Unsur ini merupakan segala bentuk apapun yang memiliki dimensi tinggi dan lebar unsur apakah itu?

Unsur ini merupakan segala bentuk apapun yang memiliki dimensi tinggi dan lebar unsur apakah itu?
Unsur ini merupakan segala bentuk apapun yang memiliki dimensi tinggi dan lebar unsur apakah itu?

Mewujudkan sebuah karya desain grafis kerap berangkat dari inspirasi atau gagasan cemerlang. Namun, memahami unsur atau elemen pembentuk desain jadi kunci utama Anda sebelum mulai menggarap karya apa pun. Tentu Anda tahu bahwa desain grafis adalah bentuk komunikasi visual yang menggunakan beberapa elemen seperti gambar, tulisan, dan bentuk.

Tujuan perancangan desain grafis pun jelas, yaitu untuk menciptakan suatu pesan agar dapat dilihat sasaran atau publik. Maka, setiap desainer grafis harus membuat keputusan tepat mengenai tampilan fisik dan visual sesuai keinginan, kebutuhan, dan gaya yang diinginkan.

Apa pun jenis desain grafis yang Anda buat, mulai dari logo, poster, flyer, iklan, hingga tampilan website, pasti akan melibatkan banyak keputusan terkait penempatan elemen desain. Itulah sebabnya penting bagi seorang desainer grafis untuk menguasai unsur-unsur desain grafis.

Berikut 9 unsur desain grafis yang harus Anda masukkan saat merancang sebuah karya.

1. Garis (Line)

Hampir semua desainer memulai karyanya dari sebuah garis. Sebagai unsur paling dasar, garis dalam desain grafis adalah penghubung antara satu titik dan titik lainnya. Bentuk garis bisa lurus, lengkung, vertikal, horizontal, zig zag, diagonal, atau tidak beraturan.

Garis hanya melibatkan panjang dan ketebalan sehingga elemen ini kerap ditandai sebagai elemen satu dimensi. Terlepas dari bentuknya yang sederhana, elemen ini punya pengaruh besar dalam sebuah desain.

Mari ambil contoh desain grafis yang bersifat formal. Garis-garis pembentuk desain cenderung lurus sehingga terkesan kaku dan monoton. Sementara, garis lengkung memberi sentuhan lembut, luwes, dan fleksibel.

Anda dapat menggunakan garis dengan gaya berbeda untuk membangun kesan atau tampilan berbeda pula. Penambahan tekanan, mengubah ketebalan atau lekukan jelas berpengaruh. Contoh, garis solid dan tebal memberi tampilan visual kuat serta menonjol.

2. Bentuk/Bidang (Shape)

Segala sesuatu yang mempunyai dimensi lebar dan tinggi disebut bidang atau bentuk. Anda dapat menjumpai dua kelompok bentuk, yaitu mekanis dan organik.

Bentuk mekanik umumnya mempunyai garis tepi yang tegas. Misalnya, bentuk geometris seperti segi tiga, segi empat, poligon, elips, lingkaran, dan setengah lingkaran. Kesan formal begitu kuat saat Anda menempatkan elemen bentuk ini dalam sebuah desain.

Sementara itu, bentuk organik cenderung tidak teratur dan melibatkan banyak kurva dengan lengkungan di sana sini. Penempatan beberapa bentuk ini menciptakan desain yang ekspresif dan tampak alami, sekaligus dinamis.

Karena variasi elemen desain ini cukup banyak, Anda harus pandai mengatur bagaimana penempatan bentuk tersebut. Bahkan, interaksi antara satu bentuk dan bentuk lainnya akan mempermudah Anda merancang karya yang apik. Pastikan Anda sudah menguasai elemen ini sebelum menawarkan jasa desain grafis.

3. Tekstur (Texture)

Unsur berikutnya dalam desain grafis adalah tekstur, yaitu tampilan permukaan yang terlihat. Biasa disebut sebagai corak, Anda pun dapat meraba dan merasakan tekstur ini.

Seberapa kasar, halus, atau lembut menjadi tolak ukur untuk menilai suatu tekstur yang dipakai dalam desain. Secara visual, tekstur suatu desain mampu menciptakan kesan maupun karakter khusus.

Kunci membuat tekstur dalam desain komunikasi visual dengan melakukan pengaturan keseimbangan dan kontras. Dari sini akan terlihat tekstur yang berbeda saat Anda coba memainkan pengaturan keduanya.

Corak juga muncul sebagai representasi tekstur permukaan benda. Misalnya, corak karpet, kain, kulit kayu, batu bata, bebatuan, dan elemen alam lainnya. Anda dapat mengaplikasikannya pada latar atau background desain untuk memberi tampilan visual yang berbeda.

4. Ruang/Jarak (Space)

Ruang merujuk pada jarak satu bentuk dengan bentuk lainnya. Desain grafis menghadirkan elemen ruang untuk memberi efek yang nyata. Sebagai contoh, dalam penulisan artikel di website, keberadaan ruang dapat memberi perbedaan antara kata dan kalimat.

Penyedia jasa penulis artikel tentu memahami elemen ini sebagai bagian dari pengaturan tata letak website agar enak dan nyaman dibaca. Jadi, visitor website pun tahu kapan harus mulai membaca dan kapan harus berhenti.

Saat memasukkan unsur ruang, area kosong juga berkontribusi pada estetika sebuah desain. Bidang kosong mampu menimbulkan kesan lebih nyaman secara visual sehingga membuat penglihatan bisa fokus pada objek utama.

Kehadiran ruang berperan memisahkan elemen dalam desain grafis, seperti teks, objek, dan latar atau background. Kesan menarik dan profesional pun bisa Anda tampilkan dengan menempatkan ruang dalam jarak yang tepat.

5. Ukuran (Size)

Bermain dengan ukuran dan skala objek, bentuk, teks, dan elemen lain akan memberi daya tarik dan penekanan pada desain Anda. Bayangkan betapa membosankannya jika sebuah karya desain mempunyai berbagai bentuk dengan ukuran serupa. Maka, variasi ukuran hadir sesuai dengan kebutuhan konten yang hendak disampaikan secara visual.

Besar kecil, tinggi rendah, dan panjang pendek suatu objek akan mempermudah Anda untuk menentukan mana elemen desain yang hendak ditonjolkan. Ukuran berbeda pun bisa memunculkan kontras antara satu bentuk dan bentuk lainnya. Sebagai catatan, pastikan Anda juga mempertimbangkan aspek kesesuaian agar perbedaan ukuran objek tetap selaras.

6. Warna (Color)

Elemen warna desain grafis adalah salah satu elemen terpenting, baik bagi desainer maupun klien. Warna bisa berdiri sendiri sebagai latar sebuah desain. Anda juga dapat mengaplikasikannya pada unsur-unsur desain grafis lainnya, seperti tekstur, garis, dan bentuk. Anda dapat memberdayakan warna pilihan untuk menentukan arah dan tujuan sebuah desain grafis.

Warna pun mampu menciptakan emosi. Contoh, merah mengesankan gairah atau semangat, biru menampilkan ketenangan, dan hijau menyiratkan kesan alami. Begitu pula soal menciptakan kombinasi warna yang tepat dan serasi antara tiap elemen desain dan latar. Memahami seperti apa profil klien yang memesan jasa desain dapat membantu Anda dalam pemilihan mana warna cocok untuk desain yang diinginkan.

Dalam warna, Anda akan menjumpai beberapa karakteristik. Hue merujuk pada warna asli. Teori warna mengelompokkan tiga jenis warna, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Merah, biru, dan kuning adalah warna primer. Sementara, hijau, ungu, dan oranye merupakan hasil pencampuran dua warna primer. Warna tersier diperoleh dengan mencampurkan warna sekunder dan primer.

Kemudian ada shade, tint, dan tone. Shade merupakan penambahan warna hitam pada suatu warna sehingga menjadi versi gelap warna asli. Sebaliknya tint menambahkan warna putih untuk menciptakan warna lebih terang. Tone merupakan sebutan penambahan warna abu-abu guna membuat versi muted/buram dari warna asli.

Intensity mengacu pada dimensi kejernihan suatu warna. Warna yang murni atau asli disebut pure hue atau true hue dengan intensitas warna tinggi. Tint, tone, dan shade justru memiliki intensitas warna rendah.

7. Value

Value mendeskripsikan rentang terang gelapnya sebuah warna. Contoh, untuk memunculkan warna abu-abu, Anda bisa menambahkan warna hitam sedikit demi sedikit pada warna putih. Saat percampuran dilakukan tahap demi tahap, tampak variasi warna abu-abu dari terang sampai gelap.

Desainer harus memahami konsep ini karena bukan hanya terkait pemilihan warna, tetapi juga value mendefinisikan bentuk dan menciptakan ilusi spasial. Saat beberapa objek memiliki value sama, bentuk yang Anda buat tampak datar dan seragam. Ketika pengaturan value kontras diberlakukan, bentuk objek akan muncul dan tampak terpisah satu sama lain.

8. Tipografi

Seperti halnya warna, tekstur, dan bentuk, tipografi atau huruf yang Anda pakai juga menggambarkan gaya desain yang ingin diusung. Ini bukan soal pemilihan kata-kata saja, tetapi bagaimana jenis huruf itu mengkomunikasikan kata yang Anda buat.

Contoh, untuk desain grafis di lingkungan korporasi, huruf seperti sans serif dan serif jadi pilihan karena menampilkan kesan formal. Sementara dalam pembuatan blog travel, makanan, atau toko bergaya vintage, huruf script menciptakan kesan playful dan artsy.

Dengan kata lain, tipografi merepresentasikan siapa diri Anda dan citra apa yang hendak Anda tampilkan ke publik. Maka, pemilihan tipografi perlu dilakukan secara cermat dan teliti.

9. Keseimbangan (balance) dan hierarki

Saat berbicara tentang desain, Anda harus kreatif dalam porsi seimbang. Tempatkan tiap elemen dalam bidang kerja secara proporsional untuk tampilan visual yang selaras. Struktur elemen dari komposisi yang Anda rencanakan dapat membangun sebuah desain yang komunikatif.

Lalu, ada hierarki yang akan membantu Anda menarik perhatian orang pada elemen kunci desain. Hierarki mengacu pada bagaimana Anda mempresentasikan tiap unsur desain sehingga orang dapat menangkap pesan yang ditampilkan secara visual.

Hierarki mengarahkan orang untuk fokus pada elemen desain yang ingin Anda tonjolkan. Kadang prinsip sederhana ini masih cukup efektif: semakin besar suatu unsur desain, semakin mudah menarik perhatian orang.

Namun, prinsip tersebut tidak selalu berhasil. Maka, kembali lagi pada tujuan dan arah desain grafis yang Anda buat. Coba bangun hierarki mengikuti pola pergerakan mata manusia untuk mengetahui unsur desain mana saja yang perlu diberi tekanan.

Desain grafis adalah bagaimana memadukan semua elemen secara tepat untuk menciptakan desain yang diinginkan. Perlu diingat bahwa desain bagus berbanding lurus dengan efektivitas desain yang ditampilkan. Tidak berlebihan, tidak juga ada yang kurang, semua serba pas. Jadi, menguasai unsur desain grafis di atas akan menunjukkan kepiawaian Anda sebagai seorang desainer grafis. Setuju?