Rumah adat Aceh dibuat sama memanjang dari timur ke barat dengan tujuan
KOMPAS.com - Provinsi Aceh salah satu provinsi yng letaknya berada di ujung utara Pulau Sumatera. Provinsi Aceh merupakan provinsi paling barang di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di Provinsi Aceh terdapat beragam macam kebudayaan dan adat istiadat yang menjadi ciri khas di provinsi Serambi Makkah, julukan Provinsi Aceh. 4+ KOMPAS.com: Berita Terpercaya
Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan
Dapatkan Aplikasi
Salah satu kebudayaan yang ada di Provinsi Aceh adalah rumah adat. Tahukah kamu apa nama rumah adat Provinsi Aceh? Rumoh Aceh atau Rumah Aceh merupakan rumah adat masyarakat Aceh. Dikutip dari buku Rumah Adat di Indonesia (2010) karya D.C Tyas, Rumoh Aceh berbentuk panggung. Pada umumnya Rumoh Aceh memiliki ketinggian sekitar 2,5 hingga 3 meter. Baca juga: Daftar Suku Bangsa di Indonesia Pada setiap Rumoh Aceh terdapat sebuah rambat atau ruang utama. Jumlah keseluruhan ruang disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan masing-masing masyarakat. Ada rumoh yang memiliki tiga ruang dengan membutuhkan 16 tiang, ada juga yang memiliki lima ruangan dengan 24 tiang yang dibutuhkan. Jika ingin menambah ruang atau sebaliknya bisa dilakukan dengan mudah. Di mana tinggal menambah dan menghilangkan bagian yang ada di sisi kiri atau sisi kanan rumah. Bagian tersebut biasa disebut seramoe likot atau serambi belakang dan seramoe reunyeun atau serambi bertangga, yaitu tempat masuk rumah yang selalu berada di sebelah timur. Pintu utama pada rumoh Aceh dibuat hanya setinggi 120-150 centimeter (cm). Sehingga ketika ada orang yang datang dan masuk ke rumoh Aceh harus menunduk. Itu sebagai simbol untuk menghormati tuan rumah. Baca juga: Keberagaman Suku Bangsa di Indonesia Begitu masuk ke dalam rumah, akan terlihat ruang yang luas tanpa ada perabotan rumah, seperti kursi dan meja. Orang masuk akan duduk bersila yang dilapisi tikar pandan. Rumoh Aceh bukan sekadar hanya sebagai tempat hunian, tetapi juga ekspresi keyakinan Bagian-bagian Rumoh AcehPada bangunan rumoh Aceh ada beberapa bagian yang memiliki fungsi masing-masing. Berikut bagian-bagian rumoh Aceh:
Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud), ruang depan disebut juga seramoe keu (serambi depan). Baca juga: Perbedaan Hukum Kebiasaan dan Hukum Adat Pada ruangan depan polos tanpa kamar yangmemiliki fungsi sebagai ruang tamu laki-laki, ruang belajar mengaji anak laki-laki pada malam atau siang, juga sebagai tempat tidur tamu laki-laki. Ketika ada acara seperti upacara perkawina, berfungsi sebagai tempat jamuan makan bersama.
Ruangan tengah atau seuramoe teungoh merupakan bagian inti dari rumoh Aceh. Seuromoe teungoh sedikit lebih dari dari seuromoe keu. Seuromoe teungoh disebut juga rumoh inong (rumah induk) yang dianggap sebagai tempat suci karena bersifat pribadi. Pada seuromoe teugoh terdapat dua bilik atau kamar yang berhadapan. Kedua kamar tersebut dipakai untuk tidur kepada keluarga, bila ada anak perempuan yang baru kawan akan menempati kamar ini dan orang tua pindah ke anjong. Baca juga: Sejarah Suku Tidung, Kerabat Suku Dayak
Ruangan belakang disebut juga seramoe likoet (serambi belakang). Ruangan belakang polos tanpa kamar, di mana berfungsi untuk runag tamu perempuna. Luas ruangan belakang sama dengan luas ruangan depan. Di pakai untuk kaum perempuan untuk belajar mengaji dan tamu yang datang perempuan. Maka tempat musyawarah atau tempat tidur tamu, tempat makan bersama orang perempuan dan laki-laki tidak disatukan. Rumoh Aceh kalaupun tidak menggunakan paku dan terbuat dari kayu, namun bisa bertahan hingga ratusan tahun. Bahan pembuatan Rumoh AcehUntuk membuat bangunan rumoh Aceh tidak menggunakan bahan-bahan membuat rumah pada umumnya. Rumoh Aceh dibuat dengan bahan-bahan alam, seperti kayu atau papan. Baca juga: Perahu Phinisi, Perahu Tradisional Khas Suku Bugis Berikut bahan-bahan rumoh Aceh:
|