Seni yang sangat digemari dan pelakunya sangat dihormati oleh bangsa Arab pra Islam adalah

GuruAmir Senin, 16 November 2020 MI, PAS Edit


I. Berilah tanda silang [X] pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling tepat! 

1. Arti dari kata Arab adalah …. 

2. Suku Arab di Makkah yang sangat terkenal adalah …. 

3. Dua kota suci umat Islam adalah …. 

4. Masyarakat Arab Jahiliah memiliki sifat yang sangat keras. Oleh karenanya mereka sering …. 

b. berunding mencari perdamaian 

c. berkelana di padang pasir 

d. bersilaturahim dengan bangsa lain 

5. Nabi Muhammad termasuk dalam suku Quraisy dari bani … 

6. Sifat terpuji penduduk Arab Makkah pra-Islam adalah …. 

d. rajin menyembah berhala

7. Seni yang sangat digemari dan pelakunya sangat dihormati oleh bangsa Arab sebelum Islam adalah … 

8. Sifat dan watak masyarakat Arab pra-Islam sangat suka membanggakan …. 

9. Hewan ternak terbanyak di Arab pada zaman Jahiliyah adalah …. 

10. Masyarakat pedalaman Arab bekerja sebagai …. 

11. Masyarakat suku Arab Hadhariy tinggal di daerah …. 

12. Penduduk suku Arab Badawiy bertempat tinggal di … 

13. Orang-orang Badawiy mata pencaharian utama mereka adalah …. 

14. Pusat perdagangan terkenal di Makkah adalah …. 

15. Hasil perkebunan yang paling banyak di Jazirah arab adalah … 

16. Hasil utama yang diperoleh dari hewan ternak bagi penduduk suku Badawiy adalah … 

c. daging, susu, dan kulit 

d. kulit, tulang, dan kotoran 

17. Perniagaan suku Quraisy pada musim panas biasanya ke negeri …. 

18. Pada musim dingin suku Quraisy berniaga ke negeri …. 

19. sebagian besar masyarakat Arab pra-Islam menyembah …. 

20. Hubal, Latta, dan Uzza adalah nama-nama pemujaan penduduk bangsa Arab sebelum Islam berupa …. 

21. Berhala besar yang diletakkan di Ka’bah bernama … 

22. Malaikat oleh masyarakat Arab Jahiliyah disembah karena dianggap …. 

23. Malaikat sesungguhnya adalah makhluk gaib yang diciptakan Allah dari …. 

24. Nama berhala yang disembah oleh penduduk Yastrib adalah …. 

25. Berhala pertama di Makkah di bawa dari negeri …. 

26. Orang yang pertama kali membawa berhala ke dalam Ka’bah adalah …. 

27. Menyembah berhala dalam ajaran Islam adalah perbuatan …. 

28. Waktu berusia 12 tahun, Nabi Muhammad saw. diajak oleh pamannya ke negeri Syam untuk …. 

29. Upah yang diterima dari menggembala kambing oleh Nabi Muhammad saw. digunakan untuk …. 

30. Pada masa kanak-kanak, Nabi Muhammad saw. telah menunjukkan …. 

c. perilakunya yang buruk 

31. Ibu susu Nabi Muhammad saw adalah …. 

32. Ibu susu yang cukup lama mengasuh Nabi Muhammad Saw. berasal dari Desa …. 

33. Saat ziarah ke makam ayahnya nabi, ibunda Aminah sakit dan meninggal dunia. Beliau dimakamkan di …. 

34. Maulid Nabi Muhammad saw. adalah cara kaum muslimin memperingati? 

35. Sesungguhnya Allah mengutus Nabi Muhammad saw. adalah untuk? 

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat dan jelas! 

1. Apa sifat dan keistimewaan Muhammad remaja dalam asuhan pamannya Abu Thalib? 

2. Apa saja kebiasaan masyarakat Arab yang pantas dicontoh dan yang tidak pantas dicontoh?, jelaskan alasannya! 

3. Apa nama masyarakat Arab yang tinggal di pedalaman? Jelaskan kegiatannya! 

4. Tuliskan secara singkat sejarah penduduk Makkah menjadi kaum penyembah berhala! 

5. Sebutkan nama-nama orang yang mengasuh Nabi Muhammad saw.!

Jakarta -

Catatan sejarah menyebut bangsa Arab pra Islam sebagai bangsa jahiliyah. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan bangsa Arab setelah datangnya Islam dan zaman modern saat ini.

Keterangan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam dari Kementerian Agama bisa menjawab penyebutan jahiliyah untuk bangsa Arab pra Islam. Penyebutan terkait dengan sistem peribadatan dan kehidupan sosial budaya.

Mengapa bangsa Arab pra Islam dikenal sebagai bangsa jahiliyah?

1. Sistem peribadatan

Mulanya bangsa Arab Quraisy mengikuti ajaran Nabi Ibrahim AS yaitu agama Hanifiyah. Namun seiring waktu, ajaran tersebut mengalami perubahan yang tidak bertanggung jawab dari para pengikutnya.

Hingga muncul berbagai ajaran yang meragukan, seperti menyembah berhala yang dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai. Pada saat itu, bangsa jahiliyah mulai banyak yang menyembah berhala atau patung-patung.

Berhala tersebut dibuat sendiri oleh mereka dari batu, kayu dan logam. Amr bin Luay al Khuzai meletakkan sebuah berhala besar bernama Hubal yang terbuat dari batu akik berwarna merah berbentuk patung manusia.

Berhala ditempatkan di sisi Ka'bah. Dia pun menyeru kepada penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu. Dorongan menyembah berhala berasal dari tradisi meninggalkan Makkah dengan membawa batu dari tanah Haram.

Bentuk pemujaan lain yang dianut bangsa Arab pra Islam adalah:

1. Menyembah malaikat

2. Menyembah jin, ruh leluhur, dan hantu

3. Menyembah bintang

Bangsa Arab jahiliyah juga banyak yang percaya takhayul. Misal mengikatkan rumput kering pada kambing jika mengharapkan hujan.

2. Kehidupan sosial budaya

Bangsa Arab memiliki sejumlah suku dan karakter khas. Secara sosiologis telah mendorong bangsa ini untuk saling bersaing yang pada ujungnya melahirkan perang antar suku.

Moral dan perilaku mereka sangat rusak, yang terbukti dari kebiasaan judi dan minum minuman keras. Bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering menimbulkan peperangan antar suku.

Buruknya moral juga tercermin dari tradisi mengubur bayi perempuan hidup-hidup. Masyarakat Arab pra Islam yakin anak perempuan tidak berguna dan hanya menyusahkan orang tua.

Hingga mereka merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan. Suku-suku yang melakukan perbuatan keji dan tak berperikemanusiaan itu adalah suku Bani Tamim dan suku Bani Asad.

Terlepas dari peribadatan, masyarakat Arab pra Islam mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pra Islam melahirkan penyair.

Dengan kondisi ini, sebutan jahiliyah pada bangsa Arab pra Islam tidak berarti bodoh. Menurut sejarawan Islam Ahamd Amin, jahiliyah merujuk pada kebiasaan melawan kebenaran meski telah mengetahuinya.

Itulah alasan mengapa bangsa Arab sebelum mengenal Islam disebut sebagai bangsa jahiliyah. Bagaimana detikers, sekarang sudah paham bukan?

[rah/row]

Arab Jahiliyah mempunyai pandangan tersendiri terkait dengan jin

Senin , 21 Jun 2021, 23:47 WIB

tangkapan layar thouth.co

Arab Jahiliyah mempunyai pandangan tersendiri terkait dengan jin. Ilustrasi alam jin

Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,- Jauh sebelum manusia mengenal agama-agama besar, bahkan sejak masa awal sejarah kemanusiaan, kepercayaan tentang makhluk halus sebenarnya sudah ada.

Baca Juga

Prof M Quraish Shihab,  “Makhluk Ghaib: Jin dalam Al-Qur’an”, menjelaskan Dalam kepercayaan mereka, makhluk-makhluk itu ada yang bersahabat dengan manusia, ada yang memusuhi, ada yang memberi manfaat, dan ada juga yang mengakibatkan mudharat. Saat itu, mereka belum mengenal ruh jahat atau ruh baik.

Lalu mengapa manusia sejak dulu sampai sekarang percaya dengan adanya makhluk halus? Para peneliti telah berusaha menjawabnya dan berbagai pendapat banyak dikemukakan, tetapi upaya mereka hingga kini belum juga tuntas, atau belum mereka sepakati.

Sementara itu, Alquran menjelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan alam raya ini sebagai bukti kebesaran-Nya. Alam raya ini ditempati oleh berbagai makhluk ciptaan-Nya, baik makhluk yang berjasad maupun makhluk halus, makhluk yang berakal, makhluk hewani, nabati dan lain sebagainya. Jin dan manusia sendiri diciptakan Allah dengan misi penghambaan dan beribadah kepada-Nya. [baca QS Az Zariyat 56].

Sebelum menguraikan pandangan para pakar tentang jin di dalam karyanya ini, penulis terlebih dahulu mengemukakan pandangan masyarakat Jahiliyah tentang jin, sebagaimana dilukiskan dan sekaligus dibantah Alquran dan sunnah.

Secara umum, menurut Quraish, masyarakat Jahiliyah percaya adanya makhluk yang bernama jin, yang mereka yakini sebagai makhluk yang memiliki kekuatan tersembunyi. Menurut kepercayaan mereka, jin mampu mengakibatkan gangguan dan juga dapat memebri manfaat. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam Alquran. Allah SWT berfirman: 

بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ ”Sebagian mereka menyembah jin” [QS Saba 41].

Di samping itu, tidak jarang pula masyarakat Jahiliyah yang meminta bantuan jin dan pelrindungannya, sebagaimana tercantum dalam surat Al Jinn ayat 6, seperti bunyi ayat selanjutkan, “Jin-jin itu menambah mereka dosa dan kesalahan/kesulitan.”

Setelah memaparkan tentang pandangan masyarakat Jahiliyah tentang jin, penulis mengungkapkan pandangan para pakar tentang eksistensi atau wujud dari jin. Di antaranya, penulis mengutip pandangan seorang filsuf Muslim, Ibnu Sina, yang menyebutkan bahwa jin adalah binatang yang bersifat hawa yang dapat mewujud dalam aneka bentuk.

Seorang pakar tafsir Alquran kenamaan, Fakhruddin Ar Razi [w 1210], yang menukil pendapat Ibnu Sina tersebut mengomentari bahwa definisi yang dikemukakan Ibnu Sina tersebut hanyalah penjelasan tentang arti kata jinn, sedangkan jin itu sendiri tidak memiliki eksistensi di dunia nyata.  

sumber : Harian Republika

Video yang berhubungan