Terangkan kelemahan penggunaan jurnal khusus dibandingkan dengan jurnal umum
Pernah mendengar istilah rekapitulasi jurnal? Ini merupakan salah satu tahapan dalam siklus akuntansi yang harus dilakukan setelah membuat jurnal dan sebelum mem-posting ke buku besar. Secara umum, rekapitulasi adalah ringkasan, ikhtisar pada akhir laporan atau akhir hitungan. Dalam dunia akuntansi sendiri, rekapitulasi adalah penjumlahan secara keseluruhan pada masing-masing kolom debit dan kredit dari jurnal transaksi yang telah dibuat sebelumnya. Show
Dengan melakukan rekapitulasi, Anda dapat menghindari kesalahan dalam proses posting dari jurnal ke buku besar, yang kemudian mempermudah proses tahapan dalam siklus akuntansi selanjutnya. Jenis dan Format Rekapitulasi JurnalAnda harus membuat penjumlahan untuk kedua jenis jurnal, baik jurnal umum maupun jurnal khusus. Namun pada praktiknya di perusahaan, proses penjumlahan ini sering dilakukan hanya untuk jurnal khusus yang terbagi menjadi 5 jenis:
Format rekapitulasi jurnal khusus ini pun sederhana, yaitu hanya mencantumkan informasi kode akun, nama akun, debit dan kredit, serta jumlah total. Berikut contoh format yang dapat Anda lihat. Rekapitulasi Jurnal Penjualan
Untuk melakukan rekapitulasi jurnal, Anda harus menyiapkan jurnal umum atau jurnal khusus yang sudah diberi nomor akun. Kemudian, buat tabel sesuai dengan formatnya dan urutkan transaksi jurnal dari nomor akun teratas. Selanjutnya, catat nomor akun dan besar transaksinya, lalu jumlahkan di akhir tabel. Terakhir, Anda perlu memastikan jika nominal antara debit dan kredit harus sama karena artinya jurnal tersebut balance. Jika jumlah debit dan kredit berbeda, Anda harus mengulang proses rekapitulasi dari awal. Rekapitulasi Peredaran BrutoSelain rekapitulasi jurnal umum atau jurnal khusus, proses ini pun perlu Anda lakukan untuk menghitung peredaran bruto. Ada dua jenis rekapitulasi peredaran bruto yang perlu Anda hitung, baik untuk badan maupun untuk wajib pajak orang pribadi. 1. Peredaran Bruto dan Pembayaran (PP 46 dan/atau PP 23)Ini merupakan dokumen pendukung yang perlu Anda lampirkan saat pelaporan SPT Tahunan Badan. Berikut ini adalah ringkasan mengenai ketentuan Peredaran Bruto berdasarkan PP 46 dan PP 23:
Berikut ini adalah contoh rekapitulasi penghitungan peredaran bruto dan pembayaran (PP 46 dan/atau PP 23): Rekapitulasi Pembayaran dan Peredaran Bruto (PP 46 dan PP 23) Tahun 2019
2. Peredaran Bruto dan/atau Penghasilan dan BiayaIni merupakan rekapitulasi pada peredaran bruto dari wajib pajak orang pribadi yang memiliki penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan bebas, dan menggunakan norma penghitungan penghasilan neto untuk menghitung penghasilan netonya. Dokumen pendukung ini perlu dilampirkan saat lapor SPT PPh Pribadi dengan formulir 1770. Ada beberapa jenis formulir atau format rekapitulasi peredaran bruto, yaitu untuk wajib pajak orang pribadi yang memiliki penghasilan dari satu usaha dan/atau pekerjaan bebas, serta untuk wajib pajak orang pribadi yang memiliki penghasilan lebih dari satu usaha dan/atau pekerjaan bebas. Ternyata tidak hanya pada jurnal akuntansi, Anda pun harus membuat rekapitulasi untuk peredaran bruto penghasilan perusahaan atau Anda sendiri jika menggunakan formulir 1770 saat lapor SPT PPh Pribadi. Baik mengurus perusahaan maupun untuk diri sendiri, Anda dapat lapor pajak dengan lebih mudah menggunakan e-Filing OnlinePajak. Perbedaan antara Rekapitulasi dan Rekonsiliasi dalam Siklus AkuntansiRekapitulasi jurnal dan rekonsiliasi perlu Anda lakukan untuk memastikan saldo antara debit dan kredit seimbang. Namun, apa perbedaan di antara kedua tahap tersebut? Rekapitulasi, seperti yang telah dijelaskan pada paragraf awal, merupakan langkah penjumlahan secara keseluruhan pada masing-masing kolom debit dan kredit dari jurnal transaksi yang telah dibuat sebelumnya. Sedangkan rekonsiliasi, menurut KBBI, adalah penetapan pos-pos yang diperlukan untuk mencocokkan saldo masing-masing dari dua akun atau lebih yang memiliki hubungan satu dengan lainnya; ikhtisar yang memuat rincian perbedaan antara dua akun atau lebih. Dalam dunia akuntansi, rekonsiliasi adalah proses mencocokkan saldo dalam catatan akuntansi perusahaan dengan informasi lainnya. Umumnya, informasi lain tersebut merupakan laporan bank. Jadi, perusahaan akan melakukan pencocokan data antara catatan akuntansi perusahaan dengan laporan bank perusahaan untuk memastikan jumlah laporan dari kedua catatan itu sama dan tidak ada transaksi janggal. Rekonsiliasi ini dapat memakan waktu karena Anda harus menelusuri transaksi dari kedua informasi atau akun, mencari jika ada penerimaan atau pengeluaran perusahaan yang tidak tercatat atau tidak, seperti pembayaran dan penerimaan PPN atas transaksi perusahaan Anda. Namun, Anda dapat mempercepat proses ini dengan menggunakan fitur Rekonsiliasi dari OnlinePajak. Anda dapat mengelola daftar transaksi secara otomatis, melihat hasil rekonsiliasi dan rekapitulasi secara menyeluruh hanya dari satu dashboard terpusat, serta mengunduh hasil rekonsiliasi dalam format data yang mudah dibaca. Anda dapat menikmati kemudahan Rekonsiliasi dengan mendaftar ke Paket Premium OnlinePajak. Lihat di sini untuk mengetahui harga paket dan daftar fitur sesuai kebutuhan Anda.
Dalam ilmu akuntansi, mempelajari berbagai macam teori dan jenis jurnal merupakan hal dasar yang perlu dimengerti. Jurnal keuangan dibagi menjadi dua macam, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal dibutuhkan untuk mencatat transaksi perusahaan secara tertata dan kronologis. Mengikuti prosedur tiap perusahaan, langkah awalnya adalah memasukkan daftar transaksi finansial perusahaan ke jurnal terlebih dahulu lalu setelah diproses dimasukkan ke buku besar. Maka dari itu, peran jurnal sangatlah vital untuk siklus keuangan dan akuntansi perusahaan. Karena jumlah transaksi perusahaan yang banyak, peran kedua jurnal sangat dibutuhkan di berbagai macam perusahaan jasa, produk, dll. Tips Mencatat JurnalKedua jenis jurnal tidak memiliki banyak perbedaan cara mencatat selain format dan kolom-kolom. Mengikuti syarat akuntansi yang baik dan benar, berikut adalah tips mencatat jurnal bagi para pemula dan pekerja yang butuh untuk diingatkan.
Baca juga: Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Berbagai Jenisnya Pengertian Jurnal Umum dan Jurnal KhususTidak peduli jenis jurnal apa pun, jurnal pada umumnya sangat berguna untuk memahami transaksi bisnis yang terjadi. Dengan adanya keberadaan jurnal, pemilik bisnis dapat segera melakukan analisis apabila terjadi banyak defisit dan pengeluaran yang tidak wajar selama beberapa periode waktu tertentu. Catatan jurnal dapat membantu pemilik bisnis mengetahui keuntungan dan kerugian bisnis miliknya. Karena beragamnya jenis bisnis dari waktu ke waktu, jurnal dibagi menjadi beberapa jenis menyesuaikan jenis perusahaan yang ada. Jurnal umum adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat aliran uang menyesuaikan kronologis, dengan 2 jalur kredit dan debit. Jurnal umum biasanya digunakan di perusahaan jasa atau perusahaan kecil yang tidak membutuhkan jenis transaksi yang spesifik. Sedangkan jurnal khusus adalah jurnal yang berfungsi mencatat jenis transaksi yang memiliki jenis yang sama ataupun transaksi yang sering terjadi di dalam sirkulasi keuangan perusahaan. Dalam jurnal khusus dibagi menjadi 4 jenis pengelompokkan untuk mempermudah pemakaian. Keempat jenis ini adalah jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal pengeluaran, dan yang terakhir jurnal penerimaan. Karena jurnal umum tidak dapat dipakai untuk menspesifikasikan transaksi yang sama dan jumlah transaksi, maka penggunaan jurnal ini sering diperlukan. Selain itu, jurnal khusus umumnya dipakai oleh perusahaan manufaktur dan dagang yang memiliki jangkauan yang besar. Perusahaan besar seringkali memakai jenis jurnal ini karena mempermudah pencatatan aliran uang untuk dan dari berbagai macam jenis sumber. Baca juga: Pengertian Biaya Penyusutan dan 3 Metode Penghitungannya Perbedaan Jurnal Khusus dan Jurnal UmumPerbedaan kedua jurnal ini pada awalnya tidak terlihat berbeda, namun sebenarnya sangat berbeda. Kedua jurnal ini memiliki format penulisan dan pencatatan yang berbeda. Selain itu, jenis didalam kedua jurnal juga berbeda dan bervariasi. Perbedaan kedua jurnal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana berikut: 1. Berdasarkan Format Pengerjaan JurnalCiri khas dan format pengerjaan kedua jurnal sangat berbeda. Perbedaan format jurnal umum dapat dilihat dari list di bawah ini:
Ciri khas format jurnal umum:
Dibawah ini adalah contoh transaksi jurnal umum: 2/6, dibeli barang cetak dari PT Rupawan Rp1.200.000,- 2/10 n/30. Ref Purc/001/8-2013 6/6, dibeli barang dagang dari PT Utama Rp6.500.000,- 2/10 n/30 Purc/002/6-2013 8/6, dibeli perlengkapan kantor dari PT Asriwan Rp500.000,- Purc/003/6-2013 Baca juga: Mengenal Berbagai Contoh Laporan Keuangan Perusahaan 2. Berdasarkan FungsiFungsi kedua jurnal tentunya berbeda dari satu dengan yang lainnya. Fungsi pertama yang dijelaskan adalah fungsi milik jurnal umum. Jurnal umum memiliki 5 jenis fungsi:
Sedangkan untuk jenis jurnal khusus, jurnal ini fokus dalam menspesifikasikan jenis transaksi dan membaginya ke beberapa kategori yang sesuai. Berikut di bawah adalah fungsinya
Baca juga: Jurnal Umum Akuntansi: Pengertian, Contoh, Serta Cara Pembuatannya Kesimpulan dari Kedua Jenis JurnalPenggunaan jenis jurnal yang tepat juga perlu diperhatikan secara seksama. Jenis jurnal umum digunakan untuk mencatat bukti transaksi yang terjadi dalam jangka periode tertentu Karena fungsi jurnal umum yang sederhana, biasanya jurnal ini populer dipakai oleh industri jasa, industri kecil, dan industri rumahan yang tidak memerlukan banyak jenis. Namun tentunya jurnal umum kurang cocok dipakai di perusahaan besar yang mempunyai berbagai macam transaksi. Maka dari itu, disitulah jurnal khusus berperan besar. Selain itu, jurnal khusus cocok dipakai untuk transaksi intensitas tinggi. Intensitas transaksi yang tinggi biasanya banyak terjadi di perusahaan manufaktur besar dan dagang yang memiliki influence yang besar. Kesimpulan fungsi jurnal khusus adalah menyederhanakan pencatatan jurnal secara periodik. Jurnal jenis ini juga mampu mencatat bukti transaksi dan mengontrol jurnal umum. Dengan adanya jurnal khusus, pemilik bisnis dapat menghindari catatan yang luput dan transfer palsu yang merugikan dan mengurangi kredibilitas perusahaan. Penjelasan mengenai kedua jurnal telah dijelaskan secara terperinci dan lebar. Setelah mengetahui perbedaan dan pengertiaan kedua jurnal, semoga pengetahuan ini membantu para pemula dan pekerja dalam mempermudah pencatatan jurnal dalam akuntansi. Baca juga: Persamaan Dasar Akuntansi : Definisi, Komponen, dan Contohnya Namun jika Anda masih kesulitan dengan proses pembukuan manual untuk pengelolaan keuangan bisnis Anda, Ada baiknya Anda menggunakan software akuntansi yang akan memudahkan proses mengelola semua jurnal dalam usaha Anda. Piilihlah software akuntansi yang memiliki fitur terlengkap, mudah digunakan dan sudah terbukti dan teruji seperti Accurate Online. Dengan menggunakan Accurate Online, tidak hanya akan memudahkan Anda dalam masalah pernjurnalan pembukuan, namun Accurate Online memiliki segudang fitur dalam kemudahan pengelolaan data finansial bisnis Anda. Accurate Online memiliki fitur terlengkap seperti pencatatan pembelian dan penjualan, otomasi dan kostumisasi faktur penjualan dan pembelian, pemantauan stok yang realtime, multi cabang dan gudang, smartlink ebanking, rekonsiliasi transaksi otomatis, payroll, otomasi pembuatan lebih dari 200 jenis laporan keuangan usaha dan masih banyak lagi. Jadi apalagi yang Anda tunggu? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: |