3 faktor yang menyebabkan keanekaragaman suku bangsa di Indonesia

JAKARTA - Penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia cukup banyak. Tak heran mengapa Indonesia memiliki slogan Bhinneka Tunggal Ika. Karena NKRI memiliki beragam suku, ras, budaya, bangsa dan juga bahasa.

Okezone telah merangkum penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia yang diolah dari berbagai sumber. Simak tulisan berikut ini ya.

Nenek Moyang yang Berbeda

Nenek Moyang di Indonesia berasal dari dua ras berbeda. Di Bagian barat Indonesia merupakan keturunan ras Mongoloid. Ras tersebut terbagi menjadi uda. Satu ras Deutro Melayu seperti Melayu Muda yang terdiri dari suku bugis, Jawa, Bali dan Madura. Sedangka ras Proto Melayu atau Melayu Tua terdiri dari suku Batak, Dayak dan juga Toraja.

Adapun ciri ras Mongoloid antara lain: Ukuran tubuh biasanya kecil, Kelopak mata sipit, Rambut lurus berwarna hitam, Hidung relatif pesek, Bola mata berwarna coklat, Warna kulit sawo matang atau kekuningan Terdapat tanda lahir.

Sedangkan di Indonesia bagian barat terdapat keturunan ras Australomelanesiaid. Leluhur mereka itu lebih dulu datang ke Nusantara dan juga Afrika pada 100.000-300.000 tahun lalu. Dari kedua keturunan ras tersebut terjadilah perkawinan campur hingga terjadi evolusi buday dan bahasa dan meneruskan kepada kelompok-kelompok yang berbeda suku bangsa.

Pengaruh Kebudayaan Asing

Penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia selanjutnya yaitu masuknya budaya asing ke Indonesia. Budaya tersebut berakulturasi menjadi duan unsur kebudayaan sehingga membuat budaya terbaru dengan ciri khas yang berbeda.

Sebagai contoh, dalam budaya Jawa pada Kesultanan Mataram, secara tidak langsung dipengaruhi oleh pedagang-pedagang dari Jazirah Arab.

Letak Geografis

Indonesia memiliki bentangan alam yang indah. Kontur daratan yang dimiliki ada pantai dan juga daerah pegunungan. Dari warga lokal atau suku asli yang tinggal di kedua tempat tersebut melahirkan banyak budaya tersendiri. Misalnya saja, masyarakat pesisir. Mereka memiliki adat atau kebiasaan tersendiri yang sangat erat kaitannya dengan laut.

Iklim di Indonesia

Kondisi iklim yang berbeda turut menjadi Penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Bagi masyarakat yang tinggal di Indonesia bagian Barat, tentu berbeda dengan yang tinggal di bagian Timur. Musim hujan di wilayah barat Indonesia lebih teratur. Oleh sebab itu, matab pencaharian penduduknya rata-rata adalah bercocok tanam atau bertani.

Sedangkan wilayah Indonesia bagian timur curah hujan sangat kecil lebih banyak kemarau panjang. Mereka bekerja lebih banyak sebagai peternak ataupun pemburu.

Faktor Penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia cukup jelas bukan? Mari cintai Indonesia meskipun berbeda bahasa, agama dan budaya.

Keunikan dan kemampuan yang dimiliki setiap individu merupakan wujud keberagaman dan anugerah dari Tuhan yang patut disyukuri. Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, dan sosial yang disatukan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Keberagaman tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti perbedaan ras, lingkungan geografis, dan iklim.

Faktor penyebab keberagaman di Indonesia adalah sebagai berikut

1. Faktor Kondisi Geografis

Secara geografis, Indonesia terletak di benua Asia yang berbatasan dengan benua Australia serta diapit oleh dua samudera, yaitu Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai tempat strategis di jalur perdagangan.

Indonesia terletak di rute perdagangan maritim yang berkembang antara India dan Cina. Banyak pedagang dari berbagai negara datang ke Indonesia. Mereka tidak hanya membawa komoditas dagang, tetapi juga membawa kebudayaan yang berpotensi menimbulkan akulturasi sehingga menjadi penyebab keberagaman di Indonesia.

Selain itu, Indonesia sebagai negara kepulauan terdiri dari berbagai pulau yang terpisah oleh laut. Jarak tersebut berdampak pada pengembangan kebiasaan, adat istiadat, dan budaya masyarakat di pulau masing-masing.

Advertising

Advertising

Hal tersebut menyebabkan adanya keberagaman suku bangsa, bahasa, budaya, sistem kepercayaan, agama, maupun peranan laki-laki dan perempuan.

2. Faktor Sejarah

Berdasarkan sejarah, orang Indonesia telah dijajah oleh negara-negara barat seperti Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda. Akibatnya, terjadi perkawinan dengan bangsa Indonesia, sehingga keturunannya menjadi beragam.

Kedatangan para penjajah juga berpengaruh pada keberagaman hidangan di Indonesia. Melalui proses akulturasi, tercipta berbagai makanan dan minuman baru yang beragam. Pengaruh bangsa asing juga tampak pada keberagaman pakaian, arsitektur, seni, dan masih banyak lagi.

3. Faktor Lingkungan Alam

Lingkungan alam menimbulkan keberagaman budaya di Indonesia. Adanya fenomena alam seperti gunung meletus dan gempa bumi menyebabkan banyak masyarakat pindah dari  suatu daerah ke daerah lain. Perpindahan ini disebut transmigrasi.

Penduduk yang datang di daerah baru akan beradaptasi dengan penduduk setempat sehingga muncul kebudayaan baru. Semakin banyak kebudayaan baru, semakin berkembang keberagaman di Indonesia.

Baca Juga

Kemajuan transportasi dan komunikasi juga mempengaruhi adanya keberagaman masyarakat Indonesia. Transportasi dan komunikasi yang memadai mempermudah masyarakat untuk bepergian dari suatu daerah ke daerah lain.

Transportasi dengan cepat menghubungkan daerah sehingga mendapatkan akses yang bermanfaat untuk perkembangan. Sedangkan komunikasi berpotensi menimbulkan ide-ide baru, keahlian, adat istiadat, masakan, dan seni yang semuanya berperan dalam keberagaman di Indonesia.

5. Faktor Perubahan Nilai dan Sikap

Keberagaman di Indonesia muncul dari perubahan nilai, norma, dan kearifan lokal yang berkembang di dalam masyarakat. Teknologi modern dan dampak globalisasi menimbulkan perubahan nilai dan sikap sehingga memperbanyak keberagaman di Indonesia.

Perilaku masyarakat Indonesia kini semakin multikultural karena menerima banyak kebudayaan. Hal tersebut mengubah tata nilai dan sikap sehingga menyebabkan keberagaman di Indonesia.

Baca Juga

Iklim yang berbeda antara satu daerah dan daerah lain menyebabkan keberagaman mata pencaharian atau jenis pekerjaan di Indonesia. Misalnya, iklim gunung yang dingin cocok untuk perkebunan dan pertanian sehingga banyak mata pencaharian petani. Sedangkan iklim pantai membuat warga sekitar bekerja sebagai nelayan.

7. Faktor Agama

Ajaran agama yang disebarkan bangsa asing menimbulkan keberagaman agama di Indonesia. Contohnya yaitu bangsa Portugis yang menjajah Indonesia sekaligus menyebarkan agama Kristen. Serupa halnya dengan bangsa Tiongkok yang mengajarkan agama Konghucu.

Baca Juga

Adapun manfaat keberagaman di Indonesia yaitu:

1. Mendorong kreativitas dan inovasi

Setiap suku, budaya, dan ras memiliki cara yang berbeda dalam menjalani kehidupan. Keberagaman tersebut berdampak pada pengetahuan dan cara pandang yang berbeda sehingga mendorong kreativitas dan inovasi untuk menghasilkan ide-ide baru.

2. Menimbulkan sikap toleransi dan saling menghargai

Keberagaman di Indonesia menimbulkan sikap toleransi dan saling menghargai. Setiap orang memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda satu sama lain. Perbedaan ini patut dihargai dengan sikap saling toleransi.

Toleransi penting untuk membantu masyarakat agar hidup bersama dengan damai. Bersikap toleran berarti menerima pendapat dan preferensi orang lain. Dengan sikap toleransi dan saling menghargai, keyakinan, nilai, dan ide dapat diterima dengan baik.

3. Meningkatkan produktivitas

Menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dengan pengalaman hidup yang berbeda dapat meningkatkan produktivitas. Keberagaman menghasilkan ide dan perspektif baru untuk memecahkan suatu masalah.

Baca Juga

Koropak.co.id, 21 April 2022 07:46:20

Eris Kuswara

Koropak.co.id - Hari ini, 21 April menjadi hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, tanggal 21 April ini sering diperingati sebagai Hari Kartini. 

Peringatan ini pun tentunya merupakan wujud dari penghormatan atas jasa-jasa Raden Adjeng [R. A.] Kartini dalam mempelopori pendidikan bagi wanita di Indonesia. 

Diketahui, R. A. Kartini lahir pada 21 April 1879 dan meninggal dunia pada 17 September 1904. Berbicara mengenai sejarahnya, peringatan Hari Kartini sendiri berawal dari perjuangan R. A. Kartini untuk memberikan pendidikan bagi para wanita di Indonesia. 

Dilansir dari berbagai sumber, perjuangan tersebut juga sampai memicu kemunculan organisasi-organisasi wanita yang memperingati hari kelahiran R. A. Kartini.

Atas jasa R. A. Kartini itulah, Pemerintah secara resmi menetapkan peringatan Hari Kartini melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964 yang ditandatangani pada 2 Mei 1964 yang didalamnya juga memuat tentang penetapan R. A. Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Hari Kartini tentunya merupakan hari perayaan perjuangan emansipasi wanita. Emansipasi itu berarti pembebasan dari perbudakan dan persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Emansipasi wanita juga bertujuan untuk memberikan wanita kesempatan bekerja, belajar, dan berkarya layaknya seperti kaum pria.

Awal Perjuangan Kartini 

R. A. Kartini terlahir sebagai seorang gadis bangsawan dan merupakan putri dari Bupati Jepara. Dikutip dari Kumpulan Buklet Hari Bersejarah I, pada saat itu, seorang wanita tidak diperkenankan untuk mendapatkan pendidikan, kecuali untuk keluarga-keluarga bangsawan tertentu saja, termasuk keluarga R. A. Kartini.

Meskipun demikian, pendidikan bagi gadis bangsawan juga hanya sampai usia 12 tahun saja. Kemudian setelah itu, mereka harus menjalani pingitan sampai tiba saatnya untuk dinikahi dengan pria yang menjadi pilihan orang tuanya.

Selama masa pingitan itu, seorang gadis juga dilarang untuk berhubungan dengan dunia luar. Bahkan mereka juga tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan keterampilan. Sehingga ketika menikah, mereka pun akan sangat tergantung pada suaminya.

Akibatnya, para suami pun bertindak semena-mena terhadap istrinya. Hal inilah yang memicu kesadaran R. A. Kartini yang kemudian ia sampaikan melalui surat-surat kepada para sahabatnya. Kumpulan surat tersebut selanjutnya diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul 'Habis Gelap Terbitlah Terang' pada tahun 1911.


Baca : Kisah Kartini yang Diyakini Sudah Mengenal Islam Sejak Kecil

Perjuangan R. A. Kartini sendiri dimulai dengan pembukaan kelas kecil khusus untuk para gadis. Kelas ini diselenggarakan di rumah Kartini atas izin suaminya. Disana, para gadis mendapatkan pelajaran membaca, menulis, memasak, kerajinan tangan dan menjahit.

Pergerakan Organisasi Wanita di Indonesia 

Perjuangan Kartini tersebut diikuti oleh wanita-wanita di seluruh Indonesia. Tercatat pada tahun 1904, Raden Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri di Jawa Barat yang kemudian berganti nama menjadi Keutamaan Istri. Selanjutnya pada tahun 1917, Maria Walanda Maramis mendirikan sekolah dengan nama Percintaan Ibu Terhadap Anak Temurunnya [PIKAT].

Berawal dari pendirian sekolah-sekolah itu, organisasi wanita pada akhirnya mulai bermunculan di Indonesia. Keinginan kaum wanita untuk membentuk organisasi itu juga turut didukung oleh para pemuda pelajar. Atas bantuan para pemuda STOVIA yang tergabung dalam organisasi Budi Utomo, sebuah organisasi wanita bernama Putri Mahardika akhirnya dibentuk pada tahun 1912 di Jakarta.

Diketahui, Putri Mahardika merupakan organisasi wanita pertama di Indonesia yang memiliki tujuan untuk  memberikan penerangan dan nasehat kepada kaum putri Indonesia tentang betapa pentingnya pendidikan, sekaligus menggalang dana bantuan keuangan untuk membantu para gadis yang tidak mampu melanjutkan pendidikan.

Siapa sangka, berdirinya Putri Mahardika itu memicu organisasi wanita lain di Indonesia. Misalnya, Organisasi Perwiyatan Istri pada tahun 1915, Wanita Susilo pada tahun 1918, dan Purborini yang didirikan pada tahun 1917.

Kongres Perempuan Indonesia 

Sementara itu, berawal dari Kongres Pemuda, beberapa wanita turut hadir dan menyumbangkan gagasan. Atas inisiatif tujuh organisasi wanita, Kongres Perempuan Indonesia resmi diselenggarakan pada 22-25 Desember 1928, dengan bertempat di Pendopo Joyodipuro, Yogyakarta.


Baca : 16 April 1952; Lahirnya Kopassus TNI AD

Terselenggaranya Kongres Perempuan Indonesia Pertama ini juga merupakan momentum yang sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya bagi kaum perempuan. Berdasarkan buku Aisyiyah dan Sejarah Pergerakan Perempuan Indonesia [Sebuah Tinjauan Awal], terdapat beberapa keputusan dalam kongres tersebut, diantaranya:

- Mendirikan badan federasi bersama dengan nama "Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia [PPPI]" 

- Menerbitkan surat kabar yang redaksinya dipercayakan kepada pengurus PPPI dengan anggota-anggota redaksinya yang terdiri dari Nyi Hadjar Dewantara, Nn. Hajinah, Ny. Ali Sastroamidjojo, Nn. Ismudiyati, Nn. Budiah dan Nn. Sunaryati

- Mendirikan studiefonds yang akan menolong gadis-gadis tidak mampu 

- Memperkuat pendidikan kepanduan putri

- Mencegah perkawinan anak-anak

- Mengirimkan mosi kepada pemerintah agar secepatnya diadakan fonds bagi janda dan anak-anak, jangan mencabut tunjangan yang bersifat pensiun [onderstand] dan memperbanyak ekolah-sekolah putri

- Mengirimkan mosi kepada Raad Agama agar tiap talak dilakukan secara tertulis sesuai dengan peraturan agama

Penetapan Hari Kartini 

Dilansir dari Sisi Lain Kartini, di Solo pada Minggu, 21 April 1929, Yayasan Van Deventer kala itu  menyelenggarakan peringatan mengenang 50 tahun kelahiran R. A. Kartini. Peringatan tersebut pun dihadiri oleh pihak keluarga R. A. Kartini dan berbagai kalangan tamu.

Pada 21 April 1947, Peringatan Hari Kartini mulai diadakan secara besar-besaran. Perayaan tersebut juga diadakan di Lapangan Merdeka yang dulunya disebut Koningsplein. Acaranya kala itu dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya lalu dilanjutkan dengan pidato laporan ketua panitia Nyonya Sitiati.

Sejak saat itulah, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Melihat hal tersebut, Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno pada akhirnya menetapkannya R. A. Kartini sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 108 Tahun 1964, tertanggal 2 Mei 1964.

Tak hanya itu saja, keputusan tersebut juga turut menetapkan bahwa pada tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini yang diperingati setiap tahunnya.*

Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề