Apa makna rapat raksasa dilapangan Ikada bagi bangsa Indonesia

Rapat Raksasa Lapangan Ikada terjadi pada 19 September 1945, saat Sukarno memberikan pidato singkat di hadapan ribuan rakyat di Lapangan Ikada dalam rangka memperingati 1 bulan proklamasi kemerdekaan. Di berbagai tempat, masyarakat dengan dipelopori para pemuda menyelenggarakan rapat dan demonstrasi untuk membulatkan tekad menyambut kemerdekaan. Di Lapangan Ikada [Ikatan Atletik Djakarta] Jakarta pada tanggal 19 September 1945 dilaksanakan rapat umum yang dipelopori Komite Van Aksi. Lapangan Ikada sekarang ini terletak di sebelah selatan Lapangan Monas.

Makna

Makna rapat raksasa di Lapangan Ikada antara lain sebagai berikut:

  • Rapat tersebut berhasil mempertemukan pemerintah Republik Indonesia dengan rakyatnya.
  • Rapat tersebut merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah Republik Indonesia terhadap rakyat.
  • Menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasib dengan kekuatan sendiri.
  • Rakyat mendukung pemerintah yang baru terbentuk. Buktinya, setiap instruksi pimpinan mereka laksanakan.

Pranala luar

  • 61 Tahun Rapat Raksasa Ikada oleh Rushdy Hoesein

Sumber :
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
ensiklopedia.web.id, ensiklopedia-dunia.nomor.net, nomor.net [kodepos.nomor.net], indonesia-info.net,
kota-jakarta.web.id, kuliah-karyawan.com, kucing.biz, kelas-karyawan.co.id, kelas-karyawan-bandung.com, al-quran.co,
civitasbook.com [Pahlawan Indonesia], jadwal-shalat.com, gilland-ganesha.com, sepakbola.biz, gilland-group.co.id

tolong bantu dijawab yaa​

bantu jawab kak sama yg B yg bisa kujadikan jawaban tercerdas ​

bantu jawab kak yg bisa kujadikan jawaban tercerdas ​

bantu jawab kak yg bisa kujadikan jawaban tercerdas ​

bantu kak yg bisa kujadikan jawaban tercerdas ​

bantu kak besok dikumpulkan kujadikan jawaban tercerdas ​

apa nama pakian jepang ​

Bagaimana kegiatan sosial Pattimura setelah menjadi orang sukses​

nama bani umayyah berasal dari nama nenek mempunyai moyang bernama ​

hambatan patimurah untuk menjadi sukses​

Lihat Foto

Arsip Kompas

Bung Karno saat menghadiri rapat raksasa menyambut Proklamasi Kemerdekaan R.I di Lapangan Ikada Jakarta [Lapangan Monas], 19 September 1945

KOMPAS.com - Setelah Sukarno dan Mohammad Hatta menyampaikan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, kehidupan berjalan seperti biasa saja.

Dalam buku Kisah-Kisah Jakarta Setelah Proklamasi [1977] karya H Rosihan Anwar, dalam pekan-pekan pertama September 1945 tak terjadi perubahan yang ekstrim.

Seolah-olah tidak ada peristiwa proklamasi kemerdekaan bangsa dan negara. Saat itu terdapat dua macam pemerintahan, yaitu Pemerintahan Balatentara Dai Nippon dan Pemerintah Republik Indonesia.

Saat itu Pemerintah Balatentara Dai Nippon sudah kehilangan semangat. Bersamaan dengan itu, Pemerintah Republik Indonesia belum berhasil mengokohkan kekuasaannya di semua bidang.

Baca juga: Arti dan Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada tanggal 6 September keluar Pengumuman Badan Penerangan perihal sebutan P.Y.M yang ditandatangani Sukarno. Saat itu, dirinya sudah tiga minggu menjadi Presiden.

Pengumuman tersebut berisi sebagai berikut:

Kecuali dalam urusan yang resmi-resmi benar mengenai Negara Republik Indonesia, maka saya minta di dalam sebutan sehari-hari disebut BUNG KARNO saja, jangan Paduka Yang Mulia.

Lihat Foto

Dok. Kompas

Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta

Sukarno dinilai ragu

Kehidupan masyarakat setelah Proklamasi juga tidak ada yangistimewa. Bioskop masih terus buka, bahkan masih menangyangkan film-film buatan Jepang atau yang berbau tentara Jepang.

Pertunjukan tinju juga masih terus diadakan. Pada 9 September, petinju-petinju besar yang bermain. Selain itu kegiatan loterai saat itu juga masih berjalan.

Baca juga: Detik-detik Proklamasi Berkumandang

Bahkan uang dalam loterai tersebut masih dinyatakan dalam f atau florin, Gulden Hindia Belanda. Masyarakat pada waktu itu juga masih menggunakan penanggalan tahun Jepang. Karena tertulis 2605 dan bukan 1945 dalam kalender Indonesia.

ASTALOG.COM – Dalam rangka memperingati 1 bulan terjadinya proklamasi kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 19 September 1945, presiden Soekarno memberikan pidato singkatnya di hadapan ribuan rakyat di Lapangan Ikada, Jakarta. Sementara itu, masyarakat dengan dipelopori para pemuda yang tergabung dalam ‘Komite Van Aksi’ menyelenggarakan rapat dan demonstrasi untuk membulatkan tekad dalam rangka 1 bulan merdekanya Indonesia.

Pelaksanaan rapat raksasa di lapangan Ikada itu sekaligus menjadi bukti bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan cita-cita seluruh rakyat Indonesia. Walaupun harus berhadapan dengan tentara Jepang yang telah berjaga-jaga dengan senjata lengkap, rakyat tetap berkumpul di lapangan Ikada guna mendengarkan pidato presiden Soekarno.

Ada 3 hal penting yang disampaikan dalam pidato Presiden Soekarno di lapangan Ikada pada saat itu, yaitu :

  1. Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia.
  2. Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah dengan disiplin.
  3. Memerintahkan rakyat untuk bubar meninggalkan lapangan dengan tenang.

Seputar tentang Pelaksanaan Rapat Raksasa di Lapangan Ikada

Pada tanggal 19 September 1945 mulai pukul 10.00 pagi bertempat di gedung KNIP Lapangan Banteng, Jakarta diadakan Rapat Kabinet yang langsung dipimpin oleh Presiden Soekarno. Cukup banyak yang dibicarakan dalam rapat tersebut termasuk rencana pembentukan Bank Negara Indonesia [BNI] oleh ayah dari Prof. DR Soemitro Djojohadikusumo yaitu Margono. Tetapi ada agenda cukup penting yang rupanya dibicarakan secara khusus, yaitu berlangsungnya “Rapat Raksasa Ikada”.

PELAJARI:  Karya Seni yang Disampaikan Dengan Media Visual Disebut?

Rencana Rapat Akbar yang sejak awal tempatnya sudah ditetapkan yaitu Lapangan Ikada, pada mulanya dimaksudkan untuk memperingati 1 bulan Proklamasi 17 Agustus 1945. Jadi rencananya dilaksanakan pada tanggal 17 September 1945. Tapi rupanya rencana ini ditanggapi pihak Pemerintah Republik Indonesia secara maju mundur. Ada kesan Pemerintah sangat berhati-hati atau nyaris takut kepada kekuasaan Militer Jepang yang baru saja kalah perang.

Kurang disetujuinya rencana rapat tersebut oleh Pemerintah, antara lain atas pertimbangan rakyat yang berkumpul cukup banyak , yang akan memancing kemarahan militer Jepang dan mungkin mengakibatkan bentrokan fisik dimana dikhawatirkan akan jatuhnya banyak korban sia-sia. Memang pihak militer Jepang jauh hari telah mengeluarkan larangan berkumpulnya massa lebih dari 5 orang.

Pihak panitia penyelenggara yang terdiri dari banyak Pemuda dan Mahasiswa yang menggunakan nama panitia “Komite aksi”, menganggap Pemerintah harus didesak dan dimotivasi terus agar sadar bahwa Rapat Raksasa ini penting untuk diselenggarakan guna menunjukkan bahwa rakyat Indonesia mendukung Kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Inilah perwujudan nyata dari proses demokrasi dan harus dikampanyekan kepada dunia. Apalagi secara de facto, Indonesia sudah memiliki rakyat, wilayah dan pemerintah.

PELAJARI:  4 Pulau Utama di Jepang

Akhirnya rapat raksasa di lapangan Ikada pada 19 September 1945 diselenggarakan meski mendapat pengawasan dari pihak Jepang. Namun presiden Soekarno berhasil meyakinkan pihak Jepang hingga beliau dapat menyelesaikan pidatonya dengan baik, dan ini diluar dugaan pihak Jepang. Kumpulan massa yang dianggap pihak Jepang akan sukar dikendalikan, ternyata mau menurut Presidennya dan pulang kerumah masing-masing dengan teratur.

Jadi, apakah arti dari peristiwa Rapat Raksasa Ikada ini? Bahwa rakyat Indonesia pada dasarnya mudah disatukan dalam langkah dan geraknya oleh kekuatan dari sebuah figur kharismatik serta diarahkan dan dikendalikan untuk tujuan yang positif dengan syarat jangan mengecewakan mereka. Soekarno sebagai Presiden memiliki itu semua dimana beliau adalah pemimpin yang tegas dan lugas, dan selalu merasa sebagai salah satu bagian dari rakyat.

PELAJARI:  Apa yang Dimaksud Dengan Homospora dan Heterospora?

Rapat raksasa di lapangan Ikada menjadi sebuah peristiwa sejarah lokal yang menyangkut masalah demokras, yang terjadi sebulan setelah Proklamasi 17 Agustus 1945.  Penyelenggaraannya benar-benar murni untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia, untuk kepentingan perjuangan nasional dibawah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan selanjutnya rakyat akan menyadari bahwa hal itu amat penting sekali terutama dalam mewujudkan utuhnya Kepemimpinan Nasional. Meskipun usaha ini dilakukan di Jakarta secara lokal, tapi maksud utamanya adalah untuk kepentingan nasional, yaitu untuk melegitimasi Pemerintahan Republik Indonesia yang sah, baik yang menyangkut lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

Jadi, makna penting diselenggarakannya rapat raksasa di lapangan Ikada, Jakarta, antara lain :

  • Rapat tersebut berhasil mempertemukan pemerintah Republik Indonesia dengan rakyatnya.
  • Rapat tersebut merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah Republik Indonesia terhadap rakyat.
  • Menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasib dengan kekuatan sendiri.
  • Rakyat mendukung pemerintah yang baru terbentuk. Buktinya, setiap instruksi pimpinan mereka laksanakan.

Bung Karno saat menghadiri rapat raksasa menyambut Proklamasi Kemerdekaan R.I di Lapangan Ikada Jakarta [Lapangan Monas], 19 September 1945

Daftar Isi


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rapat Raksasa Lapangan Ikada adalah peristiwa pemberian pidato singkat dari Presiden Soekarno di hadapan ribuan rakyat indonesia di Lapangan Ikada [Ikatan Atletik Djakarta].

Rapat raksasa yang terjadi pada 19 September 1945 ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 1 bulan proklamasi kemerdekaan.

Dalam rapat raksasa ini juga dilaksanakan rapat umum yang dipelopori oleh Komite Van Aksi.

Di berbagai tempat, masyarakat dengan dipelopori para pemuda mengadakan rapat dan demonstrasi untuk membulatkan tekad menyambut kemerdekaan.

Lokasi Lapangan Ikada saat ini berada di sebelah selatan Lapangan Monas. [1]

Baca: Suishintai [Barisan Pelopor]

Baca: Komite Nasional Pemuda Indonesia [KNPI]

Ir Soekarno-Mohammad Hatta. [Arsip Nasional RI] [Arsip Nasional RI]

Situasi setelah Kemerdekaan

Tidak ada yang berubah pada kehidupan masyarakat pascaproklamasi.

Hal itu terlihat dari masih adanya penayangan film-film buatan Jepang atau yang berbau tentara Jepang di bioskop.

Pertunjukan tinju juga masih terus diadakan serta kegiatan lotre saat itu juga masih tetap berjalan.

Masyarakat pun masih menggunakan penanggalan tahun Jepang lantaran tertulis 2605 untuk penyebutan tahun 1945.

Selain itu, suasana dalam masyarakat melempem lantaran pimpinan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dianggap kurang tegas.

Pemuda menilai Soekarno-Hatta masih ragu dalam memimpin karena masih memperhitungkan sikap pembesar-pembesar Jepang yang sudah kalah perang.

Soekarno sendiri memilih untuk menunggu kedatangan Sekutu, sehingga tidak ada pergerakan dari dirinya.

Aksi dan Gagasan Pemuda

Merasa resah melihat hal tersebut, para pemuda kemudian mulai melancarkan berbagai kegiatan untuk mengubah situasi.

Lalu muncullah beberapa kelompok dan pusat gerakan pemuda yang kemudian melahirkan Angkatan Pemuda Indoensia [API].

Mereka melancarkan aksinya dengan mencoret-coret dan menuliskan semboyan perjuangan di tembok, kereta api, trem, hingga merebut senjara dan kendaraan dari Jepang.

Tak lama setelahnya, Inggris bersama beberapa orang Belanda datang.

Merasa sangat geram, pemuda mencetuskan ide untuk menyelenggarakan rapat raksasa di Ikada untuk memperkenalkan Pemerintah Republik Indonesia di muka umum serta menunjukkan kepada penjajah bahwa Indonesia sudah benar-benar merdeka.

Awalnya, Soekarno tidak menyetujui gagasan tersebut, namun, melihat banyaknya rakyat yang datang ke Ikada, Soekarno akhirnya memutuskan datang.

Ia bersama Hatta dengan diiringi oleh berbagai mobil dan motor untuk berjaga-jaga dari serangan Jepang.

Bahkan, mereka menggunakan mobil Kempeitaicho, yaitu mobil Kepala Polisi Militer Jepang, agar dapat masuk ke lapangan Ikada.

Dalam lautan manusia itu, Soekarno menyampaikan kepada rakyat yang hadir untuk terus percaya kepada pemerintah dan segera pulang meninggalkan lapangan dengan menunggu perintah dalam keadaan siap sedia.

Setelah berpidato, Soekarno langsung meninggalkan lapangan Ikada, sementara masyarakat yang hadir segera membubarkan diri dengan tertib.

Rapat ini menjadi bukti bahwa rakyat benar-benar patuh kepada pemerintah yang melaksanakan kehendak rakyat.

Rapat tersebut menunjukkan persatuan pemuda, mahasiswa, dan rakyat dalam tekad hendak membela kemerdekaan terhadap serangan penjajah. [2]

Baca: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Baca: Stadion Sumpah Pemuda

Pada tanggal 20 September 1945, yakni sehari seusai diadakannya Rapat Raksasa, daerah Menteng 31 yang menjadi pusat perkumpulan gerakan pemuda digrebek oleh Jepang.

Puluhan anggota API, anggota Barisan Buruh Indonesia, serta anggota Barisan Rakyat dari luar kota ditangkap oleh Jepang yang bekerja sebagai polisi Sekutu.

Beberapa pasukan sekutu turut menyusul untuk datang ke Indonesia saat perjuangan rakyat sedang meninggi.

Rakyat akhirnya mampu mengoper kekuasaan dari Jepang dan merebut senjata Jepang.

Hal ini membuktikan betapa berpengaruhnya Rapat Raksasa di Ikada tanggal 19 September tersebut dalam mengobarkan semangat kemerdekaan rakyat Indonesia. [2]

Baca: Gedung Joang 45 Jakarta

Baca: Gedung Arsip Nasional

Makna yang diperoleh dari terselenggarakannya Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945, antara lain sebagai berikut.

• Rapat tersebut berhasil mempertemukan pemerintah Republik Indonesia dengan rakyat.

• Rapat tersebut merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah Republik Indonesia terhadap rakyat.

• Menumbuhkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasib dengan kekuatan sendiri.

• Rakyat mendukung pemerintah yang baru terbentuk, yang tercermin dari kepatuhan rakyat melaksananakn setiap instruksi dari pimpinan. [1]

Baca: Tentara Keamanan Rakyat [TKR]

Baca: Komite Nasional Indonesia Pusat [KNIP]

[TribunnewsWiki.com/Septiarani]

Tempat
Lapangan Ikada [Ikatan Atletik Djakarta]
Tanggal
19 September 1945
Tujuan
Menunjukkan kekuatan pemerintah dan rakyat Indonesia
Manfaat
Mengobarkan semangat kemerdekaan

Editor: Febri Ady Prasetyo

Video liên quan

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề