quran surat al mujadalah ayat 58 11 menjelaskan tentang

quran surat al mujadalah ayat 58 11 menjelaskan tentang
quran surat al mujadalah ayat 58 11 menjelaskan tentang

Surat Al Mujadalah ayat 11 adalah ayat tentang semangat menuntut ilmu. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan makna Al Mujadilah ayat 11.

Surat Al Mujadalah (المجادلة) yang juga dinamakan Al Mujadilah merupakan surat madaniyah. Al mujadalah artinya adalah gugatan sedangkan al mujadilah artinya adalah wanita yang menggugat. Dinamakan demikian karena surat ini adalah jawaban Allah atas ucapan wanita yang mengajukan gugatan mengenai perkataan suaminya.

Adapun secara khusus ayat 11, ia adalah ayat yang menjelaskan adab bermajlis dan motivasi untuk menuntut ilmu.

Surat Al Mujadalah Ayat 11 Beserta Artinya

Berikut ini Surat Al Mujadalah Ayat 11 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

(Yaa ayyuhal ladziina aamanuu idzaa qiila lakum tafassahuu fil majaalisi fafsahuu yafsahillaahu lakum. Wa idzaa qillan syuzuu fansyuzuu, yarfa’illaahul ladziina aamanuu minkum walladziina uutul ‘ilma darojaat. Walloohu bimaa ta’maluuna khobiir)

Artinya:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Baca juga: Surat An Nur Ayat 2

Asbabun Nuzul Al Mujadalah Ayat 11

Rasulullah biasa memberikan tempat khusus kepada para sahabat ahli badar. Di suatu hari, ketika majlis sedang berlangsung, datang beberapa sahabat ahli badar. Mereka mengucapkan salam kepada Rasulullah dan beliau menjawabnya.

Mereka mengucapkan salam kepada orang-orang di majlis itu dan mereka menjawabnya pula. Namun, tidak ada yang beranjak dari tempat duduknya sehingga para ahli badar itu berdiri.

Maka Rasulullah memerintahkan kepada sahabat-sahabatnya yang lain, yang tidak ikut perang badar, untuk mengambil tempat lain agar para ahli badar bisa duduk di dekat beliau.

Orang-orang munafik memanfaatkan kesempatan itu dengan menuduh Rasulullah tidak adil. “Katanya Muhammad berlaku adil, ternyata tidak.” Mereka bermaksud memecah belah para sahabat.

Ketika tuduhan itu sampai di telinga Rasulullah, beliau menjelaskan bahwa siapa yang memberi kelapangan untuk saudaranya, ia akan mendapatkan rahmat Allah. Para sahabat menyambut seruan Rasulullah itu dan Allah pun menurunkan Surat Al Mujadalah ayat 11.

Tafsir Surat Al Mujadalah Ayat 11

Tafsir Surat Al Mujadalah Ayat 11 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

1. Adab Menghadiri Majelis dan Keutamaannya

Poin pertama dari Surat Al Mujadalah ayat 11 ini adalah adab dalam majlis dan keutamaannya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah,

Kata tafassahuu (تفسحوا) dan ifsahuu (إفسحوا) berasal dari kata fasaha (فسح) yang artinya lapang. Sedangkan kata unsyuzu (أنشزوا) berasal dari kata nusyuuz (نشوز) yang artinya tempat yang tinggi. Yaitu beralih ke tempat yang tinggi. Perintah itu berarti, berdirilah untuk pindah ke tempat lain guna memberikan kesempatan kepada orang lain agar duduk di situ.

Ayat ini memberikan tuntunan adab atau etika bermajlis. Yakni hendaklah setiap orang berlapang-lapang dalam majlis. Tidak mengambil tempat duduk kecuali seperlunya dan mempersilakan orang lain agar bisa duduk di majlis jika masih memungkinkan.

Dalam Surat Al Mujadalah ayat 11 ini juga ada tuntunan, hendaklah seseorang memberikan tempat yang wajar serta mengalah kepada orang-orang yang dihormati dan orang-orang yang lemah. Dalam konteks asbabun nuzul, para sahabat ahli badar adalah orang-orang yang memiliki keutamaan dan kedudukan mulia dalam Islam karena jasa besar mereka dalam perjuangan. Karena itulah Rasulullah memberikan tempat khusus kepada mereka.

Imam Qurthubi menjelaskan, boleh bagi seseorang mengutus pembantunya untuk mengambilkan tempat duduk baginya di masjid. Dengan catatan, pembantunya itu berdiri untuk pindah ke tempat lain ketika yang mengutusnya datang dan duduk.

Namun secara umum, dilarang menyuruh seseorang untuk pindah dari tempat duduknya untuk ia tempati.

لاَ يُقِمِ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَجْلِسِهِ ثُمَّ يَقْعُدْ فِيهِ

“Janganlah seseorang menyuruh berdiri orang lain dari majlisnya lalu ia duduk menggantikannya.” (HR. Ahmad)

Orang yang memberi kelapangan kepada orang lain, ia akan diberi kelapangan oleh Allah. Orang yang memberikan tempat duduk kepada orang lain, ia juga mendapat kebaikan dari Allah.

Baca juga: Ayat Kursi

2. Allah Meninggikan Derajat Orang Berilmu

Poin kedua dari Surat Al Mujadalah ayat 11 ini adalah keutamaan orang yang berilmu. Bahwa Allah akan meninggikan derajat mereka.

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Ibnu Katsir menjelaskan, janganlah memiliki anggapan bahwa apabila seseorang dari kalian memberikan kelapangan untuk tempat duduk saudaranya yang baru tiba atau ia disuruh bangkit untuk saudaranya itu merendahkannya. Tidak, bahkan itu merupakan suatu derajat ketinggian baginya di sisi Allah.

Orang yang mau memberikan kelapangan kepada saudaranya dan bersegera saat disuruh Rasulullah bangkit, mereka adalah orang-orang berilmu yang tahu adab majlis. Maka Allah meninggikan derajat mereka.

Firman Allah ini juga berlaku umum, siapa pun yang beriman dan berilmu, Allah akan meninggikan derajatnya. Tak hanya di dunia, tapi juga di akhirat.

Umar pernah bertemu Nafi’ bin Abdul Haris di Asfan. Sebelumnya, Umar menunjuk Nafi’ menjadi amilnya di Makkah. Maka Umar bertanya kepada Nafi’ “Siapakah yang menggantikanmu untuk memerintah di Makkah?”

“Aku mengangkat Ibnu Abza sebagai penggantiku,” jawab Nafi’.

“Engkau mengangkat seorang bekas budak untuk menggantikanmu mengurus Makkah?”

“Wahai amirul mukminin, sesungguhnya dia seorang ahli qiraat dan hafal Al Quran, alim mengenai ilmu faraid.”

Maka Umar pun menyetujuinya, seraya membacakan hadits Nabi:

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah meninggikan derajat suatu kaum berkat Kitab (Al Quran) ini dan merendahkan kaum lainnya karenanya.” (HR. Muslim)

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan bahwa ayat ini mengajarkan kepada kaum muslimin bahwa keimananlah yang mendorong mereka berlapang dada dan menaati perintah. Ilmulah yang membina jiwa lalu dia bermurah hati dan taat.

“Iman dan ilmu itu mengantarkan seseorang kepada derajat yang tinggi di sisi Allah. Derajat ini merupakan imbalan atas tempat yang diberikannya dengan suka hati dan atas kepatuhan kepada Rasulullah,” tulis Sayyid Qutb.

3. Pengetahuan dan Balasan Allah

Poin ketiga dari Surat Al Mujadalah ayat 11 ini adalah penegasan bahwa Allah Maha Mengetahui dan Mengabarkan serta memberi imbalan berdasarkan ilmu.

وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Allah Maha Mengetahui segala yang dilakukan oleh hamba-hambaNya. Termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Seluruhnya itu akan dikabarkan Allah di akhirat nanti dan akan diberiNya balasan.

Mereka yang dengan ikhlas memberi kepalangan kepada saudaranya dan mereka yang mentaati Rasulullah, mereka akan mendapatkan pahala di akhirat kelak. Demikian pula mereka yang tidak mau memberi kelapangan, bahkan orang munafik yang menuduh Rasulullah tidak adil, mereka juga akan mendapatkan balasan di akhirat kelak.

“Allah memberikan balasan berdasarkan ilmu dan pengetahuan akan hakikat perbuatanmu dan atas motivasi yang ada di balik perbuatan itu,” terang Sayyid Qutb.

Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Mujadalah Ayat 11

Kandungan Surat Al Mujadilah Ayat 11

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Mujadilah Ayat 11:

  1. Di antara adab menghadiri majlis (termasuk majlis ilmu dan majlis dzikir) adalah berlapang-lapang dan memberikan kelapangan kepada orang lain agar bisa duduk di majlis itu.
  2. Pemimpin majlis boleh memerintahkan seseorang untuk pindah guna memberikan tempat kepada orang yang dimuliakan. Dan hendaklah orang yang diperintah mentaati pemimpin majlis tersebut.
  3. Orang yang memberikan kelapangan kepada saudaranya di majlis, Allah akan memberikan kelapangan untuknya.
  4. Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat.
  5. Allah Maha Mengetahui apa yang dikerjakan hamba-hambaNya dan motivasi di balik perbuatan itu. Dia juga memberikan balasan berdasarkan hakikat dan motivasi perbuatan itu.
  6. Ayat ini memotivasi orang-orang beriman untuk menuntut ilmu dan menjadi orang-orang yang berilmu.

Demikian Surat Al Mujadalah ayat 11 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan menjadikan bersemangat menuntut ilmu serta mengalamkan adab dalam menghadiri majlis. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]