Apa maksud deposito 3 bulan

Home My Money Berita MyMoney

Jakarta, CNBC Indonesia - Deposito dan tabungan merupakan produk atau jenis simpanan yang ditawarkan oleh pihak perbankan. Setiap bank akan menyediakan layanan simpanan baik dalam bentuk deposito maupun tabungan.

Mungkin, Anda sudah sangat familiar dengan bentuk tabungan bank, di mana nasabah bisa menyimpan dan mengambil uang sewaktu-waktu. Lalu apa perbedaannya dengan deposito? Mari kita bahas.

Pengertian Deposito

Deposito adalah produk penyimpanan uang yang ditawarkan oleh pihak bank dengan sistem penyetoran yang dilakukan di awal dan memiliki ketentuan penarikan. Di mana nasabah hanya bisa melakukan penarikan sesuai dengan jangka waktu tertentu yang sudah disepakati oleh kedua pihak.

Produk penyimpanan uang dalam bentuk deposito ini dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu. Mudahnya, deposito bisa dikatakan sebagai produk investasi perbankan yang memiliki tingkat pengembalian lebih tinggi dari tabungan bank biasanya.

Namun, jika nasabah menggunakan deposito, artinya mereka tidak bisa bebas mengambil dana di dalamnya secara bebas seperti produk tabungan bank. Hal ini menjadi perbedaan dasar dari kedua produk tersebut.

Perbedaan Deposito dan Tabungan

Selain dari pengambilan dana, ada beberapa perbedaan lainnya antara dua produk penyimpanan dana di bank tersebut. Agar lebih jelas lagi, ketahui perbedaan antara deposito dan tabungan dengan pembahasan berikut ini:

1. Jumlah Setoran Minimal

Perbedaan keduanya bisa terlihat dari setoran minimalnya. Membuka tabungan biasa di bank biasanya bisa dilakukan dengan setoran awal mulai dari Rp 50 ribu. Berbeda dengan deposito yang memiliki kebijakan setoran berbeda, rata-rata sekitar Rp 8 juta - Rp 10 juta.

2. Jangka Waktu Pencairan

Tabungan memiliki sifat yang lebih fleksibel dibandingkan dengan deposito. Anda bisa mengambil tabungan kapan saja di mana saja. Berbeda dengan deposito yang harus menunggu waktu tertentu [sesuai kesepakatan] untuk mencairkan dana, mulai dari 1 bulan hingga 24 bulan. Jika mengambil dana sebelum jangka waktu yang disepakati, Anda akan dikenakan biaya penalti.

3. Fleksibilitas Pengambilan Dana

Tabungan bisa diambil melalui ATM yang berada di banyak titik. Sedangkan deposito, selain harus dicairkan di waktu tertentu, nasabah juga harus mengambilnya di bank tempat menyimpan deposito. Proses administrasi pun cenderung lebih rumit.

4. Jumlah Bunga

Pada umumnya, deposito menawarkan suku bunga sekitar 5% - 6,5% per tahun. Tentunya tingkat bunga tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan besaran bunga tabungan yang hanya sekitar 1% - 2% saja tergantung pada nominal jumlah tabungan yang ada di bank.

Di tabungan, Anda juga akan dikenakan biaya administrasi yang harus dibayarkan setiap bulannya. Sedangkan di deposito, Anda tidak akan dikenakan biaya administrasi.

5. Financial Planning

Perbedaan keduanya juga terletak pada perencanaan keuangan. Tabungan biasa cenderung digunakan untuk perencanaan jangka pendek yang bisa digunakan sehari-hari. Sementara deposito lazimnya digunakan untuk jangka panjang yang bisa disebut sebagai instrumen investasi perbankan.

Keuntungan Menggunakan Deposito

Deposito masuk ke dalam golongan instrumen investasi seperti reksadana, saham, forex, obligasi, emas atau properti. Jadi, wajar jika deposito memiliki suku bunga lebih tinggi dan kompetitif dibandingkan dengan tabungan biasa.

Tenang saja, deposito juga merupakan instrumen investasi yang aman dan minim risiko karena dijamin dan tercatat di Lembaga Penjamin Simpanan [LPS].

LPS akan menjamin dana setiap nasabah dengan jumlah yang mencapai hingga Rp 2 miliar dengan suku bunga maksimal 7,5% di setiap bank jika bank yang menyimpan deposit tersebut mengalami kebangkrutan.

Jadi, jika ingin melakukan deposito, pastikan bank yang Anda pilih telah terdaftar di LPS agar dana yang Anda simpan mendapatkan jaminan keamanan tersebut. Selain menawarkan keuntungan, syarat pendaftarannya pun relatif mudah.

Ulasan di atas memberikan informasi jelas yang membedakan kedua produk simpanan bank tersebut. Anda sebagai nasabah bisa memilih dan menyesuaikan penggunaan kedua produk simpanan bank sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya.


[cha/cha]

TAG: deposito tabungan beda deposito dan tabungan

Bagi yang selalu menyimpan uang di bank, juga perlu mengenal apa itu deposito. Sebab, nasabah bisa mendapatkan keuntungan dan pendapatan dengan sistem ini. Maka dari itu, jika ingin mengenal lebih dalam mengenai keuntungan apa saja yang bisa nasabah peroleh. Maka, silahkan menyimak penjelasan lengkap dari Klikasuransiku sebagaimana berikut.


Jika melihat dalam KBBI, maka deposito berarti produk simpanan yang disediakan bank. Penarikannya mengikuti masa tertentu sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan. Sedangkan, dalam buku Akuntansi Perbankan, deposito adalah simpanan masyarakat atau pihak ketiga. Penarikannya pun bisa dilakukan setelah waktu tertentu sesuai perjanjian.

Dengan begitu, maka kesimpulannya adalah nasabah melakukan transfer uang untuk disimpan. Kemudian, melakukan kesepakatan kapan simpanan tersebut diambil. Sebenarnya, deposito sama halnya dengan menabung di bank. Namun, yang menjadi berbeda ialah sistem penyimpanannya tersebut. sebab, jika hanya tabungan biasa, nasabah bisa mengambilnya kapan saja.

Namun, meskipun uang tersebut tidak bisa nasabah ambil, tetapi masih ada bunga deposit. Dimana bunga tersebut bisa langsung ditransfer ke rekening nasabah. Mungkin karena itulah banyak orang yang tertarik dengan deposito dibandingkan tabungan biasa. Keuntungannya pun lebih besar daripada menyimpan uang di tabungan.

Keuntungan Menggunakan Deposito


Selain memiliki nilai bunga lebih besar, deposito juga membawa keuntungan lain untuk nasabah. Jika belum mengetahui apa saja keuntungan tersebut, maka bisa melihat penjelasan berikut.

1. Memperoleh Pendapatan per Tenor

Nasabah yang melakukan deposito, bisa memperoleh pendapatan dari setiap tenor. Arti tenor itu sendiri adalah waktu jatuh tempo sesuai kesepakatan antara nasabah dan bank. Berlakunya mulai dari pembuatan rekening deposito.

Jadi, misalnya mendeposit uang sebesar 20 juta rupiah dengan tenor 1 bulan. Kemudian, bunga per tenor 1 bulan tersebut adalah 200 ribu. Maka, uang sejumlah 200 ribu itu bisa langsung masuk ke rekening nasabah.

Sedangkan, uang deposit tetap tersimpan aman. Jika terus memperpanjang jangka waktunya, maka bunga yang diperoleh akan semakin banyak. Bunga tersebut biasanya berdasarkan jumlah uang deposit.

2. Keamanan Terjamin

Jika memiliki banyak uang, tentu menyimpan di bank akan lebih aman. Sebab, jika menyimpannya sendiri di rumah, dikhawatirkan ada pencurian. Akhirnya, uang habis tidak tersisa. Jika sebagian besar uang telah tersimpan di bank, maka saat ada pencurian masih memiliki simpanan. Jadi, tidak terlalu cemas dengan barang-barang yang hilang.

Semakin maraknya kejahatan, kemungkinan tersebut bisa saja terjadi. Jadi, selalu lakukan antisipasi untuk meminimalisir adanya sesuatu yang berbahaya. Kehidupan keluarga pun menjadi lebih tenang.

3. Memiliki Risiko Rendah

Jika dibandingkan dengan menyimpan dana di saham, maka melakukan deposito termasuk kategori risiko rendah. Meskipun, peluang keuntungan pada saham sangat tinggi, tetapi resikonya juga lebih besar. Jika seseorang ingin meminimalisir adanya kerugian besar, maka sebaiknya menggunakan deposito. Meskipun hasilnya tidak terlalu banyak, tetapi keamanannya selalu terjamin.

4. Tidak Terbebani dengan Biaya Administrasi

Dalam sistem deposito, nasabah tidak terbebani dengan biaya administrasi seperti halnya tabungan biasa. Orang yang melakukan deposito hanya perlu membayar pajak. Pembayarannya tersebut langsung memotong bunga deposito. Jadi, nasabah tidak akan merasa terbebani. Biasanya, biaya administrasi tabungan biasa sebesar 5 sampai 15 ribu.

Cara Menabung Deposito Agar Bisa Memperoleh Keuntungan


Terdapat beberapa cara yang bisa nasabah terapkan jika menggunakan deposito. Tujuannya agar pendapatan lebih maksimal. Berikut ini tahapan beserta penjelasannya.

1. Memilih Jangka Waktu Deposito Sesuai Tujuan Finansial

Ada beberapa pilihan tenor atau jangka waktu deposito. Semakin panjang masanya, maka hasil yang nasabah peroleh juga lebih besar. Diantara pilihan tersebut adalah, 1, 3, 6, 12, atau 24 bulan. Pilihan tenor tergantung dengan keinginan dari masing-masing nasabah. Jika menginginkan jangka waktu pendek, maka pilihannya mengarah ke tenor pendek.

2. Menyimpan Dana Deposito ke Beberapa Tenor

Nasabah tidak harus menggunakan satu macam tenor untuk semua uangnya. Bisa juga menempatkan dana tersebut ke beberapa tenor, dengan jangka pendek atau panjang. Dengan demikian, nasabah akan mengetahui likuiditas dari deposito. Selain itu, juga bisa membandingkan perolehan keuntungan jangka pendek dan panjang. Jadi, untuk tahap selanjutnya dapat memilih yang terbaik.

3. Nominal Uang yang Ingin Ditempatkan

Setoran awal deposit tidak akan sama dalam setiap bank. Sebab, telah memiliki ketentuan masing-masing. Namun, pada umumnya rata-rata penyetoran awal dana sebesar 8 juta rupiah. Namun, jumlahnya tergantung dengan jangka waktu yang nasabah pilih. Saat ini, telah tersedia kalkulator deposito untuk menghitung perkiraannya. Jadi, mungkin bisa menggunakan aplikasi atau software tersebut.

4. Mematuhi Aturan Pencairan Deposito

Hal yang tidak boleh diabaikan ialah mematuhi peraturan yang berlaku. Mengingat pencairan deposito hanya bisa dalam waktu tertentu, maka nasabah harus mematuhinya. Jika tidak, maka akan ada denda yang dikenakan dan harus nasabah pertanggung jawabkan. Pada umumnya, penalti tersebut sebesar 0,5-3% dari total deposito.

Itulah penjelasan mengenai apa itu deposito, keuntungan, dan cara menabungnya. Jika tertarik menggunakannya juga, maka bisa mengalihkan tabungan biasa ke sistem ini.

Page 2

Sebuah survei yang dilakukan oleh GoBankingRates pada bulan Februari 2018 lalu, ditemukan fakta bahwa semakin banyak generasi milenial tidak memiliki tabungan sama sekali. GoBankingRates menemukan bahwa anak muda di AS yang berusia 18-24 tahun memiliki saldo tabungan kurang dari US$1.000 atau hanya sekitar Rp 14,6 juta. Bahkan yang tidak memiliki tabungan sama sekali ada hampir separuh di antara mereka. Survei juga menemukan bahwa tak hanya mereka yang berusia 18-24 tahun yang kesulitan menabung, tapi mereka yang berusia antara 25-34 tahun pun kesulitan dalam menyisihkan uang untuk ditabung.

Lalu bagaimana untuk memulai menabung agar masa depan terjamin? Pernah mendengar metode 50/20/30? Metode ini terkenal efisien bagi mereka yang merasa susah menyisihkan penghasilan tiap bulan. Metode ini dipopulerkan oleh Elizabeth Warren, seorang senator Amerika yang juga pakar keuangan. Secara prinsip, cara menabung metode ini membagi pengeluaran menjadi sebagai berikut:

  1. 50% PENGHASILAN UNTUK KEBUTUHAN POKOK
    Setiap bulannya setelah menerima gaji, sebanyak 50 persennya dialokasikan untuk pengeluaran kebutuhan pokok, seperti cicilan kredit rumah atau sewa rumah, atau biaya kostan; belanja bulanan; cicilan kredit kendaraan [bila ada]; tagihan listrik, Internet, uang sampah, uang sekolah anak, dan lain sebagainya.

  2. 20% PENGHASILAN UNTUK TUJUAN FINANSIAL Bagi yang sudah memiliki anak, menyisihkan 20 persen dari penghasilan untuk menabung menjadi sebuah keharusan karena tentunya banyak tujuan yang ingin dicapai, seperti biaya kesehatan anak dan biaya sekolah anak. Dana tersebut dapat digunakan dalam bentuk investasi, seperti logam mulia atau tabungan saham.

    Namun, bagi yang memiliki hutang, maka sebaiknya alokasi 20 persen tersebut digunakan untuk melunasinya. Setelah lunas, barulah pos tabungan dan investasi bisa dipenuhi. Idealnya, tabungan dan investasi bisa dilakukan berbarengan demi kesehatan finansial dan masa depan cemerlang.


  3. 30% UNTUK KEBUTUHAN PRIBADI
    Setiap orang pasti butuh hiburan, seperti makan di luar, belanja baju, atau nonton film di bioskop. Jadi tak salah untuk mengalokasikan 30 persen penghasilan untuk kebutuhan pribadi. Namun, alokasi 30 persen adalah pos yang paling fleksibel. Artinya, setiap pengeluaran dalam kategori ini bisa dikurangi atau bahkan dihapuskan. Misal, dana belanja dikurangi atau nonton film di bioskop hanya sekali dalam sebulan.
  4. Membuat perencanaan keuangan memang bukan hal yang mudah. Tapi, berbagai pengorbanan perlu dilakukan agar kondisi keuangan tetap sehat. Sudah siap menabung hari ini?


Buat kamu generasi milenial, Apakah kamu merasa perlu untuk memiliki asuransi jiwa? Ternyata sekarang waktunya kamu peduli dengan asuransi jiwa!

Selengkapnya

Sebuah survei yang dilakukan oleh GoBankingRates pada bulan Februari 2018 lalu, ditemukan fakta bahwa semakin banyak generasi milenial tidak memiliki tabungan sama sekali. GoBankingRates menemukan bahwa anak muda di AS yang berusia 18-24 tahun memiliki saldo tabungan kurang dari US$1.000 atau hanya sekitar Rp 14,6 juta. Bahkan yang tidak memiliki tabungan sama sekali ada hampir separuh di antara mereka.

Selengkapnya

Semua orang tentu ingin memperoleh kebebasan finansial. Sebagian orang mencapai tujuan itu dengan menjadi pemilik bisnis atau investor. Jenis investasi apa yang bisa dilakukan saat ini?

Selengkapnya

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề