Topeng yang memiliki karakter masa kanak-kanak dinamakan topeng

Nama nama topeng dan sejarahnya di indonesia

TOPENG KELANA

Penulis

irvansetiawan

-

June 26, 2020

14677

0

Facebook

Twitter

Pinterest

WhatsApp

TOPENG KELANA

Oleh:
Risa Nopianti
[BPNB Jabar]

Tari topeng merupakan kesenian yang lahir dan berkembang di sekitar wilayah Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Tarian ini disebut Tari Topeng karena penari menggunakan topeng atau kedok sebagai asesoris tariannya, yang berfungsi untuk menutupi wajah penari. Penggunaan topeng ini juga terkait dengan jenis tarian yang dimainkan, yang tentunya sesuai dengan karakter topeng atau kedok yang dipergunakan.

Tari topeng merupakan jenis tarian rakyat yang hidup di desa-desa di Cirebon dan sekitarnya. Versi lain menyebutkan bahwa kesenian ini berasal dari Jawa Timur, yang tersebar ke Cirebon pada masa pemerintahan kerajaan Jenggala [abad 10-11 M]. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya kebijakan pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-17 yang membatasi kesenian di Keraton Cirebon. Dengan demikian banyak para seniman yang akhirnya memilih untuk pulang kampung dan menjadi seniman jalanan dengan mengembangkan seni topeng ini di daerahnya masing-masing. Sejak saat itulah, tari topeng secara organik berkembang ditengah masyarakat kebanyakan bukan di lingkungan keraton.

Keberadaan tari topeng di wilayah Cirebon terjadi seiring dengan periode awal penyebaran agama Islam di kota tersebut. Pada masa Cirebon menjadi pusat penyebaran Agama Islam, Sultan Cirebon Syekh Syarif Hidayahtulah yang juga seorang anggota Wali Songo bergelar Sunan Gunung Jati, bekerja sama dengan Sunan Kalijaga menggunakan tari topeng dan enam jenis kesenian lain yaitu, Wayang Kulit, Gamelan, Renteng, Brai, Angklung, Reog dan Berokan sebagai alat penyebaran Agama Islam. Selain itu kesenian-kesenian tersebut juga diciptakan sebagai sebuah karya seni yang memiliki nilai estetis, sehingga dapat digelar di lingkungan Keraton.

Dalam perkembangannya pada masyarakat, Topeng Cirebon kemudian memperoleh dan memiliki bentuk serta penyajiannya yang spesifik dengan menampilkan beberapa jenis tarian berbeda disesuaikan dengan kedok yang digunakan. Sesuai dengan urutannya tari Topeng Cirebon terdiri dari tari Topeng Panji, tari Topeng Samba, tari Topeng Rumyang, tari Topeng Temanggung dan tari Topeng Kelana atau Rahwana. kelima jenis topeng ini kemudian dikenal dengan nama Panca Wanda [lima rupa].

Kelima purwa rupa Topeng Cirebon ini memiliki keunikan dan cerita yang mendasarinya sendiri-sendiri. Filosofi lima purwa Topeng Cirebon mengandung makna siklus hidup manusia. Pada masa kanak-kanak disimbolkan dengan Topeng Panji, yang memiliki rupa dan gerakan tari yang lembut layaknya anak-anak. Beranjak remaja Topeng Samba menjadi perwakilan masa hidup manusia yang lincah dan penuh rasa ingin tahu. Topeng Rumyang mewakili siklus hidup manusia dewasa, rupanya yang bersemu merah menandakan kedewasaan, begitu pula gerakannya yang semakin mantap menunjukkan manusia yang mendekati kemapanan. Adapun Topeng Temanggung menceritakan siklus kehidupan manusia yang telah menginjak pada masa kematangan dan kemapanan sempurna, hal ini ditandai dengan rupanya yang menggambarkan seseorang yang telah mencapai puncak kedewasaan, dan gerakan tari dari Topeng Temanggung yang sangat dinamis.

Tari topeng Kelana sering pula disebut topeng Rowana. Sebutan itu mengacu pada salah satu tokoh yang ada dalam cerita Ramayana, yakni tokoh Rahwana. Secara kebetulan, karakternya sama persis dengan tokoh Kelana dalam cerita Panji. Di Cirebon, topeng Kelana dan Rawana kadang-kadang diartikan sebagai tarian yang sama, namun bagi beberapa dalang topeng, misalnya Sujana Arja dan Keni Arja dari Slangit; Sutini dari Kalianyar; dan Tumus dari Kreo; membedakan kedua tarian tersebut dari kostumnya. Sekalipun kedok yang digunakan hampir mirip, dan kostum yang digunakan juga sama yaitu kostum irah-irahan atau makuta. Hanya saja kostum Rahwana menggunakan detail badong atau praba pada bagian kepala dan punggungnya seperti kostum wayang wong, sedangkan kostum tari Kelana tidak menggunakan badong.

Berbeda dari topeng-topeng sebelumnya yang memfilosofikan siklus kehidupan manusia, Topeng Kelana, adalah jenis topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah. Tari Topeng Kelana adalah gambaran seseorang yang bertabiat buruk, serakah, penuh amarah dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, ditandai dengan warna merah dari kedoknya. Tariannya sangat bertenaga dan bersemangat, sehingga lebih disenangi oleh penonton dibanding dengan tari topeng jenis lainnya. Gerak tarinya menggambarkan seseorang yang tengah marah, mabuk, gandrung, tertawa terbahak-bahak, dan sebagainya. Lagu pengiringnya adalah Gonjing yang dilanjutkan dengan Sarung Ilang.

Struktur tarinya seperti halnya topeng lainnya, terdiri atas bagian baksarai [tari yang belum memakai kedok] dan bagian ngedok [tari yang memakai kedok]. Beberapa dalang topeng, misalnya Rasinah dan Menor [Carni], membagi tarian ini menjadi dua bagian. Bagian pertama, adalah tari topeng Kelana yang diiringi dengan lagu Gonjing dan sarung Ilang. Bagian kedua, adalah Kelana Udeng yang diiringi lagu Dermayonan.

  • TOPIK
  • risa nopianti
  • topeng cirebon
  • topeng kelana

Facebook

Twitter

Pinterest

WhatsApp

Artikulli paraprakAKTIVITAS MASYARAKAT SUNDA DI GOLODOG IMAH PANGGUNG

Artikulli tjetërMENGENAL KEMBALI BULENG, TRADISI LISAN BETAWI

ARTIKEL TERKAITDARI PENULIS

Cacarekan: Tradisi Lisan pada Masyarakat Desa Sukakersa, Kabupaten Sumedang

Seeng Tambaga [Dandang Tembaga] Tanjungsiang Subang

Sakai dan Abir, Adat Gotong Royong Pertanian di Negara Nabung Lampung Timur

Recent Posts

  • Cacarekan: Tradisi Lisan pada Masyarakat Desa Sukakersa, Kabupaten Sumedang
  • Seeng Tambaga [Dandang Tembaga] Tanjungsiang Subang
  • Sakai dan Abir, Adat Gotong Royong Pertanian di Negara Nabung Lampung Timur
  • Seni Gaok
  • Syukuran Kelahiran Bayi di Kampung Cikondang

Archives

  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
  • July 2019
  • June 2019
  • May 2019
  • April 2019
  • March 2019
  • February 2019
  • January 2019
  • December 2018
  • November 2018
  • October 2018
  • September 2018
  • August 2018
  • July 2018
  • June 2018
  • May 2018
  • April 2018
  • March 2018
  • February 2018
  • January 2018
  • December 2017
  • November 2017
  • October 2017
  • September 2017
  • August 2017
  • June 2017
  • May 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • February 2017
  • January 2017
  • December 2016
  • November 2016
  • April 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • October 2015
  • September 2015
  • August 2015
  • June 2015
  • May 2015
  • April 2015
  • December 2014
  • November 2014
  • October 2014
  • September 2014
  • August 2014
  • June 2014
  • August 2013
  • September 2010
  • June 2010
  • March 2010
  • September 2009

Categories

  • Akuntabilitas KInerja
  • Artikel
  • Banten
  • Berita
  • Buddhiracana
  • Bunga Rampai
  • DKI Jakarta
  • Internalisasi
  • Jawa Barat
  • Lampung
  • Layanan Publik
  • Leaflet
  • Manajemen Perubahan
  • Manajemen SDM
  • Patanjala
  • Pendataan
  • Penelitian
  • Penguatan Kelembagaan
  • pengumuman
  • Perekaman
  • Perundang-Undangan
  • Sejarah
  • Sistem Pengawasan
  • Tata Laksana
  • Tokoh
  • Uncategorized
  • Video
  • WBTB

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

Karakter Dalam Tari Topeng Cirebon

Stefan William | October 18, 2021 | Pusaka Budaya | No Comments

Kesenian tari topeng merupakan satu dari sekian banyak kesenian adat yang saat ini masih eksis di Cirebon. Tari topeng menjadi kesenian juga digunakan sebagai media dakwah penyebaran ajaran islam pada masa Sunan Gunung Jati. Maka dari itu karakter – karakter dalam tari topeng memiliki arti konotasinya tersendiri yang menggambarkan fase – fase kehidupan manusia serta mengandung hikmah lain yang menjadi tontonan menghibur dan mendidik untuk masyarakat.

Masing – masing karakter membawa peranan tersendiri dalam tarian topeng. Selain itu artinya pun sangat dalam dengan warna dan ukiran topengnya yang menggambarkan arti masing – masing karakternya. Tari topeng masih eksis hingga saat ini sebagai tarian tradisional Cirebon yang indah. Anda bisa melihat pertunjukan tari topeng di berbagai upacara adat hingga teater yang sering diadakan di Cirebon. berikut ini adalah beberapa karakter beserta artinya dari tari topeng Cirebon yang bisa anda ketahui.

Video liên quan

Bài mới nhất

Chủ Đề