sebutkan aspek persamaan dan perbedaan dari Indonesia dan Agama!
Analisalah apa yang dimaksud dengan pernyataan “ semua pekerjaan itu mulia selama pekerjaan tersebut bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain”???!? …
apa syarat permukaan bumi disebut sebagai ruang geografis
sebutkan bab-bab 'Sejarah' IPS semester 1 dan 2 kelas 10!
Qzaman logam dibagi menjadi tiga zaman yaitu
Sebutkan berbagai cakupan dalam ruang
Apa Itu Anarkis? Tolong Jelaskan?!
Soal :Sebutkan tujuan dibentuknya ASEAN sesuai isi Deklarasi Bangkok!Peraturan :-no copas-no ngasal___jwbn yg plng pnjng ba
apa yang dimaksud konflik menurut pendapatmu??
Analisalah apa saja yang mempengaruhi perbedaan / keragaman budaya di Indonesia??
KOMPAS.com - Peristiwa Rengasdengklok merupakan peristiwa penculikan terhadap Soekarno dan Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945.
Peristiwa Rengasdengklok terjadi karena adanya perbedaan pendapat mengenai pandangan waktu pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di antara golongan tua dan golongan muda.
Soekarno dan Hatta sengaja dibawa ke Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat, oleh para tokoh golongan muda agar terhindar dari pengaruh Jepang, sehingga bisa segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia.
Berikut ini tokoh-tokoh yang terlibat dalam Peristiwa Rengasdengklok beserta perannya.
Baca juga: Peristiwa Rengasdengklok: Latar Belakang, Tokoh, Kronologi, dan Hasil
Golongan Muda
Tokoh-tokoh yang terlibat dalam Peristiwa Rengasdengklok terdiri dari dua golongan yang berbeda, yaitu golongan tua dan golongan muda.
Para tokoh golongan muda, seperti Chaerul Saleh, Wikana, dan Sukarni, memelopori Peristiwa Rengasdengklok.
Berikut ini para tokoh Peristiwa Rengasdengklok yang berasal dari Golongan Muda beserta perannya.
Chaerul Saleh
Sehari sebelum Peristiwa Rengasdengklok, Chaerul Saleh memimpin rapat di Pegangsaan Timur, Jakarta, terkait kapan pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan.
Chaerul Saleh kemudian mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Wikana dan Darwis
Wikana dan Darwis dikirim oleh para anggota golongan muda lainnya untuk bertemu dengan Soekarno dan Hatta.
Wikana menuntut Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945.
Baca juga: Penyebab Peristiwa Rengasdengklok
Suroto dan Subadio
Suroto, Subadio, bersama dengan para anggota golongan muda lainnya ikut menyusun perencanaan penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.
Yusuf Kunto, Shodanco Singgih, dan Dr. Muwardi
Setelah rencana penculikan dibuat, pada 16 Agustus 1945 pukul 06.00, Yusuf Kunto, Dr. Muwardi, dan Shodanco Singgih, menjemput Soekarno-Hatta untuk dibawa ke Rengasdengklok.
Sukarni dan Kusnandar
Sukarni dan Kusnandar adalah tokoh yang membawa Soekarno ke Rengasdengklok bersama Bung Hatta.
Djohar Nur
Sebelum Peristiwa Rengasdengklok, Djohar Nur mengadakan rapat di Gedung Bakteriologi pada 15 Agustus 1945 pukul 20.00, terkait pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia
Setelah itu, ia mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 pada 16 Agustus 1945 pukul 01.30 WIB dan ikut menyusun rencana penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.
Selain itu, Djohar Nur juga menghubungi kantor berita Domei dan Radio Hosokioku.
Baca juga: Mengapa Rengasdengklok Dipilih sebagai Tempat Pengungsian?
Subianto dan Margono
Subianto turut mengadakan rapat di Gedung Bakteriologi pada 15 Agustus 1945 pukul 20.00 terkait pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sayuti Melik
Sayuti Melik berperan dalam mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan dan mengetik teks proklamasi yang disusun tidak lama setelahnya.
Sudiro
Sudiro berperan dalam mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Selain selesai, ia yang membawa Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.
Baca juga: Peran Sayuti Melik dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Golongan Tua
Soekarno
Ketika diasingkan ke Rengasdengklok, Soekarno didesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia oleh para golongan muda.
Dalam peristiwa itu, ia berhasil diyakinkan dan lantas menyusun naskah proklamasi, menandatanganinya, dan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Mohammad Hatta
Bersama dengan Soekarno, Mohammad Hatta juga ikut dibawa ke Rengasdengklok untuk diyakinkan oleh para golongan muda.
Sekembalinya ke Jakarta, Mohammad Hatta ikut menyusun naskah proklamasi dan menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia.
Baca juga: Peran Mohammad Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Achmad Soebardjo
Tokoh yang memediasi antara golongan tua dan golongan muda dalam Peristiwa Rengasdengklok adalah Achmad Soebardjo.
Hasil kesepakatan pada Peristiwa Rengasdengklok adalah proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilakukan di Jakarta pada 17 Agustus 1945.
Oleh karena itu, Achmad Soebardjo berusaha meyakinkan para golongan muda untuk mengizinkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.
Achmad Soebardjo kemudian membawa Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta dan ikut menyusun naskah proklamasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
KOMPAS.com - Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melibatkan beberapa tokoh di dalamnya.
Masing-masing dari tokoh tersebut juga memiliki peranan penting, salah satunya peranan Latief Hendraningrat dan Suhud pada saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 adalah sebagai pengibar bendera merah putih.
Selain mereka, berikut tokoh-tokoh lain yang juga berjasa pada peristiwa Proklamasi Indonesia.
Baca juga: Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
Golongan Tua
Soekarno |
|
Mohammad Hatta |
|
Radjiman Widyoniningrat |
|
Ahmad Soebardjo |
|
Baca juga: Penelitian Geografi: Pengertian, Sifat, Jenis dan Contoh Judulnya
Golongan Muda
Chaerul Saleh, Asmara Hadi, A.M. Hanafi, Soediro, Sayuti Melik, dan S.K. Trimurti |
|
Chaerul Saleh, Djohar Nur, Soebadio Sastrosatomo, Margono, Darwis Karimoeddin, Sjarif Thajep, Erie Soedewo, Chandra Alif, Wahidin, Soebianto, Nasrun Iskandar, Armansyah, A.B. Lubis, Bonas S.K, dan D.N. Aidit |
|
Wikana, Darwis, Soeroto, Soebadio, dan Yusuf Kunto |
|
Wikana, Darwis, Soeroto, Soebadio, Yusuf Kunto, Chaerul Saleh, Djohar Nur |
|
Soedanco Singgih, Chaerul Saleh, Wikana, dr. Muwardi, Sukarni, Yusuf Kunto |
|
Daibanco Surjoputro, Soebono, Soejono Hadipranoto, Umar Bachsan |
|
Wikana, A.M. Hanafi, Pardjono, Pandu Kartawiguna, Djohar Nur, Ridwan Bazar, dan S.K. Wijoto |
|
Sukarni |
|
Sayuti Melik | |
Latif Hendradiningrat dan Suhud |
|
Referensi:
- Gunawan, Restu, dkk. [2015]. Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.