Saat ini harga bbm sangat tinggi, hal ini disebabkan karena

Saat ini harga bbm sangat tinggi, hal ini disebabkan karena
Foto: Rengga Sancaya

Jakarta - Harga bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina (Persero) Pertamax Cs naik mulai Rabu (10/10/2018) kemarin. Kebijakan ini menuai pro dan kontra. Ada yang setuju, tak sedikit pula yang menolak.Sebenarnya, perlu nggak sih harga BBM naik?Menanggapi kebijakan tersebut, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu mengatakan, langkah pemerintah untuk menaikkan harga BBM tersebut sudah tepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Said mendukung kenaikan harga BBM karena kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah begitu mendesak. Hal itu ia bagikan dalam unggahan di akun Facebook-nya dengan nama Muhammad Said Didu. Dalam unggahannya, ia mengatakan ada tujuh alasan mengapa BBM harus naik. Said memaklumi jika pemerintah akhirnya menaikkan harga BBM karena kondisi harga minyak dunia saat ini sudah naik.Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga minyak mentah dunia terus menguat dalam beberapa waktu terakhir. Pekan ini saja, Brent telah menembus level US$ 80 per barel, sementara produksi BBM rata-rata di setiap bulan hanya sebesar 778.505 barrels oil per day (BOPD). Kemudian di sisi lain, kebutuhan BBM sudah mencapai sekitar 1.600 BOPD. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, Pertamina harus mengimpor lebih dari 800.000 BOPD.

"Kenapa harga BBM harus naik, Saya maklumi kenaikan harga BBM karena harga minyak dunia naik," jelas dia seperti dikutip detikFinance dalam akun Facebooknya, Kamis (11/10/2018).

Jika harga ICP (minyak mentah) rata-rata per bulan US$ 67,42 /barel, maka dibutuhkan anggaran sekitar US$ 1.620.000.000 per bulan atau minimal Rp 24 triliun per bulan. Hal ini juga masuk dalam daftar alasan Said Didu, kenapa harga BBM perlu naik yaitu karena Indonesia masih ketergangungan impor BBM untuk konsumsi. Kondisi ini semakin parah dengan pelemahan mata uang rupiah yang saat ini berada di posisi Rp 15,235 terhadap dolar AS"Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS," kata dia.Selain itu Said menjelaskan mengenai faktor lain dari alasan kenapa pemerintah harus menaikkan harga BBM, yaitu mengingat keuangan Pertamina yang nantinya akan terbebani jika pemerintah tidak menaikkan harga BMM."Keuangan Pertamina akan semakin berat," ujar dia.Sementara itu Said juga menjelaskan alasan lainnya, soal harga BBM perlu naik yaitu dana APBN untuk subsidi terhitung kurang. Meski pemerintah tidak menanggung beban Pertamina, namun jika keuangan Pertamina bermasalah pemerintah harus memberikan suntikan dana untuk Pertamina yang merupakan perusahaan pelat merah. Selain itu ada alasan lain mengapa BBM harganya perlu naik yaitu, utang dolar AS yang dilakukan Pertamina juga besar. Di sisi lain harga BBM seperti Premium dianggap sudah di bawah harga keekonomian. Sehingga, bila harganya tak dinaikkan maka akan berpengaruh pada kondisi keuangan Pertamina. Dengan harga minyak mentah saat ini yang menembus US$ 80 per barel, harga keekonomian Premium harusnya ada di kisaran Rp. 8.500 per liter. Sementara di pasaran saat ini harga Premium dipatok Rp 6.450 per liter. Dengan begitu, maka setidaknya ada selisih Rp 2.000-2.050 per liter yang menjadi beban Pertamina. "Dana APBN untuk subsidi kurang, utang dolar Pertamina besar, Pertamina harus diselamatkan, harga BBM saat ini sudah di bawah harga keekonomian sehingga kalau tidak dinaikkan, maka Pertamina yang subsidi BBM," jelas dia Lebih lanjut ia mengatakan, harga BBM bisa tidak naik jika pemerintah dan DPR menyediakan dana subsidi BBM dalam APBN. Namun, sayangnya saat ini dana APBN tidak tersedia untuk subsidi BBM "Sayangnya saat ini dana APBN tidak tersedia untuk subsidi BBM," kata dia.Berikut unggahan lengkap Said Didu mengapa harga BBM harus naik:

KENAPA HARGA BBM HARUS NAIK ?

Saya maklumi kenaikan harga BBM krn :


1) hrg minyak dunia naik,
2) kurs rupiah melemah,
3) Keuangan pertamina berat,
4) dana APBN utk subsidi kurang,
5) utang dollar pertamina besar,
6) Pertamina hrs diselamatkan,
7) harga BBM saat ini sdh di bawah hrg keekonomian sehingga kalau tdk dinaikkan maka Pertamina yg subsidi BBM

Harga BBM bisa tidak naik jika pemerintah dan DPR menyediakan dana subsidi BBM dalam APBN - tapi sayangnya saat ini dana APBN tidak tersedia untuk subsidi BBM (dna/dna)

Pada Senin 17 Nopember 2014 pemerintah telah mengumumkan kenaikkan harga BBM. Kenaikan BBM berlaku mulai 18 November 2014 pukul 00.00 WIB harga premium naik  dari harga Rp6.500 menjadi Rp8.500 sedangkan solar naik dari harga Rp5.500 menjadi Rp7.500. Kenaikan harga BBM ini lambat laun akan berimbas kepada kenaikan harga kebutuhan lainnya misalkan tarif listrik, sembako, transportasi dan lain-lain.

Sehubungan dengan kenaikan harga BBM jangan membuat anda lalu panik, frustasi atau marah-marah dan menyalahkan pemerintah karena membuat kehidupan anda menjadi sulit.  Dampak kenaikan BBM memaksa PNS khususnya yang ada di perantauan untuk lebih memperketat pos-pos pengeluaran sehari-hari. Mulai dari biaya kontrak rumah yang ikutan naik, biaya listrik, air, dan segala rupa yang membuat sang istri meminta uang belanja yang lebih dari sebelumnya.

Lalu bagaimana kita menyikapi hal tersebut dengan bijak? Berikut beberapa cara yang bisa ditempuh dalam menyikapi pengeluaran yang semakin besar dan berat yang  saya kutip dari m.kompasiana.com penulis Hanna Chandra sebagai berikut :

1. Mengurangi pengeluaran konsumtif dengan melatih diri membiasakan budaya hemat. Misalkan dengan mengubah gaya hidup kita seperti yang terbiasa jajan di luar diubah dengan memasak sendiri, atau dengan mengurangi jajan di luar. Bagi perokok yang sehari menghabiskan 2 (dua) bungkus rokok menjadi 1 (satu) bungkus atau berhenti sama sekali. Why Not?

2. Memaksimalkan jumlah penumpang dalam satu kendaraan. Bagi yang memiliki kendaraan atau mendapat fasilitas kendaraan bisa buat janjian pergi dan pulang kerja bersama-sama.Pengeluaran harga bensin atau solar bisa lebih ringan jika ditanggung bersama-sama. Mulai dipikir-pikir lagi deh jika kita ingin menambah kendaraan.

3. Menggunakan moda transportasi non BBM, misalkan sewaktu-waktu bisa dengan bersepeda atau berjalan kaki bagi yang masih kuat dan bugar. Selain bisa menghemat pengeluaran juga membuat tubuh kita mejadi sehat dan bugar.

4. Usahakan mengurangi kegiatan keluar rumah untuk urusan yang tidak penting. Misalkan mengatur waktu belanja atau rekreasi yang lebih berkualitas. Perbanyak pertemuan dengan anggota keluarga. Semakin sering kita meluangkan waktu dengan keluarga semakin baik hubungan bathin dan komunikasi  anggota keluarga.

5. Bagi PNS yang tinggal bersama keluarga akan lebih hemat kalau masak sendiri dengan kualitas dan kandungan gizi yang baik.

Akhir kata, semoga tips tersebut di atas dapat berguna. Intinya Kita tetap bersyukur karena Tuhan masih memberi kita usia dengan kesehatan dan kebahagian. Mari kita tetap bekerja dengan semangat dan optimis menyosong hari–hari ke depan untuk Indonesia yang lebih baik. (Agus Rodani | Kasi PKN I Kanwil DJKN Sumsel, Jambi dan Babel)

Saat ini harga bbm sangat tinggi, hal ini disebabkan karena

Foto: Konferensi Pers Kenaikan BBM Subsidi (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terjadi saat harga minyak turun. Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara terkait hal ini.

"Kami terus mengalami perhitungan dengan harga ICP yang turun ke US$ 90 sekalipun maka subsidi masih akan besar," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui akun Youtube Sekretariat Presiden. 

Menurutnya meski harga ICP menjadi US$90, subsidi berada masih berada di US$98,9. Termasuk saat turun di bawah US$90, maka rata-ratanya adalah US$97.

Sebagai informasi harga minyak dunia rata-rata sejak awal tahun (year-to-date/ytd) masih berada di level US$97/barel. Menurutnya, subsidi tetap akan melonjak tinggi.

"Dengan perhitungan ini maka angka kenaikan subsidi yang waktu itu disampaikan di media dari Rp 502 triliun tetap akan naik. Tidak menjadi Rp 698 triliun namun Rp 653 triliun," jelasnya.

Sementara itu, jika rata-rata harga minyak US$85/barel, tambahan subsidi menjadi RP 640 triliun. Namun jika ICP berada di atas US$100, total subsidi dalam bentuk BBM mencapai Rp 649 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan belanja yang tadinya untuk subsidi digunakan memberikan bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat. Pemerintah juga akan terus memantau perkembangan ICP. Selain juga dampak inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta kemiskinan dari kenaikan BBM.

"Perkembangan ICP harus dan akan kita monitor karena suasana geopolitik dan proyeksi ekonomi dunia masalah karena dinamis. Kami akan terus mengalokasikan subsidi bagi masyarakat antara Rp 591 triliun apabila harga ICP di US$ 85 atau Rp 605 triliun apabila harga ICP US$ 99," kata Sri Mulyani.

"... Ini yang tadi disampaikan oleh Bapak Presiden maka sebagian dari belanja yang tadinya untuk keseluruhan subsidi digunakan untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat. Kita juga akan memantau dampak inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta kemiskinan dari kenaikan BBM yang diumumkan Menteri ESDM".

Pemerintah memperkirakan bansos yang diberikan dengan tambahan Rp 24,17 triliun, maka pemerintah dapat menahan pertambahan jumlah kemiskinan. Dengan begitu dapat dijaga serta diupayakan melalui program pemerintah lain.

Harga baru BBM di SPBU Pertamina 

Harga BBM yang diumumkan pada Sabtu (3/9/2022), adalah sebagai berikut:

  • Pertalite Rp 10.000 per liter
  • Solar Subsidi Rp 6.800 per liter
  • Pertamax Rp 14.500 per liter

TAG: harga bbm naik sri mulyani