Proses terjadinya gerhana bulan …. dibandingkan denagan gerhana matahari

Ajarkan dengan cara menarik dan sederhana

Sebagai salah satu fenomena alam yang akan menarik perhatian, Moms dapat menjelaskan mengenai proses terjadinya gerhana bulan sebagai edukasi kepada Si Kecil.

Sebab, hal teresebut bukan hanya disukai oleh anak, karena orang dewasa juga menyukainya. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Astrophysics and Space Science Library.

Alasan para peneliti melihat gerhana bulan adalah karena terlihat indah dan tidak pernah sama, sehingga dapat menyimpan kejutan. Keunikan setiap gerhana juga menjadi alasan untuk pengamatan yang lebih fokus.

Baca Juga: Pengertian Proses Terjadinya Korosi sebagai Edukasi Anak

Proses Terjadinya Gerhana Bulan untuk Edukasi Anak

Proses terjadinya gerhana bulan …. dibandingkan denagan gerhana matahari

Foto: Space.com

Menurut The National Aeronautics and Space Administration (NASA) gerhana dapat terjadi ketika satu benda langit seperti bulan atau planet bergerak ke dalam bayangan benda langit lainnya.

Seperti yang diketahui, bulan bergerak mengitari bumi, dan di saat yang sama, bumi pun mengitari matahari. Moms bisa menjelaskan hal tersebut terlebih dahulu agar Si Kecil merasa penasaran.

Biasanya, bulan memantulkan cahaya dari sinar matahari. Ini yang menjadi alasan mengapa bulan seolah dapat ‘bersinar’ di malam hari.

Namun, itu tidak bisa terjadi saat terjadi gerhana bulan. Sebab, saat proses terjadinya gerhana bulan yang jatuh di permukaan bumi bukan sinar matahari tapi bayangan bumi.

Kadang, bumi bergerak di antara matahari dan bulan. Ketika ini terjadi, bumi akan menghalangi sinar matahari yang biasanya dipantulkan oleh bulan.

Gerhana bulan hanya bisa terjadi saat bulan purnama. Meske begitu, gerhana bula dapat dilihat oleh manusia dari bumi pada malam hari lho Moms.

Selama gerhana bulan, bayangan bumi dapat terlihat di permukaan bulan. Dari bentuk bayangannya, dapat diketahui bahwa bentuk bumi itu bulat.

Baca Juga: Mengenal Siklus Hidrologi, Mulai dari Proses hingga Jenisnya

Jenis-jenis Gerhana Bulan

Proses terjadinya gerhana bulan …. dibandingkan denagan gerhana matahari

Foto: Britannica.com

Setelah Si Kecil mengetahui proses terjadinya gerhana bulan, Moms juga bisa memberitahunya bahwa gerhana bulan bukan hanya satu jenis saja, melainkan ada beberapa.

Sebenarnya, ada beberapa jenis gerhana bulan, yakni gerhana bulan total, gerhana bulan sebagain, dan juga gerhana bulan penumbra.

1. Gerhana Bulan Total

Proses terjadinya gerhana bulan total adalah saat bulan dan matahari berada di sisi yang berlawanan dari bumi.

Meskipun posisi bulan berada dalam bayang-bayang bumi, sebagian sinar matahari tetap dapat mencapai ke bulan.

Sinar matahari melewati atmosfer bumi, yang menyaring sebagian besar cahaya biru. Hal ini membuat bulan tampak merah bagi orang-orang yang berada di bumi.

Sehingga ini menjadi penyebab bulan seperti berwarna merah dari bumi yang membuat gerhana bulan total disebut juga dengan blood moon atau bulan merah.

2. Gerhana Bulan Sebagian

Gerhana bulan sebagian atau disebut juga denga parsial terjadi ketika sebagian bulan memasuki bayangan bumi.

Pada gerhana sebagian ini, bayangan bumi tampak sangat gelap di sisi bulan yang menghadap bumi. Apa yang terlihat selama proses terjadinya gerhana bulan ini bergantung pada bagaimana matahari, bumi, dan bulan, apakah sejajar atau tidak.

3. Gerhana Bulan Penumbra

Proses terjadinya gerhana penumbra kadang tidak dapat diketahui Moms. Ini terjadi karena tergantung seberapa dalam bulan masuk ke penumbra.

Penumbra posisi yang menyebabkan bayangan luar bumi yang samar. Jadi, bulan secara samar dinaungi oleh bayangan bumi.

Gerhana bulan penumbra dapat terjadi saat matahari, bumi, dan bulan berada dalam posisi yang sejajar tapi tidak sempurna.

Saat ini terjadi, buki akan menghalangi sebagian cahaya matahari untuk mencapai permukaan bulan, dan menutupi seluruh atau sebagian bulan dengan bagian luar bayanganya.

Karena penumbra jauh lebih redup dari inti gelap bayangan bumi yang disebut umbra, gerhana ini sering sulit untuk dibedakan dengan bulan purnama biasa.

Baca Juga: Cek Proses Terjadinya Minyak Bumi untuk Edukasi Anak

Fakta Gerhana Bulan

Proses terjadinya gerhana bulan …. dibandingkan denagan gerhana matahari

Foto: Vecteezy.com

Karena proses terjadinya gerhana bulan amat menarik untuk diketahui, ternyata ada beberapa fakta tentang gerhana bulan yang lebih menarik untuk dijelaskan pada Si Kecil nih Moms. Apa saja ya?

1. Gerhana Bulan adalah Fenomena Astronomi

Ini terjadi ketika bulan melewati bayangan bumi yang hanya bisa terjadi saat bulan purnama. Gerhana bulan terjadi sekitar dua kali setahun.

Ini juga dapat dilihat dari bagian bumi yang jauh lebih besar, jika dibandingkan dengan adanya gerhana matahari.

Gerhana bulan dapat berlangsung selama beberapa jam, tetapi gerhana matahari dapat berlangsung hanya beberapa menit.

2. Selama Gerhana Bulan, Bulan Terlihat Merah Hingga Coklat

Mungkin banyak anggapan bahwa bulan benar-benar hitam karena bayangan Bumi, tetapi warna coklat kemerahan adalah fakta bahwa sebagian cahaya matahari dibelokkan melalui atmosfer bumi dan dipantulkan dari bulan.

3. Lebih Aman

Gerhana bulan aman untuk dilihat hanya dengan mata dan juga dengan teleskop. Berbeda dengan gerhana matahari yang bisa saja membahayakan mata jika dilihat secara langsung.

4. Gerhana Bulan Penumbra 31 Januari 1999

Gerhana bulan penumbra total dapat meredupkan bulan dengan luas matahari yang ditutupi oleh bumi.

Perbandingan bulan di bagian selatan bayangan bumi selama gerhana bulan penumbra Januari 1999 dan bulan di luar bayangan menunjukkan sedikit penggelapan ini.

5. Bayangan Bumi

Bayangan bumi dapat dibagi menjadi dua bagian yang berbeda, yakni umbra dan penumbra. Bumi benar-benar menutup radiasi matahari langsung di dalam umbra, wilayah tengah bayangan.

Namun, karena diameter matahari muncul sekitar seperempat dari bumi di langit bulan, planet ini hanya sebagian menghalangi sinar matahari langsung di dalam penumbra, bagian terluar dari bayangan.

6. Jarak dan Waktu

Jarak relatif bulan dari bumi pada saat gerhana dapat mempengaruhi lama atau tidaknya proses terjadinya gerhana bulan.

Khususnya, ketika bulan berada di dekat apogee yang merupakan titik terjauh dari bumi dalam orbitnya, kecepatan orbitnya paling lambat.

Diameter umbra bumi tidak berkurang terlalu banyak dalam perubahan jarak orbit Bulan. Jadi, terjadinya gerhana bulan total di dekat apogee akan memperpanjang durasinya.

Gerhana bulan biasanya berlangsung selama beberapa jam. Setidaknya dua gerhana bulan parsial terjadi setiap tahun, tetapi gerhana bulan total jarang terjadi.

Karena akan aman untuk melihat gerhana bulan, Moms bisa mengajak Si Kecil untuk melihat proses terjadinya gerhana bulan. Selamat bersenang-senang dengan fenomena langit ini!

  • https://www.nasa.gov/audience/forstudents/5-8/features/nasa-knows/what-is-an-eclipse-58
  • https://mocomi.com/lunar-eclipse/
  • https://kids.kiddle.co/Lunar_eclipse
  • https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-1-4939-1535-4_4

  • 02 Januari 2020
  • 21579
  • Share

Seperti yang kita ketahui pada tanggal 26 Desember 2019 terjadi fenomena alam yang jarang terjadi di Indonesia, yaitu Gerhana Matahari Cincin (GMC).

GMC melewati sebagian wilayah di Indonesia seperti Padang Sidempuan, Duri, Batam, Siak, Karimunbesar, Tanjung Batu, Bintan, Tanjung Pinang, Singkawang, Pemangkas dan Sambas. Sementara itu, wilayah yang lainnya akan mengalami gerhana matahari sebagian (GMS). GMS bisa terlihat dari seluruh wilayah Indonesia, tergantung lokasi pengamatan. Di Jakarta sendiri, piringan matahari mencapai 72% dengan puncak gerhana sekitar pukul 12.36 WIB.

Gerhana matahari terjadi ketika Matahari - Bulan - Bumi berada pada satu garis lurus. Namun kesegarisan ini tidak terjadi setiap saat karena orbit Bumi mengelilingi Matahari tidak satu bidang dengan orbit Bulan mengelilingi Bumi, melainkan miring sekitar 5,1 derajat terhadap ekliptika. Karena kemiringan orbit Bulan inilah, gerhana Matahari hanya terjadi pada momen Matahari dekat dengan titik simpul orbit Bulan mengelilingi Bumi terhadap ekliptika (bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari). Jadi, tidak setiap fase bulan baru, Bulan berada tepat sejajar dengan Bumi dan Matahari. Ada kalanya bayangan Bulan melintas di atas atau di bawah Bumi sehingga tidak terjadi gerhana.

Seandainya orbit Bulan dan Matahari sebidang, setiap satu bulan sekali akan terjadi gerhana Matahari dan gerhana Bulan silih berganti. Namun karena kenyataannya tidak demikian, maka kita harus menunggu konfigurasi yang tepat saat Bulan dan Matahari, dilihat dari Bumi, bertemu di titik pertemuan bidang ekliptika dengan bidang orbit Bulan.

Jika dibandingkan dengan Bumi, ukuran Bulan jauh lebih kecil. Selain itu jaraknya juga jauh. Oleh karena itu, saat gerhana Matahari hanya sebagian saja area di Bumi yang berada dalam umbra dan mengalami gerhana.

Gerhana Matahari dengan geometri yang persis sama di setiap gerhana akan terjadi lagi dalam rentang 18 tahun 11 hari 8 jam. Siklus ini dinamai siklus Saros. Gerhana yang terjadi dalam satu siklus Saros akan terjadi di titik simpul orbit yang sama dengan bulan berada pada jarak yang sama dari bumi dan di waktu yang sama. Lokasi terjadinya gerhana dalam satu siklus Saros akan bergeser atau tidak di lokasi yang sama.

Satu siklus Saros berlangsung selama 1226 - 1550 tahun dan terdiri dari 69 - 87 gerhana yang merupakan perpaduan gerhana sebagian, total, cincin, dan hibrida. Dari keseluruhan gerhana dalam satu siklus Saros, terdapat 40 - 60 perpaduan gerhana total, cincin, dan hibrida. 

Untuk gerhana matahari total (GMT), rata-rata GMT akan terjadi pada lokasi yang sama di bumi hanya satu kali dalam 375 tahun dengan durasi yang bisa lebih pendek atau lebih lama. Namun, waktu tersebut hanya perhitungan statistik. Pada kenyataannya, satu lokasi yang sama bisa mengalami GMT kurang dari 375 tahun atau bahkan bisa menunggu lebih dari 1000 tahun untuk mengalami kembali GMT. 

sumber: langitselatan.com

#GerhanaMatahariCincin 
#GMC26Desember2019 #PengamatanGMC #GerhanaMatahari #FenomenaSains #Kemenristek #RistekBRIN #PusatPeragaanIptek #PPIPTEK #IndonesiaScienceCenter #Indonesia