Apa nama gangguan pendengaran akibat penyumbatan saluran pendengaran?

  • Posted on May 6, 2020
  • By admin
  • In Rumah Sakit di Tangerang|THT
  • Leave a comment

Berdasarkan data dari World Health Organization sekitar 360 juta orang diseluruh dunia kehilangan pendengaran, di Indonesia sekitar 2,6% penduduk mengalami masalah pendengaran dengan prevalensi ketulian sebesar 0,09% [Riskesdas: 2013]. Meski seringkali luput dari perhatian, gangguan pendengaran dapat menimbulkan masalah lain bagi penderitanya, seperti masalah sosial dan ekonomi.

Gangguan pendengaran terjadi apabila terdapat masalah pada satu atau beberapa bagian telinga dengan beberapa gejala seperti berikut:

  • Terjadi secara bertahap atau tiba tiba dan bisa mempengaruhi satu atau kedua telinga
  • Orang yang mengalami hal ini biasanya mengeluhkan kesulitan dalam melangsungkan percakapan normal, khususnya di lingkungan yang bising. Mungkin ada keluhan dari orang lain yang berada dekat orang tersebut, karena yang bersangkutan tidak menjawab ketika dipanggil, atau berbicara lebih keras daripada biasanya.
  • Mungkin terdapat gejala terkait, seperti tinitus [deringan dalam telinga] atau vertigo [perasaan berputar-putar].
  • Rasa nyeri dan pengeluaran cairan dari telinga sering berkaitan dengan infeksi telinga.

Secara umum, gangguan pendengaran dapat dikategorikan menjadi dua tipe yaitu:

1] Gangguan Pendengaran Konduktif terjadi apabila gelombang suara tidak dapat ditransmisikan dengan benar dari lingkungan luar ke koklea/ rumah siput. Masalahnya mungkin pada kanal telinga bagian luar, gendang telinga, tulang telinga bagian tengah, ruang telinga bagian tengah. Biasa dikenal dengan gangguan pendengaran pada tingkat ringan atau menengah, pada beberapa kasus gangguan pendengaran konduktif bersifat sementara.

Penyebab umum gangguan pendengaran konduktif diantaranya penyumbatan pada kanal telinga bagian luar yang disebabkan oleh kotoran, benda asing atau infeksi, perforasi pada gendang telinga yang disebabkan oleh trauma atau infeksi krosnis, pergeseran tulang pendengaran atau infeksi telinga bagian tengah.

2] Gangguan Pendengaran Sensorineuralterjadi apabila terdapat kerusakan pada organ pendengaran [koklea/rumah siput] atau saraf pendengaran [saraf auditori].Pada kebanyakan kasus, gangguan pendengaran ini menyebabkan tuli saraf secara permanen.

Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab gangguan pendengaran sensorineural diantaranya penuaan, seringkali terpapar suara keras sehingga menyebabkan kerusakan sel sensor dalam koklea, infeksi telinga bagian dalam oleh virus dan bakteri, tumor saraf yang terletak pada saraf auditori, obat obatan ototoxic yang dapat merusak saraf pendengaran seperti antibiotik jenis minoglikosida, diuretik, termasuk frusemide dan antineoplastik [obat kanker].

Untuk menentukan seberapa parah masalah pendengeran serta menentukan langkah medis yang dapat diambil, penderita masalah pendengaran dapat melakukan tes pendengaran [audiometri]. Jika diperlukan dokter dapat menganjurkan beberapa tes terkait seperti timpanogram untuk mendeteksi masalah gendang telinga dan telinga bagian tengah atau pencitraan radiologi, seperti CT scan atau MRI [magnetic resonance imaging] dapat diminta untuk mendeteksi acoustic neuroma. Tindakan tersebut dapat dilakukan di rumah sakit yang memiliki layanan THT.

Gangguan pendengaran akibat suara keras biasanya tidak dapat dipulihkan dan semakin bertambah, jika terus menerus terkena paparan. Oleh karenanya, pekerja dengan resiko terkena paparan suara keras disarankan untuk menggunakan pelindung telinga yang sesuai, selain itu mereka juga disarankan untuk melakukan tes pendengaran secara rutin untuk memastikan bahwa tidak terjadi masalah terhadap pendengaran mereka. Selain itu, mengurangi volume keras dan waktu mendengarkan musik dengan earphone dapat menurunkan resiko rusaknya pendengaran.

Beberapa tindakan dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pendengaran tergantung dari penyebabnya, mulai dari pemberian antibiotik topical, penggunaan alat bantu dengar, hingga pemasangan implan pendengaran baik implan transduer [dipasangkan pada tulang pendengaran] atau implan koklear.

Sumber: dr. Tomson Sihombing, Sp.THT-KL [Dokter Spesialis THT Bethsaida Hospitals]

FacebookTwitterLinkedIn

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề