Apa nama pelaksanaan wawancara yang harus menuliskan daftar pertanyaan kepada narasumber

  1. Pengertian Wawancara

Menurut Stewart [2012:1] wawancara adalah interaktif karena adanya pertukaran atau pembagian sebuah peran, tanggungjawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Beberapa kegiatan wawancara tidak akan berhasil jika salah satu pihak tidak mau berbagi perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Sebelum kegiatan wawancara dimulai harus memerhatikan perasaan [kebanggaan, ketakutan, marah, simpati], motif [rasa, aman, kebebasan, ambisi], kepercayaan [sosial, politik, sejarah, ekonomi, agama], dan informasi [ fakta, data, opini].

Senada dengan pendapat Usman [2008:12], wawancara proses tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut sebagai interviewer dan orang yang di wawancarai disebut sebagai interviewee. Tujuan wawancara yaitu untuk mendapatkan data dari tangan pertama [primer], sebagai pelengkap teknik pengumpulan lainnya, menguji hasil pengumpulan data lainnya. Sedagkan menurut Chales Steward dan W B Cash dalam Kurniawan [2008] wawancara adalah proses komunikasi dipasangkan dengan tujuan serius dan telah ditentukan ditentukan dan dirancang untuk bertukar perilaku serta melibatkan tanya jawab.

Senada dengan pendapat Robert Kahn dan Channel dalam Kurniawan [2008] wawancara adalah pola khusus dari interaksi dimulai secara lisan untuk tujuan tertentu, dan difokuskan pada daerah konten yang spesifik, dengan proses eliminasi dari bahan -bahan yang tidak ada hubungannya secara berkelanjutan.

Senada dengan pendapat Koentjaraningrat dalam Kurniawan [2008] wawancara adalah cara yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba untuk mendapatkan informasi dan secara lisan pembentukan responden, untuk berkomunikasi tatap muka.

Menurut Lexy J Moleong dalam Kurniawan [2008] wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitup pewawancara [yang mengajukan pertanyaan] dan diwawancarai [yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu]

Menurut Denzig dalam Kurniawan [2008], wawancara dipandu dan rekaman pembicaraan atau tatap muka percakapan dimana seseorang mendapat informasi dari orang lain.

  1. Unsur-Unsur dalam Wawancara

Menurut Wirajaya [2008:10] menyatakan unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

  1. Pewawancara atau orang yang mencari informasi yang berkedudukan sebagai penanya.
  2. Narasumber atau informan atau orang yang diwawancarai. Hal ini, narsumber atau informan berkedudukan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau orang biasa.
  3. Tema atau perihal yang diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara sebab tema menjadi pokok sekaligus pembatasan ha-hal yang dibicarakan.
  4. Waktu atau kesempatan dan tempat.
  1. Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan dalam Wawancara

Menurut Yeri [2015:60] persiapan-persiapan sebelum melakukan wawancara harus cermat karena berhubungan dengan nama baik sebuah media tempat bekerja. Persiapan yang diperlukan adalah sebagai berikut,

  1. Mempersiapkan alat perekam atau alat tulis
  2. Mempelajari dan menguasai permasalahan
  3. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan secara baik, khusus, penting, dan khas,
  4. Menyiapkan mental, kecakapan, dan kemampuan untuk melaksanakan wawancara.

Sejalan dengan pendapat tersebut Wirajaya [2008:10] mengatakan beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum berwawancara dengan narasumber adalah sebagai berikut,

  • Penguasaan materi, berkenaan dengan tema dan poin-pon permasalahan penting yang akan ditanyakan.
  • Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan informasi yang diperlukan.
  • Mempersiapkan diri secara mental untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya: grogi atau
  • Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk berwawancara, misalnya alat rekam dan alat tulis.

  1. Langkah-langkah Wawancara

Menurut Kosasih [2009:10] menjelaskan langkah-langkah wawancara adalah sebagai berikut.

  1. Tahap Persiapan

Tahapan ini pewawancara mempersiapkan topik serta pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan tu hendaknya disusun secara berurutan sesuai dengan masalah-masalah yang hendak ditanyakan. Hal lain yang juga termasuk tahap persiapan adalah menentukan narasumber serta menentukan waktu dan tempat pelaksanaan wawancara.

  1. Tahap pelaksanaan

Secara umum, wawancara dilaksanakan dalam tahap seperti berikut.

  • Menyampaikan salam hormat,
  • Memperkenalkan diri secara lengkap,
  • Mengemukakan secara jelas maksud wawancara
  • Mewawancarai berdasarkan urutan pertanyaan yang telah disepakati,
  • Mengakhiri wawancara dengan salam hormat dan ucapan terima kasih.
  1. Tahap penyusunan laporan

Setelah melaksanakan wawancara, hasil wawancara disusun dalam bentuk laporan. Susunannya dapat berupa format pertanyaan-pertanyaan atau artikel.

Senada dengan pendapat Kusuma [2012], langkah-langkah dalam melakukan wawancara sebagai berikut:

  • Menetapkan tujuan berwawancara. Penetapan tujuan ini dilakukan agar pertanyaan yang diajukan kepada narasumber bisa terarah pada
    informasi yang kita butuhkan sehingga wawancara akan
  • Menyiapkan daftar pertanyaan. Petunjuk penyusunan daftar pertanyaan dalam wawancara, sebagai berikut:
  1. Pertanyaan disusun berdasarkan tujuan wawancara
  2. Upayakan satu pertanyaan untuk menggali satu informasi
  3. Kalimat tanya disusun dengan singkat dan jelas,
  4. Daftar pertanyaan dibicarakan terlebih dahulu dengan orang yang lebih mengerti.
  • Melakukan wawancara. Proses melakukan wawancara dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
  1. Pendahuluan: pewawancara membuat janji dulu dengan narasumber,
    kapan dan dimana narasumber bersedia diwawancarai, dan sampaikan tujuan wawancara kepada narasumber.
  2. Pembukaan:

Awalilah dengan pembicaraan ringan, seperti menanyakan kabar dan kondisi narasumber serta tunjukkan sikap yang ramah dan bersahabat.

  1. Tahap Inti yaitu [1] ajukan pertanyaan secara urut, singkat, dan jelas. [2] lakukan perekaman selain pencatatan. [3] hindarilah pertanyaan yang memojokkan atau menginterogasi.
  2. Penutup, akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas waktu dan kesediaan narasumber diwawancarai.
  3. Melaporkan hasil wawancara.

  1. Menyusun Daftar Pertanyaan

Menurut Herdiansyah [2013:91-92] dalam menyusun pertanyaan tidak begitu saja dilakukan, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Membuat pertanyaan wawancara dengan pertanyaan terbuka.
  2. Menggali uraian data berdasarkan sudut pandang subjek penelitian.
  3. Pertanyaan yang telah dibuat tidak selalu diurutkan berdasarkan dimensi teoritis yang telah tercantum dalam pedoman wawancara.
  4. Tidak boleh me-leading jawaban atas keinginan peneliti.
  5. Memerhatikan isyarat nonverbal yang muncul.

Sebagai langkah persiapan melakukan wawancara, kita harus mempersiapkan sejumlah pertanyaan yang harus disampaikan kepada narasumber. Menurut Kosasih [2009: 9] menyatakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

  1. Pertanyaan-pertanyaan harus sesuai dengan tujuan wawancara.

Berikut contoh pertanyaan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui keadaan suatu tempat wisata. Contoh :

  • Bagaimana jumlah wisatawan di tempat ini setelah terjadi tsunami tahun lalu? [sesusai]
  • Apa penyebab timbulnya tsunami menurut Bapak? [tidak sesuai]
  1. Setiap pertanyaan memuat satu pokok persoalan.

Contoh :

  • Apa yang Ibu lakukan untuk menarik minat wisatawan asing agar datang ke tempat ini? [satu persoalan]
  • Berapa pendapatan yang Kakak peroleh dari berjualan benda-benda kerajinan ini dan bagaimana caranya agar para wisatawan tertarik dengan barang-barang ini meskipun harga Kakak naikkan dua sampai tiga kali lipat dari harga normal? [dua persoalan].
  1. Dinyatakan secara langsung atau tidak berbelit-belit.

Contoh:

  • Apakah tempat ini sudah dilengkapi dengan sarana permainan anak-anak? [langsung].
  • Mungkinkah pada waktu dekat ini Bapak sebagai pengelola tempat ini berusaha untuk menarik minat anak-anak yang ingin datang ke tempat ini dengan menyediakan suatu sarana permainan yang cocok dengan usia mereka sehingga mereka lebih senang lagi bermain di tempat ini dan tidak menyusahkan para orang tua mereka? [berbelit-belit].
  1. Menggunakan pilihan kata yang santun.

Contoh :

  • Barangkali Ibu tidak keberatan untuk menjelaskan jumlah penghasilkan yang Ibu dapatkan setiap kali bergadang di tempat ini? [santun]
  • Saya ingin tahu kejujuran Anda dalam mengelola tempat ini. Mau tidak Anda membeberkan penggunaan anggaran yang diberikan pemerintah untuk biaya pemugaraan semua bangunan ini? [tidak santun].
  1. Etika dalam Berwawancara

Menurut Wirajaya [2008:10] etika berwawancara diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berterimakasih atas kesempatan yang diberikan.
  2. Menggunakan bahasa yang santun.
  3. Menyampaikan pertanyaan secara sistematis dan urut.
  4. Fokus pada materi wawancara.
  5. Tidak menyudutkan narasumber dan tidak membuat tersinggung.
  6. Tidak memancing pertanyaan yang menjurus pada finah atau mengadu domba.
  7. Bersikap objektif dan simpatik

Selama melakukan wawancara, pewawancara harus mampu menciptakan suasana yang tidak kaku, sehingga responden bersedia untuk menjawab pertanyaan. Berikut sikap-sikap yang harus dimiliki oleh pewawancara;

  1. Netral artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju dengan informasi yang diungkapkan oleh responden karena tugasnya adalah untuk merekam semua informasi dari responden.
  2. Ramah artinya pewawancara berarti menciptakan suasana yang mampu menarik responden.
  3. Adil yang berarti pewawancara harus mampu memperlakukan semua responden yang sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua tapi kehadiran responden.
  4. Hindari ketegangan artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, tidak ada responden dinilai atau diuji. Jika suasana tegang, responden berhak untuk membatalkan pertemuan dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasil. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan sehingga diarahkan.

Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta:Rajawali Pers.

Kosasih, E, Restuti Murwaningrum. 2009. Mandiri: Mengasah Kemampuan Diri Bahasa Indonesia untuk SMP atau MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga

Stewart, Charles J, William B. Cash, Jr. 2012. Interviu: Prinsip dan Praktik. Jakarta:Salemba Humanika.

Wirajaya, Asep Yudha. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia: untuk SMP atau MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Berbukuan.

Yeri, Ana Musfita, Sri Handayani. 2015. Manajemen Majalah Sekolah. Solo:Bukutujju.

Dari materi wawancara yang telah di paparkan, buatlah contoh pertanyaan wawancara untuk ditanyakan kepada narasumber yang berkaitan dengan Pementasan drama dari Teater Sengkuyung berjudul Umang-umang' !

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề