Sebutkan apa saja yang menjadi faktor menentukan dalam kecepatan pemakanan

Contoh 1: Sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya [n] 750

putaran/menit dan besar pemakanan [f] 0,2 mm/putaran.

Pertanyaannya adalah:
Berapa besar kecepatan pemakanannya ?

Jawaban: F = f x n F = 0,2 x 750 = 150 mm/menit.

Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 150 mm, selama satu menit.

Contoh 2: Sebuah benda kerja berdiameter 40 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong

[Cs] 25 meter/menit dan besar pemakanan [f] 0,15 mm/ putaran.

Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya ?Jawaban: n =1000. Cs /π. d = 1000.25 / 3,14.40 = 199,004 ≈ 199 Rpm F = f x n F = 0,15 x 199 = 29,85 mm/menit.

Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 29,85 mm, selama satu menit.

Anda bisa mengikuti kursus online di Kursus CNC untuk bisa memahami lebih dalam lagi cara menghitung kecepatan. Dan Anda pun berpeluang mengikuti program magang di perusahaan mitra Kursus CNC

Kecepatan putaran mesin bubut dapat dihitung dengan rumus. Hal ini adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh kecepatan putar pada mesin bubut agar bisa melakukan penyayatan atau pemotongan dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu, besarnya kecepatan potong dan keliling benda kerja akan sangat mempengaruhi besarnya putaran mesin.

Disamping persiapan alat, mesin, dan bahan yang akan dipakai, disini juga kamuyang butuh jasa bubut harus memperhatikan jalannya waktu proses pemesinan. Tentu saja hal ini penting diketahui oleh para teknisi demi lancar dan mudahnya kalau sudah mengetahui berapa banyak waktu yang dibutuhkan pada kegiatan produksi dan perencanaan lainnya.

Kalau kamu sudah bisa mengetahui kecepatan potong, kecepatan penyayatan dan diameter benda kerja dalam bentuk nilai, maka kamu bisa dengan mudah menentukan waktu pembubutan yang agak sesuai jadwal dan terencana.

Simak Juga!

Informatif! Ini Perbedaan Premium Pertalite dan Pertamax

Gimana caranya supaya kita bisa menghasilkan pembubutan yang halus dan worth to buy? Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus kamu perhatikan yang diantaranya adalah kekerasan bahan/material, kecepatan putaran mesin bubut [ Speed Spindle ], kedalaman pemakanan [ Deep of Cut ], dan kecepatan asutan pemotongan [ Feeding ].

Kecepatan Putaran Mesin Bubut Dapat Dihitung Dengan Rumus

Karena pada setiap bahan nilai kecepatan potong sudah menjadi aturan baku, jadi yang hanya bisa diatur dalam proses penyayatan hanya  benda kerja atau putaran mesin. Maka kecepatan putaran mesin bubut dapat dihitung dengan rumus yang sudah menjadi patokan yaitu:

Cs = π.d.n Meter/ menit

n= Cs/[π .d] Rpm

nah, disini kan satuan dari keduanya kan masih berbeda ya. jadi satuan pada kecepatan potong dan diameter pada benda kerja harus kamu samakan terlebih dahulu dengan cara mengalikan angka 1000 mm dengan nilai kecepatan potong. Rumusnya bagaimana sih? n =  [1000.Cs]/[π .d] Rpm

keterangan lebih rinci biar pada paham nih.

d : diameter benda kerja [ mm ]

Cs : kecepatan potong [ meter/menit ]

Π : nilai konstanta = 3,14

Rumus Putaran Mesin Bubut

Mari kita ambil salah satu soal dengan cara pengerjaannya ya. Misalnya kamu punya baja lunak dengan diameter [ Ø ] 62 mm. Lalu kamu akan membubutnya dengan kecepatan potong [ Cs ] 25 meter/menit. Maka berapa besar kecepatan putaran [ Rpm ] yang akan dihasilkan?

Jadi, kecepatan putar mesinnya yaitu sebesar 128,415 putaran per/menit.

Tabel Kecepatan Potong Mesin Bubut

Pahat potong bubut ini ada banyak macamnya. Dua diantaranya yaitu jenis High Speed Steel [HSS] dan jenis Tungsten Carbide. Untuk kecepatan potong dari kedua jenis material ini jelas berbeda. Jenis Carbide bisa lebih cepat dalam melakukan pemotongan dibandingkan HSS. Berikut adalah tabel kecepatan potong mesin bubut dilihat berdasarkan Surface Feet per Minute [SFM] nya :

SFM untuk tabel kecepatan potong mesin bubut HSS vs Carbide pada material

Rumus untuk mencari RPM berdasarkan SFM yang sudah ada [diameter dalam Inch]

Contoh bengkel bubut kita memiliki pisau insert pahat berbahan carbide dan benda kerja berbahan aluminium dengan diameter 2″. Maka akan didapatkan RPM yang sepatutnya disetting ketika akan mulai aksi machining. Yaitu sebesar 1432 hingga 1910 RPM dengan menggunakan rumus diatas. Selanjutnya pengaturan feeding yang disesuaikan.

Penggunaan RPM pada mesin sangat bergantung pada jenis operasi bubut. Dalam hal ini tergantung juga dengan jenis material dan jenis tool. Penggunaan G-code G96 dan G97 dan program dengan melihat jenis pekerjaan, untuk operasi facing dan cutting, disarankan menggunakan G-96 dengan satuan spindel berdasarkan kecepatan potong yang kita inginkan. Sedangkan untuk penggunaan G-97, penentuan putaran spindel didasarkan oleh rotation per minute dengan putaran tetap [konstan].

Dalam hal pemilihan RPM [G-97] maupun kecepatan potong [G-96] ini harus memenuhi pedoman yang telah ditetapkan. Sebagai tambahan utk menentukan nilai Cs [kecepatan potong] pada G-96 ini dengan cara nilai SFM dibagi 3.3. Bila nilai SFM carbide pada mild steel bernilai 300 maka nilai Cs bernilai 90.90. Dengan ini program menjadi G96 S90.90 M03 dengan modal misalkan G50 [atau G92] S2000 [batas max. putaran dalam satuan RPM].

Kecepatan Pemakanan [Feed – F] – mm/menit

Adapun beberapa faktor yang harus tukang bubut pertimbangkan saat akan menghitung ingsutan atau kecepatan pemakanan diantaranya adalah:

  • Bahan alat potong
  • Ketajaman alat potong
  • Kekerasan bahan
  • Kesiapan mesin yang akan digunakan
  • Sudut-sudut sayat alat potong
  • Kedalaman penyayatan

Kesiapan-kesiapan mesin dan peralatan tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan mesin agar bisa mengoptimalkan kecepatan pemakanan pada saat proses pembubutan dimulai. Pada pertimbangan-pertimbangan di atas, kecepatan pemakanan tidak selalu menjadi poin utama untuk mendapatkan permukaan yang halus. Karena, kalau kamu mau mendapat hasil akhir [ finishing ] yang lebih bagus dan halus, maka kecepatan pemakanan dibuat rendah.

Nantinya seberapa besar bergesernya pahat bubut [ f ] dalam satuan mm/putaran yang dikalikan dengan besar putaran mesin dalam satuan putaran akan menentukan besar kecepatan pemakanan [ F ]. Jadi untuk mencari kecepatan pemakanan [ F ] itu digunakan rumus: F = f ∙ n

n : putaran mesin [ putaran/ menit ] f  : besar pemakanan atau bergesernya pahat [ mm/putaran ]

Contoh penyelesaian soalnya adalah,

Pada sebuah benda yang akan dibubut diketahui putaran mesinnya [ n ] adalah 750 putaran/menit dengan besar pemakanan [ f ] 0,2 mm/putaran. Berapa besar nilai kecepatan pemakanan [ F ] yang dimiliki benda kerja tersebut ?

Penyelesaian: F = f ∙ n

Maka, F = 0,2 x 750 = 150 mm/menit

Rumus Kecepatan Putaran Mesin Bubut

Untuk informasi mengenai rumus kecepatan putaran mesin bubut berupa dasar-dasar perhitungan, tabel-tabel dan sebagai dasar dari teknologi proses pemotongan juga penyayatan pada mesin bubut maka dibuatlah beberapa parameter pemotongan yang meliputi Kecepatan pemakanan [ Feed-F ], kecepatan potong [ Cutting seed-Cs ], waktu proses, pemesinan, dan kecepatan putaran mesin bubut [ Revolution permenit-Rpm ]. Hal-hal yang menjadi dasar-dasar tersebut yang disebut dengan parameter pemotongan.

Kamu gak usah repot-repot! Karena para ahli telah banyak meneliti berbagai macam bahan teknik yang biasa digunakan untuk kecepatan potong pada proses pemesinan. Jadi, kalau kamu mau menggunakan bahan

tertentu untuk memotong/menyayat, kamu cukup menyesuaikan bahan apa yang akan dibubut dan jenis alat potong apa yang akan digunakan dengan melihat pada tabel yang sudah dibuat dan dipatenkan para ahli dan disepakati oleh seluruh ahli mesin. Jadi kamu gaperlu pusing lagi deh dalam menentukan jenis alat potong mana yang cocok untuk membubut suatu bahan tertentu yang sesuai dengan permintaan customer.

Tabel kecepatan potong [ Cs ] juga menyertakan jenis bahan alat potongnya loh. Mungkin kamu sudah gak asing lagi dengan alat potong jenis HSS [ High Speed Steel ] dan karbida [ Carbide ]. Tapi, dari kedua bahan tersebut ternyata alat potong jenis karbida memiliki kecepatan potong yang lebih cepat dibanding dengan alat potong jenis HSS.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi

Nah, tips dan tricks teknik bubut ini bisa banget kamu coba dan praktikan nih. Pada prinsipnya, semakin besar diameter yang dimiliki benda kerja, maka akan semakin lambat pula putaran yang diberikan. Dan sebaliknya, putaran akan semakin cepat kalau diameter lebih kecil.

Sedangkan untuk prinsip pada tebal pemakanan [ deep of cut ], kecepatan mesin harus diatur sepelan mungkin pada pemakanan yang lebih besar. Sebaliknya, kecepatan mesin harus lebih tinggi pada pemakanan yang kecil.

Mau menghasilkan benda kerja yang bagus dan mulus? Tenang, pada pemotongan kasar kamu cukup melambatkan putaran mesin dan mempercepat proses pemakanan. Adapun putaran mesin dengan tingkat putaran yang tinggi dan kecepatan pemakanan lambat digunakan pada saat pemotongan untuk tingkat penyelesaian yang halus. Demikian artikel Kecepatan Putaran Mesin Bubut Dapat Dihitung dengan rumus. Simak artikel lain di bawah ini.

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề