Anjuran untuk belajar sudah diperintahkan oleh Allah subhanahu wa taala dalam Al-Quran surat

Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.

Hadis di atas tentunya sudah tidak asing di benak kita, bahwa kewajiban menuntut ilmu itu diperuntukkan bagi setiap orang Islam. Syaikh Az Zarnuji pun menjelaskan, bahwa diwajibkan pula atas seorang Muslim, mempelajari ilmu yang dibutuhkan dirinya sekarang ini, dan juga ilmu yang dapat diamalkan kapan saja dan dimana saja.

Mengapa wajib bagi setiap Muslim untuk menuntut ilmu? Karena ada banyak keutamaan ilmu. Beberapa keutamaan ilmu diantaranya adalah:

  1. Ilmu adalah kekhususan, ilmu adalah keistimewaan yang Allah subhanahu wa ta’ala khususkan hanya untuk manusia semata. Selain ilmu, manusia dan hewan memiliki kesamaan.
  2. Ilmu dapat mengantarkan seseorang menuju kepada kebajikan dan ketaqwaan. Dan sebab ketaqwaan itu, seseorang dapat memperoleh kemuliaan di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, dan kebahagiaan abadi.

Keutamaan akan ilmu ini seyogyanya dapat menjadikan setiap Muslim senantiasa bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Syaikh Az Zarnuji mengatakan, bahwa diantara hal yang penting dalam menuntut ilmu yang harus diperhatikan adalah fil jiddi [kesungguhan]. Jika sesuatu dilakukan dengan kesungguhan, maka Allah subhanhu wa ta’ala akan memberikan keberhasilan di dalamnya. Selain kesungguhan [al jiddu], juga perlu diiringi dengan sikap kesungguhan yang terus menerus [al muwazobah] dan komitmen [al muzallimah] dalam menuntut ilmu. Tiga sikap ini harus ada dalam diri pelajar [orang yang belajar] dan berjalan beriringan, tidak dapat hanya salah satu saja.

Wajib bagi setiap pelajar, bersungguh-sungguh, terus menerus, dan komitmen, tidak berhenti hingga tujuan dalam menuntut ilmu tercapai. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Maryam: 12 yang artinya, “Wahai Yahya, ambillah kitab [itu] dengan kuat”, dan dalam QS Al Ankabut: 69 yang artinya, “Dan orang-orang berjuang, untuk mencari keridhaan Kami, niscaya Kami tunjukkan mereka jalan-jalan menuju Kami”.

Dikatakan oleh Az Zarnuji, barangsiapa yang mencari sesuatu dan dilakukannya dengan sungguh-sungguh, pasti dia akan mendapatkannya. Dan barangsiapa yang mengetuk pintu dengan terus menerus, pasti dapat masuk. Dikatakan pula, bahwa sesuai dengan kesungguhannya, seseorang akan mendapat apa yang menjadi harapannya.

Dalam konteks kesungguhan ini, Az Zanurji menjelaskan bahwa kesulitan yang dihadapi seseorang akan dapat selesai dengan kesungguhan, terutama kesulitan yang dihadapi dalam proses belajar. Allah akan memberikan pertolongan pada seseorang jika Allah menghendaki. Kesulitan dapat selesai dengan kesungguhan adalah menjadi anugerah Allah subhanahu wa ta’ala dan berada dalam kekuasaan-Nya.

Kesungguhan dalam belajar dan memperdalam ilmu bukan hanya dari pelajar semata namun kesungguhan ini juga dibutuhkan kesungguhan dari tiga [3] orang, yakni pelajar [murid], guru, dan orang tua. Jika murid, guru, dan orang tua sungguh-sungguh, insya Allah itu akan berhasil, kesulitan [dalam menuntut ilmu, dalam belajar] akan dapat terselesaikan, insya Allah. Manusia diperintahkan Allah untuk belajar dan belajar. Hanya saja memang kualitas akal manusia itu berbeda-beda. Nah, kesungguhan inilah yang menjadi kunci. Dengan kesungguhan ini, sesuatu yang sulit itu insya Allah akan dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Bagaimana ilmu itu dapat diperoleh tanpa melalui kesulitan? Banyak diantara kita ini memiliki cita-cita, memiliki keinginan, namun jika tidak diiringi dengan kesungguhan, maka itu adalah kedustaan. Apapun cita-cita dan keinginan seseorang, jika diiringi dengan kesungguhan, maka insya Allah akan terwujud. Jika tidak diiringi dengan kesungguhan, maka itu adalah kegilaan. Kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Tanpa kesungguhan, maka kita adalah orang yang gila. Orang belum dapat dikatakan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, jika dia belum mendapatkan kepayahan yang sangat dalam menuntut ilmu. Allah akan memberikan jalan keluar untuk kesungguhan tersebut.

Masya Allah, merujuk pada materi di atas, maka pentinglah bagi setiap diri kita untuk senantiasa bersungguh-sungguh dalam belajar [menuntut ilmu]. Semoga rangkuman materi ini dapat menjadi refleksi untuk diri kita, terlebih khusus bagi penulis pribadi. Insya Allah akan kita lanjutkan pembahasan mengenai kesungguhan dalam menuntut ilmu pada kesempatan berikutnya. Allahu’alam bish showab.

Referensi:

Materi kajian Kitab Ta’lim Muta’allim Syaikh Az Zanurji oleh Ustadz Muhammad Abdullah Sholihun yang dirangkum oleh penulis pada Ramadhan 1441 H.

Penulis:
Hazhira Qudsyi, S.Psi., M.A
– Dosen Jurusan Psikologi FPSB UII
– Kepala Divisi Pembinaan Kepribadian dan Kesejahteraan DPK UII

Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendidikan dan pengajaran kepada manusia agar menjadi insan yang memiliki kompetensi dan kualitas diri unggul merupakan salah satu risalah yang dibawa Alquran. 

Adapun pendidikan yang disampaikan Alquran merupakan pelajaran yang sesuai dengan audiensnya yang tak lekang oleh waktu. 

Dalam banyak firman-Nya, Allah kerap mengisyaratkan dengan tegas kepada manusia untuk menimba ilmu, menjadi insan yang terdidik. 

Tak sedikit ayat Alquran yang memerintahkan manusia agar senantiasa menjadi manusia yang berpikir. Bahkan, ayat pertama yang Allah turunkan melalui Rasulullah adalah perintah untuk membaca: iqra! 

Risalah Alquran juga mengajarkan tentang hikmah dan menyerukan manusia agar menggunakan nalarnya untuk berpikir yang benar. Mencari kebenaran, dan menjauhi serta meninggalkan yang batil. Hikmah inilah yang kemudian membuka pikiran orang-orang yang buta huruf agar lebih giat dalam mencari ilmu. 

Bahkan secara tegas Allah telah memberikan derajat yang setinggi-tingginya bagi hamba-Nya yang menuntut ilmu. Tingginya derajat orang yang menuntut ilmu berada jauh di atas orang-orang yang tidak memiliki gairah dalam menuntut ilmu.  

Dalam Alquran surah al-Mujadilah ayat 11, Allah SWT berfirman: 

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Ya ayyuhaladzina amanu idza qila lakum tafassahu fil-majalisi fafsahu yafsahillahu lakum wa idza qilan syudzu yansyudzu yarfa'i-llahu alladzina minkum walladzina utul-ilma darojat.Wwallahu bima ta'maluna khabir,".  

Yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan padamu, 'berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,' maka lapangkanlah. Nisacaya Allah akan memberikan kelapangan padamu. Dan apabila dikatakan, 'berdirilah kamu' maka berdirilah. Niscaya Allah akan mengangkat [derajat] orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan [hanya] kepada Allah hendaknya orang-orang beriman."  

Selain perintah untuk menuntut ilmu, Alquran sendiri sejatinya merupakan sumber ilmu. Misalnya, Alquran merupakan kitabullah yang mana di dalamnya terdapat mukjizat dari literasi dan sastra yang Mahadahsyat. Salah satu penyempurna kemukjizatan Alquran adalah penggunaan kata-katanya yang ringkas [ijaz] akan tetapi mengandung arti yang begitu luas. 

Humas IAIN Parepare — Sebagai moderator tausyiah hari ke -13 Ramadhan, Akmal Ibrahim memandu jalannya tausyiah Ramadhan yang berlangsung daring, Rabu, 6/5/2020. Ustas Hasyim, Kasubag Perencanaan, Organisasi dan Hukum menjadi pembawah tausyiah Ramadhan dengan mengangkat tema tausyiah “Keutamaan Menuntut Ilmu Pengetahuan”.

Akmal Ibrahim saat menjadi moderator tausyiah Ramadhan

Mengawali tausyiahnya, ustas Hasyim terlebih dahulu mengajak jamaah mengirimkan bacaan Surah al -Fatihah kepada almarhum Dr. H. Jamaluddin Idris, M. Fill. Almarhum adalah dosen senior dan mantan Wakil Ketua STAIN yang meninggal dunia pada Senin dini hari, 6 April 2020 sekitar pukul 03.00 wita di kediamannya di Kota Parepare.

“Seperti yang kita ketahui, manusia lahir ke dunia ini dalam keadaan tidak berilmu. Maka dalam pandangan Islam, umat Islam diwajibkan belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Hal tersebut berdasarkan pada sabda Rasulullah Saw yang berbunyi “Belajarlah, karena seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan pandai dan pemilik ilmu itu tidak sama dengan orang yang tidak memiliki ilmu,” papar ustas Hasyim mengurai pentingnya belajar dan menuntut ilmu pengetahuan.

“Ilmu pengetahuan itu bagaikan pelita atau cahaya di malam yang gelap. Ilmu menjadi penuntun manusia untuk menjalani kehidupannya di dunia ini. Dengan ilmu, manusia dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah,” lanjutnya menguraikan. Ustas Hasyim menyampaikan S.Q. al -”Alaq ayat 1-5 sebagai dasar perintah untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan.

Menurutnya, Surah al -‘Alaq ayat 1-5 ini merupakan perintah tersirat kepada manusia untuk belajar. “Mengapa wahyu pertama ini, kita diperintahkan untuk “membaca”, bukan perintah shalat, puasa, zakat atau perintah haji? Ini menunjukkan bahwa sebelum kita beramal atau beribadah, kita wajib berilmu,” jelasnya. Oleh karena itu, lanjutnya, menuntut ilmu pengetahuan hukumnya wajib bagi muslim laki-laki mau pun perempuan.

Ustas Hasyim pun menyebutkan keutamaan menuntut ilmu pengetahuan dengan membacakan beberapa dalil dalam al- Quran dan Hadis. Salah satunnya Q.S. al- Mujadalah ayat 11 :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Artinya: … niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Sabda Rasulullah Saw :
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Barang siapa menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntulah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu pengetahuan.

Ustas Hasyim dengan fasihnya membacakan sederetan dalil-dalil, baik dari al- Quran mau pun Hadis Rasulullah Saw tentang keutamaan menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan di salah satu hadis yang dibacakannya, Rasulullah Saw menyebutkan ilmu sebagai investasi akhirat atau amal jariyah.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề