Untuk mengukur komposisi tubuh kita melakukan

Pada umumnya, masyarakat Indonesia melakukan evaluasi kesehatan atau kebugaran dengan mengukur berat badan atau Indeks Massa Tubuh. Padahal komposisi tubuh merupakan hal yang lebih penting untuk diketahui. Mengapa mengukur komposisi tubuh penting untuk dilakukan dan bagaimana cara mengukurnya? Artikel ini akan membantu Anda untuk memahaminya.

Untuk mengukur komposisi tubuh kita melakukan

Komposisi tubuh merupakan salah satu komponen kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan. Pengukuran ini sebaiknya dilakukan agar Anda dapat lebih mudah menjaga kesehatan tubuh, menentukan berat badan ideal, mengevaluasi keberhasilan suatu program (contohnya fat loss), dan juga dapat dijadikan sebagai data pendukung dalam diagnosis (penentuan) penyakit.

Untuk mengukur komposisi tubuh kita melakukan

Bioimpedance analysis (BIA) adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur komposisi tubuh. Alat ini merupakan evolusi dari timbangan berat badan yang bekerja sebagai elektroda untuk mengukur sinyal listrik pada tubuh, sehingga nilai massa otot, lemak tubuh, kadar air tubuh, lemak viseral (lemak dalam organ), Basal Metabolic Rate (BMR) dan massa tulang dapat diketahui. Selain itu BIA juga memiliki beberapa keunggulan seperti: mudah digunakan, cukup akurat, dan tidak membutuhkan keahlian khusus. Dengan demikian semua orang dapat mengukur komposisi tubuhnya sendiri.

Untuk mengukur komposisi tubuh kita melakukan

Bagaimana cara menggunakan BIA?

Walau di pasaran banyak tipe BIA, penggunaan alat tidak jauh berbeda. Pertama-tama nyalakan alat BIA, kemudian masukan umur, berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin. setelah itu berdirilah ke atas alat. Tekan tombol memulai pengukuran dan tunggu beberapa saat untuk melihat hasilnya. Bandingkan hasil pengukuran yang Anda dapat dengan nilai cut-off (nilai yang direkomendasikan dalam manual).

Ukurlah komposisi tubuh Anda minimal satu kali dalam sebulan secara rutin untuk mengurangi risiko penyakit metabolik. Konsultasikan hasil yang Anda dapat dengan Ahlinya apabila terdapat salah satu nilai yang tidak sesuai dengan cut-off yang direkomendasikan. Dengan demikian Anda dapat mengetahui bahwa hal tersebut berbahaya atau tidak, serta mendapat saran yang tepat untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat.

Writer : Anisyah Citra, Sgz
Editor & Proofreader :Jansen Ongko, Msc, RD

Referensi:
What is Bioimpedance Analysis. Tersedia pada www.n1health.com/Media/Corporate/CFM/Documents/Other%20Resources/What%20is%20Bioimpedance%20Analysis.pdf

APKI.2015. Applied nutrition for sports performance. Jakarta: APKI