Tokoh utama dalam kutipan cerita rakyat Kala Rau tersebut adalah

(1)

Aduh, lama sekali! Jam berapa sih

film-nya mulai?

Sambil menung-gu, kita coba meng-identifikasi unsur cerita

Harry Potter, yuk!

Bagus juga idemu. Tapi ngomong-ngomong,

kalau berwawancara dengan artis-artisnya,

bisa nggak, ya?

Pasti bisa, Anas. Syaratnya, kamu tidak

boleh malas belajar. Hehehe . . . .

Maaf, Paman. Setelah menonton, Paman temani kami belajar,

ya? Kami harus belajar membaca puisi dan

menulis dialog.

Oke, deh.

BAB


(2)

1. Menentukan nama-nama tokoh dan wataknya. 2. Menentukan alur cerita.

3. Menentukan tema dan amanat. 4. Menceritakan kembali isi cerita.

Pada pembelajaran terdahulu, kamu sudah pernah mendengarkan cerita rakyat yang dibacakan. Ketika itu, kamu diajak belajar menentukan nama-nama tokoh dan wataknya serta latar atau setting. Kamu juga diajak berlatih memberikan tanggapan terhadap isi cerita rakyat. Ayo, kita perdalam kegiatan tersebut!

Kata Kunci: Alur – Tema dan Amanat – Menceritakan Kembali

Guru akan membacakan sebuah cerita rakyat berjudul Gerhana Bulan. Tutuplah bukumu dan siapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting! Selanjutnya, dengarkan dengan baik cerita tersebut!

Gerhana Bulan

(Cerita Rakyat dari Bali)

Alkisah, Kerajaan Wisnuloka dipimpin oleh Dewa Wisnu. Kerajaan Wisnuloka dihuni oleh para dewa dan bidadari. Salah satu bidadari itu bernama Dewi Ratih atau Dewi Bulan.

Kerajaan Wisnuloka sering mendapat ancaman dari para raksasa yang bermukim di Bumi Balidwipa. Di antara para raksasa itu, yang paling menakutkan adalah Kala Rau. Ia bertubuh besar dan kekar. Wajahnya sangat menyeramkan. Ia pun sangat sakti. Kesaktiannya melebihi kesaktian beberapa dewa. Kala Rau mengancam akan menyerang Kerajaan Wisnuloka karena cintanya ditolak oleh Dewi Ratih atau Dewi Bulan. Dewa Wisnu berpikir panjang. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah membagikan tirta amerta (air kehidupan) kepada para dewa. Tirta amerta itu dapat menghindarkan para dewa dari

Mengidentifikasi

Unsur Cerita

Gambar 3.1 Sebuah cerita dapat kita identifikasi. Ayo

teman identifikasikan

kami.

Gbr dewi ratih


(3)

kematian saat Kala Rau menyerang Kerajaan Wisnuloka. Dewa Wisnu lalu memberikan kendi yang berisi tirta amerta kepada para dewa. Dewa Wisnu berpesan, setiap dewa cukup minum seteguk tirta amerta.

Satu demi satu dewa pun minum tirta amerta dari kendi tersebut. Mula-mula Dewa Iswara, kemudian Dewa Sambu, Brahma, Mahadewa, dan Sangkara. Ketika giliran tiba pada Dewa Kuwera, Dewa Wisnu mencium bau aneh. Dewa Wisnu merasakan sosok Dewa Kuwera mencurigakan. Kecurigaan Dewa Wisnu semakin besar setelah melihat Dewa Kuwera meneguk tirta amerta berkali-kali.

Tiba-tiba Dewa Wisnu berteriak, ”Kamu bukan Kuwera! Kamu raksasa Kala Rau!”

Semua dewa yang mendengar teriakan Dewa Wisnu terkejut. Dewa Wisnu lalu memanah leher Dewa Kuwera palsu itu. Perlahan-lahan Dewa Kuwera berubah menjadi Kala Rau. Leher Kala Rau putus dan kepala terpisah dari badannya. Dengan segera, para dewa membuang badan Kala Rau ke bumi. Bangkai tubuh Kala Rau yang dibuang ke bumi berubah menjadi kentungan atau lesung.

Sedangkan kepala Kala Rau yang terpisah dari badannya melayang-layang di angkasa. Kepala itu belum menjadi bangkai karena sempat meminum tirta amerta. Air yang diminumnya baru sampai kerongkongan. Oleh sebab itu, kepala Kala Rau masih tetap hidup.

Pada suatu ketika, saat bulan purnama, kepala Kala Rau berjumpa dengan Dewi Ratih. Kepala Kala Rau lalu menghadang Dewi Ratih. ”Dewi Ratih! Kamu tidak dapat menghindar dariku lagi! Kamu tidak dapat menolak cintaku. Kini kamu menjadi milikku!” kata Kala Rau kepada Dewi Ratih.

Tubuh Dewi Ratih gemetar mendengar kata-kata Kala Rau. Ia tidak dapat menghindar saat kepala Kala Rau semakin mendekat dan mendekapnya. Tubuh Dewi Ratih yang cantik itu perlahan-lahan tertelan Kala Rau.

Raksasa yang rakus itu mengira tubuh Dewi Ratih masuk ke perutnya. Ternyata dugaan Kala Rau salah. Sesaat kemudian, sedikit demi sedikit tubuh Dewi Ratih muncul kembali.

Ketika tubuh Dewi Ratih tertelan kepala Kala Rau, Bumi Balidwipa menjadi gelap. Peristiwa tertelannya tubuh Dewi Ratih oleh Kala Rau dipercaya oleh penduduk Balidwipa sebagai penyebab terjadinya gerhana bulan. Oleh karena itu, setiap terjadi gerhana bulan penduduk beramai-ramai memukul kentungan, lesung, dan alat bunyi-bunyian lain.

(Sumber: Kumpulan Cerita Rakyat, 2007, dengan pengubahan seperlunya)

Gambar 3.3 Kepala Kala Rau hendak menelan Dewi Ratih.


(4)

Pada pembelajaran yang lalu telah dipelajari tentang tokoh dan wataknya serta latar. Tentu kamu masih ingat mengenai hal itu. Berikut ini akan dijelaskan mengenai alur, tema, dan amanat.

1. Alur

Alur merupakan salah satu unsur pembangun sebuah cerita dari dalam (unsur intrinsik). Alur merupakan urut-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat. Alur dapat dibedakan menjadi tiga. Perhatikan jenis-jenis alur berikut ini!

a. Alur maju, yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita tersebut diceritakan secara urut dari awal hingga akhir.

b. Alur mundur (flashback), yaitu jika peristiwa atau kejadian dalam cerita diceritakan dari akhir, kemudian kembali ke awal.

c. Alur campuran, yaitu gabungan dari alur maju dan alur mundur.

2. Tema dan Amanat

Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita. Tema ada bermacam-macam, misalnya, kepahlawanan, kejujuran, dan persaha-batan. Adapun amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan-perbuatan bijak.

Sekarang, bacalah jendela ilmu berikut ini! Kemudian, kerjakan pelatihan pada berlatih mandiri 1!

Jendela Ilmu

Cerita Rakyat

Cerita rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan atau disebarkan secara lisan dari mulut ke mulut. Berikut ini macam-macam cerita rakyat.

1. Fabel (cerita binatang), yaitu cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang, misalnya, Kancil yang Cerdik dan Serigala yang Licik.

2. Legenda, yaitu cerita yang isinya dikaitkan dengan asal-usul terjadinya suatu tempat, misalnya, Asal-Usul Banyuwangi, Danau Toba, dan Tangkuban Perahu. 3. Mite, yaitu cerita yang isinya tentang dewa-dewi atau cerita yang bersifat sakral,

misalnya, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, dan Hikayat Sang Boma.

4. Sage, yaitu cerita yang mengandung unsur sejarah, misalnya, Damarwulan, Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang.

5. Epos, yaitu cerita kepahlawanan, misalnya, Ramayana dan Mahabarata. 6. Cerita jenaka, yaitu cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu,


(5)

Berlatih Mandiri 1

Coba kerjakan dengan baik di buku tugasmu!

1. Tentukan tiga tokoh utama yang terdapat dalam cerita Gerhana Bulan! Tentukan juga watak tokoh-tokoh tersebut!

2. Tentukan alur cerita tersebut! Jelaskan dengan urutan ceritanya secara singkat!

3. Tentukan tema dan amanat cerita tersebut!

4. Ceritakan kembali cerita tersebut dengan bahasamu sendiri! Lakukan secara bergantian di depan kelas!

Pernahkah kamu melihat wawancara di televisi? Bagaimana adegan wawancara itu? Wawancara adalah tanya jawab antara pewawancara dengan narasumber. Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi. Jadi, narasumber adalah orang yang diwawancarai. Kata Kunci: Membuat Daftar Pertanyaan – Berwawancara

Apa yang perlu dilakukan sebelum berwawancara? Kali ini kamu akan diajak belajar berwawancara. Ikutilah kegiatannya dengan baik!

1. Membuat Daftar Pertanyaan

Membuat daftar pertanyaan adalah hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan wawancara. Tujuannya agar pertanyaan yang diajukan terarah dan memenuhi sasaran. Sebelum membuat daftar pertanyaan, kamu harus menentukan topik wawancara, misalnya, tentang perdagangan. Berdasarkan topik tersebut, buatlah pertanyaan yang sesuai.

Untuk berwawancara dengan seseorang yang memiliki usaha perdagangan tanaman hias, pertanyaan juga harus disesuaikan. Kamu dapat membuat daftar pertanyaannya seperti contoh berikut ini.

Gambar 3.4 Wawancara harus dilakukan dengan nara-sumber yang tepat.

1. Membuat daftar pertanyaan. 2. Melakukan wawancara.

Berwawancara

Maaf, apakah ibu sedang sakit?

Entahlah, Nak.


(6)

a. Sejak kapan Bapak berjualan tanaman hias ini?

b. Tanaman hias apa saja yang ada di kebun bunga Bapak ini? c. Mengapa Bapak memilih usaha seperti ini?

d. Berapa pendapatan rata-rata dari penjualan tanaman hias ini setiap hari?

Contoh pertanyaan di atas baru pokok-pokoknya. Kamu dapat mengembangkan pertanyaan itu sesuai dengan kondisi dan situasi di lapangan (tempat berwawancara). Sebagai gambaran, simaklah wawancara antara Diana (D) sebagai pewawancara dengan Pak Kharim (K), orang yang memiliki usaha perdagangan tanaman hias, sebagai narasumber atau yang diwawancarai!

D : ”Selamat pagi, Pak Kharim!

K : ”Oh, Nak Diana . . . selamat pagi. Ada keperluan apa, pagi-pagi sudah kemari? Mendapat tugas dari sekolah, ya?”

D : ”Betul Pak, seperti yang saya sampaikan kepada Bapak dua hari yang lalu.”

K : ”Apa yang dapat Bapak bantu, Nak?”

D : ”Begini Pak, sejak kapan Bapak membuka usaha tanaman hias ini?”

K : ”Kurang lebih empat tahun yang lalu.”

D : ”Lantas, sekarang ini apa saja tanaman yang ada di sini, Pak?”

K : ”Wah, banyak sekali, Nak. Saya sampai tidak hafal nama-namanya. Mungkin ada sekitar 100 jenis.”

D : ”Mengapa Bapak memilih usaha seperti ini?”

K : ”Pertama, Bapak suka tanaman hias. Kedua, usaha ini mudah dijalankan dan tidak pernah merugi. Kebetulan, Bapak punya lahan di pinggir jalan raya.

D : ”O . . . begitu. Berapa pendapatan rata-rata setiap harinya, Pak?”

K : ”Ya, kira-kira 1–1,5 juta. Namun, pernah juga sebatang saja laku 25 juta lebih.”

D : ”Wah, besar juga, ya. Baiklah, Pak Kharim, terima kasih atas informasi yang telah Bapak berikan. Saya mohon maaf karena telah mengganggu Bapak bekerja. Saya mohon pamit, Pak.”

K : ”Oh ya, Bapak juga mengucapkan terima kasih. Hati-hati kalau pulang, jalannya ramai.”

D : ”Baik, Pak . . . selamat siang!”


(7)

2. Melakukan Wawancara

Sebagai pelatihan berwawancara, pelajari teks wawancara di atas. Selanjutnya, peragakanlah di depan kelas dengan teman sebangku! Gantilah nama Pak Kharim dengan nama temanmu dan nama Diana dengan namamu! Lakukan peragaan tersebut secara bergantian!

Untuk menambah pengetahuanmu, bacalah jendela ilmu di bawah ini!

Jendela Ilmu

Menggunakan Kata Tanya

Pada pembelajaran terdahulu, telah disampaikan penggunaan kata tanya mengapa

dan bagaimana. Berikut ini, kamu diajak mempelajari kata tanya yang lainnya. Simaklah contoh-contoh di bawah ini!

1. Apa

Kata tanya apa dapat berada di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat. Kata tanya apa menanyakan benda, keadaan, atau perbuatan.

Contoh

a. Tanaman hias apa yang ada di kebun bunga Bapak?

(Mawar, melati, anggrek, adenium, dan sebagainya.) – benda b. Apa yang membuatmu sedih, Nak?

(Ibu sakit belum sembuh-sembuh, Pak.) – keadaan c. Sejak tadi yang kamu kerjakan apa?

(Menyapu, Bu.) – perbuatan 2. Siapa

Kata tanya siapa, antara lain, digunakan untuk menanyakan Tuhan, manusia,

malaikat, atau dewa-dewi.

Contoh

a. Siapa yang mengajarimu menari? (Bu Rini.) – manusia

b. Siapa yang menciptakan alam semesta ini? (Allah Subhanahu wa taala.) – Tuhan 3. Kapan

Kata tanya kapan digunakan untuk menanyakan waktu.

Contoh


(8)

4. Berapa

Kata tanya berapa dapat berada di awal, tengah, maupun di akhir kalimat. Kata tanya berapa menanyakan jumlah.

Contoh

Berapa orang yang membantu Bapak mengelola usaha ini? (Empat orang.) – jumlah

5. Mana

Kata tanya mana dapat berdiri sendiri atau bersama-sama dengan kata depan

di, ke, maupun dari.

Contoh

a. Mana bukumu?

(Ini, Bu.) – menanyakan benda b. Di mana kerja bakti itu dilaksanakan?

(Di Gang Anggrek, Pak.) – menanyakan tempat sesuatu berada c. Ke mana orang-orang itu pergi?

(Mereka akan ke lapangan.) – menanyakan tempat tujuan d. Dari mana mereka itu, Min?

(Mereka pulang dari latihan menari.) – menanyakan tempat berasal

Selanjutnya, ujilah pemahamanmu melalui kegiatan berikut!

Berlatih Mandiri 2

Coba kerjakan dengan baik di buku tugasmu!

1. Buatlah kalimat tanya berdasarkan jawaban berikut ini! a. Adi membaca buku cerita.

b. Buku ini milik Diana.

c. Sepedaku yang berwarna biru, Din. d. Kakek tinggal di Palembang.

2. Bacalah kalimat tanya yang sudah kamu buat disertai jawabannya di depan kelas! Berilah kesempatan kepada temanmu untuk mengomentari hasil kerjamu!

3. Jika pekerjaanmu masih ada yang salah, perbaikilah berdasarkan komentar dari temanmu!


(9)

Berlatih Kelompok 1

Sekarang, ujilah kemampuanmu berwawancara dengan melakukan kegiatan berikut!

Coba kerjakan bersama kelompokmu!

1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas lima siswa!

2. Buatlah daftar pertanyaan untuk berwawancara dengan seorang nara-sumber! Narasumber tersebut, misalnya, petani, pedagang, atau karyawan yang ada di dekat tempat tinggalmu. Kamu dapat membuat perjanjian terlebih dahulu untuk menentukan waktu berwawancara yang tepat! 3. Lakukanlah wawancara dengan narasumber yang telah kalian tentukan!

Berwawancaralah dengan sopan dan gunakan bahasa yang santun! 4. Gunakan alat perekam, misalnya, tape recorder atau MP3 (jika ada) agar

semua yang dikatakan narasumber tidak ada yang terlewatkan! 5. Tulislah kegiatan wawancara itu seperti contoh di depan! 6. Kumpulkan pada hari yang telah ditentukan guru!

Membaca puisi sangat menyenangkan. Pernahkah kamu membaca puisi? Saat membaca puisi kamu dapat menikmati keindahan bahasa. Kamu juga dapat belajar bagaimana mengungkapkan perasaan sesuai dengan makna yang dikandung dalam puisi itu. Ayo, belajar membaca puisi!

Kata Kunci: Penjedaan – Membaca dengan Lafal yang Tepat

Membaca puisi tidak sama dengan membaca prosa. Perhatikan hal-hal berikut agar kamu dapat membaca puisi dengan baik!

Membaca

Puisi

1. Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

2. Menentukan jeda dengan tepat.

Gambar 3.6 Agar dapat membaca puisi dengan baik, diperlukan persiapan.

Bagaimana, Doni? Tadi malam belum

belajar, ya...!

E...maaf, Pak. Belum....


(10)

Jendela Ilmu

Tanda / : tanda untuk berhenti sebentar (jeda pendek). Tanda // : tanda untuk berhenti lama (jeda panjang).

Setiap kata dalam puisi harus diucapkan dengan jelas dan tidak tergesa-gesa. Selain itu, intonasi harus sesuai dengan makna puisi. Intonasi adalah naik turunnya nada dalam membaca. Kata-kata dalam puisi ada yang harus diucapkan dengan nada tinggi, datar, atau rendah. Perhatikan tanda berikut!

Selain hal-hal di atas, kamu perlu memerhatikan tekanan atau ritme. Tekanan ada tiga macam, yaitu dinamik, nada, dan tempo. Tekanan dinamik adalah tekanan kuat atau lemahnya pengucapan. Tekanan nada adalah tekanan tinggi, rendah, atau sedang. Adapun tempo adalah cepat atau lambatnya pengucapan.

Selain itu, pembacaan puisi dapat dilengkapi dengan gerak tubuh dan ekspresi wajah yang sesuai dengan makna katanya. Misalnya, sedih, haru, dan gembira.

2. Membaca Puisi

Setelah membaca uraian di atas, tentu kamu sudah paham cara membaca puisi yang baik dan benar. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cara membaca puisi yang baik, bacalah jendela ilmu berikut ini!

1. Penjedaan, Pelafalan, dan Intonasi

Jika kamu membaca prosa, kamu akan menemukan tanda koma (,) dan tanda titik (.). Tanda koma, artinya pembacaan berhenti sebentar. Tanda titik, artinya pembacaan berhenti agak lama. Puisi sering tidak menggunakan tanda koma dan tanda titik. Oleh karena itu, kamu harus memberinya tanda penjedaan. Tanda yang lazim digunakan sebagai berikut.

Tanda : nada suara tinggi. Tanda : nada suara datar. Tanda : nada suara menurun.

Pada saat membaca puisi perhatikanlah hal-hal berikut!

1. Ucapkan setiap kata dengan jelas!

2. Sesuaikan kuat dan lemah, tinggi dan rendah, panjang pendeknya nada setiap kata dengan makna katanya! 3. Ekspresikan setiap kata sesuai dengan maknanya! 4. Bergeraklah yang wajar sesuai dengan makna katanya! 5. Pandangan mata tidak terpaku pada teks puisi yang

dipegang.

Apakah cara saya membaca


(11)

4. Pilihlah wakil kelompokmu untuk membacakan puisi tersebut di depan kelas!

5. Setiap temanmu selesai membaca puisi, berilah tanggapan terhadap hal-hal berikut!

a. Kejelasan pelafalan. b. Intonasi.

c. Tekanan. d. Gerak tubuh. e. Ekspresi wajah.

Berlatih Kelompok 2

Coba kerjakan bersama kelompokmu!

1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas empat siswa! 2. Pahamilah makna kata-kata dalam puisi berikut!

3. Berilah tanda jeda (penjedaan) dan intonasi yang tepat!

Ilmu

Karya: S. Nadrotul Ain

Ilmu semua orang Memerlukanmu

Aku belajar dengan tekun Untuk mendapatkanmu Buku adalah sumbermu Bagai makanan

Yang kusantap setiap waktu Tanpamu ilmu

Aku tak berguna Di dunia ini.

(Sumber: http://www.rumahdunia.net, diakses 10 September 2007)

Selanjutnya, coba ujilah kemampuanmu dengan mengerjakan pelatihan di bawah ini!

Rep. www

.mbepr

oject.net

, d

ia

k

se

s 1

1

S

ep

te

m

b

er

2

0

0

7

Gambar 3.7 Membaca puisi harus dengan ekspresi.


(12)

Pernahkah kamu mendengarkan dialog? Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih. Dialog juga dapat ditulis. Misalnya, pada teks wawancara. Dalam teks itu kamu dapat menemukan dialog antara pewawancara dengan narasumber. Dalam cerita pendek dan naskah drama kamu juga dapat menemukan dialog antartokoh.

Kata Kunci: Menentukan Topik dan Tokoh – Menyusun dan Mengembangkan Butir-Butir Dialog

Pada pembelajaran kali ini kamu diajak belajar menulis dialog. Ayo, pelajari penjelasan berikut ini!

1. Menentukan Topik

Dialog atau percakapan akan terarah jika topik atau pokok pembicaraan sudah kamu tentukan lebih dahulu. Selain itu, agar dialog menarik, topik yang diangkat juga harus menarik dan aktual. Artinya, topik itu masih baru dan menyangkut kepen-tingan orang banyak, misalnya, pendidikan, kesehatan, dan olahraga. Kamu juga harus menguasai topik yang kamu tentukan. Jika kamu tidak menguasai topik tersebut, kamu tidak dapat menuliskannya menjadi bentuk dialog yang menarik.

2. Menentukan Tokoh dan Karakternya

Tokoh sangat penting dalam dialog. Tokoh harus dapat menghidupkan dialog. Artinya, tokoh-tokoh itu dapat saling menanggapi pembicaraan. Dalam menentukan tokoh cerpen atau drama, usahakan ada tokoh yang bertentangan wataknya. Tokoh tersebut jika bertemu selalu bertentangan sehingga menimbulkan konflik (perten-tangan). Agar pertentangan itu tidak berlarut-larut, perlu dimunculkan tokoh penengah. Kamu juga dapat menentukan tokoh yang lucu, penakut, atau yang lain. Dengan demikian, dialog akan menjadi semakin menarik.

Menulis

Dialog

1. Menentukan topik dialog.

2. Menentukan tokoh dan karakter dalam dialog.

3. Menyusun butir-butir dialog.

4. Mengembangkan butir-butir dialog. Gambar 3.8 Karakter tokoh harus sesuai dengan dialog yang dibawakan.


(13)

Tokoh-tokoh tersebut dapat diberi nama sesuai dengan watak atau karakternya. Agar lebih menarik, berikan penjelasan (deskripsi) mengenai keadaan fisik, keahlian, atau kebiasaan tokoh! Perhatikan contoh berikut!

Karakter tokoh tersebut harus dipertahankan sampai akhir cerita. Tujuannya agar pembaca menyukai tokoh yang identik dengan dirinya. Atau pembaca akan antipati kepada tokoh yang bertolak belakang dengan hati nuraninya. Dengan demikian, dialog akan hidup dan menarik untuk dibaca.

3. Menyusun Butir-Butir Dialog

Butir-butir dialog adalah pokok-pokok yang akan dibicarakan dalam dialog. Pokok-pokok itu selanjutnya dikembangkan menjadi dialog yang utuh. Perhatikan contoh berikut ini!

Tokoh Faris:

• tampan • santun

• rambut lurus • pandai

• kulit kuning • tidak sombong Gambar 3.9 Faris.

Gambar 3.10 Fina.

Tokoh Fina:

• cantik • sedikit cengeng

• manja • anak orang kaya

• penakut • rajin

Tokoh Bogel:

• badan besar • lucu

• perut gendut • tidak pernah marah • suka makan • suka menolong Gambar 3.11 Bogel.


(14)

a. Topik: Meramaikan Perpustakaan Sekolah b. Butir-butir dialog

1) Upaya menambah koleksi perpustakaan

a) Setiap siswa dimintai sumbangan satu buku b) Meminta bantuan buku kepada penerbit 2) Dibentuk pengelola perpustakaan

3) Memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh warga sekolah

Faris : ”Hai Fina, ngomong-ngomong buku-buku di perpustakaan sekolah kita ini sudah usang semua. Kamu punya ide apa agar teman-teman rajin mem-baca buku di perpustakaan?”

Fina : ”Iya, tuh, Ris. Lagi pula, sangat minim buku-buku bacaan. Yang terbanyak buku-buku teks pelajaran. Ini tentu sangat membosankan.

Menurutku, koleksi buku-buku di perpustakaan ini harus ditambah. Terutama buku-buku bacaan, baik yang fiksi maupun yang ilmiah.”

Faris : ”Tapi, bagaimana cara menambah koleksi buku nonpelajaran? Selama ini buku yang diberikan pemerintah hanya buku-buku pelajaran.”

Fina : ”Bagaimana kalau kita berusaha mencari sendiri?” Tiba-tiba Bogel datang.

Bogel : ”Mencari apa? Cari makan, ya?

Fina : ”Kamu ini, Gel, makan melulu. Aku ingin kita menyumbangkan salah satu buku koleksi pribadi kita untuk perpustakaan.”

Faris : ”Aku rasa itu ide bagus, Fin. Kalau ide itu bisa berhasil, setidaknya perpustakaan kita akan memiliki tambahan sekitar 200-an buku.”

Bogel : ”O . . . gitu, ya. Setuju, deh! Membaca memang penting seperti makan juga.”

. . . . (dan seterusnya)

Setelah butir-butir dialog ditulis, kamu dapat mengembangkannya menjadi sebuah dialog atau percakapan.

4. Mengembangkan Butir-Butir Dialog

Pada suatu hari, Faris, Fina, dan Bogel berbincang-bincang di ruang baca perpustakaan. Mereka membicarakan usaha yang akan mereka lakukan untuk menambah koleksi buku-buku di perpustakaan. Berikut percakapan mereka.


(15)

Dialog yang menarik, bukan? Dialog itu belum selesai, masih panjang jika dilanjutkan. Kamu tentu dapat melanjutkan dialog tersebut dengan lebih menarik. Oleh karena itu, cobalah kerjakan kegiatan di bawah ini!

Berlatih Berpasangan

Coba kerjakan bersama teman sebangkumu!

1. Lanjutkan dialog di atas menjadi sebuah cerita yang utuh! 2. Berilah judul yang menarik!

3. Setelah selesai, bacakan cerita kalian di depan kelas secara bergantian! 4. Mintalah komentar dari teman atau guru!

5. Benahi cerita kalian berdasarkan komentar dari teman atau guru! 6. Kumpulkan cerita kalian kepada guru untuk dinilai!

Berlatih Mandiri 3

Coba kerjakan dengan baik di buku tugasmu!

1. Piihlah satu tema yang menurutmu menarik sebagai bahan pembicaraan! 2. Buatlah dialog antara beberapa tokoh berdasarkan tema yang telah kamu

tentukan!

3. Tulislah dialog itu pada kertas folio!

4. Bacalah karyamu di depan kelas pada hari yang telah ditentukan oleh guru-mu!

5. Mintalah komentar dari teman dan guru!

6. Benahilah karyamu sesuai dengan saran atau komentar guru dan teman-mu! Selanjutnya, kumpulkan hasilnya kepada guru untuk dinilai!


(16)

Rangkuman

1. Untuk mengidentifikasi unsur-unsur cerita yang didengar, dapat dilakukan dengan kegiatan berikut.

a. Mendengarkan cerita yang dibacakan dengan baik. b. Mencatat unsur-unsur cerita yang didengarkan.

2. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam berwawancara dengan narasumber. a. Menentukan topik wawancara.

b. Membuat daftar pertanyaan.

c. Mengadakan janji dengan narasumber.

d. Berwawancara dengan bahasa yang baik dan sopan. 3. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membaca puisi.

a. Memberi penjedaan dengan tepat pada puisi yang akan dibaca. b. Berlatih vokal, yaitu berlatih mengucapkan kata-kata dengan jelas. 4. Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika membaca puisi.

a. Menghayati setiap kata yang diucapkan. b. Mengucapkan kata-kata dengan jelas.

c. Menggunakan irama dan tempo dengan tepat.

5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis dialog. a. Menentukan tema terlebih dahulu.

b. Menentukan tokoh dan karakternya masing-masing. c. Menyusun butir-butir dialog.

d. Mengembangkan butir-butir dialog tersebut menjadi sebuah dialog yang hidup dan menarik.

e. Memerhatikan kaidah penulisan dialog dengan benar. 6. Penggunaan kata tanya.

a. Apa digunakan untuk menanyakan benda atau perbuatan.

b. Siapa digunakan untuk menanyakan orang, Tuhan, malaikat, dan dewa-dewi. c. Berapa digunakan untuk menanyakan jumlah.

d. Kata tanya mana dapat berdiri sendiri atau bersama-sama dengan kata depan


(17)

A. Pilihan Ganda

Ayo, pilihlah jawaban yang paling tepat! Kerjakan di buku tugasmu!

1.

Uji Kemampuan

Adi dilahirkan di desa. Setelah tamat SD, ia melanjutkan sekolah ke SMP di kota. Belum sampai tiga tahun, Adi mengikuti ujian persamaan. Adi memang cerdas. Adi lulus dengan prestasi yang memuaskan. Adi ke-mudian melanjutkan sekolahnya ke SMU. Dia mengambil jurusan IPA. Di SMU Adi juga berprestasi baik. Lagi-lagi belum sampai tiga tahun, ia mengikuti ujian persamaan. Dia lulus dengan gemilang. Kini Adi sudah duduk di Fakultas Kedokteran UGM semester tujuh.

Cerita di atas menggunakan alur . . . . a. maju

b. mundur c. campuran d. maju mundur

2. Sebuah cerita mengandung tema dan amanat. Amanat adalah . . . .

a. pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar

b. peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita

c. isi sebuah cerita d. dasar suatu cerita

3. Hal-hal berikut ini dilakukan sebelum berwawancara dengan narasumber,

kecuali . . . .

a. menentukan topik wawancara b. membuat daftar pertanyaan

c. berlatih berwawancara dengan narasumber yang akan diwawan-carai

d. membuat janji dengan calon narasumber

4.

”Para Dewa, aku sengaja meng-undang kalian di tempat ini untuk membicarakan masalah Kala Rau,” demikian Dewa Wisnu memberitahu-kan maksudnya. ”Kita semua tahu bahwa raksasa-raksasa di Balidwipa makin lama makin membahayakan. Mereka tidak hanya memangsa manusia, tetapi juga mengancam kahyangan. Mereka akan menyerang Kerajaan Wisnuloka. Oleh karena itu, untuk menghadapi bahaya itu, aku akan membagi-bagikan tirta amerta kepada kalian.”

”Sejak kapan Bapak memulai usaha ini?”

Kata tanya kapan pada pertanyaan di atas digunakan untuk menanyakan . . . .

a. tempat c. alasan

b. waktu d. cara

5. Dalam belajar membaca puisi, jika menemukan tanda // maka . . . . a. suara dikeraskan

b. berhenti sejenak c. berhenti agak lama d. suara diperlambat

B. Uraian

Ayo, kerjakan soal-soal berikut dengan tepat!

1. Sebutkanlah tiga unsur cerita! 2.


(18)

Refleksi

Berdasarkan kutipan di atas, sebutkan sifat atau watak raksasa-raksasa yang tinggal di Balidwipa!

3. Jelaskan yang dimaksud dengan cerita jenaka! Berikanlah dua contoh-nya!

Kamu telah selesai mempelajari Bab 3 ini. Tentu ada banyak hal yang telah kamu peroleh. Berbagai hal tersebut tentu lebih berguna jika kamu terapkan. Penerapan itu, misalnya dengan membaca sebuah puisi yang bertema ”berusaha meraih cita-cita”. Sebelumnya, berilah tanda penjedaan dan penandaan nada pada baris-baris puisi tersebut kemudian pahami maknanya! Selanjutnya, berlatihlah untuk membacakannya dengan lafal dan intonasi yang tepat! Jika lafal dan intonasimu sudah tepat, cobalah membaca puisi tersebut dengan ekspresi yang tepat di hadapan anggota keluargamu! Mintalah anggota keluargamu memberikan komentar terhadap penampilanmu!

4. Buatlah daftar pertanyaan untuk wa-wancara dengan narasumber se-orang nelayan! Gunakan kata tanya

apa, siapa, berapa, dan di mana! 5. Buatlah percakapan antara tiga tokoh

dengan menggunakan tanda baca yang benar!

Hebat! Fantastis!

Menakjubkan!

Wah, aku mirip artis.


(1)

Tokoh-tokoh tersebut dapat diberi nama sesuai dengan watak atau karakternya. Agar lebih menarik, berikan penjelasan (deskripsi) mengenai keadaan fisik, keahlian, atau kebiasaan tokoh! Perhatikan contoh berikut!

Karakter tokoh tersebut harus dipertahankan sampai akhir cerita. Tujuannya agar pembaca menyukai tokoh yang identik dengan dirinya. Atau pembaca akan antipati kepada tokoh yang bertolak belakang dengan hati nuraninya. Dengan demikian, dialog akan hidup dan menarik untuk dibaca.

3. Menyusun Butir-Butir Dialog

Butir-butir dialog adalah pokok-pokok yang akan dibicarakan dalam dialog. Pokok-pokok itu selanjutnya dikembangkan menjadi dialog yang utuh. Perhatikan contoh berikut ini!

Tokoh Faris:

• tampan • santun

• rambut lurus • pandai

• kulit kuning • tidak sombong Gambar 3.9 Faris.

Gambar 3.10 Fina.

Tokoh Fina:

• cantik • sedikit cengeng

• manja • anak orang kaya

• penakut • rajin

Tokoh Bogel:

• badan besar • lucu

• perut gendut • tidak pernah marah • suka makan • suka menolong Gambar 3.11 Bogel.


(2)

a. Topik: Meramaikan Perpustakaan Sekolah b. Butir-butir dialog

1) Upaya menambah koleksi perpustakaan

a) Setiap siswa dimintai sumbangan satu buku b) Meminta bantuan buku kepada penerbit 2) Dibentuk pengelola perpustakaan

3) Memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh warga sekolah

Faris : ”Hai Fina, ngomong-ngomong buku-buku di perpustakaan sekolah kita ini sudah usang semua. Kamu punya ide apa agar teman-teman rajin mem-baca buku di perpustakaan?” Fina : ”Iya, tuh, Ris. Lagi pula, sangat minim buku-buku bacaan. Yang terbanyak buku-buku teks pelajaran. Ini tentu sangat membosankan.

Menurutku, koleksi buku-buku di perpustakaan ini harus ditambah. Terutama buku-buku bacaan, baik yang fiksi maupun yang ilmiah.” Faris : ”Tapi, bagaimana cara menambah koleksi buku nonpelajaran? Selama

ini buku yang diberikan pemerintah hanya buku-buku pelajaran.” Fina : ”Bagaimana kalau kita berusaha mencari sendiri?”

Tiba-tiba Bogel datang.

Bogel : ”Mencari apa? Cari makan, ya?

Fina : ”Kamu ini, Gel, makan melulu. Aku ingin kita menyumbangkan salah satu buku koleksi pribadi kita untuk perpustakaan.”

Faris : ”Aku rasa itu ide bagus, Fin. Kalau ide itu bisa berhasil, setidaknya perpustakaan kita akan memiliki tambahan sekitar 200-an buku.” Bogel : ”O . . . gitu, ya. Setuju, deh! Membaca memang penting seperti makan

juga.” . . . . (dan seterusnya)

Setelah butir-butir dialog ditulis, kamu dapat mengembangkannya menjadi sebuah dialog atau percakapan.

4. Mengembangkan Butir-Butir Dialog

Pada suatu hari, Faris, Fina, dan Bogel berbincang-bincang di ruang baca perpustakaan. Mereka membicarakan usaha yang akan mereka lakukan untuk menambah koleksi buku-buku di perpustakaan. Berikut percakapan mereka.


(3)

Dialog yang menarik, bukan? Dialog itu belum selesai, masih panjang jika dilanjutkan. Kamu tentu dapat melanjutkan dialog tersebut dengan lebih menarik. Oleh karena itu, cobalah kerjakan kegiatan di bawah ini!

Berlatih Berpasangan

Coba kerjakan bersama teman sebangkumu!

1. Lanjutkan dialog di atas menjadi sebuah cerita yang utuh! 2. Berilah judul yang menarik!

3. Setelah selesai, bacakan cerita kalian di depan kelas secara bergantian! 4. Mintalah komentar dari teman atau guru!

5. Benahi cerita kalian berdasarkan komentar dari teman atau guru! 6. Kumpulkan cerita kalian kepada guru untuk dinilai!

Berlatih Mandiri 3

Coba kerjakan dengan baik di buku tugasmu!

1. Piihlah satu tema yang menurutmu menarik sebagai bahan pembicaraan! 2. Buatlah dialog antara beberapa tokoh berdasarkan tema yang telah kamu

tentukan!

3. Tulislah dialog itu pada kertas folio!

4. Bacalah karyamu di depan kelas pada hari yang telah ditentukan oleh guru-mu!

5. Mintalah komentar dari teman dan guru!

6. Benahilah karyamu sesuai dengan saran atau komentar guru dan teman-mu! Selanjutnya, kumpulkan hasilnya kepada guru untuk dinilai!


(4)

Rangkuman

1. Untuk mengidentifikasi unsur-unsur cerita yang didengar, dapat dilakukan dengan kegiatan berikut.

a. Mendengarkan cerita yang dibacakan dengan baik. b. Mencatat unsur-unsur cerita yang didengarkan.

2. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam berwawancara dengan narasumber. a. Menentukan topik wawancara.

b. Membuat daftar pertanyaan.

c. Mengadakan janji dengan narasumber.

d. Berwawancara dengan bahasa yang baik dan sopan. 3. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membaca puisi.

a. Memberi penjedaan dengan tepat pada puisi yang akan dibaca. b. Berlatih vokal, yaitu berlatih mengucapkan kata-kata dengan jelas. 4. Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika membaca puisi.

a. Menghayati setiap kata yang diucapkan. b. Mengucapkan kata-kata dengan jelas.

c. Menggunakan irama dan tempo dengan tepat.

5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis dialog. a. Menentukan tema terlebih dahulu.

b. Menentukan tokoh dan karakternya masing-masing. c. Menyusun butir-butir dialog.

d. Mengembangkan butir-butir dialog tersebut menjadi sebuah dialog yang hidup dan menarik.

e. Memerhatikan kaidah penulisan dialog dengan benar. 6. Penggunaan kata tanya.

a. Apa digunakan untuk menanyakan benda atau perbuatan.

b. Siapa digunakan untuk menanyakan orang, Tuhan, malaikat, dan dewa-dewi. c. Berapa digunakan untuk menanyakan jumlah.

d. Kata tanya mana dapat berdiri sendiri atau bersama-sama dengan kata depan di, ke, maupun dari.


(5)

A. Pilihan Ganda

Ayo, pilihlah jawaban yang paling tepat! Kerjakan di buku tugasmu!

1.

Uji Kemampuan

Adi dilahirkan di desa. Setelah tamat SD, ia melanjutkan sekolah ke SMP di kota. Belum sampai tiga tahun, Adi mengikuti ujian persamaan. Adi memang cerdas. Adi lulus dengan prestasi yang memuaskan. Adi ke-mudian melanjutkan sekolahnya ke SMU. Dia mengambil jurusan IPA. Di SMU Adi juga berprestasi baik. Lagi-lagi belum sampai tiga tahun, ia mengikuti ujian persamaan. Dia lulus dengan gemilang. Kini Adi sudah duduk di Fakultas Kedokteran UGM semester tujuh.

Cerita di atas menggunakan alur . . . . a. maju

b. mundur c. campuran d. maju mundur

2. Sebuah cerita mengandung tema dan amanat. Amanat adalah . . . .

a. pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar

b. peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita

c. isi sebuah cerita d. dasar suatu cerita

3. Hal-hal berikut ini dilakukan sebelum berwawancara dengan narasumber, kecuali . . . .

a. menentukan topik wawancara b. membuat daftar pertanyaan

c. berlatih berwawancara dengan narasumber yang akan diwawan-carai

d. membuat janji dengan calon narasumber

4.

”Para Dewa, aku sengaja meng-undang kalian di tempat ini untuk membicarakan masalah Kala Rau,” demikian Dewa Wisnu memberitahu-kan maksudnya. ”Kita semua tahu bahwa raksasa-raksasa di Balidwipa makin lama makin membahayakan. Mereka tidak hanya memangsa manusia, tetapi juga mengancam kahyangan. Mereka akan menyerang Kerajaan Wisnuloka. Oleh karena itu, untuk menghadapi bahaya itu, aku akan membagi-bagikan tirta amerta kepada kalian.”

”Sejak kapan Bapak memulai usaha ini?”

Kata tanya kapan pada pertanyaan di atas digunakan untuk menanyakan . . . .

a. tempat c. alasan

b. waktu d. cara

5. Dalam belajar membaca puisi, jika menemukan tanda // maka . . . . a. suara dikeraskan

b. berhenti sejenak c. berhenti agak lama d. suara diperlambat B. Uraian

Ayo, kerjakan soal-soal berikut dengan tepat!

1. Sebutkanlah tiga unsur cerita! 2.


(6)

Refleksi

Berdasarkan kutipan di atas, sebutkan sifat atau watak raksasa-raksasa yang tinggal di Balidwipa!

3. Jelaskan yang dimaksud dengan cerita jenaka! Berikanlah dua contoh-nya!

Kamu telah selesai mempelajari Bab 3 ini. Tentu ada banyak hal yang telah kamu peroleh. Berbagai hal tersebut tentu lebih berguna jika kamu terapkan. Penerapan itu, misalnya dengan membaca sebuah puisi yang bertema ”berusaha meraih cita-cita”. Sebelumnya, berilah tanda penjedaan dan penandaan nada pada baris-baris puisi tersebut kemudian pahami maknanya! Selanjutnya, berlatihlah untuk membacakannya dengan lafal dan intonasi yang tepat! Jika lafal dan intonasimu sudah tepat, cobalah membaca puisi tersebut dengan ekspresi yang tepat di hadapan anggota keluargamu! Mintalah anggota keluargamu memberikan komentar terhadap penampilanmu!

4. Buatlah daftar pertanyaan untuk wa-wancara dengan narasumber se-orang nelayan! Gunakan kata tanya

apa, siapa, berapa, dan di mana! 5. Buatlah percakapan antara tiga tokoh

dengan menggunakan tanda baca yang benar!

Hebat! Fantastis!

Menakjubkan!

Wah, aku mirip artis.