sebutkan tiga contoh kerjasama indonesia dalam bidang iptek dengan negara-negara asean

Peran Indonesia di ASEAN dalam bidang teknologi diantaranya aktif dalam pusat penelitan bersama negara lain. Tak hanya itu, Indonesia juga saling bertukar pengalaman dan tenaga ahli dengan negara lain dalam pengembangan teknologi. Contohnya, Indonesia dengan pengalaman teknologi penerbangan mengirimkan ahli dari IPDN ke negara lain untuk bertukar pengalaman.

Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), merupakan satu fokus kerjasama antar negara di ASEAN sejak tahun 1967. Para pemimpin negara di kawasan ini sadar, bahwa dengan kemajuan teknologi mampu dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.

Baca Juga:

  • Bentuk Kerja Sama ASEAN Bidang Sosial dan Budaya
  • Kerja Sama ASEAN di Bidang Politik dan Keamanan
  • Pendorong Kerja Sama antar Negara ASEAN

Sesuai dengan Persetujuan Bangkok pada tanggal 5 8 Agustus 1967 yang dihadiri lima negara dari negara-negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand, tujuan didirikannya ASEAN adalah sebagai berikut:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara.
3. Memajukan kerja sama dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
4. Memajukan kerja sama di bidang pertanian, industri, perdagangan, pengangkutan, dan komunikasi.
5. Mendirikan industri dan memperluas perdagangan, termasuk perdagangan internasional.
6. Memajukan studi-studi tentang Asia Tenggara.
7. Memelihara kerja sama yang lebih dengan organisasi-organisasi regional dan internasional

Berikut ini, 4 peran Indonesia di ASEAN dalam bidang teknologi:

Indonesia aktif dalam kerjasama dalam bidang riset dan penelitian untuk pengembangan teknologi di kawasan ASEAN

Beberapa lembaga dan tempat untuk riset dan penelitian ASEAN yaitu:
ASEAN Coordinating Centre fo Humanitarian Assistance on disaster management (The AHA
Centre) yang berfungsi sebagai Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan dan Mitigasi Bencana ASEAN.
ASEAN Center for the Development of Agricultural Cooperatives (ACEDAC) sebagai Pusat Pengembangan Koperasi Pertanian ASEAN.
ASEAN Earthquake Information Centre (AEIC) yang meneliti bencana alam gempa bumi di wilayah regional.
Peran Indonesia di ASEAN lainnya adalah sebagai tuan rumah ASEAN Secretariat yang berlokasi di Jakarta.

sebutkan tiga contoh kerjasama indonesia dalam bidang iptek dengan negara-negara asean

Bekerjasama bidang pendidikan tinggi dan pusat studi ASEAN

Sesuai Deklarasi Bangkok (1967) tentang Kerjasama eksternal ASEAN yang bertujuan untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara, serta memelihara kerja sama erat dan bermanfaat dengan organisasi internasional dan regional yang mempunyai kesamaan tujuan (Bab XII Pasal 41 Piagam ASEAN), maka hingga tahun 2016, ASEAN melakukan kerjasama dengan 28 negara dan berbagai organisasi regional.

Pusat kajian ASEAN, termasuk diantaranya meneliti masalah kesehatan masyarakat, diselenggarakan di negara-negara ASEAN, atau dalam bentuk program kegiatan yang terjadwal sehingga mendapat sponsor dari Mitra Kerjasama ASEAN.

Berikut adalah beberapa bentuk kegiatan hasil kerjasama ASEAN di Perguruan Tinggi Negara ASEAN:
INDONESIA: The International Conference on South East Asia Studies, Center For Southeast Asian Social Studies (CESASS), Universitas Gajah Mada.
THAILAND: ASEAN Week, Asean Youth Exchange Program. ASEAN Studies Centre, Chulalongkorn University.
MALAYSIA: CARUM, Centre for ASEAN Regionalism University of Malaya. Asia Europa Conference, Fellowship, Summer School. Universitas Malaya.

Bersama negara ASEAN lain, bekerjasama dibidang teknologi kesehatan untuk mengatasi Pandemi COVID-19 di ASEAN dan negara mitra

Menteri-menteri dari Indonesia dan negara ASEAN saling bertukar pandangan terkait upaya-upaya yang telah dilakukan dalam meminimalisasi penyebaran COVID-19 dan memulihkan aktivitas ekonomi masing-masing.

Hasil dari pertemuan tersebut para menteri mengesahkan ASEAN-Japan Economic Resilience Action Plan sebagai tindak lanjut Joint Statement on Initiatives on Economic Resilience in Response to the Corona Virus Disease (COVID19) Outbreak yang telah dipublikasikan pada 22 April 2020.

Beberapa kerja sama yang tercakup dalam rencana aksi tersebut dan dapat dilakukan untuk memulihkan ekonomi ASEAN, antara lain meningkatkan kerja sama dan kolaborasi; menjamin keterbukaan pasar; meningkatkan fasilitasi dan arus perdagangan, khususnya barang penting (essential goods) dan produk medis; serta menghindari penerapan hambatan-hambatan nontarif yang tidak diperlukan. Peran Indonesia di ASEAN dalam teknologi kesehatan untuk pencegahan pandemi, diantaranya dengan saling tukar informasi jenis virus varian terbaru.

Aktif dalam pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai

Indonesia dalam kapasitas Keketuaan Dewan Gubernur IAEA pada tahun 2017-2018 telah memberikan dampak nyata pada penguatan kerjasama teknis aplikasi nuklir yang mendapatkan porsi prioritas jauh lebih besar dibandingkan program teknis IAEA lainnya yang bersifat pengawasan termasuk dalam lingkup ASEAN.

Indonesia sendiri telah memperoleh manfaat dari diplomasi kerjasama teknis nuklir ini, berupa penguasaan teknologi dan kemampuan menghasilkan berbagai produk riset aplikasi teknologi nuklir seperti varietas unggul padi dan kedelai yang berpotensi memperkuat ketahanan pangan nasional, produk radiofarmaka untuk penanganan kanker yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, penyediaan layanan iradiasi produk pangan yang meningkatkan daya saing produk ekspor nasional, hingga pemanfataan nuklir untuk pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti dengan teknik serangga mandul.

Indonesia juga ditetapkan IAEA menjadi tuan rumah dua Collaborating Centre pada bidang mutasi tanaman dan uji tak merusak, yang secara reguler memberikan layanan pelatihan bagi SDM negara-negara lain dibawah dukungan program IAEA.

Program pelatihan ini menjadi salah satu bentuk kerjasama Selatan-Selatan yang diatur dalam Practical Arrangement Indonesia-IAEA sejak tahun 2018. Sebagai negara anggota yang telah memiliki kemampuan penguasaan teknologi nuklir, Indonesia berkontribusi membantu negara anggota lain dalam memanfaatkan teknologi yang telah dikuasai, diantaranya dengan memfasilitasi pengembangan kapasitas SDM peneliti negara lain melalui pelatihan, fellowship dan kunjungan saintifik, serta memberikan bantuan dalam implementasi proyek kerjasama teknis IAEA di negara berkembang lainnya.

Saat ini Indonesia juga turut mendorong berbagai inisiatif baru pemanfaatan teknologi nuklir di IAEA, seperti menjadi negara percontohan untuk program penanganan limbah plastik (NUTEC Plastic) dan berpartisipasi aktif dalam jejaring kerjasama penanganan penyakit zoonotik (hewan) yang menjadi tantangan baru di abad ke-21.

Kerjasama dalam regional ASEAN dan internasional dalam pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai terus dikampanyekan agar dapat memberikan manfaat langsung bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan rakyat. Hal ini selaras dengan visi kebijakan politik luar negeri nasional yang dicanangkan Pemerintah Indonesia.