Tujuan pelaksanaan kegiatan evaluasi pemberdayaan berdasarkan penjelasan tersebut adalah

Tujuan pelaksanaan kegiatan evaluasi pemberdayaan berdasarkan penjelasan tersebut adalah

Globalisasi yang tengah terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk komunitas lokal telah memberi dampak dalam kehidupan sosial budaya masyarakat setempat. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. Pengaruh negatif yang nyata dalam kehidupan masyarakat ini mampu meningkatkan masalah sosial yang berkaitan dengan ketimpangan sosial dan semakin lunturnya kearifan lokal yang dimiliki komunitas lokal dalam masyarakat. Untuk mengantisipasi pengaruh negatif tersebut maka salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan pemberdayaan masyarakat atau dikenal dengan istilah pemberdayaan komunitas.  Pemberdayaan komunitas mampu disebut sebagai suatu upaya untuk menciptakan/ meningkatkan kapasitas atau kemampuan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Prinsip pemberdayaan komunitas pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang dulunya berada pada kondisi sosial ekonomi yang rendah sehingga menyebabkan mereka tidak tahu dan tidak mampu, menjadi masyarakat yang berdaya dan mandiri.  Kata “evaluasi” dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan istilah dari “penilaian”, yaitu suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu objek, keadaan, peristiwa, atau kegiatan tertentu yang sedang diamati (Hornby dan Parnwell, 1972).

Pokok-pokok pengertian tentang evaluasi:  1) Evaluasi adalah kegiatan pengamatan dan analisis terhadap suatu keadaan, peristiwa, gejala alam, atau sesuatu objek.2) Membandingkan segala sesuatu yang kita amati dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah kita ketahui dan atau miliki.3) Melakukan penilaian, atas segala sesuatu yang diamati, berdasarkan hasil perbandingan atau pengukuran yang dilakukan. Kegiatan evaluasi selalu mencakup kegiatan berikut: 1) Observasi (pengamatan).2) Membanding-bandingkan antara hasil pengamatan dengan pedoman yang ada atau telah ditetapkan lebih dahulu.3) Pengambilan keputusan atau penilaian atas objek yang diamati.  Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana dan sistematis yang meliputi hal-hal berikut: 1) Pengamatan untuk pengumpulan data atau fakta.2) Penggunaan “pedoman” yang telah ditetapkan.3) Pengukuran atau membandingkan hasil pengamatan dengan pedomanpedoman yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.4) Penilaian dan pengambilan keputusan. Evaluasi harus “objektif”, dalam arti harus dilakukan berdasarkan data atau fakta, bukan berdasarkan praduga atau intuisi seseorang. Evaluasi juga harus menggunakan pedoman- pedoman tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.  1) Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan terhadap program atau kegiatan yang telah dirumuskan, sebelum program atau kegiatan itu sendiri dilaksanakan. Sedangkan evaluasi sumatif merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan setelah program selesai dilaksanakan.


2) On-Going Evaluation dan Ex-Post Evaluation
On-going evaluation adalah evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan itu masih/ sedang dilaksanakan, yang dimaksudkan untuk mengetahui ada/ tidaknya penyimpangan pelaksanaan kegiatan dibanding program atau rencana yang telah diteta pkan. Sedangkan ex-post evaluation sebenarnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan yang direncanakan telah selesai dikerjakan.


3) Evaluasi Intern dan Evaluasi Ekstern
Ditinjau dari pelaksana kegiatan evaluasi, kegiatan evaluasi dibedakan antara evaluasi intern dan evaluasi ekstern. Pada evaluasi intern, pengambilan inisiatif diadakannya evaluasi maupun pelaksanaan kegiatan evaluasi “adalah orang-orang atau aparat yang terlibat langsung dengan program yang bersangkutan”. Sementara itu, evaluasi ekstern adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh pihak luar (di luar organisasi pemilik/ pelaksana program) meskipun inisiatif dilakukanya evaluasi mampu muncul dari kalangan orang luar, atau justru diminta oleh organisasi pemilik/pelaksana program yang bersangkutan.


4) Evaluasi Teknis dan Evaluasi Ekonomi
Dilihat dari aspek kegiatan yang dievaluasi, dikenal adanya evaluasi teknis (fisik). Evaluasi teknis (fisik) adalah kegiatan evaluasi yang penerima manfaat dan ukurannya menggunakan ukuran-ukuran teknis (fisik). Sementara itu, evaluasi ekonomi atau keuangan, penerima manfaatnya adalah pengelolaan keuangan dan penerima ini menggunakan ukuran-ukuran ekonomi.


5) Evaluasi Program, Pemantauan Program, dan Evaluasi Dampak Program 
a. Evaluasi Program, dalam evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji kembali draft/ usulan program yang sudah dirumuskan sebelum program itu dilaksanakan. b. Pemantauan Program, diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data dan fakta) dan pengambilan keputusan-keputusan yang terjadi selama proses pelaksanaan program. 

c. Evaluasi Dampak Program, sebagian besar kegiatan evaluasi umumnya diarahkan untuk mengevaluasi tujuan program atau dampak kegiatan yang telah dihasilkan oleh pelaksanaan program yang telah direncanakan.


6) Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil 
a. Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi seberapa jauh proses kegiatan yang telah dilaksanakan itu sesuai (dalam arti kuantitatif ataupun kualitatif) dengan proses kegiatan yang seharusnya dilaksanakan sesuai yang dirumuskan dalam programnya. b. Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah mampu dicapai, baik dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif c. Tujuan Evaluasi dan Aksi Pemberdayaan Komunitas Pada dasarnya tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh kegiatankegiatan yang dilaksanakan telah sesuai atau menyimpang dari pedoman yang telah ditetapkan.  1) Kegunaan operasional
a. Dengan evaluasi kita mampu mengetahui cara yang tepat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dan sekaligus mampu mengidentifikasi faktor-faktor kritis (critical factors) sangat menentukan keberhasilan kegiatan (pemberdayaan) yang dilakukan. b. Melalui evaluasi, mampu kita lakukan perubahan-perubahan, modifikasi dan supervise terhadap kegiatan yang dilaksanakan. 

c. Melalui evaluasi akan mampu dikembangkan tujuan-tujuan serta analisis informasi yang bermanfaat bagi pelaporan kegiatan.


2) Kegunaan analitis bagi pengembangan program
a. Untuk mengembangkan dan mempertajam tujuan program dan perumusannya.b. Untuk menguji asumsi-asumsi yang digunakan, dan untuk lebih menegaskannya lagi secara eksplisit.

c. Untuk membantu dalam mengkaji ulang proses kegiatan demi tercapainya tujuan akhir yang dikehendaki.


3) Kegunaan kebijakan
a. Berdasarkan hasil evaluasi mampu dirumuskan kembali, strategi pembangunan, pendekatan yang digunakan, serta asumsi-asumsi dan hipotesis-hipotesis yang akan diuji.b. Untuk menggali dan meningkatkan kemampuan pengetahuan tentang hubungan antarkegiatan.pembangunan, yang sangat bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan di masa-masa mendatang. a. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sesuatu.b. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran.

c. Objektif.


Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan program artinya tujuan evaluasi harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan programnya. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan berikut:a. Objektif.b. Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (stkamurized).c. Menggunakan metode pengumpulan data yang tepat dan teliti.d. Menggunakan alat ukur yang tepat (valid, sahih) dan mampu dipercaya (teliti, reliable).

Setiap evaluasi harus menggunakan alat ukur yang berbeda untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk data kuantitatif dan uraian kualitatif Evaluasi harus efektif dan efisien.


Untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik, setiap evaluasi harus dilaksanakan agar memenuhi persyaratan berikut ini:a. Memiliki tujuan jelas dan spesifik.b. Menggunakan instrumen yang tepat dan teliti.c. Memberikan gambaran jelas tentang perubahan perilaku penerima manfaat.d. Evaluasi harus praktis.e. Objektif. Pemberdayaan komunitas memiliki pendekatan- pendekatan antara lain: a. Pendekatan Kebutuhan, artinya harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat penerima manfaat.b. Pendekatan Informan Kunci (Key Informan), pengumpulan data dibatasi pada informan kunci yang biasanya terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat setempat yang menguasai tentang kebutuhan dan hal-hal yang dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat.c. Pendekatan Forum Masyarakat.d. Pendekatan Indikator, dengan membatasi pada sejumlah indikator-indikator yang strategis.e. Survei dan Sensus. Mengacu pada pengertian tentang pemberdayaan dan analisis tentang pendidikan sebagai suatu sistem, kegiatan pemberdayaan mampu dirangkum sebagai suatu sistem pendidikan, yang terdiri atas: a. Raw input atau bahan baku yang berupa penerima manfaat didik atau masyarakat yang menjadi penerima manfaat pemberdayaan.b. Instrumen input, atau perlengkapan yang berupa: fasilitator, materi pemberdayaan, metode pemberdayaan, dan keadaan kegiatan pemberdayaan.c. Environment input, atau lingkungan (sosial, ekonomi, budaya) asal masyarakat yang menjadi penerima manfaat pemberdayaan.d. Proses pemberdayaan itu sendiri.

e. Output atau hasil pemberdayaan yang berupa hasil langsung (perubahan perilaku) dan hasil akhir (peningkatan produktivitas, penmampuan, dan kesejahteraan masyarakat penerima manfaat).

Oleh karenanya diperlukan adanya evaluasi yang diarahkan untuk mengevaluasi keseluruhan unsur (sub sistem) dari sistem pemberdayaan itu. seperti: a. Evaluasi kebijaksanaan (tujuan) program.b. Evaluasi proses (belajar- mengajar) yang diprogramkan.c. Evaluasi logistik yang diperlukan.d. Evaluasi sistem pengawasan. a. Pendekatan Kebutuhan, artinya harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat penerima manfaat.b. Pendekatan Informan Kunci (Key Informan), pengumpulan data dibatasi pada informan kunci yang biasanya terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat setempat yang menguasai tentang kebutuhan dan hal-hal yang dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat. c. Pendekatan Forum Masyarakat. d. Pendekatan Indikator, dengan membatasi pada sejumlah indikator- indikator yang strategis 

e. Survei dan Sensus.

PENDEKATAN DALAM EVALUASI DAMPAK PROGRAM AKSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS 

Pelaksanaan evaluasi terhadap dampak program bertujuan untuk menilai seberapa jauh tingkat efektivitas program dan dampaknya terhadap masyarakat penerima manfaat, baik yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program maupun tidak.

Ada beberapa pendekatan dalam evaluasi dampak program aksi pemberdayaan komunitas, yaitu: a. Pelaksanaan evaluasi terhadap dampak program bertujuan untuk menilai seberapa jauh tingkat efektivitas program dan dampaknya terhadap “masyarakat penerima manfaat, baik yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program maupun tidak.b. Pendekatan Eksperimental, dengan merancang kegiatan evaluasi sebagai suatu riset eksperimental c. Pendekatan yang Berorientasi pada Tujuan (Goal Orientation Approach), dilakukan dalam evaluasi keberhasilan atau ketercapaian tujuan kegiatan, yang memfokuskan kepada indikator-indikator ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. d. Pendekatan yang Berfokus pada Keputusan (The Decision Focused Approach), ditujukan untuk pengelola program, bagi pengambilan keputusan-keputusan yang terkait dengan keberlanjutan program (perbaikan, pengembangan penghentian, dan lain-lain).e. Pendekatan yang Berorientasi pada Pemakai (The User Focused Approach), mengutamakan pada penilaian tentang seberapa jauh tingkat korbanan dan atau kem “manfaatan program bagi penerima manfaat, baik dilihat yang terkait dengan proses, hasil, maupun dampak kegiatannya.f. Pendekatan yang Responsive (The Responsive Approach), sangat unik, karena evaluator harus mendengar informasi dari semua pemangku kepentingan untuk kemudian melakukan analisis dan sintesis melalui beragam sudut pkamung yang dilatarbelakangi beragam kepentingan.g. Pendekatan yang Bebas Tujuan (Goal Free Approach), pendekatan ini memberikan kebebasan untuk merumuskan tujuan dan metode evaluasinya.  

MODEL-MODEL EVALUASI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
Model adalah abstraksi suatu entitas di mana abstraksi adalah penyederhanaan bentuk asli, dan entitas adalah suatu kenyataan atau keadaan keseluruhan suatu benda, proses, ataupun kejadian (Yaya dan N Kamung, 2009).  

Dalam hubungan ini termampu beragam model, yaitu: a. Model fisik yaitu menggambarkan entitas dalam bentuk tiga dimensi.b. Model naratif yaitu menggambarkan entitas dalam bentuk lisan dan atau tulisan.c. Model grafik menggambarkan entitas dalam bentuk garis dan symbol.d. Model matematik yaitu menggambarkan entitas dengan menggunakan rumus-rumus persamaan tentang keterkaitan variable.e. Model deskriptif, model ini menggambarkan situasi sebuah sistem tanpa rekomendasi dan peramalan. f. Model prediktif, model ini menunjukkan apa yang akan terjadi, bila sesuatu terjadi.g. Model normatif, model ini menyediakan jawaban terbaik terhadap satu persoalan. Model ini memberi rekomendasi tindakan-tindakan yang perlu diambil.h. Model ikonik, adalah model yang menirukan sistem aslinya, tetapi dalam suatu skala tertentu.i. Model analog, adalah suatu model yang menirukan sistem aslinya dengan hanya mengambil beberapa karakteristik utama dan menggambarkanya dengan benda atau sistem lain secara analog.

j. Model simbolis, adalah suatu model yang menggambarkan sistem yang ditinjau dengan simbol-simbol biasanya dengan simbol-simbol matematis dll.

RANGKUMAN

Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana dan sistematis, serta harus “objektif” dalam arti dilakukan berdasarkan data atau fakta, bukan berdasarkan praduga atau intuisi seseorang. Prinsip-prinsip Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas yaitu; harus selaras dengan tujuan yang hendak dicapai, objektif, menggunakan alat ukur yang tepat, berbentuk data (kuantitatif dan kualitatif) serta harus efektif dan efisien.


Hasil evaluasi yang baik adalah; memiliki tujuan yang jelas, menggunakan instrument yang tepat, mampu memberi gambaran yang jelas, praktis dan objektif.


Pendekatan dalam pelaksanaan pemberdayaan adalah pendekatan kebutuhan, pendekatan informan kunci, pendekatan forum masyarakat, pendekatan indikator dan pendekatan survei/sensus.

Pendekatan Sistem dalam Evaluasi Pemberdayaan Komunitas terdiri atas: Raw input, Instrumen input, Environment input, Proses pemberdayaan itu sendiri serta Output.  

Pendekatan dalam Pelaksanaan Pemantauan Aksi Pemberdayaan Komunitas, yaitu: Penggunaan catatan-catatan atau rekaman data, Survei terhadap peserta program dan Survei terhadap seluruh warga masyarakat.

Pendekatan dalam Evaluasi Dampak Program Aksi Pemberdayaan Komunitas antara lain : Pendekatan “Eksperimental, Pendekatan yang Berorientasi pada Tujuan (Goal Orientation Approach), Pendekatan yang Berfokus pada Keputusan (The Decision Focused Approach), Pendekatan yang Berorientasi pada Pemakai (The User Focused Approach), Pendekatan yang Responsive (The Responsive Approach), dan terakhir Pendekatan yang Bebas Tujuan (Goal Free Approach)  

Model-Model Evaluasi Pemberdayaan Komunitas, yaitu: Model fisik, Model naratif, Model grafik, Model matematik, Model deskriptif, Model prediktif, Model normatif, Model ikonik, Model analog, dan Model simbolis.

Referensi: Dr. Hj. Widiningsih, M.Pd. 2020. Modul Pembelajaran SMA Sosiologi. Jakarta: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.

Tujuan pelaksanaan kegiatan evaluasi pemberdayaan berdasarkan penjelasan tersebut adalah