Surat kabar Tjahaja yang menurut berita proklamasi kemerdekaan terbit di kota

POJOKSATU.id, JAKARTA – Jumat, 17 Agustus 1945, Sukarno membacakan teks proklamasi menyatakan kemerdekaan Indonesia. Tiga orang perwira utusan Jepang menemui Bung Karno.

Setelah berpakaian resmi, Bung Karno keluar dan menemui mereka.

“Kami diutus oleh Gunseikan Kakka untuk melarang Sukarno mengucapkan proklamasi,” kata orang Jepang itu.

Dengan tenang Sukarno menjawab, “Proklamasi sudah selesai dibacakan kok,”

“Sudahkah?”

“Ya. Sudah,”

Perwira itu naik darah, tangannya langsung naik ke pinggang dan melangkah maju hendak menyerang Bung Karno. Tapi selintas dia menyadari sudah dikepung oleh para pemuda bersenjata kampak, sabit dan bambu runcing.

Di bawah tatapan nyalak mata para pemuda itu para pejabat akhirnya mohon pamit pulang.

Ada hal menarik, berita soal proklamasi kemerdekaan ini ternyata jauh dari ekspose media yang terutama dimiliki Jepang. Koran Asia Raya bahkan polos pada halaman depan karena para wartawan sengaja melakukan itu sebagai tanda protes dilarang memuat berita proklamasi.

Hanya dua surat kabar yang pertama kali memuat berita proklamasi. Dan uniknya bukanlah surat kabar terbitan Jakarta, yakni surat kabar Tjahaja yang terbit di Bandung tanggal 19 Agustus 1945, dan Soeara Asia yang terbit di Surabaya 22 Agustus 1945.

[sta/pojoksatu]

Lihat Foto

Kemendikbud RI

Surat Kabar Soeara Asia

KOMPAS.com - Surat kabar di Indonesia telah berkembang sangat pesat sejak 1744 hingga saat ini. 

Di Indonesia sendiri, surat kabar pertama yang muncul bernama Bataviasche Nouvelles, terbit selama dua tahun, 1744 hingga 1746. 

Surat kabar tersebut diterbitkan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff. 

Surat Kabar di Indonesia sebenarnya terbagi dalam enam periode, yaitu:

  • Zaman Belanda
  • Zaman Jepang
  • Zaman Kemerdekaan
  • Zaman Orde Lama
  • Zaman Orde Baru
  • Zaman Reformasi 

Baca juga: Ali Sadikin: Kebijakan, Peran, dan Pencapaiannya

Zaman Belanda

Pada 1744, dilakukan percobaan pertama menerbitkan media massa melalui surat kabar pertama pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff. 

Surat kabar tersebut bertajuk Batavische Nouvelles, tetapi surat kabar ini hanya bertahan selama dua tahun. 

Kemudian, pada 1828, terbit Javasche Courant di Jakarta.

Surat kabar tersebut memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita lelang, dan berita kutipan dari hari-harian di Eropa.

Pada tahun yang sama, muncul juga mesin cetak pertama di Indonesia yang dikirim melalui seorang Nederland bernama W. Bruining. 

Melalui mesin tersebut, terbit surat kabar bernama Het Bataviasche Advertantie Blad, yang memuat iklan-iklan dan berita umum. 

Lihat Foto

Kemendikbud RI

Surat Kabar Soeara Asia

KOMPAS.com - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa penting bagi bangsa dan rakyat Indonesia.

Setelah pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno, berita penyebaran proklamasi kemerdekaan Indonesia mulai dilakukan.

Tersebarnya berita proklamasi dilakukan dengan berbagai cara dan secara bertahap agar bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Karena sejumlah daerah khususnya di luar jawa mengalami keterlambatan. Tapi dengan penuh tekad dan semangat berjuang,akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia.

Baca juga: Proklamasi Indonesia: Arti, Isi dan Maknanya

Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Kemendikbud], ada beberapa cara yang dilakukan dalam penyebaran berita tentang proklamasi.

Media yang dipakai untuk penyebaran, seperti surat kabar, radio, Kantor berita Yoshima [Antara], dan pemasangan pamflet, poster, serta spanduk,

Surat kabar

Soeara Asia yang terbit di Surabaya dan Tjahaya yang terbit di Bandung adalah surat kabar pertama yang menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Soeara Asia menerbitkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 18 Agustus 1945.

Meski kondisi waktu itu Jepang melarang agar media tidak memuat tentang pergerakan, apalagi proklamasi kemerdekaan.

Meskipun proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan di Jakarta, namun ternyata surat kabar yang pertama kali menerbitkannya adalah Harian Tjahaja yang terbit di Bandung pada tanggal 19 Agustus 1945. Setelah itu, surat kabar kedua yang ikut menerbitkan berita proklamasi kemerdekaan adalah Harian Soeara Asia yang terbit di Surabaya. 

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.  

Fakta teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan Presiden Soekarno.

TRIBUNKALTIM.CO - Nama Koran yang pertama kali memberitakan tentang Proklamasi kemerdekaan, ada radio & Kantor Berita.

Proklamasi Kemerdekaan yang diumumkan Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia langsung disiarkan secara luas oleh berbagai media Tana Air di masa itu.

Sekadar informasi, pembacahan teks Proklamasi dilakukan pada 17 Agustus 1945 saat Indonesia dalam penjajahan Jepang.

Koran atau Surat Kabar Soeara Asia yang terbit di Surabaya dan Tjahaya yang terbit di Bandung adalah surat kabar pertama yang menyiarkan berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Kemudian ada radio Radio Hoso Kanri Kyoku [sekarang Radio Republik Indonesia] atau RRI yang juga menyiarkan berita kemerdekaan.

Ada pula Kantor Berita Yoshima atau sekarang dikenal dengan nama Kantor Berita Antara.

Juga sarana media lain seperti spanduk dan pamflet yang disebar di seantero Negeri.

Baca juga: Diguyur Hujan, Detik-detik Proklamasi di Persimpangan Jalan Kota Balikpapan Berlangsung Khidmat

Dilansir dari Kompas.com, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa penting bagi bangsa dan rakyat Indonesia.

Setelah pembacaan teks Proklamasi oleh Soekarno, berita penyebaran Proklamasi kemerdekaan Indonesia mulai dilakukan.

Tersebarnya berita Proklamasi dilakukan dengan berbagai cara dan secara bertahap agar bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Halaman selanjutnya arrow_forward

bapak sains modern merupakan gelar untuk??...jawabb yaaa​

//brainly.co.id/tugas/15175720​

bantu dong cuma 4 soal​

teknologi dikembangkan oleh manusia bertujuan untuk .A kebaikan dan keburukan .B layanan tertentu .C menghasilkan sesuatu .D kemudahan dan kenyamanan​

bantu cuma 4 soal poin banyak Loh​

Apa yg dimaksud modernisasi

sebutkan 5 artefak masa pertukangan​

sebutkan 5 artefak masa pertukangan​

sebutkan 3 manfaat ilmu pengetahun dan teknologi yg dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia? ​

. beberapa negara blok fasis yang terlibat dalam perang dunia ii antara lain

Video yang berhubungan

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM – Lazim dimafhumi bahwa koran yang pertama terbit setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia adalah Berita Indonesia yang terbit di Jakarta. Sumber informasi itu adalah terbitan ”Detik dan Peristiwa” (17 Agustus 1945-21 Djanuari 1950) yang dikeluarkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia.

Dalam dokumen itu ditulis, ”13 September 1945, Berita Indonesia terbit: surat kabar pertama dalam Republik Indonesia.”

Informasi itu nyaris tak ada yang mempertanyakan sampai saat ini. Akan tetapi, benarkah demikian? Pertanyaan menyangsikan sebetulnya pernah meluncur dari mulut sosok yang kuat diduga bernama Mohamad Koerdie, salah seorang perintis pers nasional sekaligus pelaku sejarah.

Dalam tulisan yang dimuat di Harian Pagi Indonesia, 17 Agustus 1950, Koerdie tidak memastikan, tapi menantang orang untuk membuktikan kebenaran bahwa koran yang pertama terbit setelah proklamasi kemerdekaan bukan Berita Indonesia, melainkan Soeara Merdeka yang terbit di Bandung.

AYO BACA : Koran Belanda di Bandung: Algemeen Indische Dagblad de Preangerbode

Bagaimana bisa? Pertama-tama harus dijelaskan bahwa cikal-bakal Soeara Merdeka adalah koran Tjahaja. Mohamad Koerdie adalah pemimpin redaksi di kedua koran itu. Proses Tjahaja menjadi Soeara Merdeka terjadi tak lepas dari kalahnya Jepang dalam Perang Dunia II dan diproklamasikannya kemerdekaan RI pada bulan Agustus.

Sebulan dua bulan setelah proklamasi, yakni September dan Oktober, koran-koran yang semula dikelola Jepang diambil alih oleh bangsa Indonesia. Koran Asia Raya di Jakarta misalnya, jadi koran Merdeka (mulai terbit 1 Oktober 1945). Demikian halnya dengan Tjahaja di Bandung jadi Soeara Merdeka (6 September 1945-16 Juli 1947), Sinar Baroe (Semarang) jadi Warta Indonesia (September 1945-November 1945), Sinar Matahari (Yogyakarta) jadi Kedaulatan Rakyat (27 September 1945-sekarang), dan Soeara Asia (Surabaya) jadi Soeara Rakjat (Oktober 1945-Juli 1947).

Informasi tentang itu bisa dilihat dalam tulisan Andi Suwirta, ”Dari Bandung ke Tasikmalaya: Suratkabar Soeara Merdeka pada Masa Revolusi Indonesia, 1945-1947” (makalah dalam ”Seminar Nasional 60 Tahun Indonesia Merdeka dalam Lintasan Sejarah” di Aula Barat ITB, pada tanggal 12-14 Agustus 2005).

Proses koran Tjahaja Menjadi Soeara Merdeka


Page 2

AYO BACA : Sejarah Berdirinya Perdi, Organisasi Kewartawanan Cikal-bakal PWI (1)

Setelah Jepang menyerah kalah dan setelah proklamasi, situasi di Bandung jadi tidak jelas. Padahal idealnya, apa yang tadinya dikuasai Jepang, diserahkan dengan tata tertib kepada Sekutu yang dipimpin Inggris. Termasuk koran Tjahaja yang dikeluarkan oleh Djawa Shinbun Kai.

Sayangnya, suasana waktu itu tidak memungkinkan. Baik Jepang maupun pihak Indonesia, masih tak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka semua seperti menunggu instruksi dari pusat. Sayangnya, instruksi tak kunjung datang. Kalau tak ada instruksi, mereka khawatir salah bertindak.

Akibatnya, ”Seluruhnja rencana untuk dengan melalui saluran ’tata-tertib’ menjerahkan Indonesia dengan segala-galanja oleh tentara Djepang kepada tentara Serikat mendjadi kalut dan praktis tidak dapat dilaksanakan,” tulis Harian Pagi Indonesia yang terbit 17 Agustus 1950 itu.

Demikian halnya dengan Tjahaja. Kantor itu sedianya akan menghentikan penerbitannya, menutup kantor dan menyegel pintunya, untuk diserahkan kepada Sekutu. Namun usaha itu gagal. Sebagian wartawan Tjahaja berikut pegawai yang berdiri di belakangnya memaksa pucuk pimpinan Tjahaja yang bernama Takayanagi untuk tetap menerbitkan koran.

Takayanagi tak berdaya ”... dan memang ta’ mungkin berbuat apa2. Ia terus passief sadja, artinja tidak mengambil tindakan jang tegas, seperti tjukup dengan menasihatkan sadja dengan perkataan: nanti Sekutu marah....”

Ketika proklamasi dibacakan, para wartawan di Tjahaja sebenarnya sudah mendengar informasi itu pada siang hari itu juga. Informasinya sampai lewat radio di kantor Domei (kantor berita Jepang). Akan tetapi Tjahaja tak segera memberitakannya.

Ada tiga alasan kenapa Tjahaja tak memberitakannya. Pertama, Jepang masih mengawasi isi penerbitan Tjahaja sebagaimana biasanya. Kedua, masih ada bantahan juga dari Jepang. Jadi, belum jelas mana yang benar? Ketiga, ada keengganan dari editor pelaksananya.

AYO BACA : Soeara Merdeka, Koran Pertama Setelah Proklamasi, Terbit di Bandung (2)


Page 3

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM – Lazim dimafhumi bahwa koran yang pertama terbit setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia adalah Berita Indonesia yang terbit di Jakarta. Sumber informasi itu adalah terbitan ”Detik dan Peristiwa” (17 Agustus 1945-21 Djanuari 1950) yang dikeluarkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia.

Dalam dokumen itu ditulis, ”13 September 1945, Berita Indonesia terbit: surat kabar pertama dalam Republik Indonesia.”

Informasi itu nyaris tak ada yang mempertanyakan sampai saat ini. Akan tetapi, benarkah demikian? Pertanyaan menyangsikan sebetulnya pernah meluncur dari mulut sosok yang kuat diduga bernama Mohamad Koerdie, salah seorang perintis pers nasional sekaligus pelaku sejarah.

Dalam tulisan yang dimuat di Harian Pagi Indonesia, 17 Agustus 1950, Koerdie tidak memastikan, tapi menantang orang untuk membuktikan kebenaran bahwa koran yang pertama terbit setelah proklamasi kemerdekaan bukan Berita Indonesia, melainkan Soeara Merdeka yang terbit di Bandung.

AYO BACA : Koran Belanda di Bandung: Algemeen Indische Dagblad de Preangerbode

Bagaimana bisa? Pertama-tama harus dijelaskan bahwa cikal-bakal Soeara Merdeka adalah koran Tjahaja. Mohamad Koerdie adalah pemimpin redaksi di kedua koran itu. Proses Tjahaja menjadi Soeara Merdeka terjadi tak lepas dari kalahnya Jepang dalam Perang Dunia II dan diproklamasikannya kemerdekaan RI pada bulan Agustus.

Sebulan dua bulan setelah proklamasi, yakni September dan Oktober, koran-koran yang semula dikelola Jepang diambil alih oleh bangsa Indonesia. Koran Asia Raya di Jakarta misalnya, jadi koran Merdeka (mulai terbit 1 Oktober 1945). Demikian halnya dengan Tjahaja di Bandung jadi Soeara Merdeka (6 September 1945-16 Juli 1947), Sinar Baroe (Semarang) jadi Warta Indonesia (September 1945-November 1945), Sinar Matahari (Yogyakarta) jadi Kedaulatan Rakyat (27 September 1945-sekarang), dan Soeara Asia (Surabaya) jadi Soeara Rakjat (Oktober 1945-Juli 1947).

Informasi tentang itu bisa dilihat dalam tulisan Andi Suwirta, ”Dari Bandung ke Tasikmalaya: Suratkabar Soeara Merdeka pada Masa Revolusi Indonesia, 1945-1947” (makalah dalam ”Seminar Nasional 60 Tahun Indonesia Merdeka dalam Lintasan Sejarah” di Aula Barat ITB, pada tanggal 12-14 Agustus 2005).

Proses koran Tjahaja Menjadi Soeara Merdeka