laut yang memukul pantai.
  • Pelapukan kimia adalah pelapukan batuan yang disertai dengan perubahan struktur zat dari mineral batuan induk.
  • Pelapukan biologis merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh organisme seperti tumbuhan, hewan dan manusia.

2. Pengikisan (erosi)

Pengikisan adalah proses terlepasnya partikel batuan dari induknya yang melibatkan pergerakan suatu media seperti air, es, angin dan gelombang air laut. Erosi diklasifikasikan menjadi 4 yakni erosi air, erosi es (gletser), erosi angin, dan erosi gelombang air laut.

  • Erosi oleh air disebut juga korasi. Peristiwa gesekan pada korasi tergantung pada kecepatan gerak & daya angkut air serta keadaan permukaan.
  • Erosi oleh es disebut juga erosi glasial yakni pengikisan yang terjadi di daerah pegunungan tinggi yang sering terdapat salju abadi atau es.
  • Erosi oleh angin adalah peristiwa pengikisan yang disebabkan oleh pergerakan angin. Pengikisan tanah oleh angin ini dapat membentuk lubang- lubang kecil di batuan.
  • Erosi oleh gelombang laut disebut juga abrasi pantai atau erosi pantai. Besar kecilnya gelombang atau kecepatan angin laut dapat menyebabkan perubahan di sepanjang bentuk pantai. Bentangan alam akibat erosi meliputi cliff (pantai terjal berdinding curam), relung (cekungan pada dinding cliff), morena (massa batuan yang berukuran besar maupun kecil), ngarai (lembah dalam) dan batu jamur (batu yang disebabkan erosi angin).

3. Pengendapan (sedimentasi)

Sedimentasi adalah proses pengendapan massa batuan atau tanah. Menurut tempat pengendapannya, ada 3 jenis proses sedimentasi yaitu sedimentasi fluvial, elois dan marine.

  • Sedimentasi fluvial terjadi di sepanjang aliran sungai sehingga menghasilkan bentangan alam berupa delta, bantaran sungai dan tanggul.
  • Sedimentasi elois terjadi karena angin sehingga menghasilkan bentangan alam berupa gumuk pasir (sand dunes).
  • Sedimentasi marine terjadi karena abrasi sehingga menghasilkan bentangan alam berupa :
    • beach – kumpulan puing batuan karang di sekitar cliff
    • tombolo – endapan pasir yang menghubungkan 2 pulau
    • spit – pasir berbentuk memanjang dengan satu ujung menyambung daratan dan ujung lainnya terdapat di laut
    • bar – punggung pasir yang mengendap di seberang teluk

    (baca : Proses Sedimentasi)

4. Amblesan

Amblesan merupakan suatu pergeseran tempat atau perpindahan material secara perlahan ke arah bawah tanpa adanya permukaan bebas sehingga tidak menimbulkan pergeseran secara horizontal. (baca : Penyebab Tanah Ambles)

Proses pembentukan muka bumi yang bersifat merusak adalah

Bentuk permukaan bumi tidak rata. Ada yang berupa gunung, pegunungan, dan bukit. Adapula yang berupa lembah, daratan tinggi dan daratan rendah. Keadaan itu tidak hanya di daratan. Di dasar laut pun terdapat lembah yang dalam (trog atau palung laut), lubuk laut,gunung laut, punggung laut, dan semacamnya. Perbedaan tinggi rendah permukaan bumi disebut relief. Ilmu yang mempelajari tentang relief permukaan bumi disebut geomorfologi.

  • Bentuk Muka Bumi (Relief) Daratan

Relief daratan tidak rata, dapat berupa gunung, pegunungan, bukit, daratan rendah, lembah dan lain-lain. Indonesia berelief kasar karena berupa gunung berapi, gunung, pegunungan, bukit, lembah dan dataran rendah. Bentuk permukaan bumi Indonesia yang tidak rata disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen dan oleh tenaga dari luar yang disebut tenaga eksogen.



  •   Bentuk Muka bumi (Relief) Lautan

Relief yang terdapat di permukaan dasar laut sangat beraneka ragam, antara lain : Dangkalan (shelf), Palung Laut atau trog, Lubuk laut atau bekken, ambang laut, pesisir, pantai,dan kedalaman laut.

Permukaan bumi terdiri atas berbagai bentuk dari yang datar, bergelombang atau berbukit sampai bergunung. Keragaman tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui berbagai proses dan waktu yang sangat lama. Berbagai bentuk tenaga bekerja untuk mengubah muka bumi, baik dari dalam bumi maupun dari luar bumi yang dikenal dengan sebutan tenaga geologi. Tenaga dari dalam bumi mengubah bentuk muka bumi sehingga muncul gunung, pegunungan, dan lain-lain. Selanjutnya apa yang telah dilakukan oleh tenaga dari dalam bumi, kemudian dirombak oleh tenaga dari luar bumi oleh air, angin, es, dan organisme sehingga nampaklah keragaman muka bumi seperti yang kita lihat sekarang.

Keragaman bentuk ketampakan alam di permukaan bumi tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui suaru proses alam yang panjang. Keragaman tersebut terjadi karena adanya tenaga endogen dan eksogen yang ada di bumi. Bagaimana tenaga eksogen dan endogen membentuk kenampakan alam di bumi?

Tenaga Endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi, atau Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit, atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa.

Tenaga Eksogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari luar bumi. Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya gravitasi Bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.

Tenaga endogen bersumber dari magma yang bersifat membangun (konstruktif). Tenaga ini meliputi tektonisme, vulkanisme, dan gempa bumi. untuk itu akan kita bahas sedikit mengenai ketiga tenaga tersebut.

Vulkanisme adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas magma yang terkandung di dalam perut bumi. Magma yang ke luar ke permukaan bumi disebut lava. Aliran material vulkanik disebut lahar.

Vulkanisme dapat juga diartikan segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung berapi atau proses naik dan keluarnya magma kepermukaan bumi.

Proses pembentukan muka bumi yang bersifat merusak adalah
Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya. 

Magma adalah cairan batuan , kental, sangat panas dan berpijar. Magma terletak didalam dapur magma pada litosfer (lapisan kulit bumi). Magma terdiri dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya.

Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi berupa tekanan dengan arah vertikal maupun horizontal yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak). Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang dipengaruhinya, tenaga tektonik terbagi menjadi dua, yaitu gerak orogenesa dan gerak epirogenesa.

Horst adalah hasil dari terjadinya patahan pada kulit bumi yang mengalami pengangkatan sehingga menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

    Proses pembentukan muka bumi yang bersifat merusak adalah
  • Graben atau slenk adalah hasil dari patahan pada kulit bumi yang mengalami depresi dan terletak di antara dua bagian yang lebih tinggi.
  • Sesar atau fault adalah rekahan yang mengalami geser-geseran yang jelas. pergeseran dapat berkisar dari beberapa milimeter sampai ratusan meter dan panjangnya dapat mencapai beberapa desimeter hingga ribuan meter. sesar dapat terjadi pada segala jenis batuan. akibat terjadinya pergeseran itu, sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air permukaan dan bawah permukaan, merusak stratigrafi batuan dan sebagainya.

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.

Berikut tipe-tipe gempa bumi, yaitu:

  • Gempa Bumi Vulkanik (Gunung Api), Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi, maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa Bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tadi.
  • Gempa Bumi Tumbukan, Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.
  • Gempa Bumi Runtuhan, Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
  • Gempa Bumi Buatan, adalah gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukul ke permukaan bumi.
  • Gempa Bumi Tektonik, Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan(dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar). Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar ke seluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan (tenaga) yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan secara tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari Tectonic Plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlaha sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

Pelapukan adalah proses hancurnya batuan pada lapisan litosfer dalam jangka waktu lama.

Pada umumnya ada tiga jenis pelapukan yaitu: fisik, kimiawi dan biologis, ketiganya bekerja bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih dominan dibandingkan dengan lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak berarti pelapukan jenis lain tidakpenting. Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka pelapukan batuan dapat dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan biologis.berikut sekilas tentang ketiga Jenis pelapukan:

  • Pelapukan organik: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. contoh: tumbuhnya lumut
  • Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim .contoh : perubahan cuaca
  • Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan zat - zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.

Jenis erosi berdasarkan penyebabnya adalah sebagai berikut :

Pengertian ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh terpaan atau aliran air yang mengikis tanah, batu atau material permukaan bumi.

Contoh ablasi adalah seperti yang saya jelaskan diatas yaitu tanah dan batuan di lereng gunung yang diterpa aliran air.

Pengertian deflasi adalah erosi yang disebabkan oleh terpaan angin yang mengikis tanah, batu atau material permukaan bumi.

Contoh deflasi adalah tanah dan batuan di lereng gunung yang diterpa angin pegunungan.

Pengertian korosi adalah erosi yang disebabkan oleh terpaan angin yang membawa material atau butiran pasir yang kemudian mengenai batuan, maka selanjutnya akan terjadi pengikisan dan pelapukan.

Pengertian abrasi adalah erosi yang disebabkan oleh aktivias gelombang air laut yang mengikis tanah dan batuan di bagian tepi pantai.

Pengertian eksarasi adalah erosi yang disebabkan oleh aliran air es yang mencair. Aliran air yang mencair ini dalam perjalanan mengalirnya akan mengikis material yang dilewatinya.

Pengangkutan material (mass wasting) terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi sehingga terjadi pengangkutan atau perpindahan material dari satu tempat ke tempat lain. Proses mass wasting berlangsung dalam empat jenis pergerakan material.

Gerak massa batuan adalah sistem pengangkutan massa puing-puing batuan menuruni lereng akibat pengaruh langsung tenaga gravitasi. Ketika gaya gravitasi yang bekerja pada lereng melebihi kekuatannya melawan, kemiringan kegagalan (Mass Wasting) terjadi. Kekuatan material lereng dan kohesi jumlah gesekan internal antara bantuan bahan menjaga stabilitas lereng dan dikenal secara kolektif sebagai kekuatan geser lereng itu. Sudut yang curam pada kemiringan kohesi dapat menjaga aktivitas ini tanpa kehilangan stabilitas dan juga dikenal sebagai sudut atas istirahat. Ketika lereng memiliki sudut ini, kekuatan geser yang sempurna dapat menahan gaya gravitasi yang bekerja di atasnya.

Sedimentasi merupakan proses terendapkannya material-material yang terbawa (terkikis) secara perlahan ketika terjadinya erosi. Material tersebut terendapkan melalui suatu media perantara atau zat pengangkut, di antaranya oleh tenaga alam berupa gletser, angin, air, maupun gelombang laut. Bentukan akibat hasil erosi di antaranya delta dan gumuk pasir.

berikut macam-macam Sedimentasi, yaitu:

a. Berdasarkan Tenaga Alam yang Mengangkutnya

1. Sedimentasi oleh Air Sungai (Aquatic)

Bahan-bahan lepas yang diangkut oleh air sungai sebagian kecil diendapkan di dasar sungai saat arus angin mulai melemah sedang sebagian besar bahan-bahan halus tersebut diendapkan di muaranya. Pengendapan yang terus menerus dan berlangsung bertahun-tahun menyebabkan terbentuknya beberapa bentukan alam antara lain:

  1. Kipas aluvial adalah sedimentasi yang terbentuk karena sungai mengalami perubahan atau penurunan kekuatan arus sebagai akibat perubahan kemiringan, dimana sungai yang berasal dari pegunungan tiba-tiba mencapai suatu dataran rendah yang memiliki perbedaan tinggi yang sangat mencolok sehingga material yang diangkut langsung diendapkan dan membentuk kerucut. Bentukan ini terdapat pada mulut jeram atau pada lembah suatu pegunungan yang berbatasan dengan dataran.
  2. Meander adalah aliran sungai yang berkelok-kelok. Kenampakan ini sering kita temukan pada daerah hilir sebuah sungai yaitu pada daerah aliran sungai yang ada pada dataran rendah. Meander terbentuk karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batu batuan yang relatif homogen dan kurang tahan terhadap erosi.
  3. Dataran banjir. Dalam proses terbentuknya meander dan pemindahan lembah sungai, hasil pengendapan pada bekas aliran yang ditinggalkan akan membentuk tumpukan lumpur yang sangat luas. Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air pada waktu terjadi hujan yang mengakibatkan air sungai meluap.
  4. Delta. Pada daerah muara sungai, terjadi pengendapan sebagian besar material yang diangkut oleh sungai tersebut. Endapan sungai pada ujung muara ini disebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda beda. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut antara lain: jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan keadaan musim.

2. Sedimentasi oleh Air Laut (Marine)

Gelombang air laut disamping mengikis pantai, juga mempunyai sifat membangun. Bahan-bahan lepas yang diangkut oleh air laut disamping sebagian mengendap di dasar laut ada sebagian yang diendapkan di sekitar pantai dan terbentuklah gosong-gosong pasir. Gosong pasir kadang-kadang dapat menghubungkan pantai dengan pulau yang ada di dekatnya.

Endapan ini semakin lama semakin banyak dan terbentuklah lidah-lidah pasir/tanah akibat gelombang laut yang disebut nehrung atau kubu pesisir. Nehrung ini kadang-kadang membentuk danau (air laut yang dipisahkan oleh nehrung dan laut bebas).

3. Sedimentasi oleh Gletser

Sedimentasi oleh gletser berasal dari moraine, yaitu longgokan batu-batu kerikil, pasir, dan sebagainya yang mengendap di ujung gletser. Bentuk-bentuk muka bumi dari sedimentasi oleh gletser antara lain:

  1. Osar, yaitu endapan gletsyer berbentuk punggung yang sempit dan panjang
  2. Kame, yaitu endapan gletsyer berbentuk seperti dataran tinggi
  3. Drumlin, yaitu bukit-bukit kecil yang berbentuk bulat panjang, sebagian terbentuk oleh moraine dasar
  4. Till plain, yaitu dataran yang terbentuk dan hasil pengendapan gletser

4. Sedimentasi oleh Angin (Aeolis)

Angin yang mengangkut material-material lepas, setelah kekuatannya melemah akan mengendapkan bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan tersebut bisa terdiri dari pasir dan debu yang diendapkan di suatu tempat dan membentuk bukit-bukit pasir. Bukit-bukit pasir yang terbentuk karena sedimentasi oleh angin banyak ditemukan di daerah-daerah gurun pasir.

b. Berdasarkan Tempat Pengendapannya sendimentasi di bedakan menjadi:

  1. Sedimen teristis (sedimen alluvial), yaitu sedimentasi yang diendapkan di darat atau di dataran banjir yang luas.
  2. Sedimen fluvial, yaitu sedimen yang diendapkan di dasar sungai sehingga menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai.
  3. Sedimen limnis, yaitu sedimen yang diendapkan di daerah rawa-rawa.
  4. Sedimen marine, yaitu sedimen yang diendapkan di laut.
  5. Sedimen lakustris, yaitu sedimen yang diendapkan di dasar danau.