Reni melakukan penelitian di laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya

Uranium merupakan salah satu bahan kimia yang bersifat radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya mutasi gen dan kerusakan materi genetik. Cara memperlakukan bahan kimia yang bersifat radioaktif yaitu menyimpan di botol yang tertutup dan berdinding tebal, menggunakan perlindungan diri, dan jangan menghirup/menelannya.

Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah B.

Education Bureau mengadakan survei pada tahun 2011/2012 terkait kecelakaan di laboratorium sekolah pada 401 sekolah menengah. Dari hasil survey tersebut didapat hasil bahwa terdapat 348 kasus kecelakaan laboratorium yang dilaporkan dan 328 orang yang terluka akibat kecelakaan tersebut. Laboratorium kimia menempati urutan kedua sebagai tempat yang paling banyak terjadi kecelakaan kerja di sekolah.

Laboratorium merupakan tempat kerja yang memiliki potensi sumber bahaya yang dapat menimbulkan risiko terjadinya gangguan keselamatan dan kesehatan kerja seperti kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pada laboratorium analisis, banyak terdapat bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan. Kualitas upaya kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting untuk menghindari atau meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kerja. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan analisis risiko kesehatan dan keselamatan kerja.

Risiko yang ada di laboratorium analisis adalah berkaitan dengan bahan utama yang digunakan yaitu bahan kimia. Laboratorium ini memiliki banyak potensi bahaya yang dapat menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan kerja bagi pengguna laboratorium. Kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium ini adalah untuk membuat reagen dan praktikum menganalisis gugus fungsional. Bahan kimia yang digunakan dalam praktikum yang dapat berpotensi sebagai sumber bahaya meliputi HNO3 pekat, fenol, H2SO4 pekat, etanol, dan eter.

Risiko akibat paparan praktikum pembuatan reagen yang menggunakan HNO3 pekat ada 5. Risiko yang pertama adalah iritasi kulit akibat tumpahan bahan kimia yang mengenai kulit. HNO3 pekat dapat menyebabkan luka bakar pada kulit, iritasi mata akibat terkena percikan, iritasi saluran pernafasan, bahkan dapat menyebabkan kerusakan paru, membran mukosa saluran pernafasan atas, kulit dan mata bila terpapar terus menerus.

Risiko penggunaan fenol dalam kegiatan praktikum di laboratorium ini adalah menyebabkan iritasi pada kulit dan mata akibat terkena tumpahan atau percikan zat. Risiko pengunaan H2SO4 pekat meliputi dapat mengakibatkan iritasi jika terkena kulit dan mata secara langsung, menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, luka bakar pada kulit, dan dapat menimbulkan kerusakan membran mukosa pada mata, mulut dan saluran pernafasan.

Penggunaan Etanol dalam kegiatan praktikum dapat berisiko timbulnya nyala api akibat cairan dan uap, dapat mengakibatkan iritasi saluran pernafasan, mata dan kulit. Eter juga dapat berisiko timbulnya nyala api akibat cairan dan mengakibatkan iritasi kulit, mata, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan.

Risiko bahaya yang paling tinggi adalah percikan atau paparan bahan kimia HNO3 pekat, fenol, dan H2SO4 pekat. Ketiga bahan kimia merupakan bahan kimia yang apabila terkena kulit berpotensi menyebabkan luka bakar pada kulit. Ketiga bahan kimia ini sering digunakan dalam keseharian sebagai salah satu bahan praktikum. Pengguna laboratorium sering teledor dan kurang berhati-hati saat melakukan praktikum sehingga ketiga bahan kimia di atas tersenggol dan terjatuh yang kemudian dapat menimbulkan percikan dan terpapar pada kulit pengguna laboratorium.

Penggunaan bahan kimia pada laboratorium analisis adalah hal yang harus dilakukan sehingga bahaya yang ada akibat penggunaan bahan kimia tersebut harus disosialisasikan dengan baik pada pengguna laboratorium. Hal ini agar pengguna laboratorium tidak melakukan kesalahan dalam memperlakukan bahan kimia sehingga risiko yang ada dapat terjadi dan membahayakan kondisi kesehatan dan keselamatan pengguna laboratorium. Perlu adanya standar khusus bagi pengguna agar mematuhi segala peraturan yang telah ditetapkan demi terciptanya laboratorium analisis yang aman.

Kegiatan praktikum harus dilakukan sesuai dengan prosedur kerja yang ada dan dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan tindakan yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja pengguna. Petunjuk untuk melakukan kegiatan yang efektif dalam melakukan praktikum juga harus diberikan sebelum melakukan kegiatan praktikum. Penggunaan alat pelindung diri juga harus ditekankan pada seluruh pengguna laboratorium. Alat pelindung diri minimal yang digunakan meliputi sarung tangan karet sintesis dan jas laboratorium dengan panjang lengan sampai pergelangan tangan. Penggunaan alat pelindung diri ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari paparan atau percikan bahan kimia baik dalam bentuk cair, padat, maupun gas, sehingga dapat meminimalkan dampak dari bagian tubuh yang terkena paparan atau percikan bahan kimia.

Penulis: Putri Ayuni Alayyannur, S.KM., M.KKK

Judul artikel scopus: 

Risk Analysis of Occupational Safety and Health in Pharmaceutical Analysis Laboratory in Indonesia

Link terkait artikel di atas: http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijfmt&volume=13&issue=3&article=085

Memuntahkan bahan kimia yang tertelan bukan menjadi upaya pertolongan pertama. Memuntahkan bahan kimia memiliki resiko cairan tersebut masuk kedalam sistem pernafasan atau mengiritasi saluran pencernaan. Segera mendapatkan perawatan instensif merupakan cara terbaik.

Beberapa waktu lalu ada sebuah kejadian tentang penyidik KPK yang disiram dengan bahan kimia berbahaya. Kejadian penyiraman bahan kimia berbahaya secara disengaja atau tidak disengaja sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sering juga kita temui secara tidak sengaja anak kecil meminum obat pembasmi serangga. Penanganan yang salah dapat menyebabkan resiko buruk hingga kematian. Bagaimanakah pertolongan pertama yang harus dilakukan untuk menolong orang lain atau diri sendiri?

Terpapar bahan kimia pada mata
Mata yang terkena bahan kimia berbahaya diperlukan untuk segera melakukan pembilasan air mengalir selama 15-20 menit. Tidak semua bahan kimia memiliki efek yang sama pada mata (beberapa bahan kimia tidak menimbukan iritasi, namun beberapa bahan kimia lain dapat menimbulkan cedera parah). Berikut periode waktu yang diperlukan untuk membilas mata dengan air :

  • 5 menit untuk bahan kimia non iritan atau iritan sedang.
  • 15-20 menit untuk bahan kimia iritan sedang hingga iritan berat dan bahan kimia yang dapat menyebabkan toksis jika terserap pada kulit.
  • 30 menit untuk bahan kimia bersifat korosif.
  • 60 menit untuk basa kuat seperti natrium, kalium atau kalsium hidroksida.

Pembilasan air perlu segera dilakukan setelah bahan kimia mengenai mata atau kulit. Jika kondisi yang terjadi parah maka memerlukan perawatan darurat di rumah sakit terlebih jika saluran pernafasan terganggu. Jika diperlukan pembilasan dengan air harus terus dilakukan selama perjalanan menuju rumah sakit.

Terpapar bahan kimia pada kulit
Ketika terjadi pemaparan bahan kimia melalui udara maka perlu dengan segera untuk menghirup udara segar yang memiliki kandungan oksigen tinggi. Direkomendasikan untuk dapat menghirup oksigen menggunakan tabung oksigen darurat dan melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Hal ini bertujuan agar dapat dilakukan perawatan dan pemeriksaan yang lebih teliti.

Terpapar bahan kimia melalui pencernaan
Muntah tidak bisa menjadi selalu pertolongan pertama ketika bahan kimia tertelan secara sengaja atau tidak sengaja. Berikut beberapa alasan mengapa muntah tidak dapat menjadi pertolongan pertama jika menelan bahan kimia :

  • Jumlah bahan kimia yang tertelan oleh orang dewasa memiliki jumlah yang kecil yaitu sekitar 14-21 ml.
  • Tidak ada bukti yang pasti jika memuntahkan bahan kimia yang tertelan memberikan hasil yang lebih baik dari pada jika mendiamkan.
  • Memuntahkan bahan kimia dapat menimbulkan resiko yang lebih besar terutama dalam kondisi darurat. Misalnya seperti ketika muntah kemudian mengalami tersedak dapat menyebabkan bahan kimia masuk kedalam saluran nafas.
  • Perawatan medis di rumah sakit merupakan jalan terbaik untuk menangani kejadian tertelannya bahan kimia karena dokter dan tenaga medis lainnya dapat memberikan tindakan terbaik.

Sering kali kita mendengar ketika menelan bahan kimia atau racun perlu segera mengkonsumsi susu untuk penetral racun. Namun menurun evaluasi dari The American Heart Association dan American Red Cross bahwa seseorang yang menelan bahan kimia atau racun tidak perlu mengkonsumsi apapun melalui mulut.

Mempersiapkan penetral racun merupakan upaya pertolongan pertama yang dapat dilakukan. Direkomendasikan pada klinik atau rumah sakit terdekat lingkungan kerja mengetahui bahan kimia yang digunakan agar dapat memiliki persediaan penetral racun.

Terpapar bahan kimia pada kulit
Pertolongan pertama jika terpapar bahan kimia pada kulit dapat dilakukan berdasarkan kondisi iritasi dan jenis bahan kimianya. Berikut beberapa upaya untuk pertolongan pertama pada kulit :

  • Jika terjadi iritasi pada kulit akibat paparan bahan kimia maka dapat dibersihkan dengan lembut.
  • Jika bahan kimia yang mengenai kulit berbentuk padat maka perlu membilas menggunakan air kulit yang terkontaminasi. Jika bahan kimia berbentuk cair dan dapat menembus pakaian maka perlu segera melepas pakaian dan membilas tubuh dengan menggunakan air. Segera dapatkan perawatan medis di rumah sakit.
  • Jika terjadi radang dingin akibat bahan kimia maka perlu segera mendapatkan perawatan medis dan sangat tidak diperbolehkan untuk menggosok atau menyiram dengan air. Untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan yang lain maka tidak diperbolehkan untuk melepas pakaian.

Setiap orang perlu memiliki waktu untuk belajar tentang melakukan pertolongan pertama pada kejadian kecelakaan dalam hal apapun dari sumber yang tepat. Mengetahui cara melakukan pertolongan pertama dapat menyelamatkan jiwa.

Jika Sahabat Viva memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan kirimkan melalui:

  1. Layanan Tanya Jawab Kesehatan melalui SMS Hotline atau Whatsapp di nomor 0812 919 08500
  2. Konsultasi Online pada hari Senin-Jumat pukul 08.00-17.00 WIB

Pertanyaan anda akan dijawab langsung oleh tenaga kesehatan kami. Kunjungi juga akun Instagram @vivahealthindonesia, Fanpage VivaHealthIndonesia dan Twitter@vivahealthID untuk melihat jadwal kegiatan Apotek Viva di kota Anda dan info kesehatan lainnya.

Sumber :