Rasulullah memiliki sifat wajib yang ada pada dirinya salah satunya yaitu sidik sidik artinya

Rasulullah memiliki sifat wajib yang ada pada dirinya salah satunya yaitu sidik sidik artinya

Perbesar

Ilustrasi Muslim - Image by İbrahim Mücahit Yıldız from Pexels

1. Siddiq dalam Niat dan Kemauan

Ketika seorang muslim bertekad melakukan suatu hal, niatnya jujur mengharapkan ridha Allah SWT, tidak mengharapkan hal buruk, atau berlandaskan pada dosa dan kejahatan. Sifat siddiq dalam niat ini tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

"Setiap amal perbuatan itu tergantung pada niatnya," (H.R. Bukhari dan Muslim).

Bahkan, suatu perbuatan ibadah jika diniatkan agar dipuji orang lain, bukannya memperoleh pahala, malahan berujung pada dosa.

2. Siddiq dalam Perkataan

Sifat siddiq yang lazim dipahami adalah sidik dalam perkataan, menjauhi ucapan bohong, serta senantiasa berkata benar. Kewajiban berkata jujur ini tertera dalam sabda Rasulullah SAW:

"Jaminlah kepadaku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku menjamin kepada kalian balasan surga: [1] jujurlah ketika berbicara, [2] penuhilan janji, [3] tunaikan jika dipercaya, [4] jagalah kemaluan kalian, [5] tundukkan pandangan kalian, dan [6] tahanlah tangan kalian," (H.R. Ahmad).

3. Siddiq dalam Berjanji

Berdasarkan hadis di atas, bentuk siddiq yang sangat penting adalah kejujuran dalam berjanji. Ketika ia mengucapkan janji, dalam hatinya ada tekad jujur untuk menunaikan janji tersebut, meskipun janji pada hal yang remeh-temeh, atau janji pada anak kecil sekalipun. Siddiq dalam hal ini adalah sifat seorang rasul yang dipuji-puji Allah SWT dalam Al-Quran sebagai berikut:

"Dan ceritakanlah [Hai Muhammad] kisah Ismail [dalam Al-Quran]. Sesungguhnya ia adalah seorang yang jujur janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi," (QS. Maryam [19]: 54).

4. Siddiq dalam Bermuamalah

Bentuk sifat siddiq yang selanjutnya adalah siddiq dalam bermuamalah. Artinya, ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain, ia selantiasa bersikap jujur dan tidak berbohong. Sebagai misal, dalam perkara niaga, ia tidak menipu, memalsu, atapun berkhianat. Ketika ia menjual barang dagangan, ia tidak mengurangi timbangan. Jikapun ia membeli, ia tidak memperberat takaran atau menambah timbangannya.

5. Siddiq dalam Berpenampilan sesuai Kenyataan

Seorang muslim juga dianjurkan untuk siddiq dalam berpenampilan. Jika ia hidup bersahaja, ia tidak boros dan menampilkan diri seolah-olah orang kaya. Sebagai misal, ketika seorang anak dari keluarga pra-sejahtera bergaul di sekolah, kemudian ia malu dengan penampilannya, ia memaksakan diri membeli busana mahal yang di luar kemampuan orang tuanya. Orang yang demikian menipu dirinya sendiri dan orang lain. Jika tidak diiringi dengan peningkatan pendapatan, orang yang berpenampilan tidak sesuai dengan kenyataan akan terbebani oleh selera fesyen dan cara berpakaiannya sendiri.

Ilustrasi contoh sifat wajib rasul, sumber foto: https://www.pexels.com/

Bagi umat Islam, Rasulullah SAW adalah panutan dan penyampai wahyu yang diterimanya dari Allah SWT kepada umatnya. Rasul adalah manusia pilihan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang memiliki sifat-sifat wajib yang patut diteladani dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat wajib tersebut antara lain sidiq, amanah, tabligh, fathonah dan lainnya. Apa pengertian dan arti sifat-sifat itu?

Sifat Wajib Rasulullah SAW

Berikut adalah pengertian dari masing-masing sifat wajib yang dimiliki oleh Rasulullah SAW yang dikutip dari buku Akidah Akhlak, Masan AF, (2015: 105)

Ilustrasi contoh sifat wajib rasul, sumber foto: https://www.pexels.com/

Sidiq memiliki arti benar. Rasul memiliki sifat wajib benar, baik dalam perkataan atau perbuatannya. Semua rasul yang diutus untuk menyampaikan wahyu dari Allah SWT melakukan tugasnya dengan benar. Mereka berdakwah melalui perkataan dan perbuatan. Perkataan dan perbuatan mereka yang dijamin kebenarannya selalu menjadi teladan bagi pengikut mereka.

Amanah artinya terpercaya. Seorang rasul wajib dan pasti memiliki sifat yang Amanah. Jika sifat Amanah itu tidak dimiliki oleh rasul, maka tugasnya yang sangat berat sebagai rasul tidak mungkin terlaksana. Seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT melalui QS. Asy-Syu’ara ayat 106 – 107 yang artinya;

“Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.”

Tabligh artinya adalah menyampaikan, yaitu menyampaikan perintah dan larangan. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw dan tidak disampaikan kepada umatnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam Alquran, Ali pun menegaskan yang termaktub dalam ayat berikut yang artinya;

"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

Fathonah Artinya Cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan 6.236 ayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Nabi harus mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau masuk ke dalam Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.

Demikianpembahasan mengenai pengertian dari sifat wajib yang dimiliki oleh rasul yaitu sidiq, Amanah, tabligh, dan fathonah. (WWN)

tirto.id - Terdapat beberapa sifat wajib bagi para Rasul dalam agama Islam. Rasul merupakan manusia pilihan Allah SWT yang menyampaikan wahyu kepada umatnya.

Para rasul bertugas sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia. Tentu saja tugas seperti ini tidak mudah dijalankan oleh seorang manusia biasa, demikian seperti dikutip dari situs Kementerian Agama (Kemenag).

Advertising

Advertising

Dikutip NU Online, bilangan nabi dan rasul sebenarnya ada banyak, namun hanya Allah SWT yang mengetahui jumlah pastinya,

Namun, ada 25 nabi dan rasul yang diceritakan dalam Al-Quran yang wajib kita percayai dengan pasti. Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم) artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.

Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah SWT tersebut. Perintah beriman kepada rasul disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

Yaaa ayyuhal laziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalam ba'ii

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh". (QS.Ani-Nisa: 136)

Meskipun para rasul itu adalah seorang manusia pada umumnya, tetapi sebagai manusia pilihan Allah SWT, rasul memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya.

Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat rasul ini patut dicontoh oleh kita, sebagai umatnya. Sifat ini disebut dengan sifat wajib bagi rasul.

4 Sifat Wajib bagi para Rasul

Sifat wajib

ini ada 4, berikut uraiannya:

1. Shidiq (صِدْقٌ)

Shidiq artinya selalu benar. Para rasul selalu berkata yang benar, baik benar dalam menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah SWT, maupun benar dalam perkataan-perkataan yang berhubungan dengan persoalan keduniaan.

Contohnya apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya Ibrahim adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat.

Peristiwa ini diabadikan dalam firman Allah SWT:

وَاذۡكُرۡ فِى الۡكِتٰبِ اِبۡرٰهِيۡمَ ۚ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيۡقًا نَّبِيًّا

Wazkur fil Kitaabi Ibraahiim; innahuu kaana siddiiqan Nabiyyaa

Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi". (Q.S. Maryam: 41)

2. Amanah (اَمَانَةٌ)

Amanah artinya dapat dipercaya. Para rasul senantiasa menjalankan tugas kenabiannya sesuai dengan tugas yang diberikan Allah SWT. kepadanya.

Demi terlaksananya tugas itu, mereka selalu menjaga jiwa dan raganya dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap dirinya senantiasa terjaga.

Cotohnya di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa olehnya. Allah SWT menegaskan bahwa Nuh as. adalah orang yang terpercaya (amanah).

Hal ini seperti termaktub di surah berikut ini:

اِذۡ قَالَ لَهُمۡ اَخُوۡهُمۡ نُوۡحٌ اَلَا تَتَّقُوۡنَ, اِنِّىۡ لَـكُمۡ رَسُوۡلٌ اَمِيۡنٌۙ

Idz qoola lahum akhuuhum Nuuhun alaa tattaquun; Innii lakum Rasuulun amiin

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa"; Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu." (Q.S. asy-Syu’ara: 106-107)

3. Tabligh (تَبْلِغٌ)

Tabligh artinya menyampaikan perintah dan larangan, yaitu rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw dan tidak disampaikan kepada umatnya.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Quran, Ali pun menegaskan yang termaktub dalam ayat berikut:

يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوۡلُ بَلِّغۡ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَ‌ ؕ وَاِنۡ لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسٰلَـتَهٗ‌ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ النَّاسِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ

Yaaa ayyuhar Rasuulu balligh maaa unzila ilaika mir Rabbika wa il lam taf'al famaaa ballaghta Risaalatah; wallaahu ya'simuka minan naas; innal laaha laa yahdil qawmal kaafiriin

Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

4. Fathonah (فَطَانَةٌ)

Fathonah artinya cerdas. Maksudnya para rasul memiliki kecerdasan dalam menjalankan amanah, tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang rasul. Mereka mampu memahami persoalan umat sekaligus memberikan jalan keluarnya.

Mereka mampu menghadirkan hujjah atau argumentasi bagi orang-orang yang menentangnya. Mereka juga mampu menanamkan kebenaran ke dalam hati orang-orang yang masih ragu kepadanya.

Sebagai contoh ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan Hajar Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah.

Rasulullah SAW lalu menengahi dengan cara semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung kain yang dibawanya.

Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh betapa cerdasnya Rasulullah SAW.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait SIFAT WAJIB atau tulisan menarik lainnya Dhita Koesno
(tirto.id - tha/tha)

Penulis: Dhita Koesno Editor: Addi M Idhom