Apa hukum seorang istri meminta berhubungan terlebih dahulu?

ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/santypan

Jakarta -

Pertanyaan:

Selamat malam,

Saya mau tanya kenapa istri saya tidak pernah minta 'jatah', padahal saya sudah enam tahun menikah dan sudah punya dua anak.

Setiap ditanya jawabnya malu. Kenapa sama suami sendiri harus malu? Saya jadi geregetan.

I [pria, usia tidak disebutkan]

Jawaban:

Halo Bapak I, terima kasih atas pertanyaannya.

Saya paham perasaan Bapak yang geregetan. Pemikiran Bapak juga tidak salah mengenai kenapa sama suami sendiri harus malu. Namun, perlu dipahami bahwa bagi kebanyakan wanita gairah seks berkaitan langsung dengan bagaimana perasaan mereka tentang hubungan, misalnya jika istri sedang kesal, sedih, merasa malu dengan bentuk tubuhnya yang sudah tidak seperti dulu, kelelahan dengan sederetan kerjaan rumah tangga, tugas sekolah, kebutuhan anak-anak, memikirkan pekerjaannya sendiri, maka seks tidak ada dalam pikirannya.

Jadi bisa saja alasan istri tidak pernah meminta hubungan terlebih dahulu memang merasa malu atau ada juga emosi lain yang menyertai. Agar istri merasa nyaman, tampil apa adanya, dan dapat lebih terbuka pada Bapak maka perlu menciptakan kedekatan/ikatan emosional di antara Bapak dan istri.

Seks dan godaan fisik menunjukkan betapa pasangan saling tertarik secara fisik satu sama lain, tetapi kasih sayang non-seksual lebih kuat dalam hal menciptakan ikatan emosional. Beberapa tips berikut dapat membantu menciptakan ikatan emosional, antara lain:

1. Mencium kening, mengelus kepala, memeluk istri sebelum tidur, berpelukan di sofa sambil menonton film, berpegangan tangan di depan umum, memijat istri, atau berpelukan tanpa alasan. Fokus kepada sentuhan fisik dan kemesraan setiap hari tanpa menuju seks. Tampilan kasih sayang ini akan membuat istri merasa disayang, diinginkan, dan dihargai. Jangan sampai istri selalu berpikir bahwa suami menyentuhnya hanya demi seks. Mungkin itulah sebabnya seringkali istri jadi menghindari bermesraan dengan suami karena ujung-ujungnya seks.

2. Coba amati apakah istri kelelahan. Pernak-pernik urusan rumah tangga seakan tidak ada habisnya. Saat tinggal bersama, ada baiknya kebersihan dan kenyamanan rumah jadi tanggung jawab bersama. Salah satu bentuk cinta pasangan yang telah menikah adalah membantu pekerjaan rumah. Saat melihat istri sedang sibuk, cobalah Bapak dengan sukarela bertanya apa yang bisa Bapak bantu. Hal ini bisa menghangatkan hubungan, meningkatkan kedekatan dan romantisme.

3. Pujilah istri Bapak. Semua orang suka pujian. Jika Bapak fokus dan terbuka mengatakan tentang hal-hal yang Bapak hargai tentang istri, seperti fakta mengenai wangi tubuhnya, kebaikannya, masakannya yang enak, cara berpakaiannya yang baru, rajinnya istri belajar masak dari media sosial, apapun mengenai istri - pujilah dia. Dengan memujinya tentang fakta-fakta yang ada menunjukkan betapa Bapak mengamati, memperhatikan, dan mengenali siapa istri Bapak. Istri akan merasa lebih terhubung secara emosional dengan Bapak karena ia merasa diperhatikan dan dipahami.

4. Menjadi pendengar yang baik. Berbicara terlalu banyak tentang diri Bapak dapat membuat istri merasa diabaikan. Namun, menjadi pendengar yang baik juga bukan hanya tetap diam saat istri berbicara. Berikan tanggapan yang baik, ingat apa yang istri katakan sehingga dapat mengungkitnya lagi nanti ketika dibutuhkan. Jika suami istri dapat melakukan ini satu sama lain, ikatan emosional akan terjaga dengan sendirinya.

Demikian tips sederhana untuk membina ikatan emosional suami istri, diharapkan dengan ikatan emosional yang semakin erat akan membuat istri Bapak I semakin nyaman dan terbuka dalam menjalani hubungan suami istri tanpa ragu atau malu lagi.

Semoga jawabannya membantu ya, Pak. Salam hangat untuk istri Bapak.

Terima kasih.

Meriyati, MPsi, Psi
Psikolog Klinis RS Pondok Indah - Puri Indah

Tentang Konsultasi Kesehatan

Pembaca detikcom yang memiliki pertanyaan terkait berbagai masalah kesehatan dapat mengirimkan pertanyaan ke email dan akan dijawab oleh pakar yang kompeten. Kirimkan pertanyaan dengan subjek email "konsultasi pembaca" disertai keterangan nama, usia, dan jenis kelamin.

Identitas penanya bisa ditulis terang atau disamarkan, disesuaikan dengan keinginan pembaca. Seluruh identitas penanya kami jamin akan dirahasiakan.

Simak Video "Robot Seks Ini Viral, Bisa Bicara Aksen Skotlandia"
[Gambas:Video 20detik]
[fds/kna]

Melakukan hubungan intim dengan istri adalah bentuk nafkah batin dari suami

REPUBLIKA.CO.ID,Salah satu tujuan dari pernikahan adalah memperoleh keturunan. Jalan memperoleh keturunan itu adalah dengan hubungan suami-istri [jima']. Hubungan suami-istri juga bisa menentramkan keduanya. Sehingga, terhindar dari jalan-jalan buruk, seperti zina.

Islam mengatur dengan baik bagaimana jima' harus dilakukan. Allah SWT berfirman, "Istri-istrimu adalah [seperti] tanah tempat kamu bercocok tanam. Maka, datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki." [QS al-Baqarah [2]: 223].

Lalu, banyak juga hadis yang menerangkan bagaimana istri harus melayani permintaan suami dalam berhubungan intim. Istri hendaknya tidak menolak ajakan suami dalam berhubungan intim jika tidak ada uzur.

Hal ini didasarkan pada beberapa hadis, di antaranya, dari dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya lalu istri enggan, sehingga suami marah pada malam harinya, malaikat melaknat sang istri sampai waktu subuh." [HR Bukhari].

Hadis sejenis seperti di atas ada beberapa. Termasuk, "Apabila seorang suami mengajak istrinya untuk berkumpul, hendaknya wanita itu mendatanginya sekali pun dia berada di dapur." [HR Tirmidzi]. Seorang istri juga dilarang berpuasa sunah tanpa seizin suaminya. Hal ini dimaksudkan kalau-kalau sang suami menginginkan hubungan suami-istri pada hari itu.

Beberapa aturan memang secara tekstual mewajibkan sang istri tak menolak ajakan suami jika tidak ada uzur. Uzur di sini bisa berupa saat haid, sakit, atau kelelahan. Tapi, apakah hal ini juga berlaku sebaliknya? Berdosakah seorang suami yang menolak ajakan istri berhubungan intim?

Ustaz Muhsinin Fauzi Lc berpendapat, melakukan hubungan intim dengan istri adalah bentuk nafkah batin dari suami. Artinya, suami berkewajiban memberikan nafkah batin, seperti halnya nafkah berupa materi.

Jumhur ulama, papar Ustaz Muhsinin, mewajibkan pemberian nafkah batin terhadap istri. Jika ia tidak melakukannya maka hukumnya adalah berdosa. Jika suami dalam kondisi tidak mampu maka hukum asalnya dikembalikan kepada tidak mampu melaksanakan kewajiban.

Jika istri boleh menolak hubungan suami-istri berdasarkan uzur yang syar'i, suami juga memiliki  uzur yang sama dalam pemenuhan nafkah batin ini. Jika suami sakit atau lelah maka ia bisa menolak ajakan istrinya. Ustaz Muhsinin menekankan pencarian penyebab penolakan tersebut dan dibicarakan antara suami-istri untuk dicarikan jalan keluar.

Ustazah Herlini Amran dalam buku Fikih Wanita juga pernah ditanya hal yang sama. Menurutnya, saat pernikahan maka ada hak dan kewajiban dari suami dan istri. Suami diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan istrinya.

kebutuhan istri, papar Ustazah Herlini, tidak hanya dari segi pemenuhan lahiriah, seperti nafkah,  pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. Tapi, juga pemenuhan kebutuhan baitiniah, seperti rasa saying sampai hubungan biologis yang menentramkan. Allah SWT berfirman, "...dan gaulillah mereka [istri-istrimu] dengan cara yang makruf… " [QS an-Nisa [4]:19].

Seorang istri ketika dalam rumah tangga juga memiliki hak yang sama seperti halnya suami juga memiliki  hak. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, "Dan para wanita yang mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf…" [QS al-Baqarah [2]: 228].

Sependapat dengan Ustaz Muhsinin, Ustazah Herlini juga menyimpulkan suami akan berdosa jika tidak menunaikan kewajiban yang merupakan hak istri, salah satunya soal hubungan biologis.

Sesibuk apa pun si suami baik dalam beribadah, bekerja, atau berjihad tidak boleh menyebabkan ia lalai dalam melayani istrinya. Ustazah Herlini menyitir kisah tentang istri Amr bin Ash RA yang mengadukan suaminya kepada Rasulullah SAW. Amr bin Ash RA tidak mendekati istrinya karena sibuk puasa pada siang hari dan shalat tahajud pada malam hari.

Mendengar hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda, "Jangan kau lakukan lagi. Berpuasalah dan berbukalah, serta shalat malamlah dan tidurlah. Sesungguhnya, tubuhmu memiliki hak, matamu memiliki hak, dan istrimu memiliki hak." Allahua'lam

sumber : Pusat Data Republika

Apa hukum istri Minta Jatah Duluan?

Dalam perkara berhubungan badan, ada kala istri yang meminta duluan. Lalu bagaimana hukumnya jika istri lebih dulu memintajatah” kepada suami? Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam [Madani] Ustadz Ainul Yaqin menjelaskan, hukum istri meminta berhubungan badan kepada suami adalah diperbolehkan.

Hukum istri meminta nafkah batin pada suami?

Wajib artinya bila tidak dilakukan mendapatkan dosa karena melanggar hak istri dan melalaikan kewajiban dalam pernikahan. Karena itulah, seorang istri berhak menuntut nafkah batin pada suaminya, dan sang suami tidak boleh menolaknya. Jika suami tolak ajakan istri tersebut, maka hukumnya adalah dosa.

Berapa kali hubungan suami istri yang baik dan benar menurut Islam?

Mengutip situs Pesantren. laduni.id, Imam al-Ghazali mengemukakan, sebaiknya jimak dilakukan setiap empat hari sekali, atau tergantung kebutuhan. Sebagian ulama ada yang menyunahkan pada hari Jumat dan dimakruhkan berjimak pada awal bulan, tengah, dan akhir bulan.

Bagaimana hukumnya jika istri menolak ajakan suami?

Seorang istri yang menolak permintaan suami untuk berhubungan intim disebut berdosa.

Bài mới nhất

Chủ Đề