Sebutkan perilaku dan sifat remaja pada masa PUBERTAS

Sebutkan perilaku dan sifat remaja pada masa PUBERTAS

derangmelania derangmelania

Jawaban:

-pertumbuhan penis dan testis

-skrotum anak laki laki akan berubah semakin gelap

-Rambut di area organ seksual dan ketiak menjadi lebih tebal

-produksi keringat bertambah

semoga bermanfaat

Sebutkan perilaku dan sifat remaja pada masa PUBERTAS

Jawaban:

  • sifat/perilaku remaja pada masa pubertas​:
  • Berdandan untuk menunjukan kelebihan fisiknya
  • Mulai memikirkan hal-hal seksual serta timbulnya hasrat seksual.

Ketidaksiapan tubuh untuk mengalami perubahan terlalu cepat dapat menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan pada anak. Akibatnya pertumbuhan fisik dan mentalnya menjadi tidak optimal.

Pubertas dini juga akan menyebabkan anak sulit beradaptasi secara emosional dan sosial.

Masalah kepercayaan diri atau merasa kebingungan paling sering dialami oleh anak perempuan karena perubahan fisiknya.

Selain itu, perubahan perilaku dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan akibat perubahan mood dan cenderung lebih cepat marah.

Anak laki-laki dapat cenderung menjadi agresif dan memiliki dorongan seks yang tidak sesuai dengan usianya.

2. Masa puber yang terlambat

Pada kasus tertentu, anak masih belum merasakan perubahan saat umurnya sudah menginjak usia pubertas. Kondisi ini biasa juga disebut sebagai late atau delayed puberty.

Puber yang terlambat bisa terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada anak laki-laki, tanda nya bisa dilihat ketika ukuran penis belum meningkat di usia 14 tahun.

Sementara pada anak perempuan, tandanya terlihat ketika payudara belum berkembang di umur 13 tahun.

Umumnya, kondisi ini bukan hal yang serius karena bisa dirawat dengan melakukan terapi hormon. Namun, Anda sebagai orangtua perlu untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Anak akan dievaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui apa penyebab kondisi ini. Apabila dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu yang memengaruhi hormon, ada kemungkinan hal ini bisa berdampak pada masalah kesuburan.

Ada beberapa penyebab yang memungkinkan remaja mengalami hal ini, di antaranya adalah:

Faktor keturunan

Faktor keturunan merupakan penyebab yang sering terjadi ketika remaja mengalami masa puber yang tertunda.

Jangan panik karena kondisi ini tidak perlu perawatan. Cukup menunggu sampai tanda-tandanya datang. Namun jika Anda khawatir, kunjungi dokter anak untuk berkonsultasi.

Masalah kesehatan

Anak yang mempunyai kondisi penyakit kronis seperti diabetes, ginjal, atau bahkan asma ada kemungkinan mengalami keterlambatan puber.

Oleh karenanya, meski anak memiliki penyakit kronis, pastikan bahwa gizi pada anak remaja Anda tercukupi.

Masalah pada kromosom

Sebagian remaja yang mengalami keterlambatan masa puber juga bisa disebabkan karena adanya masalah kromosom. Misalnya seperti turner syndrome, yaitu ketika salah satu dari kromosom X perempuan tidak normal atau hilang.

Pada laki-laki misalnya mengalami sindrom Klinefelter dengan kromosom ekstra X. Anda perlu mengonsultasikan dengan dokter untuk mengatasi masalah ini.

3. Remaja tidak bisa mengalami puber

Dalam medis, kondisi ini disebut sebagai sindrom Kallmann. Ini merupakan kelainan genetik langka pada manusia yang didefinisikan terjadinya penundaan atau tidak adanya tanda pubertas.

Kondisi yang bisa terjadi pada perempuan atau laki-laki ini disertai dengan indra penciuman yang terganggu. Kadar testosteron pada pria serta estrogen dan progesteron pada wanita mengalami penurunan jumlah dalam tubuh.

Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kegagalan pertumbuhan seks sekunder pada masing-masing jenis kelamin. Adapun perawatan utama kondisi ini adalah terapi penggantian hormon (hormone replacing therapy).

Jumlah penggantian hormon disesuaikan dengan kadar hormon seks normal pada rentang usia tersebut, tergantung pada usia seseorang saat terdiagnosis.

Konsultasikan ke dokter jika memiliki pertanyaan lanjutan

Umumnya, orangtua merasa khawatir jika anak tidak menunjukkan ciri-ciri pubertas saat sudah memasuki usia puber.

Namun, ingat saja bahwa setiap anak memiliki masanya sendiri untuk mengalami berbagai tanda pubertas yang telah disebutkan di atas.

Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter jika anak Anda mengalami masalah di fase pubertas.

Dokter akan membantu Anda menemukan cara yang tepat untuk menangani masalah anak Anda sesuai kondisi.

Sebutkan perilaku dan sifat remaja pada masa PUBERTAS

Kadang-kadang remaja nampak “besar kepala” sebagai suatu usaha untuk meyakinkan orang bahwa mereka lebih percaya diri dari pada yang dia rasakan. Rasa percaya diri ini perlu dibangun, namun seringkali orang dewasa disekitar mereka berusaha merendahkan perasaan ini dengan mengatakan “Dia besar kepala”, “Dia sok jagoan”, “Dia Sombong”  dan lain-lain. Umumnya orang perlu merasa dirinya baik. Cara seseorang memandang dirinya sangat mempengaruhi tindakan dan perilakunya. Remaja yang mempunyai “harga diri” tinggi akan berpikir positif tentang dirinya, sehingga mereka lebih berprestasi di sekolah, mungkin lebih kompetitif, cenderung banyak teman, dan merasa sanggup menjalani kehidupannya. Orang tua yang suka mengeritik atau menghukum akan memberikan kesan bahwa mereka tidak menghargai anak, akibatnya anak akan menyerap pandangan negatif itu terhadap dirinya, sehingga dia tidak memiliki rasa percaya diri.

Remaja yang mempunyai harga diri sangat rendah seringkali tak dapat menyesuaikan diri. Remaja yang suka marah, merusak disekolah, atau melakukan kenakalan, cenderung mempunyai harga diri yang rendah sehingga berisiko menyebabkan ketergantungan pada NAPZA. Depresi juga berkaitan dengan harga diri yang rendah karena merasa tak berdaya menghadapi kesulitan dalam kehidupan, Kepercayaan bahwa mereka berguna dan cukup dicintai dapat membangun harga diri seorang anak. Harga diri biasanya berkembang dimasa remaja. Mereka yang punya harga diri biasanya berasal dari keluarga yang menghargai keberhasilan anak dan mendorong untuk mengambil keputusan serta diberi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri

Sedangkan perubahan sosial pada masa remaja merupakan salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit, yaitu berhubungan dengan penyesuaian sosial. Pada perubahan sosial ini, remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis (atau sesama jenis) dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Pada masa remaja juga ditandai dengan menonjolnya kerja kelenjar seks dengan aktif sehingga tampak dari perubahan tingkah lakunya, seperti misalnya cinta birahi terhadap jenis kelamin lain, terjadi mimpi basah yaitu bermimpi bersanggama yang mana saat itu anak remaja mulai merasakan orgasme (Willis 1994). Sebenarnya pada masa pubertas hal ini sudah ada bahkan ini merupakan ciri biologi awal pada masa remaja khususnya laki-laki. Menurut Sarwono (1994), pada remaja perempuan biasanya ditandai dengan masa mentruasi yang terjadi pada setiap bulan, dan masa tersebut diikuti dengan pertumbuhan payudara yang membesar.

Pada umumnya remaja berusaha untuk melepaskan diri dari orang tua dan lebih memilih teman-temannya. Debesse (dalam Monks, 2001) berpendapat bahwa remaja sebetulnya menonjolkan apa yang membedakan dirinya dari orang dewasa, yaitu originalitasnya. Originalitas merupakan sifat khas pengelompokkan anak-anak muda.

Meskipun usaha ke arah originalitas pada remaja tersebut pada satu pihak dapat dipandang sebagai suatu pernyataan emansipasi sosial, yaitu pada waktu remaja membentuk suatu kelompok dan melepaskan dirinya dari pengaruh orang dewasa, pada lain pihak hal ini tidak lepas dari adanya bahaya terutama bila mereka lalu bersatu membentuk kelompok. Dalam tiap kelompok kecenderungan kohesi atau keterikatan bertambah dengan bertambahnya frekuensi interaksi (Homanas dalam Monks, 2001).