Sombong dan merasa dirinya lebih baik adalah sifatnya

1. sombong adalah merasa diri lebih dan menganggap orang lain ......... 2. Sikap menghargai Pendapat Adalah .......

3. Menginfakkan harta secara berlebihan termasuk perbuatan .......

4. Siapakah yang merasa lebih baik dari pada manausia ?

Ketika Merasa Lebih Baik dari Orang Lain

  • By Tabung Wakaf
  • November 18, 2015
  • 10:38 am

Share on whatsapp

Share on facebook

Share on twitter

Share on linkedin

Sahabat, tidak bisa disangkal, dalam pergaulan dengan sesama manusia kita sering bertemu dengan orang-orang yang levelnya lebih rendah dari diri kita, baik secara keilmuan, pengalaman, harta benda, bahkan juga secara pemahaman agama, akhirnya kita tergoda untuk merasa diri lebih baik dari orang lain.

“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadakuagar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorangpun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain.”[HR Muslim no. 2865]

Sayangnya, dalam Islam kita tidak dianjurkan untuk merasa diri lebih baik dari yang lainnya, sekalipun nyata-nyata kita memang tampak lebih superior dibanding sesama.

Misalnya… Jelas-jelas sedekah dan wakaf kita jauh lebih besar di antara yang lain, prestasi keilmuan kita jauh lebih tinggi, jam terbang profesional kita jauh lebih banyak, secara fisik kita jauh lebih kuat atau rupawan, tetap saja Allah dan RasulNya menganjurkan kita untuk rendah hati dan tidak merasa diri lebih baik dari siapapun.

Ada beberapa alasan mengenai hal ini, di antaranya:

1. Pernyataan “Aku lebih baik dari dia!” menyerupai pengakuan Iblis yang membuatnya terhina karena kesombongan

Bukankah dahulunya Iblis merupakan salah satu makhluk Allah yang ahli ibadah? Akan tetapi disebabkan keengganannya mengakui Adam sebagai makhluk yang lebih sempurna darinya, Iblis pun melanggar perintah Allah.

“Apakah yang menghalangimu untuk bersujuddi waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “AKU LEBIH BAIK DARIPADA DIA [Adam]: Engkau menciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”[QS. Al-A’raf: 12]

Jelas bahwa merasa lebih baik dari yang lain merupakan salah satu sifat Iblis yang tak pantas untuk ditiru.

Baca juga : Jangan Menodai Hati

2. Kita tidak tahu derajat kemuliaan kita di hadapan Allah

Bisa saja kita merasa diri lebih baik menurut perhitungan kita sendiri, namun ketahuilah bisa jadi di hadapan Allah perhitungan tersebut tidak berlaku.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian dan perbuatan-perbuatan kalian.”[HR. Muslim]

Siapa yang mengetahui isi hati dan nilai perbuatan selain Allah? Maka, berhati-hatilah terjebak perasaan lebih baik, lebih shaleh, lebih taqwa, lebih dermawan, karena kita tak benar-benar tahu derajat kemuliaan kita di hadapan Allah.

3. Merasa lebih baik adalah benih ujub, akar kesombongan

Perasaan bahwa diri kita lebih baik dibandingkan yang lain merupakan benih sifat ujub alias bangga diri yang merupakan akar dari kesombongan. Allah telah menegur hamba-hambaNya yang menyatakan diri suci diakibatkan amal ibadah yang mereka lakukan, bahwa sesungguhnya perasaan tersebut tidak diperkenankan.

“Janganlah menyatakan diri kalian suci! Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” [HR. Muslim no. 2142]

4. Merasa diri lebih baik berpotensi melalaikan kita dari dosa-dosa dan aib diri sendiri

Ketika kita merasa lebih baik, artinya kita membandingkan diri dengan orang lain dan kemudian merasa ‘aman’ karena menganggap amalan kitalah yang lebih banyak atau dosa kita lebih sedikit.

“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” [HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592, shahih secara mauquf].

5. Sifat merasa diri lebih baik dan jauh dari tawadhu’ akan membawa akibat buruk kelak di hari kiamat

Qatadah berkata, “Barangsiapa yang diberi kelebihan harta, atau kecantikan, atau ilmu, atau pakaian, kemudian ia tidak bersikap tawadhu’, maka semua itu akan berakibat buruk baginya pada hari kiamat.”

Sahabat, sangat mungkin Allah lebih mencintai orang yang amalannya tidak banyak namun ia merasa dirinya hina, dibandingkan seseorang dengan amalan melimpah namun ia merasa dirinya suci.

Mudah-mudahan kita tak menyepelekan perasaan diri sendiri ‘lebih baik’ dari hamba Allah yang lain, karena begitu banyak keburukan di balik perasaan ini. Wallaahualam. [SH]

Baca juga : Makna Hijrah: “Hati Beriman Jejak kan Cerah”

Berita Terbaru

5 Kewajiban Menjenguk Orang Sakit Supaya Semangat Sembuh

Tabung Wakaf 4 February 2022

5 Cara Baik Meraih Husnul Khotimah

Tabung Wakaf 4 February 2022

Wakaf Air Persembahan dari British Propolis untuk Warga Jawa Barat

Tabung Wakaf 31 January 2022

Kalender Sedekah

Tabung Wakaf 22 January 2022

Yuk Wakaf

Mengatasi Sifat Sombong, Ini Enam Nasihat Imam Al-Ghazali

Seorang mukmin sudah seharusnya membenamkan sifat sombong dan angkuh.

Jumat , 13 Mar 2020, 03:21 WIB

Republika/Agung Supriyanto

Kesombongan hanya akan membawa kita pada kehancuran. Kita harus belajar dari kisah Iblis. [ilustrasi].[Republika/Agung Supriyanto]

Red: Heri ruslan

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Abdillah


Haritsah bin Wahb berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Maukah kalian aku beri tahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang kasar, rakus, dan sombong." [HR Bukhari dan Muslim]. Hadis ini menjelaskan tentang bahayanya sifat sombong. Kesombongan merugikan pelakunya di dunia dan juga di akhirat kelak. Tiga perilaku buruk tersebut akan membawa manusia menjadi penghuni neraka.

Kesombongan hanya akan membawa kita pada kehancuran. Kita harus belajar dari kisah iblis. Iblis itu hebat. Namun, dia sombong dan angkuh; merasa diri lebih baik dari nabi Adam AS. Akhirnya, dia diusir dari surga-Nya Allah. Allah SWT berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina." [QS al-A’raf: 13].

Apabila kita diberikan kekayaan, misalnya, terkadang kita juga merasa hebat dari orang yang tak punya. Padahal, kekayaan dan kemiskinan sejatinya hanyalah ujian dari Allah untuk manusia, untuk melihat seberapa baik orang kaya dan seberapa sabar orang miskin. Oleh sebab itu, sungguh tak elok jika kita melukai hati manusia lain dengan kekayaan dan jabatan yang sejatinya adalah titipan. Rasulullah SAW bersabda: “Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya yang Muslim.” [HR Muslim].

Seorang mukmin sudah seharusnya membenamkan sifat sombong dan angkuh. Kita harus merendahkan hati agar tak dibenci Allah yang Mahasuci. Untuk mengatasi kesombongan dan keangkuhan, Imam al-Ghazali menyampaikan enam nasihat. Pertama, jika berjumpa dengan anak-anak, anggaplah bahwa anak-anak tersebut lebih mulia daripada kita karena mereka belum banyak melakukan dosa. Kedua, apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah ia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama beribadah.

Ketiga, jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena mereka telah mempelajari dan mengetahui banyak ilmu. Keempat, jika melihat orang bodoh, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita karena mereka melakukan dosa dalam kebodohan, sedangkan kita melakukan dosa dalam keadaan mengetahui. Kelima, apabila melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin suatu hari nanti dia akan bertobat atas kesalahannya. Keenam, apabila bertemu dengan orang kafir, katakan di dalam hati bahwa mungkin suatu hari nanti mereka akan mendapatkan hidayah dan memeluk Islam sehingga segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah.

Nasihat Imam al-Ghazali mengajarkan kita agar rendah hati dan tidak merasa lebih baik daripada orang lain. Orang mukmin adalah mereka yang selalu rendah hati dan menghargai manusia lainnya. Allah SWT berfirman: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu [ialah] orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata [yang mengandung] keselamatan.” [QS al-Furqan:63]. Wallahualam.


  • hikmah republika
  • imam al ghazali
  • akhlak rasulullah
  • nabi muhammad
  • sombong

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Subscribe to Notifications

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề