Virtual office dan kesiapan sdm indonesia saat ini

Saat ini pada sektor manufaktur sedang terjadi lompatan besar. Lompatan yang terjadi tidak hanya dalam hal proses produksi saja melainkan di seluruh mata rantai kegiatan dalam rangka mencapai kualitas dan efisiensi serta efektivitas proses produksi.

Untuk menghadapi itu maka industri di Indonesia idealnya perlu menyiapkan sumberdaya yang handal dan berkualitas untuk dapat memenuhi lompatan besar [revolusi industri 4.0] tersebut.

Modal besar yang di miliki Indonesia dengan bonus demografi yaitu pasar yang besar dan jumlah sumber daya manusia yang produktif dapat diarahkan untuk mendukung pengembangan industri dalam era lompatan besar ini.

Dengan situasi dan kondisi saat ini yang menjadi pertanyaan mendasar adalah apakah sumber daya manusia [SDM] terampil untuk industri di Indonesia sudah siap untuk menghadapi lompatan besar tersebut?

Menurut hemat kami kesiapan SDM terampil di Indonesia harus dilihat dari kesiapan SDM dalam proses produksi [pemanufakturan] atau kesiapan SDM dalam bidang penjualan [bisnis digital]. Karena saat ini yang berkembang di Indonesia dalam merespon revolusi industri baru dari sisi penjualan, sehingga banyak anak muda yang menjadi pelaku bisnis online tanpa melihat asal negara pembuat produk.

Jika SDM ini dilihat dari kesiapan sisi proses produksi [pemanufakturan yang memenuhi kriteria dalam revolusi industri] maka dapat dikatakan belum dapat mencukupi dari sisi kuantitas maupun kualitas.

Era lompatan besar [revolusi industri dalam pemanufakturan] membutuhkan investasi yang serius, karena SDM tidak dapat belajar mandiri untuk mampu menjalankan proses pemanufakturan tersebut. Sementara jika untuk memenuhi kemampuan SDM dari sisi kemampuan menjual saja [bisnis digital], kualitas dan kuantitasnya lebih cepat terpenuhi. Hal ini disebabkan generasi muda sudah terbiasa dengan tehnologi infomasi sehingga lebih mudah untuk dikembangkan dan dapat belajar mandiri tanpa investasi yang besar.

Untuk dapat memenuhi kuantitas dan kualitas SDM dari sisi kemampuan pemanufakturan, diperlukan strategi. Namun tergantung industri apa yang akan dikembangkan oleh Indonesia untuk dijadikan industri unggulan, misalnya apakah: produk unggulan pertanian, perternakan, perikanan, pertambangan atau industri yang lain yang mampu memenuhi keunggulan komparatif dan kompetitif.

Ambil sebuah contoh karena Indonesia terkenal sebagai negara yang berbasis pertanian, maka dapat dikembangkan industri yang berasal dari produk pertanian dan dapat dikembangkan dari hulu hingga hilir.

Untuk menyiapkan investasi SDM sebagai pelaku industri bidang pertanian dapat dilakukan dengan startegi penthahelix yaitu strategi kolaborasi atau sinergi antara perguruan tinggi/SMK [akademik], sektor industri pertanian [pelaku bisnis], departemen pertanian [pemerintah], masyarakat [komunitas atau konsumen], dan jangan lupa menggandeng media.

Industri yang berbasis pertanian dapat dilaksanakan dari hulu sampai hilir. Jika SDM dipersiapkan dengan baik maka akan menghasilkan produk yang dapat memenuhi keunggulan komparatif karena bahan baku mudah dan murah, sementara keunggulan bersaing dapat dicapai dengan penyiapan kualitas SDM dan proses pemanufakturannya.

[Penulis: Dr. Jumadi, SE., MM-Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan, Alumni, Humas dan Kerjasama Universitas Widya Mataram-pernah dimuat pada laman //www.watyutink.com/opini/Menengok-dan-Menyiapkan-SDM-di-Era-Revolusi-Industri-40#.XQSusRh65ac.whatsapp ]

ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kesiapan memasuki revolusi industri 4.0, salah satu langkah prioritas yang tengah dilakukan pemerintah adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia [SDM]. Untuk itu, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan vokasi, salah satunya mengusung konsep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan [SMK].

Hingga saat ini, program pendidikan vokasi yang diluncurkan di beberapa wilayah Indonesia tersebut, melibatkan sebanyak 618 perusahaan dengan menggandeng hingga 1.735 SMK. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memaparkan tujuan program ini adalah menciptakan satu juta tenaga kerja kompeten yang tersertifikasi sesuai kebutuhan dunia industri pada tahun 2019.

Disamping itu, irlangga aktif mengajak generasi muda Indonesia untuk melek teknologi dan memanfaatkan peluang bisnis di era digital yang sedang berkembang. “Betapa pentingnya pendidikan untuk membangun SDM yang andal dan mampu bersaing di tengah arus globalisasi yang kian kompetitif. Maka itu, mereka perlu mempelajari bahasa Inggris, statistik, dan koding,” paparnya dalam keterangan pers, Senin [11/6].

Menperin menyadari, generasi muda akan menjadi tumpuan dan harapan dalam membangun negeri ini. Terlebih lagi, Indonesia memiliki modal besar berupa talenta dari perguruan tinggi di dalam negeri yang jumlahnya sangat banyak. “Selain itu, Indonesia akan menikmati bonus demografi selama 15 tahun ke depan. Tentunya kondisi ini memacu kinerja ekonomi nasional semakin tumbuh maksimal,” imbuhnya.

Guna mempercepat pemanfaatan teknologi yang bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri, Kemperin bersama asosiasi industri, pelaku usaha, penyedia teknologi, dan akademisi, juga telah menetapkan lima sektor industri yang akan menjadi pionir implementasi industri 4.0 di Tanah Air.

Lima sektor manufaktur tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronik. “Selama ini, dari lima sektor industri itu mampu memberikan kontribusi sebesar 60% untuk PDB, kemudian menyumbang 65% terhadap total ekspor, dan 60% tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut,” sebutnya.

Oleh karena itu, disiapkan 10 inisiatif yang akan dijalankan dalam upaya mengakselerasi pengembangan industri nasional yang berdaya daya saing global. Pertama, pemerintah memperbaiki alur aliran barang dan material melalui pengembangan industri hulu. Kedua, mendesain ulang zona industri di seluruh wilayah Indonesia dengan menyelaraskan peta jalan sektor-sektor industri yang menjadi fokus prioritas.

Ketiga, memfasilitasi peningkatan produktivitas industri yang berbasis teknologi bersih, tenaga listrik, biokimia, dan energi terbarukan. Keempat, memberdayakan UMKM dengan mendorong penggunaan platform e-commerce sehingga bisa meningkatkan penjualannya.

Kelima, membangun infrastruktur digital nasional, termasuk jaringan internet kecepatan tinggi, cloud, data center, security management dan infrastruktur broadband. Keenam, menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan sehingga Indonesia tetap menarik bagi investasi asing. Ketujuh, peningkatan kualitas SDM. Kedelapan, pembangunan ekosistem inovasi.

Selanjutnya, kesembilan adalah pemberian insentif bagi perusahaan baru maupun yang existing, karena berinisiatif investasi untuk mengadopsi teknologi terkini dalam menjalankan proses produksinya. Dan, langkah kesepuluh, yaitu harmonisasi aturan dan kebijakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.

Analisislah langkah pemerintah untuk mempersiapkan SDM dalam menghadapi revolusi industri 4?

Analisislah langkah pemerintah untuk mempersiapkan SDM dalam menghadapi revolusi industri 4.0​.
Perbaikan alur aliran barang dan material. ... .
Mendesain ulang zona industri. ... .
Mengakomodasi standar-standar keberlanjutan. ... .
Memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah [UMKM]. ... .
Membangun infrastruktur digital nasional..

Dalam Indi 4.0 terdiri dari 5 pilar 17 bidang dan 5 level dimana 5 pilar industri 4.0 yaitu?

Asesmen dilakukan terhadap penerapan 5 pilar dalam struktur INDI 4.0 pada KAI yaitu Pilar Manajemen dan Organisasi, Orang dan Budaya, Produk dan Layanan, Teknologi, dan Operasi.

Bagaimana langkah perusahaan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan produk?

Agar Mampu Bersaing di Era Industri 4.0, Perusahaan Perlu Lakukan 3 Strategi Ini.
Peningkatan kualitas SDM. Hasil riset McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa 15 persen dari seluruh pekerjaan di dunia pada 2030 akan digantikan oleh sistem automasi dan robot. ... .
Perkuat jaringan bisnis. ... .
Penggunaan teknologi yang tepat..

Bài mới nhất

Chủ Đề